• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011 DTSD Perdagangan Internasional Pela (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2011 DTSD Perdagangan Internasional Pela (1)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

(2)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

(3)
(4)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL……….. iv

PETA KONSEP MODUL ……….. v

MODUL TEKNIK PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Pendahuluan ……….… 1

Alasan dan Teori Perdagangan Internasional Indikator ……….. 3

1.1 Uraian dan contoh ... 3

A. Tugas dan Fungsi DJBC ………... B. Tugas dan Fungsi Eselon II pada Kantor Pusat DJBC... 3 7

1.2 Latihan 1 ………... 10

1.3 Rangkuman ………... 10

1.4 Tes Formatif 1 ………... 10

1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………... 15

2 Kegiatan Belajar (KB) 2 ………... 16

Mekanisme Transaksi Perdagangan Internasional Indikator ……….. 16

2.1 Uraian dan contoh ... 16

(5)

iii

2.3 Rangkuman ………... 34

2.4 Tes Formatif 2 ……….... 35

2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………... 39

3 Kegiatan Belajar (KB) 3 ………... 40

Pelayaran dan Kepelabuhanan Indikator ……….. 40

3.1 Uraian dan contoh ... 40

A. Pelayaran dan Penerbangan ... …..………... B. Kepelabuhanan ……….. ……… 40 46 3.2 Latihan 3 …….………... 51

3.3 Rangkuman ……….. 52

3.4 Tes Formatif 3 ……….. 52

3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………... 56

PENUTUP ……… 57

TES SUMATIF ………... 58

KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) ……… 64

DAFTAR ISTILAH ... 65

(6)

iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini disusun untuk Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD) Kepabeanan dan Cukai yang akan disampaikan dalam enam jam pelatihan (8 JP). Dalam upaya memperoleh hasil belajar yang optimal pada mata diklat Organisasi dan Tata Kerja DJBC, kami sarankan agar Anda membaca terlebih dahulu peta konsep yang terlampir pada modul ini. Pemahaman pada peta konsep yang telah tersedia akan membimbing Anda untuk mempelajari materi-materi pada modul ini sehingga dapat memudahkan Anda mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Perlu Anda ketahui bahwa mengingat begitu banyaknya rincian tugas dan fungsi pada struktur organisasi DJBC tingkat Pusat maupun pada Kanwil, KPU, dan KPP BC, sementara waktu pembelajaran yang demikian singkat (6 JP), maka tidak seluruh tugas, fungsi dan struktur organisasi tersebut dapat ditampilkan dalam modul ini. Anda dapat mengetahui secara lebih terperinci pada hal-hal yang belum dibahas dengan merujuk pada daftar pustaka terlampir.

(7)

v

PETA KONSEP

(8)

1

1. DESKRIPSI SINGKAT

Modul teknik perdagangan internasional ini disusun secara khusus untuk digunakan oleh para peserta Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD) Kepabeanan dan Cukai. Berdasarkan kurikulum diklat disebutkan bahwa mata pelajaran teknik perdagangan internasional merupakan salah satu mata pelajaran pokok dengan alokasi waktu sebanyak 10 jam pelajaran.

Kami berusaha agar setiap materi yang disampaikan dalam modul teknik perdagangan internasional ini memenuhi unsur kelengkapan, sehingga diharapkan modul ini dapat mencukupi kebutuhan knowledge peserta mengenai teknik perdagangan internasional. Untuk lebih memudahkan pemahaman, metode penulisan yang kami gunakan adalah metode deskripsi dengan menggunakan ilustrasi-ilustrasi sederhana baik berupa contoh, gambar, tabel maupun skema.

Pada kegiatan belajar ke-1, pokok bahasan yang akan kita pelajari seputar alasan perdagangan internasional, sedangkan pada kegiatan belajar ke-2 kita akan belajar tentang mekanisme transaksi perdagangan internasional. Selanjutnya pada kegiatan belajar ke-3, secara khusus akan kita bahas mengenai pelayaran dan terminal kepelabuhanan.

2. Prasyarat Kompetensi

Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi awal dan persyaratan, sebagai berikut :

1) Pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b). 2) Usia maksimal 50 tahun.

(9)

2

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi :

Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan teknik perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan.

Kompetensi Dasar :

Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta setelah mempelajari modul ini, adalah sebagai berikut :

1) Peserta mampu menjelaskan alasan dan teori perdagangan internasional, 2) Peserta mampu menjelaskan teknik perdagangan internasional,

3) Peserta mampu menjelaskan pelayaran dan penerbangan, 4) Peserta mampu menjelaskan kepelabuhanan.

4. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah bahwasanya materi modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang tepat mengenai transaksi perdagangan internasional kepada para pegawai DJBC sehingga dapat membantu tugas-tugas mereka di bidang pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

(10)

3

B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar (KB) 1

1.1. Uraian dan contoh.

Belajar tentang perdagangan internasional merupakan hal yang menarik dan selalu up to

date untuk pegawai DJBC. Tentu saja sebelum

kita belajar teknis perdagangan internasional, terlebih dahulu kita pelajari alasan-alasan beserta teori-teori yang mendasari terjadinya perdagangan internasional.

A. Alasan Perdagangan Internasional

Adanya perdagangan antar bangsa-bangsa di dunia merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan. Hal ini telah terjadi sejak dahulu kala di berbagai belahan dunia. Suatu negara (kerajaan) yang kelebihan bahan pangan menjualnya ke negara (kerajaan) yang membutuhkan. Negara yang kekurangan bahan pakaian membelinya dari negara yang mampu memproduksi secara massal.

Secara ringkas terdapat beberapa alasan terjadinya perdagangan internasional, yaitu: keterbatasan sumber daya, adanya pegeseran selera dari

1. Mampu menjelaskan alasan perdagangan internasional.

(11)

4

masyarakat pada negara tertentu, adanya kemajuan teknologi, serta perbedaan keunggulan antara negara yang satu dengan negara yang lain.

1) Keterbatasan Sumber Daya

Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas, namun di sisi yang lain sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut cenderung terbatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun negara di dunia ini yang mampu mencukupi kebutuhan negaranya tanpa perlu bertransaksi dagang dengan negara yang lain.

Contoh keterbatasan sumber daya yang mendorong terjadinya perdagangan internasional adalah China. Untuk menghidupi penduduknya yang lebih dari satu milyar serta untuk memasok energi untuk industri yang semakin berkembang, China membutuhkan ketersediaan Migas yang tidak sedikit. Mengingat China bukanlah negara dimana secara geografis memiliki cadangan migas yang memadai maka jalan satu-satunya adalah dengan membeli migas tersebut dari negara lain.

Jauh sebelum era modern dalam perdagangan internasional saat ini terjadi, banyak negara-negara Eropa yang melakukan perjalanan jauh ke berbagai benua untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Kita juga telah mengetahui sebelum era penjajahan di nusantara dilakukan bangsa-bangsa Eropa, mereka pada awalnya berdagang rempah-rempah yang harganya sangat mahal karena terbatasnya produksi di Eropa.

Pada fase berikutnya keterbatasan sumber daya ini berkembang menjadi perdagangan untuk mendapatkan kejayaan bangsa. Fakta menunjukkan bahwa perdagangan internasional telah menjadi tulang punggung bagi negara untuk meraih kemakmuran, kesejahteraan dan kekuatan. Hal ini sudah banyak terbukti dalam sejarah perkembangan dunia. Besar dan jayanya negara-negara di dunia tidak terlepas dari keberhasilan dan aktivitas negara-negara tersebut di dalam perdagangan internasional.

(12)

5

Diskusikan dengan rekan-rekan Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap!

2) Pergeseran Selera

Dunia yang semakin berkembang menuju globalisasi membuat antar warga negara di dunia ini mudah berbagi budaya dan kebiasaan yang berlaku dengan segala produk yang mereka pergunakan. Pertukaran budaya tentu saja dapat menghasilkan pergeseran selera, kemudian pergeseran selera masyarakat menghasilkan keinginan (want) dan kebutuhan (need). Selanjutnya setiap kebutuhan akan mendorong permintaan dan munculnya orang-orang kreatif untuk memenuhi permintaan tersebut.

