• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayaran dan Penerbangan

Mekanisme pengangkutan barang dalam transaksi perdagangan internasional memiliki banyak alternatif media pengangkutannya. Dalam praktek perdagangan internasional, terdapat beberapa alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh eksportir atau penjual barang untuk mengirim barang-barang yang telah disepakati dalam transaksi perdagangan internasional.

1) Jasa Angkutan Laut

Kegiatan operasional pengangkutan laut dijalankan oleh perusahaan pelayaran samudera (ocean shipping company) yang bertindak sebagai

carrier dalam kontrak pengangkutan laut. Media pengangkutan yang paling

sering digunakan dalam mekanisme transaksi perdagangan internasional adalah media pengangkutan laut (shipping).

Berdasarkan data statistik tahun 2005, diperkirakan sekitar 71% transaksi perdagangan internasional menggunakan sarana pengangkutan laut. Bila

1. Mampu menjelaskan mekanisme pelayaran dan penerbangan. 2. Mampu menjelaskan dokumen-dokumen pengangkutan. 3. Mampu menjelaskan unsur-unsur pelaksana kepelabuhanan.

41

dilihat berdasarkan data volume/berat barang, maka kurang lebih 96% volume barang dalam transaksi perdagangan internasional menggunakan sarana pengangkutan laut (Bank Ekspor Impor Indonesia, 2005). Kelebihan utama dari jasa angkutan laut dibanding dengan jasa angkutan lainnya dalam pengangkutan internasional terletak pada biaya yang relatif murah dengan volume barang yang lebih besar.

Berdasarkan pola transportasi yang diterapkan dalam jasa angkutan laut, terdapat beberapa alternatif sebagai berikut :

Liner, yaitu pola pengangkutan dengan trayek tertentu dan telah

ditentukan waktunya secara reguler. Keberangkatan dan kedatangan kapal telah terjadwal dengan baik.

Tramper, adalah pola pengangkutan laut yang tidak memiliki trayek dan

jadwal waktu yang jelas (independence services). Sifat jasa pengangkutan mengikuti keinginan pihak yang mengoperasikan kapal namun disesuaikan dengan pihak yang mengontrak space muatan kapal.

Charter, adalah pola pengangkutan laut dengan cara menyewa secara

penuh hak pengoperasian kapal. Perjanjian sewa-menyewa antara pemilik kapal dengan pihak yang mencarternya disebut sebagai charter party.

Kontrak Pengangkutan

Kontrak pengangkutan (contract of carriage atau contract of

affreightment) adalah perikatan antara pengirim (shipper) dengan pihak

pengangkut (carrier) untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negara eksportir hingga sampai di suatu tempat di negara importir. Sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan dan sekaligus adanya bukti penyerahan barang dari shipper kepada carrier maka akan dibuatkan dokumen bill of lading.

Secara umum pihak-pihak yang terlibat dan disebutkan secara tegas dalam kontrak pengangkutan adalah sebagai berikut :

Carrier.

Yaitu pihak yang memberikan jasa pengangkutan barang atau dengan pengertian lain adalah pihak yang mengendalikan/mengoperasikan sarana pengangkut untuk tujuan pengangkutan barang. Jasa

42

pengangkutan barang tersebut dapat berupa jasa publik (common

carrier) dengan pengertian bahwa carrier dapat menerima muatan dari

siapa saja atau jasa pengangkutan yang bersifat khusus (private carrier) artinya bahwa sarana pengangkut secara penuh telah disewa oleh

shipper, khusus untuk mengangkut barang-barang milik shipper saja.

Shipper.

Kedudukan shipper dalam kontrak pengangkutan adalah sebagai pihak yang mengontrak carrier untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negaranya hingga sampai di tempat tujuan. Berkaitan dengan kontrak perdagangan (sales contract) maka posisi shipper adalah sebagai penjual (eksportir) sehingga kewajibannya adalah mengirimkan barang yang diperjualbelikan kepada pembeli (importir).

Consignee.

