• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Kerugian Syariah 14

b. Mekanisme pengelolaan dana yaitu “dana dibayar oleh peserta, kemudian

terjai akad mudhorabah antara mudhorib dengan shahibul mal (peserta), kumpulan dana tersebut diinvestasikan secara syariah, kemudian dikurangi dengan biaya operasional. Selanjutnya suplus (profit) dilakukan bagi hasil antara mudharib dan shabil mal sesuai dengan skim bagi hasil yang telah

ditemtukan sebelumnya”.

c. Manfaat takafuli (tolong menolong)

Manfaat takafuli dapat diperoleh oleh peserta terjdi hal sebagai berikut:

1. Dapat dirasakan oleh semua peserta yang ditakdirkan Allah mendapatkan musibah, kerugian, kecelakaan, kebakaran atau kehilangan atau musibah lain yang dicover.

2. Diperoleh setelah masa kontrak berakhir.10

10

3. Jenis – Jenis Produk Asuransi Kerugian Syariah

Asuransi Harta Benda (Property Insurance) 1) Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

2) Asuransi Paket Rumah Tinggal (Home Insurance) 3) Asuransi Paket Toko (Shophouse Insurance)

4) Asuransi Property All Risks (Industrial All Risks) – PAR 5) Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance)

Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)

6) Asuransi Konstruksi (Contractors All Risks) – CAR 7) Asuransi Pemasangan Mesin (Erection All Risks) – EAR

8. Asuransi Alat Berat (Contractors Plant and Equipments) – CPM 9) Asuransi Peralatan Elektronik (Electronic Equipment Insurance) –

EEI

10) Asuransi Mesin (Machinery Breakdown) – MB

11) Asuransi Loss of Profit following Machinery Breakdown – LoP MB 12) Asuransi Boiler (Boiler and Pressure Vessel Insurance)

13) Asuransi Pekerjaan Sipil (Civil Engineering and Completed Risks) 14) Asuransi Stocks (Deterioration of Stocks)

15) Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) Asuransi Aneka (Miscellaneous)

17) Asuransi Uang (Money Insurance)

18. Asuransi Kecelakaan (Personal Accident) 19) Asuransi Keluarga (Family Personal Accident) 20) Asuransi Kesehatan (Health Insurance)

21) Asuransi Perjalanan (Travel Insurance) Asuransi Jaminan (Bonding / Guaratee) 22) Jaminan Tender (Bid Bond)

23) Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond) 24) Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) 25) Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Asuransi Marine Risks & Marine Liability

26) Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) 27) Asuransi Kapal (Marine Hull)

28. Asuransi Protection and Indemnity (P&I) 29) Asuransi Charterers Liability

30) Asuransi Freight Forwarders Liability 31) Asuransi Builders Risks

32) Asuransi Ship Builders Liability 33) Asuransi Terminal / Port Liability Asuransi Tanggung Gugat (Liability) 34) Asuransi Public Liability 35) Asuransi Product Liability

36) Asuransi Comprehensive General Liability (CGL) 37) Asuransi Automobile Liability

38. Asuransi Workmens Compensation 39) Asuransi Employers Liability Asuransi Professional Liability

40) Asuransi Professional Indemnity (PI) 41) Asuransi Contractors Libility

42) Asuransi Directors & Oficers Liability (D&O) 43) Asuransi Medical Malpractice

C. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan suatu badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko tersebut. Didalam setiap situasi, perorangan, keluarga atau perusahaan dapat menggunakan manajemen risiko untuk mengendalikan tingkat risiko finansial.

Manajemen risiko mencakup pengidentifikasian dan penilaian risiko yang kita hadapi. Untuk mengeliminasi atau mengurangi keterpaparan kita terhadap risiko finansial tertentu, kita dapat meraih setidak-tidaknya empat pilihan:

1. Menghindari risiko

Metode pengelolaan risiko yang pertama dan mugkin yang paling mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. Kita dapat menghindari risiko cidera diri yang disebabkan oleh pesawat terbang yang jatuh dengan cara tidak naik pesawat terbang, dan kita dapat menghindari kerugian finansial pada pasar saham dengan tidak melakukan investasi saham. Namun kadang- kadang menghindari risiko bukanlah hal yang efektif atau praktis.11

2. Mengendalikan risiko

Kita dapat mengendalikan risiko dengan mengambil langkah- langkah untuk mencegah atau mengurangi risiko. Kita dapat mengurangi kemungkinan kebakaran pada took dengan melarang orang untuk merokok di dalam took dan tidak menyimpan barang yang mudah terbakar disekitar took. Dengan cara demikian akan dapat mengurangi kemungkinan keruggian dan menekan kerugian untuk tidak menjadi parah.