Bukti pergeseran selera mendorong terjadinya perdagangan antar negara sangatlah banyak. Coba kita perhatikan, di pusat-pusat perbelanjaan dan di berbagai gerai makanan dan pakaian di negeri kita. Belum lama suatu model pakaian dipamerkan diluar negeri, pakaian-pakaian tersebut tidak seberapa lama telah tersedia di toko-toko pakaian ternama di dalam negeri.

Begitupun dengan makanan cepat saji yang menjadi trend gaya hidup perkotaan, mulai McDonald, PizzaHut, sampai dengan Kentucky Fried Chicken. Makanan-makanan tersebut saat ini telah merubah selera makan masyarakat perkotaan di Indonesia yang semula akrab dengan makanan lokal semisal getuk, pempek mapun kerak telor.

Contoh lain adalah demam Black Barry beberapa saat yang lalu, hingga antrian panjang di gerai-gerai handphone terjadi dimana-mana untuk mendapatkan gaya hidup berponsel ala Presiden Amerika Serikat, Barrac Obama.

(13)

6

3) Kemajuan Teknologi

Perdagangan internasional terjadi juga disebabkan adanya kemajuan teknologi diantara negara-negara di dunia. Inggris dan Amerika Serikat pada awal abad 20 unggul dalam penguasaan teknologi utamanya industri tekstil dan transportasi. Hal ini berlangsung sampai berakhirnya Perang Dunia II.

Amerika Serikat sebagai pemenang perang cenderung memindahkan teknologi tekstil ke negara-negara yang kalah perang seperti Jepang. Sementara itu Amerika Serikat lebih konsentrasi pada industri otomotif karena lebih menguntungkan. Periode ini berlangsung sampai tahun 1970-an.

Selanjutnya Amerika Serikat yang mempunyai banyak temuan-temuan (inovasi-inovasi) di bidang teknologi informasi mengembangkan bisnis di bidang komputer dan teknologi informasi, sementara bisnis otomotif dikembangkan oleh Jepang dan disusul oleh Korea Selatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa negara maju mengekspor barang-barang teknologi tinggi ke negara yang kurang maju dan mengimpor barang-barang teknologi rendah dari negara-negara kurang maju. Juga dapat dikatakan bahwa negara kurang maju mengekpor barang-barang teknologi rendah dan impor barang-barang teknologi sedang dan tinggi dari negara-negara maju dan lebih maju.

4) Perbedaan Keunggulan Yang Dimiliki Suatu Negara

(14)

7

B. Teori Perdagangan Internasional

1) Teori Keunggulan Mutlak.

Teori Keunggulan mutlak dicetuskan oleh Adam Smith. Adam Smith percaya bahwa perdagangan antar negara terjadi karena negara A mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara B. Keunggulan mutlak negara A ditunjukkan pada biaya buruh (labour cost) yang lebih rendah dibandingkan dengan negara B.

Dan dengan catatan bahwa terdapat mobilitas tenaga buruh dari suatu negara ke negara lainnya dan negara tidak ikut turut campur dalam perdagangan internasional. Kritik terhadap theory Adam Smith ialah biaya buruh sebagai satu-satunya sebab terjadinya perdagangan internasional adalah tidak tepat.

Menurut Adam Smith, keunggulan mutlak berarti kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu barang dengan jumlah input yang sama lebih banyak dari pada negara lain (suatu bangsa dapat membeli dari bangsa lain maupun menjual hasil yang berlebih).

(15)

8

Dari contoh diatas, terlihat saat sebelum adanya spesialisasi, Indonesia yang memiliki keunggulan mutlak pada tekstil dan Nigeria yang unggul mutlak pada kedelai. Dengan adanya keunggulan mutlak tersebut maka terjadi spesialisasi Indonesia pada tekstil dan Nigeria pada kedelai. Selanjutnya hasil produk-produk tersebut akan diperdagangkan sehingga tercapai keuntungan yang optimal.

2) Teori Keunggulan Komparatif

Teori Keunggulan komparatif diberikan oleh David Ricardo, David Ricardo menyatakan bahwa perdagangan internasioanl terjadi karena adanya keunggulan komparatif suatu negara A dibandingkan dengan negara B.

Suatu negara yang memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang dibanding negara lain namun memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat berdagang dengan negara lain.

Walaupun suatu bangsa memegang keunggulan absolute dalam produksi dua barang, kedua negara masih dapat berdagang, dengan catatan yang kurang efisien melakukan spesialisasi.

Di bawah ini terdapat ilustrasi Teori Keunggulan Komparatif dalam persaingan sempurna dengan ketentuan biaya transportasi dianggap tidak ada.

Tabel 2 :

Tingkat produksi sebelum spesialisasi

Indonesia Nigeria total

tekstil (bal) 30 60 90 kedelai (ton) 40 50 90

(16)

9

Tabel 3 :

Tingkat produksi setelah spesialisasi

Indonesia Nigeria total

tekstil (bal) 0 120 120 kedelai (ton) 80 0 80

Jika masing-masing setuju dengan tingkat penukaran 1 bal tekstil ditukar dengan 1 ton kedelai, masing-masing akan mendapat keuntungan dari pertukaran dan spesialisasi. Nigeria akan mendapatkan 80 tekstil dan 40 kedelai, sedangkan Indonesia mendapatkan 40 tekstil dan 40 kedelai. Nigeria tetap ada kelebihan tekstil, sedangkan Indonesia mendapat tekstil lebih serta kedelai dalam jumlah sama. Maka bila Nigeria menginginkan 20 bal surplus tekstil untuk 20 ton kedelai diperdagangkan dengan negara lain, sehingga menjadi tekstil menjadi 60 dan kedelai 60.

3) Teori Keunggulan Kompetitif

Teori ini disampaikan oleh Michael Porter. Michael Porter menyatakan bahwa suatu negara yang mengandalkan keunggulan komparatif bagi kepentingan ekonominya tidak memadai untuk meningkatkan kemakmuran bangsanya. Fakta menunjukkan bahwa Jepang, Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan walaupun tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah tetapi lebih baik dibandingkan Indonesia.

(17)

10

1.2. Latihan 1

1. Sebutkan beberapa contoh negara yang memiliki keterbatasan sumber daya hingga harus mengimpor suatu barang dari negara yang lain!

2. Apa yang Saudara ketahui perihal pergeseran selera dalam perdagangan, jelaskan!

3. Setiap negara mempunyai keunggulan dengan banyak teori perbedaan keunggulan mendukungnya, coba jelaskan Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) oleh Adam Smith!

4. Jelaskan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo!

5. Perdagangan internasional juga terjadi karena ada pergeseran teknologi, coba jelaskan dan berikan contohnya!

1.3. Rangkuman

1. Perdagangan internasional telah dilaksanakan sepanjang sejarah peradaban manusia. Alasan-alasan terjadinya perdagangan internasional adalah karena keterbatasan sumber daya, adanya pergeseran selera, adanya kemajuan teknologi, dan adanya perbedaan keunggulan antar negara.

(18)

11

1.4. Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Salah satu alasan terjadinya perdagangan internasional adalah : a. keterbatasan sumber daya.

b. adanya tekanan internasional c. mempertahankan eksistensi bangsa d. membangun hubungan internasional

2. Perdagangan antar negara terjadi karena negara A mempunyai keunggulan mutlak dibandingkan negara B, teori tersebut dinyatakan oleh:

a. David Ricardo b. Adam Smith c. Michael Porter d. Harry Porter

3. Teori Keunggulan Kompetitif adalah :

a. Negara A lebih unggul dari pada negara B dikarenakan negara A mempunyai sumber daya manusia yang handal

b. Negara A lebih unggul daripada negara B dikarenakan lebih kaya dengan pendapatan perkapita lebih tinggi

c. Negara A lebih unggul daripada negara B dikarenakan negara B kalah bersaing di dunia intenasional

d. Negara A tidak lebih baik daripada negara B karena baik sumber daya manusia maupun sumberdaya alamnya tidak mempengaruhi perdagangan internasional

4. Pergeseran teknologi dari negara yang lebih maju ke negara kurang maju adalah sebuah proses dalam perdagangan internasional, oleh sebab itu akan terjadi hal seperti dibawah ini, kecuali :

a. Negara maju mengekspor barang-barang teknologi tinggi ke negara kurang maju.

b. Negara maju mengekspor barang-barang dengan teknologi sederhana dan impor barang-barang dengan teknologi rendah dari negara-negara kurang maju.