Adalah pihak yang ditunjuk oleh shipper untuk menerima barang yang diangkut di pelabuhan tujuan. Mekanisme penunjukan consignee dalam kontrak pengangkutan dapat berupa penunjukan langsung, artinya bahwa nama dan alamat perusahaan yang berhak menerima barang telah dicantumkan di dalam B/L. Kemudian cara kedua adalah dengan menyebutkan consignee dengan klausul “to order” artinya bahwa

shipper akan memberikan instruksi pengapalan (shipping instruction)

yang akan di-endorse kepada pihak mana barang tersebut nantinya harus diserahkan oleh carrier.

Notify Party

Adalah pihak yang ditunjuk shippers dalam B/L sebagai pihak yang harus diberitahukan oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan, lazimnya atas permintaan importir. Notify party bukan bertindak sebagai penerima barang namun memiliki keterkaitan dengan pihak importir. Kondisi ini biasanya diberlakukan terhadap B/L yang bersifat negotiable, artinya bahwa importir mengalihkan kepemilikan barang kepada pihak lain, dan untuk hal tersebut importir hanya akan bertindak sebagai notify

43

Shipping Instruction

Setelah shipper mendapat kepastian mengenai terms of payment yang telah disepakati dalam sales contract maka shipper berkewajiban untuk melakukan pengiriman barang. Untuk itu shipper akan menghubungi perusahaan jasa angkutan (carrier) untuk dibukakan kontrak pengangkutan barang. Pihak carrier hanya berkepentingan dalam hal pengaturan jadwal keberangkatan sarana pengangkut dan besarnya ongkos angkut yang akan dikenakan. Oleh karenanya agar kontrak pengangkutan dapat segera disusun maka shipper akan mengeluarkan instruksi dan sekaligus informasi mengenai pengiriman barang. Dokumen inilah yang disebut sebagai shipping instruction (SI).

Bill of Lading

Bill of lading (B/L) adalah dokumen pengangkutan barang yang dikirim melalui sarana pengangkutan laut. Istilah lengkap untuk B/L adalah Marine

Bill of Lading atau Ocean Bill of Lading, yang diterbitkan oleh maskapai

pelayaran (carrier) atau agen kapal sebagai bukti telah diterimanya barang untuk dikirimkan kepada penerima di luar negeri. Dalam bahasa Indonesia istilah B/L dikenal dengan nama konosemen.

Fungsi Bill of Lading :

Sebagai bukti penerimaan barang (documents of receipt); pengertiannya adalah B/L merupakan bukti sah bahwa barang-barang yang akan dikapalkan telah diterima oleh carrier dari pengirim barang yang selanjutnya akan dikrim dan diserahterimakan kepada penerima di luar negeri.

Sebagai bukti adanya kontrak pengangkutan dan penyerahan barang

(carriage contract). B/L merupakan dokumen perikatan antara pihak

pengirim barang (shipper) dengan pengangkut (carrier).

Sebagai bukti kepemilikan barang (document of title); pemegang dokumen asli B/L atau pihak yang ditunjuk sebagai consignee

merupakan pihak yang secara sah memiliki hak untuk penguasaan barang.

44

Jumlah set lengkap Bill of Lading

Jumlah set lengkap bill of lading yang diterbitkan oleh maskapai pelayaran biasanya sebanyak tiga lembar asli yang ditandatangani dan diberikan cap “negotiable copies” oleh carrier. Ketiga lembar asli inilah yang disebut sebagai full set dan berlaku klausul “one for all and all for one”,

pengertiannya adalah bahwa apabila salah satu lembar asli telah dipergunakan untuk mengklaim barang/ telah ditukar dengan delivery order, maka 2 lembar asli lainnya tidak berfungsi lagi. Ketiga lembar asli tersebut peruntukannya adalah 1 (satu) lembar untuk shipper dan 2 (dua) lembar lainnya untuk consignee.

Stowage Plan

Stowage plan merupakan suatu diagram yang menggambarkan

penempatan cargo atau kontainer di ruang muatan (palka-palka kapal) agar di pelabuhan tujuan kegiatan bongkar muat barang dapat berjalan dengan baik.

Stowage plan dibuat berdasarkan denah yang telah tersedia untuk masing-

masing kapal, sesuai dengan karakteristik ruang muatan setiap kapal selain itu berguna untuk memperlihatkan kedudukan posisi muatan, jenis muatan, yang berada pada masing-masing pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan.