3. Menerima risiko

Metode pengelolaan risiko yang ketiga adalah enerima risiko. Menerima risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atas risiko tersebut. Orang- orang dan perusahaan –

11

Abbas Salim, Asuransi dan manajemen Risiko,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada : 2007), h. 31

perusahaan kadang lebih memilih untuk menanggung risiko keuangan tertentu sepenuhnya dari pada mebeli asuransi untuk menenggung risiko tersebut. Dalam situasi demikian, orang atau perusahaa tersebut dikatakan mengasuransikan diri sendiri terhadap risiko tersebut. Self insurance (asuransi sendiri) adalah teknik menajeen risiko dimana seseorang atau perusahaan menerima tanggung jawab finansial atas kerugian – kerugian yang terkait dengan risiko- risiko tertentu.

4. Mengalihkan risiko

Mengalihkan risiko merupakan metode menajemen risiko yang keempat. Apabila anda mengalihkan risiko kepihak lain, berarti anda mengalihkan tanggung jawab finansial atas risiko terebut kepada pihak lain, yang umumnya atas dasar pembelian imbalan. Cara yang paling umum bagi perorangan, keluarga dan perusahaan untuk mengalihkan risiko adalah membeli pertanggungan asuransi.

Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam mengalhkan risiko finansial. Pada sat suatu perusahaan asuransi menerima permintaan asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus menilai tingkat risiko yang harus ditanggung jika perusahaan asuransi tersebut setuju untuk menrbitkan polis. Suatu perusahaan asuransi tidak bisa menganggap bahwa setiap calon risiko memiliki kemungkinan kerugian rata- rata. Fungsi asuransi yang bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki

oleh seorang calon tertanggung serta mengambil keputusan mengenai petanggungan atas risiko tersebut dikenal sebagai underwriting. Produk- produk asuransi dirancang sesuai dengan prinsip dasr yang menentukan risiko apa yang di asuransikan agar suatu risiko dapat (kemungkinan kerugian) bisa diasuransikan dan proses klaim dapat diterima, maka risiko tersebut harus memiliki karakteristik tertentu: a. Kerugiannya terjadi secara kebetulan

Agar suatu kemungkinan kerugian dapat diasuransikan, maka undur kebetulan harus ada. Kerugian tersebut harus disebabkan oleh kejadian yang tiak diperkirakan atau oleh suatu kejadian yang tidak disengaja oleh seseorang yang diasuransikan.

b. Kerugian nyata

Untuk sebagian besar asuransi, kerugian yang dapat diasuransikan haruslah nyata dalam hal waktu dan jumlah. Dengan kata lain, perusahaan asuransi harus mampu untuk menentukan kapn harus membayar manfaat polis dan berapa jumlah manfaat yang harus dibayar. Kematian, sakit, disability dan hari tua umumnya merupakan kondisi yang dapat diidentifikasi. Meskipun demikian, besarnya kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kejadian tersebut tergantung pada penafsirannya.

c. Kerugian signifikan

Kerugian – kerugian yang tidak signifikan seperti kehilangan paying biasanya tidak bisa diasuransikan. Administrasi pembayaran manfaat untuk kerugian yang sangat kecil akan menyebabkan biaya perlindungan asuransi menjadi tinggi sehubungan dengan jumlah kerugian yang potensial yang sebagian besar orang akan berpendapat bahwa perlindungan tersebut tidak terjangkau.

d. Tingkat kerugian harus bisa diperkirakan

Perusahaan asuransi dapat memperkirakan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi jumlah orang dalam suatu kelompok besar tertanggung yang akan meninggal atau menderita cacat atau harus menjalani rawt inap selama jangka waktu tertentu untuk memperkirakan tingkat kerugian kelompok tertanggung tertentu. Perusahaan asuransi harus memperkirakan jumlah dan waktu kerugian yang diasuransikan akan terjadi terhadap kelompok tertanggung tersebut. Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat kerugian untuk suatu keompok tertanggung sehngga perusahaan asuransi tersebut dapat menentukan dengan tepat jumlah premi yang sesuai yang aakan dibebankan ke masing- masing pemegang polis.

e. Kerugiannya tidak bersifat katastrofis bagi perusahaan asuransi Kemungkinan kerugian dianggap tidak bisa diasuransikan jika ada kemungkinan bahwa suatu kejadian akan menyebabkan kerugian finansial yang bersifat katastrifis terhadap perusahaan asuransi. Kerugian tersebut tidak bisa diasuransikan karena perusanahaan asuransi tidak bisa memberikan janji untuk membayar manfaat kerugian tersebut. Untuk mencegah kemungkinan kerugian yang bersifat kat strifis dan untuk memastikan kerugian yang terjadi tidak saling berkaitan, perusahaan asuransi menyebarkan risiko- risiko yang diplih untuk diasuransikan.

Dokumen terkait