(19)

12

d. Negara maju dan negara kurang maju saling bersaing dengan

menggunakan teknologi tinggi untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional.

5. Yang tidak termasuk alasan terjadinya perdagangan internasional adalah :

a. kemajuan teknologi. b. keunggulan kompetitif. c. keunggulan komparatif.

d. berkembangnya ilmu pengetahuan.

6. Teori Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) dalam perdagangan internasional dirumuskan oleh :

a. Michael Porter b. Adam Smith c. David Ricardo d. Jhon M Keynes

7. Meskipun ada suatu negara yang memegang keunggulan mutlak dalam produksi dua barang, antar negara masih dapat berdagang melakukan

spesialisasi. Prinsip ini termasuk konsep perdagangan internasional

dengan menggunakan dasar keunggulan : a. absolut

b. relatif c. komparatif d. kompetitif

8. Fenomena black barry yang laku keras di pasaran dalam negeri merupakan contoh alasan terjadinya perdagangan internasional berupa :

a. kemajuan teknologi. b. keterbatasan sumber daya c. pergeseran selera

d. keunggulan komparatif.

(20)

13

murah. Berdasarkan uraian tersebut alasan yang paling tepat terjadinya perdagangan mobil Jepang adalah :

a. kemajuan teknologi. b. keunggulan kompetitif c. pergeseran selera d. keunggulan komparatif.

10. Bilamana menurut analisis biaya, Indonesia lebih efisien mengimpor gula dan mengekspor tekstil, maka berdasarkan pernyataan tersebut alasan yang paling tepat terjadinya perdagangan internasional adalah : a. kemajuan teknologi.

b. keunggulan kompetitif c. pergeseran selera d. keunggulan komparatif.

11. Bilamana Amerika Serikat mengalihkan produksi otomotifnya ke negara dan berkonsentrasi ke Teknologi Informasi merupakan wujud dari alasan perdagangan internasional berupa :

a. kemajuan teknologi. b. keunggulan kompetitif c. pergeseran selera d. keunggulan komparatif.

12. Keterbatasan sumber daya merupakan salah satu alasan terjadinya perdagangan internasional. Berikut ini merupakan manfaat dari terpenuhinya keterbatasan ini kecuali :

a. mendukung kekuatan bangsa. b. memperkuat hubungan internasional c. tercapainya kesejahteraan bangsa d. tercapainya kemakmuran bangsa

13. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan kompetitif :

a. sumber keunggulan daya saing terletak pada sumber daya manusia yang menguasai teknologi dibidang rekayasa teknik

(21)

14

c. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang

penyediaan bahan baku

d. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang sarana dan prasarana

14. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan mutlak :

a. sumber keunggulan daya saing terletak pada sumber daya manusia yang menguasai teknologi dibidang rekayasa teknik

b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan

c. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang penyediaan bahan baku

d. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang sarana dan prasarana

15. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat untuk teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan komparatif :

a. dengan spesialisasi dua negara masih dapat berdagang meskipun ada yang memegang keunggulan absolute dalam produksi dua barang.

b. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang keuangan

c. sumber keunggulan daya saing terletak pada keunggulan di bidang penyediaan bahan baku

(22)

15

1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada kegiatan belajar ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci sebagaimana rumus dibawah ini.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%

Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:

91 % s.d 100 % : Sangat Baik 81 % s.d. 90,00 % : Baik

71 % s.d. 80,99 % : Cukup 61 % s.d. 70,99 % : Kurang

0 % s.d. 60 % : Sangat Kurang

(23)

16

2. Kegiatan Belajar (KB) 2

2.1. Uraian dan contoh

A. Mekanisme Kontrak Perdagangan Internasional

Sales contract adalah kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih untuk melakukan transaksi perdagangan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip hukum yang disepakati bersama. Kontrak perdagangan internasional pada hakekatnya merupakan perjanjian yang dibuat oleh pihak penjual (seller) dan pihak pembeli (buyer). Dua pihak itulah yang menjadi pelaku utama dalam perjanjian sales contract dan secara tegas namanya tercantum dalam sales

contract. Dalam praktek yang sesungguhnya, perjanjian perdagangan tersebut

tidak hanya melibatkan kedua pihak tersebut, namun banyak pihak-pihak lain yang terkait dalam transaksi perdagangan internasional tersebut.

Dalam skema berikut diperlihatkan pihak-pihak yang terkait dengan proses transaksi perdagangan internasional, baik yang terkait secara langsung dengan kontrak perdagangan (sales contract) maupun pihak yang berkepentingan terhadap mekanisme perdagangan secara keseluruhan.

(24)

17

Gambar 2.1.

Alur Proses Transaksi Perdagangan Internasional

1) Eksportir

Dalam kontrak perdagangan internasional eksportir bertindak sebagai penjual (Seller) yang memiliki barang-barang untuk dijual kepada importir. Eksportir sering kali hanya bertindak sebagai perantara penjualan atau sebagai kepanjangan tangan dari produsen barang sesunguhnya.

2) Importir

(25)

18

3) Indentor

Dalam kondisi-kondisi tertentu, ada peminat yang bukan berstatus importir yang melakukan pemesanan kepada importir terhadap suatu produk dari luar negeri. Pihak yang melakukan pemesanan kepada importir tersebut lazim disebut sebagai pihak indentor.

4) Pendukung

Untuk menciptakan transaksi perdagangan internasional tidak cukup hanya melibatkan eksportir dan importir saja. Peran pihak-pihak pendukung sangat menentukan kesuksesan suatu transaksi perdagangan internasional. Yang termasuk dalam kelompok pendukung, antara lain adalah:

Bank-bank devisa, yaitu kelompok pendukung perdagangan internasional yang berkaitan dengan pemberian jasa pembayaran, perkreditan, jaminan dan transaksi keuangan lainnya.

Badan usaha transportasi, yaitu pihak yang berkepentingan terhadap pengangkutan barang-barang dalam rangka transaksi perdagangan internasional.

Maskapai pelayaran, yaitu agen-agen kapal (pengangkut) yang mewakili kepentingan pemilik angkutan. Saat ini sebagian besar transaksi perdagangan internasinal diangkut melalui jalur laut

Perusahaan asuransi, yaitu pihak-pihak yang menjamin resiko atas pengangkutan barang dari pihak penjual hingga diterima oleh pihak pembeli.

Surveyor, yaitu pihak ketiga yang bersifat netral dan obyektif yang dapat memberikan kesaksian atas mutu, jenis, kuantitas, keaslian, kondisi, harga dan lain sebagainya. Sertifikat yang dikeluarkan oleh Surveyor akan menguatkan posisi eksportir dan juga akan menambah nilai jual dari barang-barang yang diperdagangkan.

(26)

19

Penyusunan Sales Contract

Secara sederhana, rangkaian proses negoisasi antara penjual dan pembeli yang dilaksanakan melalui proses korespondensi diilustrasikan dalam Gambar 2.2 sebagai berikut:

Sales contract yang disepakati oleh penjual dan pembeli umumnya berisi

nama dan alamat eksportir dan importir, deskripsi dan spesifikasi barang, mekanisme dan instruksi pembayaran, mekanisme pengapalan dan penyerahan barang, penutupan asuransi, dan beberapa persyaratan lain sebagai ketentuan tambahan.