2) Jasa Angkutan Udara

Jasa angkutan udara walaupun porsinya tidak sebesar jasa angkutan laut, namun kehadirannya sangat dibutuhkan para pelaku perdagangan. Kelebihan utama jasa angkutan udara dibanding jasa angkutan lainnya adalah dalam hal efisiensi waktu. Sebagian besar pengguna jasa angkutan cargo udara adalah user yang berkepentingan terhadap kecepatan waktu sampainya barang ke tangan pembeli. Meskipun untuk pencapaian tersebut dibutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibanding jasa angkutan lainnya.

Jenis barang yang dikirim pada umumnya adalah barang-barang yang bersifat perishable (tidak tahan lama), bernilai tinggi (expensive goods), atau barang-barang yang peka waktu (koran, majalah, dan sebagainya). Dalam kontrak pengangkutan udara, pola transportasi yang digunakan dapat bersifat reguler maupun charter. Pola reguler digunakan terhadap maskapai

45

penerbangan yang telah memiliki rute tertentu dan jadwal penerbangan yang reguler. Pola charter digunakan apabila sifat kontrak adalah secara menyeluruh (borongan).

Air Way Bill (AWB)

Atas kontrak pengangkutan melalui sarana transportasi udara, shipper

akan menerima dokumen pengangkutan berupa airway bill. Berbeda dengan fungsi B/L, fungsi airway bill bukanlah sebagai dokumen kepemilikan

(document of tittle). Oleh karena itu setiap penerbitan airway bill selalu

diberikan klausul non-negotiable, yang artinya bahwa dokumen tersebut tidak dapat diperjualbelikan.

Dokumen airway bill umumnya diterbitkan dalam rangkap 3 yang diperuntukan bagi pengirim (consignor), maskapai penerbangan dan penerima (consignee). Lembar airway bill yang harus ditandatangani oleh consignor adalah lembar untuk maskapai penerbangan dan lembar untuk consignee. Untuk lembar bagi consignee, maka cara pengirimannya adalah on board atau diikutsertakan bersama-sama dengan barangnya.

Dalam jasa angkutan udara terdapat suatu asosiasi pengangkutan udara

yang dikenal sebagai International Air Transport Association (IATA), yang anggotanya adalah maskapai-maskapai penerbangan. Asosiasi ini bertujuan untuk membantu menciptakan persaingan yang sehat dan untuk mencapai keseragaman dalam penetapan harga. Disamping hal tersebut, para anggota IATA diberikan kelonggaran untuk saling mengkonsultasikan harga/freight

angkutan cargo udara.

3) Jasa Angkutan Darat

Jasa angkutan perdagangan lintas negara yang melalui jalur darat hanya dimiliki oleh negara-negara yang berbatasan darat dengan negara-negara lainnya. Contoh wilayah yang memiliki batas darat dan sering melakukan pertukaran perdagangan lewat jalur darat adalah negara-negara di wilayah Asia Tengah dan Eropa. Sarana transportasi yang tersedia dan umum dipakai dalam angkutan darat adalah jasa kereta api (railway company) dan jasa perusahaan truk (trucking company). Atas penyerahan muatan cargo kepada

46

perusahaan angkutan kereta api, maka dokumen yang diterbitkan adalah

consignment note (surat angkutan kereta api).

Railway Consignment Note

Pengangkutan barang melaui sarana kereta api lazim dilakukan di negara-negara yang telah memiliki akses langsung railway (contoh : di Eropa). Atas penyerahan barang untuk diangkut melalui kereta api, eksportir akan menerima surat angkutan kereta api yang lazim disebut sebagai

consignment note. Struktur dokumen ini minimal harus menyebutkan nama

stasiun pemberangkatan, tujuan, nama pengirim barang, nama penerima barang dan deskripsi singkat barang yang diangkut serta harus dicap oleh perusahaan pengangkutan kereta api yang bersangkutan.

4) Jasa Angkutan Multimoda

Definisi angkutan Multimoda berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar satu kontrak pengangkutan, yang menggunakan dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh operator angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang tersebut. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kontrak angkutan multimoda menyangkut pengangkutan barang ekspor atau impor dari suatu tempat ke tempat lain di dalam negeri, kemudian akan dilanjutkan dengan pemindahan (transhipment) dengan sarana pengangkut laut ke luar negeri.

Dokumen terkait