B. Terminologi Penyerahan Barang

Salah satu produk International Chamber of Commerce (ICC) yang digunakan sebagai acuan mengenai syarat penyerahan barang dalam penyusunan kontrak perdagangan adalah incoterms. Saat ini edisi terakhir

incoterms sudah mencapai versi tahun 2000 (incoterms 2000). Hal-hal yang

Gambar 1.2 Alur Proses Terjadinya

(27)

20

diatur dalam incoterms antara lain mengenai syarat penyerahan barang dari penjual kepada pembeli, pembagian resiko antara penjual dan pembeli, dan tanggung jawab dalam perolehan izin ekspor-impor.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai syarat-syarat incoterms, satu hal yang perlu dipahami bahwa ruang lingkup incoterms terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban penjual dan pembeli terhadap sales contract dan hanya barang-barang yang bersifat “nyata” (tangible). Dengan demikian syarat penyerahan barang terhadap barang-barang yang sifatnya tidak berwujud (intangible) seperti software komputer, merk dagang, hak kekayaan intelektual, dan sebagainya, tidak termasuk dalam cakupan incoterms.

Untuk memudahkan pengertian, struktur incoterms 2000 sekarang ini dibagi menjadi empat kategori, dengan jumlah terms sebanyak 13 macam, yaitu :

Kelompok Terms “E” – Lokasi eksportir (EXW)

Kelompok Terms “F” - Angkutan utama belum dibayar (FCA, FAS, FOB) Kelompok Terms “C” - Angkutan utama telah dibayar (CFR, CIF, CPT, CIP) Kelompok Terms “D” - Sampai tujuan (DAF, DES, DEQ, DDU, DDP)

Pada bagian berikut, akan kami sampaikan penjelasan mengenai pengertian masing-masing syarat penyerahan barang sesuai yang diatur di dalam ketentuan incoterms 2000 (ICC, 2000).

1) Kelompok “E”, Ex Works

Pengertian terms exworks adalah penyerahan yang dilaksanakan di suatu tempat milik eksportir atau di negara asal barang (pabrik, gudang, dan lain-lain). Kewajiban dan resiko yang timbul setelah penyerahan tersebut, misal: stuffing ke sarana pengangkut, pengangkutan ke pelabuhan, pengurusan formalitas ekspor, biaya tambang, dan sebagainya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembeli.

2) Kelompok “F”, angkutan utama belum dibayar

CFCA-Free Carrier

Free carrier berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada

pengangkut dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, ditempat yang ditunjuk oleh pembeli. Pemilihan kondisi penyerahan FCA mempunyai dampak bahwa :

(28)

21

apabila tempat penyerahan ditempat penjual, maka kewajiban penjual

dianggap selesai apabila barang telah dimuat ke atas kendaraan yang disediakan oleh pembeli; atau

penyerahan dianggap selesai apabila barang telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli dalam keadaan belum dibongkar.

FAS-Free Alongside Ship.

Free alongside Ship berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko

sampai dengan penyerahan barang di samping kapal di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Dengan demikian titik kritis peralihan resiko terjadi di pelabuhan pengapalan ketika barang telah diserahterimakan. Terms ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

FOB – Free on Board

Free on Board berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko

sampai dengan barang melewati batas pagar kapal (on board) di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Dengan demikian resiko telah beralih dari penjual kepada pembeli pada saat barang melewati pagar kapal (when the goods passed the ship’s rail). Syarat penyerahan FOB hanya dipakai untuk pengangkutan laut dan sungai saja.

3) Kelompok “C” Angkutan Utama dibayar.

Kelompok term “C” secara umum memberikan pengertian bahwa biaya-biaya angkutan utama telah diselesaikan pembayarannya oleh pihak eksportir. Dalam terms ini terdapat 2 titik kritis yang harus dipahami. Pertama, titik yang menunjukkan sampai dimana penjual wajib menanggung semua biaya pengangkutan. Titik kritis berikutnya adalah titik dimana resiko beralih dari penjual kepada pembeli. Ciri khas yang dapat ditemui pada dokumen bill of lading atas transaksi yang menggunakan kelompok terms “C” adalah klausul pembayaran yang menyebutkan “freight

prepaid”.

CFR – Cost and Freight

Cost and Freght berarti bahwa penjual menyerahkan barang setelah

(29)

22

biaya oleh eksportir adalah sampai dengan pembayaran ongkos angkut. Titik kritis resiko beralih dari penjual kepada pembeli sejak barang melewati batas pagar kapal (on board) di pelabuhan pemuatan. Syarat ini hanya dipakai untuk jenis pengangkut yang melalui laut dan sungai.

CIF – Cost Insurance and freight

Pada terms CIF, kewajiban penjual sama dengan term CFR ditambah dengan kewajiban membayar asuransi pengangkutan. Term ini hanya dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

CPT-Carriage Paid to

Pengertian terms ini adalah ketika pengangkutan atas barang ekspor menggunakan lebih dari satu alat transportasi (multi moda). Untuk itu penjual akan menanggung seluruh biaya pengangkutan dan menentukan sendiri pengangkut yang akan membawa barang-barang hingga sampai di suatu tempat tujuan di negara importir.

CIP-Carriage and Insurance paid to

Pada terms ini, kewajiban penjual pada dasarnya sama dengan terms CPT hanya saja ditambah dengan kewajiban menutup asuransi pengangkutan. Dengan demikian penjual akan menanggung biaya pengangkutan termasuk menutup asuransi sampai dengan tempat tujuan di negara importir.

4) Kelompok “D”, Pengangkutan Sampai di Tujuan

Kelompok terms ini mengandung pengertian bahwa kewajiban menanggung biaya yang timbul dan titik kritis perpindahan resiko adalah sampai dengan suatu tempat di negara importir. Resiko dan beban biaya yang harus ditanggung penjual dalam terms ini adalah yang paling besar.

DAF-Delivered at Frontier

Delivered at Frontier berarti bahwa perpindahan resiko dari penjual

(30)

23

DES - Delivered ex Ship

Delivered ex Ship berarti bahwa penjual menyerahkan barang bila telah

ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli, diatas kapal , sudah diurus formalitas ekspor, namun belum diurus formalitas impornya. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai saat penyerahan sebelum dibongkar. Term ini dapat dipakai untuk alat angkut laut, atau multi moda, sepanjang penyerahannya di atas kapal di pelabuhan tujuan.

DEQ - Delivered ex Quay.

Delivered ex Quay berarti bahwa penjual menyerahkan barang apabila

telah ditempatkan kewenangan pembeli, diatas dermaga, telah diurus formalitas ekspor, namun belum diurus formalitas impornya. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai dengan saat penyerahan di atas dermaga. Term ini dipakai untuk angkutan melalui laut atau multi moda sepanjang penyerahan barang di atas dermaga.

DDU - Delivered Duty Unpaid

Delivered Duty Unpaid berarti bahwa penjual menyerahkan barang

kepada pembeli, di suatu tempat yang ditunjuk pembeli dalam wilayah kewenangan pembeli. Kondisi penyerahannya adalah belum diurus formalitas kepabeanannya, barang belum dibongkar dan alat angkut baru datang di tempat tujuan tersebut. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai dengan saat penyerahan. Terms ini dapat dipakai untuk segala jenis angkutan.

DDP - Delivered Duty Paid

(31)

24

C. Mekanisme Pembayaran

1) Metode Pembayaran Non Letter of Credit

Dalam pelaksanaan mekanisme pembayaran transaksi perdagangan internasional, secara umum dibedakan menjadi 2 metode, yaitu dengan metode non letter of credit dan metode letter of credit. Masing-masing metode pembayaran tersebut memiliki ragam dan variasi masing-masing. Pada bagian awal kegiatan belajar 3, akan kami uraikan beberapa metode pembayaran non letter of credit yang paling umum digunakan oleh para pelaku perdagangan internasional.

Advance Payment (Pembayaran Dimuka)

Dalam metode pembayaran advance payment, pembeli terlebih dahulu melakukan pembayaran baik sebagian atau seluruhnya, sebelum barang yang dipesan dikapalkan oleh penjual. Pembayaran dapat dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan (purchasing order) atau menunggu kepastian bahwa barang telah dikapalkan oleh eksportir.

Kondisi pembayaran dengan cara ini dilakukan ketika posisi tawar penjual lebih besar dibandingkan posisi pembeli, atau dengan kata lain pembeli sangat membutuhkan barang yang dipesan. Kondisi lainnya adalah ketika eksportir belum mengenal importir dengan baik atau bonafiditas importir diragukan oleh eksportir.

Pada umumnya metode pembayaran dengan cara advance payment

dilakukan untuk jumlah transaksi perdagangan yang nilainya tidak terlalu besar. Menurut Reksoprajitno (1983) cara pembayaran dengan metode ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Posisi importir sangat lemah dan akan menanggung biaya kapital untuk modal yang ditanam dalam bentuk barang yang dipesan

(32)

25

Dalam praktek perdagangan umumnya, metode advance payment

dapat saja menggunakan instrumen-instrumen pembayaran yang dikeluarkan pihak bank. Beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut (Reksoprajitno, 1983):

Wesel atas unjuk (sight draft),

yaitu sejenis surat perintah yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank koresponden di negara penjual untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam wesel tersebut.

International Money Order,

prinsip-prinsip pembayaran yang diterapkan hampir mirip dengan

sight draft namun letak perbedaannya ada pada kewajiban untuk

memiliki saldo account pada bank korespondensi. Pada banker sight

draft, maka bank yang akan menarik surat wesel harus memiliki saldo

account pada bank yang bertindak sebagai drawer. Pada money

order, keharusan memiliki saldo pada bank korespondensi tidak

diperlukan. Traveler check,

yaitu instrumen pembayaran sejenis wesel yang diterbitkan oleh suatu bank yang memerintahkan pihak bank tersebut untuk memberikan pembayaran kepada sesorang yang menunjukan checks tersebut.

Personal Checks,

yaitu check yang dikeluarkan oleh individu-individu yang memiliki saldo account di salah satu bank international.

Uang Logam atau Uang Kertas,

cara pembayaran perdagangan dengan menggunakan metode pembayaran tunai secara langsung ini sangat jarang terjadi. Umumnya yang menggunakan pembayaran dengan mata uang hanyalah wisatawan-wisatawan internasional .

Telegraphic Transfer (T/T),

(33)

26

oleh bank adalah media telex atau kawat sedangkan media penyampaian wesel umumnya menggunakan jasa kiriman pos. Tentunya eksportir lebih menyukai cara pembayaran menggunakan T/T dibanding wesel karena jangka waktu penerimaan berita pembayaran akan jauh lebih cepat.

Open Account (pembayaran di belakang)

Metode pembayaran ini kurang lebih merupakan kebalikan dari metode

advance payment, artinya bahwa penjual mengapalkan terlebih dahulu

barang yang dipesan oleh pembeli sebelum pembayaran baik sebagian atau keseluruhan diterima oleh penjual. Dalam konteks lain, metode open account dapat diartikan lain bahwa penjual dan pembeli bersepakat mengenai penyelesaian proses pembayaran atas transaksi perdagangan internasional akan dilaksankan oleh pembeli pada tanggal yang ditetapkan melalui jasa bank.

Dalam posisi ini, maka tingkat resiko yang paling besar harus ditanggung oleh penjual dan tidak ada jaminan yang pasti apakah pembeli akan menepati janjinya.

Consigment (Konsinyasi)

Sama halnya dengan praktek konsinyasi dalam pengertian umum, maka pengertian consignment dalam metode pembayaran perdagangan internasional mengandung pengertian bahwa barang yang diperdagangkan masih berstatus milik eksportir dan sifatnya hanya dititipkan kepada importir untuk dipasarkan di negara importir. Pembayaran sesungguhnya terhadap barang yang dikirim eksportir akan dilaksankan setelah barang yang bersangkutan laku terjual.

Collection

Pengertian collection dalam pembayaran perdagangan internasional adalah metode pembayaran dengan cara menitipkan dokumen komersial atau dokumen keuangan kepada pihak bank yang selanjutnya akan melakukan penagihan kepada importir di luar negeri. Ada 2 jenis metode

(34)

27

1) Documentary collection, untuk cara ini eksportir akan menyerahkan

dokumen komersial (commercial invoice dan bill of lading) dan dokumen keuangan (bill of exchange/draft, promissory notes,

cheques, atau instrumen sejenis) segera setelah barang dikirim atau

dikapalkan.

2) Clean collection, untuk cara ini eksportir hanya akan menyerahkan

dokumen keuangan tanpa disertai dokumen komersial.

2) Metode Pembayaran dengan Letter of Credit

Metode pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) merupakan metode yang paling sering digunakan oleh pelaku perdagangan internasional terutama dalam hal eksportir dan importir tidak saling mengenal sehingga kepentingan masing-masing dapat terjamin..

Dalam transaksi perdagangan internasional, importir membutuhkan kepastian dan jaminan mengenai kualitas dan kuantitas barang yang akan diterima, sedangkan eksportir membutuhkan kepastian dan jaminan bahwa pembayaran akan diterima sesuai dengan kesepakatan kontrak perdagangan. Dasar pemikiran inilah yang melatarbelakangi penyusunan L/C oleh para praktisi perdagangan yaitu dalam rangka memberikan kepastian dan jaminan atas transaksi perdagangan yang dilakukan.

Pengertian L/C menurut Ginting (2007) adalah janji membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada eksportir (beneficiary) sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen L/C sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. Persyaratan yang dimaksud adalah pemenuhan dokumen-dokumen yang dinyatakan dalam L/C baik secara fisik maupun isi dokumen. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan L/C adalah eksportir, importir, bank penerbit, dan bank koresponden, namun harus dipahami bahwa klausul kontrak L/C adalah kontrak antara bank penerbit (issuing bank) dengan eksportir (beneficiary).

Mekanisme Letter of Credit

(35)

28

Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kontrak L/C

Pihak-pihak yang secara langsung memiliki peran dan tanggung jawab dalam suatu transaksi L/C baik yang secara tegas ditunjuk dalam kontrak L/C maupun yang tidak disebutkan dalam L/C, adalah sebagai berikut (Hutabarat, 1994):

1) Applicant, yaitu pihak yang membuka kontrak L/C kepada bank penerbit.

Dalam kontrak perdagangan applicant bertindak sebagai pembeli atau importir.

2) Beneficiary, yaitu pihak yang akan menerima keuntungan atau

pembayaran atas pembukaan kontrak L/C. Kedudukan beneficiary dalam

sales contract adalah sebagai penjual atau eksportir.

3) Issuing bank, adalah bank di negara importir yang menerbitkan L/C atas

permohonan applicant.

4) Advising bank, yaitu bank di negara eksportir yang meneruskan atau

memberitahukan dan juga menegaskan kebenaran pembukaan L/C kepada beneficiary. Selain proses advisi, bank ini dapat juga bertindak sebagai paying bank, sepanjang mendapat penunjukan dari issuing bank.

Gambar 2.2

(36)

29

5) Confirming bank, yaitu bank yang menegaskan dan memberikan

jaminan pembayaran atas suatu kontrak L/C. Apabila importir atau

issuing bank tidak dapat melakukan pembayaran, maka confirming bank

-lah yang akan menanggung pembayaran.

6) Paying bank, yaitu bank yang namanya disebutkan secara tegas dalam

kontrak L/C sebagai bank yang akan melakukan pembayaran.

7) Negotiating bank, yaitu bank yang menyetujui untuk membeli wesel

(draft) dari beneficiary dengan segera. Biasanya bank tersebut tidak disebutkan dalam kontrak L/C, namun khusus untuk L/C yang memiliki klausul negotiable, maka negosiasi atas dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dapat dilakukan kepada bank lain di luar advising atau paying bank. Selanjutnya, bank tersebutlah yang akan menarik pembayaran

(reimburse) dari issuing bank.

8) Reimbursing bank, yaitu bank yang menagih kembali (reimburse)

kepada issuing bank atas pembayaran yang dilakukannya kepada

beneficiary . Kondisi ini terjadi apabila antar bank penerbit dan bank

pembayar tidak memiliki akses rekening, sehingga atas pembayaran L/C dilakukan oleh bank ketiga. Bank ketiga inilah yang selanjutnya melakukan proses reimburse.

D. Dokumen-dokumen dalam perdagangan internasional

1) Invoice

Dokumen komersial perdagangan yang utama adalah invoice yang berfungsi sebagai perwujudan transaksi jual beli antar eksportir dan importir. Berdasarkan invoice dapat diketahui berapa harga yang harus dibayar oleh importir dan apa jenis barang serta berapa jumlah barang yang harus diserahkan oleh eksportir. Secara umum sesuai kegunaannya invoice dibedakan menjadi 3 jenis. Bentuk fisik dari ketiga jenis invoice ini dapat anda lihat pada bagian lampiran di halaman belakang Modul ini.

Proforma invoice

(37)

30

pembeli yang potensial. Tujuan dikeluarkannya proforma invoice adalah sebagai tawaran (offer) dari penjual kepada pembeli untuk menempatkan order yang pasti. Apabila pembeli setuju dengan syarat-syarat jual-beli yang diajukan dalam proforma invoice maka akan dikeluarkan sales

contract yang pasti disertai dengan commercial invoice yang bersifat final.

Commercial invoice

Commercial invoice adalah suatu nota perincian mengenai data-data

barang yang ditransaksikan dan juga memuat informasi mengenai harga yang harus dibayar oleh pihak pembeli.

Consular Invoice

Invoice jenis seperti ini adalah invoive yang secara khusus diterbitkan oleh instansi resmi kedutaan atau konsuler suatu negara. Dalam beberapa negara, invoice tetap diterbitkan oleh eksportir namun harus ditandasahkan oleh konsuler perdagangan di negara eksportir. Tujuan utama penerbitan

consular invoice adalah untuk memeriksa harga jual dibandingkan dengan

harga pasar yang sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi “dumping” terhadap barang yang ditransaksikan. Ketentuan untuk menerbitkan consulir invoice adalah kebijakan yang diambil oleh beberapa pemerintah di negara importir, sebagaimana pernah diterapkan oleh pemerintah Indonesia sebelum berlakunya Inpres No.4 Tahun 1985 (Hutabarat, 1994).

2) Daftar Pengepakan (Packing List)

(38)

31

3) Polis Asuransi (Insurance Policy)

Polis asuransi adalah suatu bentuk bukti tertulis atas pembayaran premi untuk menutup pertanggungan resiko terhadap sejumlah barang yang diangkut dengan kapal dan secara tegas dinyatakan dalam kontrak pertanggungan resiko. Polis asuransi diterbitkan oleh Perusahaan asuransi kepada pihak yang mengajukan asuransi (tertanggung) walaupun dalam kontrak asuransi dapat pula ditunjuk pihak yang akan menerima manfaat atas klaim asuransi yang diajukan.

Berdasarkan penggunaannya, polis asuransi ini dapat dipakai untuk menutup pertanggungan satu kali pengapalan (close policy), atau dapat pula diterbitkan polis asuransi yang sifatnya terbuka untuk beberapa kali pengapalan (open policy). Istilah open disini adalah tanggal jatuh tempo pertanggungan yang dibuat secara terbuka sehingga dapat menutup pertanggungan terhadap pengapalan barang secara berulang-ulang. Setiap ada kegiatan pengapalan, maka pihak tertanggung akan mengontak perusahaan asuransi dalam rangka pembayaran premi.

Sertifikat Asuransi (Insurance certificate)

Sertifikat asuransi adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi yang isinya adalah pernyataan bahwa terhadap pengapalan barang telah dilakukan penutupan asuransinya secara open policy. Jadi untuk kontrak asuransi yang sifatnya terbuka atau dapat dipakai berulang kali (open policy) maka atas setiap pengapalan dikeluarkan sertifikat asuransi, sedangkan polis asuransi tetap berada di tangan tertanggung karena diperlukan untuk pengapalan-pengapalan berikutnya.

4) Surat Keterangan Asal (certificate of origin)

(39)

32

ataupun oleh karena adanya ketentuan-ketentuan tertentu di suatu negara (SKA-non preferensi).

Untuk konteks Indonesia, maka dokumen surat keterangan asal merupakan dokumen standar yang wajib dipenuhi oleh importir maupun eksportir dalam rangka memenuhi ketentuan regulasi yang berlaku dalam rangka preferensi tarif maupun non preferensi. Sebagai contoh untuk memperoleh preferensi atas skema tarif tertentu, maka harus dipenuhi :

SKA Form A

adalah surat keterangan asal dalam rangka memperoleh preferensi atau fasilitas pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk terhadap skema tarif Generalized System of Preferences di negara-negara tertentu (al: Canada, Japan, Selandia Baru, dll)

SKA Form D

adalah surat keterangan asal dalam rangka membuktikan suatu produk berasal dari negara-negara ASEAN untuk pemberlakuan skema tarif CEPT-AFTA

SKA Form E

adalah surat keterangan asal dalam rangka memperoleh preferensi atau fasilitas pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk skema tarif ASEAN-China FTA

Untuk pemenuhan SKA-non preferensi biasanya diwajibkan oleh negara-negara tertentu yang telah memiliki aturan-atauran standar dalam perdagangan internasional dalam rangka pengawasan serta persyaratan wajib dalam memasuki wilayah negara tertentu.

5) Sertifikat pemeriksaan (certificate of inspection)

(40)

33

6) Sertifikat Mutu (certificate of quality)

Penerbitan dokumen ini juga menjadi salah satu dokumen yang biasanya dipersyaratkan dalam kontrak L/C. Pada umumnya sertifikat mutu diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri atau Badan-badan sejenis yang ditunjuk oleh pemerintah. Hal-hal yang dinyatakan dalam sertifikat adalah hasil analisa dan hasil test atas produk di unit-unit penelitian dan/atau laboratorium.

Ketentuan sertifikasi mutu produk ekspor Indonesia diatur oleh Departemen Perdagangan khusus untuk produk-produk tertentu, yang dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu sertifikat kesesuian mutu dan sertifikat produk. Sertifikat kesesuaian mutu wajib dipenuhi untuk produk ekspor berupa : karet, karet konvensional, gaplek, minyak sereh, minyak nilam, minyak kenanga, minyak akar wangi, lada putih, lada hitam, pala, fuli, casia indonesia, kopi, teh hitam, minyak kayu putih, minyak daun cengkeh, minyak pala, minyak fuli, minyak cendana, vanili, kayu lapis, biji kakao, biji pinang bukan untuk obat.

7) Sertifikat mutu pembuatan barang (Manufacturer’s Quality Certificate)

Sertifikat mutu pembuatan barang diterbitkan oleh pabrik yang memproduksi barang yang berisi mengenai kualitas barang, kondisi barang dan pemenuhan standar barang yang ditetapkan. Dokumen ini bersifat tambahan dan hanya diterbitkan apabila persyaratan kontrak L/C meajibkannya.

8) Sertifikat Analisis (Certificate of Analysis)

Dokumen ini diterbitkan khusus untuk produk-produk ekspor berupa bahan-bahan kimia atau obat-obatan. Pernyataan yang dicantumkan dalam sertifikat analisis adalah mengenai kandungan bahan dan proporsi bahan yang terdapat dalam kemasan produk.

9) Weight List / Weight Note/Weight certificate

(41)

34

dokumen ini adalah eksportir sendiri maka dokumen yang dikeluarkan adalah weight list atau weight note. Tujuan utama diterbitkannya dokumen ini adalah untuk mengetahui berat barang yang sesungguhnya agar iimportir dapat mempersiapkan alat-alat pengangkut yang diperlukan pada saat pembongkaran dan pengangkutan ke tempat importir.

10) Daftar Ukuran (Measurement List)

Dokumen ini berisi keterangan mengenai ukuran panjang, tebal, diameter maupun volume dari barang yang diekspor. Tujuan penerbitan daftar ukuran ini adalah untuk menghitung ongkos angkut atau untuk keperluan persiapan pengangkutan barang ke tempat importir.

2.2. Latihan 2

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, kerjakan latihan-latihan berikut : 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sales contract !

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Letter of Credit ! 3. Sebutkan fungsi Bill of Lading !

4. Jelaskan pengertian cara pembayaran dalam perdagangan internasional dengan menggunakan open account !

5. Jelaskan perbedaan syarat penyerahan barang antara Fob dan CIF !

2.3. Rangkuman

1. Proses terjadinya perdagangan internasional diawali dengan disepakatinya transaksi jual beli yang dikenal dengan sales contract. Struktur sales contract yang umumnya mencantumkan data-data berupa: nama dan alamat eksportir dan importir, deskripsi dan spesifikasi barang, mekanisme dan instruksi pembayaran, mekanisme pengapalan dan penyerahan barang, penutupan asuransi, dan beberapa persyaratan lain sebagai ketentuan tambahan.

2. Syarat penyerahan barang sesuai yang diatur dalam incoterms 2000 meliputi ex works, FCA-Free carrier, FAS-Free Alongside Ship, FOB-Free

on Board, CFR-Cost and Freight, CIF-Cost Insurance and Freight, CPT

(42)

35

Carriage Paid to, dan CIP-Carriage and Insurance paid to, DAF-Delivery

at Frontier, DES-Delivery ex Ship, DEQ-Delivered ex Quay, DDU-Delivery

Duty Unpaid, dan DDP-Delivery Duty paid.

3. Mekanisme pembayaran yang berlaku secara internasional terbagi dua, yaitu menggunakan media non letter of credit dan menggunakan letter of

credit. Cara non letter of credit dapat berupa advance payment, open

account, consigment, dan collection. Letter of credit digunakan untuk

memberikan kepastian dan jaminan atas transaksi perdagangan yang dilakukan dimana antara importir dan eksportir tidak saling mengenal.

2.4. Tes Formatif

1. Saat penyerahan barang dari eksportir kepada importir sebelum barang dimuat diatas kapal ketika masih berada di dermaga pelabuhan adalah : a. CFR (Cost and Freight) transaksi perdagangan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip hukum yang disepakati bersama disebut dengan :

a. sales contract

b. proforma invoice

c. agreement

d. letter of credit

(43)

36

a. open account b. advance payment c. letter of credit d. collection

5. Dokumen tentang pemeriksaan fisik terhadap kondisi dan keadaan barang yang akan diekspor yang dilakukan oleh surveyor independen atau badan-badan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah disebut dengan :

a. certificate of origin

b. certificate of analysis

c. certificate of quality

d. certificate of inspection

6. Bank di negara importir yang menerbitkan L/C atas permohonan

applicant (importir) disebut dengan :

a. Advising bank

b. Confirming bank

c. Issuing bank

d. correspondence bank

7. Berikut ini adalah unsur-unsur minimal yang harus tercantum dalam

sales contract, kecuali :

a. Deskripsi dan spesifikasi barang b. Instruksi pengapalan

c. Cara pengepakan d. Penutupan asuransi

8. Bila dalam kesepakatan syarat penyerahan barang dilakukan di

showroom milik pembeli dan segala urusan perpajakan ditanggung

eksportir disebut dengan :

a. DES (Delivery ex Ship)

b. DEQ (Delivered ex Quay)

c. DDU (Delivery Duty Unpaid)

d. DDP (Delivery Duty paid DES)

(44)

37

a. proforma invoice

b. packing list c. invoice d. bill of lading

10. Terminologi penyerahan barang yang dilaksanakan di suatu tempat milik eksportir atau di negara asal barang disebut dengan :

a. Ex-work

b. FAS (Free Along Side Ship) c. FCA (Free Carrier )

d. Fob (Free on Board )

11. Surat keterangan asal dalam rangka memperoleh preferensi atau fasilitas pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk skema tarif ASEAN-China FTA disebut :

a. form A b. form B c. form D d. form E

12. Nota perincian mengenai data barang yang ditransaksikan dan memuat informasi mengenai harga yang harus dibayar oleh pembeli disebut :

a. Proforma invoice b. Consulair invoice c. Commercial invoice d. Packing List

13. Janji membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada eksportir

(beneficiary) sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen :

a. advance payment

b. open account

c. letter of credit

d. collection

14. Surat keterangan asal dalam untuk produk yang berasal dari negara-negara ASEAN dalam rangka pemberlakuan skema tarif CEPT-AFTA disebut :

(45)

38

c. form D

d. form E

15. Bukti tertulis atas pembayaran premi untuk menutup pertanggungan resiko terhadap sejumlah barang yang diangkut dengan kapal disebut dengan :

(46)

39

2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban yang kami sediakan. Hitung persentase tingkat pemahaman (TP) anda, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

100%

(47)

40

3. Kegiatan Belajar (KB) 3

3.1. Uraian dan contoh.

A. Pelayaran dan Penerbangan

Mekanisme pengangkutan barang dalam transaksi perdagangan internasional memiliki banyak alternatif media pengangkutannya. Dalam praktek perdagangan internasional, terdapat beberapa alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh eksportir atau penjual barang untuk mengirim barang-barang yang telah disepakati dalam transaksi perdagangan internasional.

1) Jasa Angkutan Laut

Kegiatan operasional pengangkutan laut dijalankan oleh perusahaan pelayaran samudera (ocean shipping company) yang bertindak sebagai

carrier dalam kontrak pengangkutan laut. Media pengangkutan yang paling

sering digunakan dalam mekanisme transaksi perdagangan internasional adalah media pengangkutan laut (shipping).

Berdasarkan data statistik tahun 2005, diperkirakan sekitar 71% transaksi perdagangan internasional menggunakan sarana pengangkutan laut. Bila

(48)

41

dilihat berdasarkan data volume/berat barang, maka kurang lebih 96% volume barang dalam transaksi perdagangan internasional menggunakan sarana pengangkutan laut (Bank Ekspor Impor Indonesia, 2005). Kelebihan utama dari jasa angkutan laut dibanding dengan jasa angkutan lainnya dalam pengangkutan internasional terletak pada biaya yang relatif murah dengan volume barang yang lebih besar.

Berdasarkan pola transportasi yang diterapkan dalam jasa angkutan laut, terdapat beberapa alternatif sebagai berikut :

Liner, yaitu pola pengangkutan dengan trayek tertentu dan telah

ditentukan waktunya secara reguler. Keberangkatan dan kedatangan kapal telah terjadwal dengan baik.

Tramper, adalah pola pengangkutan laut yang tidak memiliki trayek dan

jadwal waktu yang jelas (independence services). Sifat jasa pengangkutan mengikuti keinginan pihak yang mengoperasikan kapal namun disesuaikan dengan pihak yang mengontrak space muatan kapal.

Charter, adalah pola pengangkutan laut dengan cara menyewa secara

penuh hak pengoperasian kapal. Perjanjian sewa-menyewa antara pemilik kapal dengan pihak yang mencarternya disebut sebagai charter party.

Kontrak Pengangkutan

Kontrak pengangkutan (contract of carriage atau contract of

affreightment) adalah perikatan antara pengirim (shipper) dengan pihak

pengangkut (carrier) untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negara eksportir hingga sampai di suatu tempat di negara importir. Sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan dan sekaligus adanya bukti penyerahan barang dari shipper kepada carrier maka akan dibuatkan dokumen bill of lading.

Secara umum pihak-pihak yang terlibat dan disebutkan secara tegas dalam kontrak pengangkutan adalah sebagai berikut :

Carrier.

(49)

42

pengangkutan barang tersebut dapat berupa jasa publik (common

carrier) dengan pengertian bahwa carrier dapat menerima muatan dari

siapa saja atau jasa pengangkutan yang bersifat khusus (private carrier) artinya bahwa sarana pengangkut secara penuh telah disewa oleh

shipper, khusus untuk mengangkut barang-barang milik shipper saja.

Shipper.

Kedudukan shipper dalam kontrak pengangkutan adalah sebagai pihak yang mengontrak carrier untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negaranya hingga sampai di tempat tujuan. Berkaitan dengan kontrak perdagangan (sales contract) maka posisi shipper adalah sebagai penjual (eksportir) sehingga kewajibannya adalah mengirimkan barang yang diperjualbelikan kepada pembeli (importir).

Consignee.

Adalah pihak yang ditunjuk oleh shipper untuk menerima barang yang diangkut di pelabuhan tujuan. Mekanisme penunjukan consignee dalam kontrak pengangkutan dapat berupa penunjukan langsung, artinya bahwa nama dan alamat perusahaan yang berhak menerima barang telah dicantumkan di dalam B/L. Kemudian cara kedua adalah dengan menyebutkan consignee dengan klausul “to order” artinya bahwa

shipper akan memberikan instruksi pengapalan (shipping instruction)

yang akan di-endorse kepada pihak mana barang tersebut nantinya harus diserahkan oleh carrier.

Notify Party

Adalah pihak yang ditunjuk shippers dalam B/L sebagai pihak yang harus diberitahukan oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan, lazimnya atas permintaan importir. Notify party bukan bertindak sebagai penerima barang namun memiliki keterkaitan dengan pihak importir. Kondisi ini biasanya diberlakukan terhadap B/L yang bersifat negotiable, artinya bahwa importir mengalihkan kepemilikan barang kepada pihak lain, dan untuk hal tersebut importir hanya akan bertindak sebagai notify

(50)

43

Shipping Instruction

Setelah shipper mendapat kepastian mengenai terms of payment yang telah disepakati dalam sales contract maka shipper berkewajiban untuk melakukan pengiriman barang. Untuk itu shipper akan menghubungi perusahaan jasa angkutan (carrier) untuk dibukakan kontrak pengangkutan barang. Pihak carrier hanya berkepentingan dalam hal pengaturan jadwal keberangkatan sarana pengangkut dan besarnya ongkos angkut yang akan dikenakan. Oleh karenanya agar kontrak pengangkutan dapat segera disusun maka shipper akan mengeluarkan instruksi dan sekaligus informasi mengenai pengiriman barang. Dokumen inilah yang disebut sebagai shipping instruction (SI).

Bill of Lading

Bill of lading (B/L) adalah dokumen pengangkutan barang yang dikirim melalui sarana pengangkutan laut. Istilah lengkap untuk B/L adalah Marine

Bill of Lading atau Ocean Bill of Lading, yang diterbitkan oleh maskapai

pelayaran (carrier) atau agen kapal sebagai bukti telah diterimanya barang untuk dikirimkan kepada penerima di luar negeri. Dalam bahasa Indonesia istilah B/L dikenal dengan nama konosemen.

Fungsi Bill of Lading :

Sebagai bukti penerimaan barang (documents of receipt); pengertiannya adalah B/L merupakan bukti sah bahwa barang-barang yang akan dikapalkan telah diterima oleh carrier dari pengirim barang yang selanjutnya akan dikrim dan diserahterimakan kepada penerima di luar negeri.

Sebagai bukti adanya kontrak pengangkutan dan penyerahan barang

(carriage contract). B/L merupakan dokumen perikatan antara pihak

pengirim barang (shipper) dengan pengangkut (carrier).

Sebagai bukti kepemilikan barang (document of title); pemegang dokumen asli B/L atau pihak yang ditunjuk sebagai consignee

(51)

44

Jumlah set lengkap Bill of Lading

Jumlah set lengkap bill of lading yang diterbitkan oleh maskapai pelayaran biasanya sebanyak tiga lembar asli yang ditandatangani dan diberikan cap “negotiable copies” oleh carrier. Ketiga lembar asli inilah yang disebut sebagai full set dan berlaku klausul “one for all and all for one”,

pengertiannya adalah bahwa apabila salah satu lembar asli telah dipergunakan untuk mengklaim barang/ telah ditukar dengan delivery order, maka 2 lembar asli lainnya tidak berfungsi lagi. Ketiga lembar asli tersebut peruntukannya adalah 1 (satu) lembar untuk shipper dan 2 (dua) lembar lainnya untuk consignee.

Stowage Plan

Stowage plan merupakan suatu diagram yang menggambarkan

penempatan cargo atau kontainer di ruang muatan (palka-palka kapal) agar di pelabuhan tujuan kegiatan bongkar muat barang dapat berjalan dengan baik.

Stowage plan dibuat berdasarkan denah yang telah tersedia untuk

masing-masing kapal, sesuai dengan karakteristik ruang muatan setiap kapal selain itu berguna untuk memperlihatkan kedudukan posisi muatan, jenis muatan, yang berada pada masing-masing pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan.

2) Jasa Angkutan Udara

Jasa angkutan udara walaupun porsinya tidak sebesar jasa angkutan laut, namun kehadirannya sangat dibutuhkan para pelaku perdagangan. Kelebihan utama jasa angkutan udara dibanding jasa angkutan lainnya adalah dalam hal efisiensi waktu. Sebagian besar pengguna jasa angkutan cargo udara adalah user yang berkepentingan terhadap kecepatan waktu sampainya barang ke tangan pembeli. Meskipun untuk pencapaian tersebut dibutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibanding jasa angkutan lainnya.

(52)

45

penerbangan yang telah memiliki rute tertentu dan jadwal penerbangan yang reguler. Pola charter digunakan apabila sifat kontrak adalah secara menyeluruh (borongan).

Air Way Bill (AWB)

Atas kontrak pengangkutan melalui sarana transportasi udara, shipper

akan menerima dokumen pengangkutan berupa airway bill. Berbeda dengan fungsi B/L, fungsi airway bill bukanlah sebagai dokumen kepemilikan

(document of tittle). Oleh karena itu setiap penerbitan airway bill selalu

diberikan klausul non-negotiable, yang artinya bahwa dokumen tersebut tidak dapat diperjualbelikan.

Dokumen airway bill umumnya diterbitkan dalam rangkap 3 yang diperuntukan bagi pengirim (consignor), maskapai penerbangan dan penerima (consignee). Lembar airway bill yang harus ditandatangani oleh consignor adalah lembar untuk maskapai penerbangan dan lembar untuk consignee. Untuk lembar bagi consignee, maka cara pengirimannya adalah on board atau diikutsertakan bersama-sama dengan barangnya.

Dalam jasa angkutan udara terdapat suatu asosiasi pengangkutan udara

yang dikenal sebagai International Air Transport Association (IATA), yang anggotanya adalah maskapai-maskapai penerbangan. Asosiasi ini bertujuan untuk membantu menciptakan persaingan yang sehat dan untuk mencapai keseragaman dalam penetapan harga. Disamping hal tersebut, para anggota IATA diberikan kelonggaran untuk saling mengkonsultasikan harga/freight

angkutan cargo udara.

3) Jasa Angkutan Darat

Gambar

Tabel 2 :
Tabel 3 :
tabel berikut :
tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan daring dengan tema Mendesain Aktivitas Pembelajaran Daring yang Menarik” telah memberikan kontribusi yang cukup

Dalam kaitannya dengan upacara adat, Hudson (1980: 81-82) mengatakan bahwa bahasa tercakup dalam budaya, karena tuturan dalam komunikasi verbal mencerminkan, baik

Soluble fms-Like Tyrosine Kinase 1 (sFlt1), Endoglin and Placental Growth Factor (PlGF) in Preeclampsia among High Risk Pregnancies.. Placental Stress and Preeclampsia: a

(2) Selisih terbesar untuk metode regresi polinom, yaitu bulan Januari pada bulan ganjil dan bulan Desember pada bulan genap (3) Pada Kasus ini, penggunaan metode regresi

In the design development there is some analysis, namely the concept and development of ideas, development of space that consisting of the space area and

Pada penelitian ini 100 pasang serangga dimasukkan kedalam tandan bunga jantan yang telah disungkup dan masih berada pada tanaman kelapa sawit kemudian diambil 3 spikelet

Skripsi Saudari Istiani Afifah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408118 yang berjudul PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI

Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka