• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Premi

Syariah.

c. Untuk mengehatui variabel manakah yang paling mempengaruhi antara premi, klaim, hasil investasi dan underwriting terhadap laba perusahaan pada PT. Sinarmas Cabang Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebgai berikut:

a. Bagi para akademisi, dapat memberikan sumbangan pemikiran, ide atau gagasan untuk menambah literatur atau bahan, referensi pada perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi para praktisi, khususnya praktisi asuransi syariah pada PT. Sinarmas Cabang Syariah, sarana untuk semakin giat berupaya mengembangkan dan perbaikan dalam pelayanan produk terhadap nasabah agar meningkatkan kesehatan keuangan perusahaan.

c. Bagi semua pihak, menambah wawasan keilmuan dan memperkaya khazanah pengetahuan mengenai sistem ekonomi syariah dan asuransi syariah di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam proposal ini, maka sistematika penulisannya dibagi menjadi 5 (lima) bab, dari tiap-tiap sub bab yang rinciannya sebagai berikut:

BAB I Sebagai pendahuluan dari skripsi, maka bab ini merupakan pengantar untuk memasuki bab-bab selanjutnya. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang didalamnya berisikan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu.

BAB III Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian dari skripsi ini, yaitu menjelaskan ruang lingkup penelitian, teknik pengumpulan data, metode pemilihan sampel, jenis dan metode penelitian, kerangka pemikiran, metode analisis dan pengolahan data, metode pengumpulan data dan pedoman penulisan.

BAB IV Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan dan tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis.

10

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah

Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering. Artinya pertanggungan. Dan dari kata tersebut kemudian timbul istilah assurandeur bagi penanggung dan geassureerde bagi tertanggung. Dalam bahasa Arab asuransi disebut dengan “ ta’min”, penanggung disebut dengan “muammin” sedangkan tertanggung

disebut dengan “muamman lahu, atau musta’min” .6

Menurut Undang- undang No. 2 tahun 1992 “ asuransi atau

pertnggungan adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premiasuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukukm kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

6

Syarif Hidayatullah, Qawaid Fiqiyyah Dan Penerapannya Dalam Transaksi Keuangan Syariah, (Jakarta : Gramata Publising, 2012), h. 189

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal, atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”7

Dalam fatwa Dewan syariah Nasional no. 21/DSN-MUI/X/2011

disebutkan : “Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Thadamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang / pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan yang

sesuai dengan syariah).”8

2. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional : Tabel 2.1

Prinsip Asuransi Syariah Asuransi Konvensional

Konsep Sekumpulan orang

yang saling membantu, saling menjamin dan bekerjasama, dengan cara masing –masing mengeluarkan dana tabarru’

Perjanjian anara dua pihak atau lebih, yang nama pihak tertanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung. Asa Al Mas’uliyyah, alta’awun, dan al hafizh -

Akad Tijarah (mudharabah )

dan tabarru (hibah)

Tabaduli

ataumu’awadhah Implikasi Akad Bersih dari unsur

gharar, maisir, dan riba

Adanya unsur gharar, maisir dan riba

7

Warkum Sumitro,Asas – asas perbankan dan Lembaga – lembaga terkait , BAMUI, (Jakarta : PT. Grafindo, 2004), h. 186

8

Jaminan /risk Sharing of risk, sharing of fund

Transfer of risk, transfer of fund

Pengelolaan dana Produk saving life terjadi pemisahan dana (dana derma dan darma peserta), sehingga tidak mengenal istilah hangus. Sedangkan untuk general lifedan term insurance (life) bersifat tabarru’

Tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving life)

Kepemilikan dana Premi atau dana milik peserta (shahibul mal), perusahaan asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib)

Premi peserta menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan. Investasi Dibatasi oleh

halal-haram (nilai-nilai)

Tidak dibatasi atas halal-harammya objek investasi.

Loading Komisi agen tidak

dibebankan kepada peserta tapi dana pemegang saham. Sekalipun dari peserta diambil hanya 2-30% saja. Sehingga tidak ada hangus.

Cukup besar terutama untuk komisi agen, bisa menyerap premi tahun pertama dan kedua (yang mengakibatkan terjadinya hangus).

Unsur premi Iuran atau kontribusi dari unsur tabarru dan tabungan. Tabarru dihitung dari tabel mortality tanpa hitungan bunga.

Tabel mortality, bunga, dan biaya-biaya asuransi.

Sumber pembayaran klaim

Dari rekening tabarru. Dari rekening perusahaan, sebagai konsekuensi

penanggung terhadap tertanggung.

B. Asuransi Kerugian

1. Pengertian Asuransi Kerugian

Dalam asuransi kerugian, asuransi syariah memeberikan perlindungan terhadap harta benda (bangunan, mesin, peralata/perlengkapan, atau persediaan barang), serta gagguan usaha dari kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran, kejatuhan pesawat terbang, ledakan gas, dan sambaran petir. Selain itu, dalam asuransi kebakan diberikan pula jaminan resiko- resiko tambahan, seperti kerugian yang diakibatkan oleh gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, badai, angina topan dan tanah longsor.9

a. Konsep opersional asuransi kerugian  Konsep takafuli (tolong menolong)

 Perjanjian (akad) yang mendasari kontrak asuransi syariah (kerugian) adalah akad tabarru.

b. Prinsip- prinsip asuransi (kerugian)  Prinsip berserah diri dan ikhtiar  Prinsip tolong menolong (taawun)  Prinsip saling bertanggung jawab

 Prinsip saling kerja sama dan saling bantu menbantu.  Prinsip kepentingan terasuransi (insurable interest)

9

 Prinsip itikad baik (utmost good faith)  Prinsip ganti rugi (indem nity)

 Prinsip penyebab dominan (proximate cause)  Prinsip subrogasi (subrigation)

 Prinsip kontribusi (al- musahamah)

2. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Kerugian Syariah a. Sebagai pemegang amanah

b. Mekanisme pengelolaan dana yaitu “dana dibayar oleh peserta, kemudian

terjai akad mudhorabah antara mudhorib dengan shahibul mal (peserta), kumpulan dana tersebut diinvestasikan secara syariah, kemudian dikurangi dengan biaya operasional. Selanjutnya suplus (profit) dilakukan bagi hasil antara mudharib dan shabil mal sesuai dengan skim bagi hasil yang telah

ditemtukan sebelumnya”.

c. Manfaat takafuli (tolong menolong)

Manfaat takafuli dapat diperoleh oleh peserta terjdi hal sebagai berikut:

1. Dapat dirasakan oleh semua peserta yang ditakdirkan Allah mendapatkan musibah, kerugian, kecelakaan, kebakaran atau kehilangan atau musibah lain yang dicover.

2. Diperoleh setelah masa kontrak berakhir.10

10

3. Jenis – Jenis Produk Asuransi Kerugian Syariah

Asuransi Harta Benda (Property Insurance) 1) Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

2) Asuransi Paket Rumah Tinggal (Home Insurance) 3) Asuransi Paket Toko (Shophouse Insurance)

4) Asuransi Property All Risks (Industrial All Risks) – PAR 5) Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance)

Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)

6) Asuransi Konstruksi (Contractors All Risks) – CAR 7) Asuransi Pemasangan Mesin (Erection All Risks) – EAR

8. Asuransi Alat Berat (Contractors Plant and Equipments) – CPM 9) Asuransi Peralatan Elektronik (Electronic Equipment Insurance) –

EEI

10) Asuransi Mesin (Machinery Breakdown) – MB

11) Asuransi Loss of Profit following Machinery Breakdown – LoP MB 12) Asuransi Boiler (Boiler and Pressure Vessel Insurance)

13) Asuransi Pekerjaan Sipil (Civil Engineering and Completed Risks) 14) Asuransi Stocks (Deterioration of Stocks)

15) Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) Asuransi Aneka (Miscellaneous)

17) Asuransi Uang (Money Insurance)

18. Asuransi Kecelakaan (Personal Accident) 19) Asuransi Keluarga (Family Personal Accident) 20) Asuransi Kesehatan (Health Insurance)

21) Asuransi Perjalanan (Travel Insurance) Asuransi Jaminan (Bonding / Guaratee) 22) Jaminan Tender (Bid Bond)

23) Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond) 24) Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) 25) Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Asuransi Marine Risks & Marine Liability

26) Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) 27) Asuransi Kapal (Marine Hull)

28. Asuransi Protection and Indemnity (P&I) 29) Asuransi Charterers Liability

30) Asuransi Freight Forwarders Liability 31) Asuransi Builders Risks

32) Asuransi Ship Builders Liability 33) Asuransi Terminal / Port Liability Asuransi Tanggung Gugat (Liability) 34) Asuransi Public Liability 35) Asuransi Product Liability

36) Asuransi Comprehensive General Liability (CGL) 37) Asuransi Automobile Liability

38. Asuransi Workmens Compensation 39) Asuransi Employers Liability Asuransi Professional Liability

40) Asuransi Professional Indemnity (PI) 41) Asuransi Contractors Libility

42) Asuransi Directors & Oficers Liability (D&O) 43) Asuransi Medical Malpractice

C. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan suatu badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko tersebut. Didalam setiap situasi, perorangan, keluarga atau perusahaan dapat menggunakan manajemen risiko untuk mengendalikan tingkat risiko finansial.

Manajemen risiko mencakup pengidentifikasian dan penilaian risiko yang kita hadapi. Untuk mengeliminasi atau mengurangi keterpaparan kita terhadap risiko finansial tertentu, kita dapat meraih setidak-tidaknya empat pilihan:

1. Menghindari risiko

Metode pengelolaan risiko yang pertama dan mugkin yang paling mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. Kita dapat menghindari risiko cidera diri yang disebabkan oleh pesawat terbang yang jatuh dengan cara tidak naik pesawat terbang, dan kita dapat menghindari kerugian finansial pada pasar saham dengan tidak melakukan investasi saham. Namun kadang- kadang menghindari risiko bukanlah hal yang efektif atau praktis.11

2. Mengendalikan risiko

Kita dapat mengendalikan risiko dengan mengambil langkah- langkah untuk mencegah atau mengurangi risiko. Kita dapat mengurangi kemungkinan kebakaran pada took dengan melarang orang untuk merokok di dalam took dan tidak menyimpan barang yang mudah terbakar disekitar took. Dengan cara demikian akan dapat mengurangi kemungkinan keruggian dan menekan kerugian untuk tidak menjadi parah.

3. Menerima risiko

Metode pengelolaan risiko yang ketiga adalah enerima risiko. Menerima risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atas risiko tersebut. Orang- orang dan perusahaan –

11

Abbas Salim, Asuransi dan manajemen Risiko,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada : 2007), h. 31

perusahaan kadang lebih memilih untuk menanggung risiko keuangan tertentu sepenuhnya dari pada mebeli asuransi untuk menenggung risiko tersebut. Dalam situasi demikian, orang atau perusahaa tersebut dikatakan mengasuransikan diri sendiri terhadap risiko tersebut. Self insurance (asuransi sendiri) adalah teknik menajeen risiko dimana seseorang atau perusahaan menerima tanggung jawab finansial atas kerugian – kerugian yang terkait dengan risiko- risiko tertentu.

4. Mengalihkan risiko

Mengalihkan risiko merupakan metode menajemen risiko yang keempat. Apabila anda mengalihkan risiko kepihak lain, berarti anda mengalihkan tanggung jawab finansial atas risiko terebut kepada pihak lain, yang umumnya atas dasar pembelian imbalan. Cara yang paling umum bagi perorangan, keluarga dan perusahaan untuk mengalihkan risiko adalah membeli pertanggungan asuransi.

Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam mengalhkan risiko finansial. Pada sat suatu perusahaan asuransi menerima permintaan asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus menilai tingkat risiko yang harus ditanggung jika perusahaan asuransi tersebut setuju untuk menrbitkan polis. Suatu perusahaan asuransi tidak bisa menganggap bahwa setiap calon risiko memiliki kemungkinan kerugian rata- rata. Fungsi asuransi yang bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki

oleh seorang calon tertanggung serta mengambil keputusan mengenai petanggungan atas risiko tersebut dikenal sebagai underwriting. Produk- produk asuransi dirancang sesuai dengan prinsip dasr yang menentukan risiko apa yang di asuransikan agar suatu risiko dapat (kemungkinan kerugian) bisa diasuransikan dan proses klaim dapat diterima, maka risiko tersebut harus memiliki karakteristik tertentu: a. Kerugiannya terjadi secara kebetulan

Agar suatu kemungkinan kerugian dapat diasuransikan, maka undur kebetulan harus ada. Kerugian tersebut harus disebabkan oleh kejadian yang tiak diperkirakan atau oleh suatu kejadian yang tidak disengaja oleh seseorang yang diasuransikan.

b. Kerugian nyata

Untuk sebagian besar asuransi, kerugian yang dapat diasuransikan haruslah nyata dalam hal waktu dan jumlah. Dengan kata lain, perusahaan asuransi harus mampu untuk menentukan kapn harus membayar manfaat polis dan berapa jumlah manfaat yang harus dibayar. Kematian, sakit, disability dan hari tua umumnya merupakan kondisi yang dapat diidentifikasi. Meskipun demikian, besarnya kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kejadian tersebut tergantung pada penafsirannya.

c. Kerugian signifikan

Kerugian – kerugian yang tidak signifikan seperti kehilangan paying biasanya tidak bisa diasuransikan. Administrasi pembayaran manfaat untuk kerugian yang sangat kecil akan menyebabkan biaya perlindungan asuransi menjadi tinggi sehubungan dengan jumlah kerugian yang potensial yang sebagian besar orang akan berpendapat bahwa perlindungan tersebut tidak terjangkau.

d. Tingkat kerugian harus bisa diperkirakan

Perusahaan asuransi dapat memperkirakan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi jumlah orang dalam suatu kelompok besar tertanggung yang akan meninggal atau menderita cacat atau harus menjalani rawt inap selama jangka waktu tertentu untuk memperkirakan tingkat kerugian kelompok tertanggung tertentu. Perusahaan asuransi harus memperkirakan jumlah dan waktu kerugian yang diasuransikan akan terjadi terhadap kelompok tertanggung tersebut. Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat kerugian untuk suatu keompok tertanggung sehngga perusahaan asuransi tersebut dapat menentukan dengan tepat jumlah premi yang sesuai yang aakan dibebankan ke masing- masing pemegang polis.

e. Kerugiannya tidak bersifat katastrofis bagi perusahaan asuransi Kemungkinan kerugian dianggap tidak bisa diasuransikan jika ada kemungkinan bahwa suatu kejadian akan menyebabkan kerugian finansial yang bersifat katastrifis terhadap perusahaan asuransi. Kerugian tersebut tidak bisa diasuransikan karena perusanahaan asuransi tidak bisa memberikan janji untuk membayar manfaat kerugian tersebut. Untuk mencegah kemungkinan kerugian yang bersifat kat strifis dan untuk memastikan kerugian yang terjadi tidak saling berkaitan, perusahaan asuransi menyebarkan risiko- risiko yang diplih untuk diasuransikan.

D. Laba

Laba adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen. Maksimalisasi laba merupakan maksimalisasi penghasilan perusahaan setelah pajak. Maksimalisasi laba sering dianggap sebagai tujan perusahaan.12 Keuntungan bagi perusahaan pada hakikatnya adalah cerminana dari keberhasilan tujuan perusahaan itu sendiri, yaitu profit oriented. Perencanaan keuntungan merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan perencanaan ini manajer keuangan

12

dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target yang ditentukan.

Apabila dilihat dari bentuknya, menurut Charles T. horngren, laba dapat dibedakan atas:

a. Laba operasi/ laba kotor / Earning before Interest and Tax (EBIT)

Adalah pendapatan operasi untuk satu periode akuntansi dikurangi seluruh biaya operasi, yang mencangkup harga pokok produksi.

b. Laba bersih / Earning After Tax (EAT)

Adalah laba opersi ditambah pendapatan non opersi seperti pendapatan bunga dikurangi biaya non operasi seperti biaya bunga dikurang pajak penghasilan dadan.13

Profotabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan.Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan lama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandinkan satu dengan yang lainnya. Return on equity atau profitabilitas adalah suatu pengukuran dari penghasilan atau incaome yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

13

Committee on terminology mendefinisikan profitabilias adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan oprerasi. Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan (deficit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi (harahap, 2001:226). Profitabilitas merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan (simamora 2000: 528). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu.14

Secara umum pengevaluasian pertumbuhan suatu perusahaan diperioritaskan pada pertumbuhan jumlah penjualan produk, pertumbuhan nasabah, pertumbuhan aset, serta peningkatan pelayanan pada nasabah yang mana tujuan akhirnya adalah bagaimana memaksimalkan profit dan nilai perusahaan. Untuk jenis usaha yang bermain dengan risiko seperti asuransi, pertumbuhan besarnya klaim juga diperhitungkan.Dari sudut pandang pemegang saham (investor), salah satu indikator penting untuk menilai prosfek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang dilakukan para pemegang saham di

14

http://efry-day.blogspot.com/2011/06/profitabilitasreturn-of-equity-roe.html 23 april 2014 00:22

suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan.

Ada banyak definisi mengenai rasio profitabilitas serta tipe pengukurannya, namun intinya adalah sama yaitu, merupakan pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dikaitkan dengan efisiensi manajemen.15 Pada penelitian ini, penulis hanya mengambil pengukuran Return on Equity (ROE) saja untuk mewakili profitabilitas dengan pertimbangan seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa dalam bisnis asuransi masalah besarnya permodalan sangat penting oleh karenanya menjadi perhatian dan selalu dimonitor oleh Departemen Keuangan sebagai regulator dalam usaha perasuransian, dan tentu saja ini berhubungan dengan komitmen para pemegang saham dalam menanamkanmodalnya dikaitkan dengan return yang diharapkannya. Pengukuran tingkat profitabilitas dengan melihat faktor pemanfaatan modal adalah :Return on Equity (ROE) yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa didapat oleh pemegang saham. Formula yang digunakan sebagai berikut:16

ROE = Laba bersih Ekuitas biasa

Semakin tinggi rasio ROE, menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan.

15

Brealey, Myers, dan Marcus, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), h. 80.

16

Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, fundamental of finansial management dasar- dasar manajemen keuangan, (Jakarta: salemba empat, 2009), h. 109.

E. Pengertian Premi, klaim, Hasil investsi dan Underwriting 1. Pengertian Premi

Premi netto adalah premi bruto setelah dikurangi premi reasuransi, setelah premi reasuransi bayar dikurangi komisinya (premi retensi sendiri). Salah satu komponen pendapatan underwriting (UW Result) adalah premi neto. Makin besar pendapatan premi neto dan makin terkendali besarnya beban klaim neto akan menghasilkan surplus underwriting yang berarti menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola risiko yang diterimanya dari tertanggung. Idealnya, perusahaan yang berhasil memperoleh premi neto dalam jumlah besar juga akan berhasil memperoleh laba yang besar pula. Namun sebenarnya oleh karena masih terdapat komponen lain dalam perhitungan laba rugi seperti tersebut di atas, tentunya laba rugi dipengaruhi juga secara langsung oleh komponen lain tersebut.

Dalam mengevaluasi kinerja operasional suatu perusahaan asuransi, biasanya juga pendapatan premi neto juga akan dibandingkan dengan beban usaha, beban klaim dan pengeluaran komisi asuransi. Pengukuran ini penting untuk mengetahui apakah biaya-biaya yang dikeluarkan tidak melebihi pendapatan neto yang diterima dan apakah berada pada tingkat kewajaran atau tidak.

Premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi untuk jumlah uang pertanggungan tertentu. Aktuaris perusahaan asuransi mempertimbangkan banyak faktor ketika melakukan perhitungan- perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi harus adequate (memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiaap pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberikan pertanggungan. Faktor – faktor berikut turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi :

1. Investment earnings ( pendapatan investasi)

Dana yang diperroleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang diterimanya.

2. Expense (biaya)

Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian perusahaan asuransi.

Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui premi asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan investasi diperoleh perusahaan asuransi melalui penanaman modal dengan melakukan diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan bunga/ bagi hasil yang optimum.

Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan dari penjualan polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaa asuransi. Oleh karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalan strategi perusahaa. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak akan cukup untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan.

Aspek penting dari penetapan premi asuransi adalah bagaimana perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan pengalaman operasional actual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman actual sesuai dengan asumsi- asumsi aktuaria, maka asumsi- asumsi tersebut dapat menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya.

Proses penetapan premi asuransi merupakan siklus, jika kinerja actual suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil- hasil yang diharapkan, maka perusahaan asuransi akan membuat alasan – alasan untuk penyimpangan tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan. Tindakan – tindakan perbaikan dalam penetapan

premi dapat berkisar dari merevisi harga sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi.

2. Investasi

Hasil investasi adalah hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk dibagi hasilkan kepada peserta asuransi. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan menganggur tanpa diinvestasikan.ini adalah tanggung jawab dari bagian keuangan perusahaan untuk menginvestasikannya. Karena porsi dana yang diinvestsikan itu sebagian akan disalurkan untuk cadangan klaim mendatang maka tujuan investasi perusahaan asuransi itu haruslah aman.17

Premi terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapi jumlah milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan investasi atas aset – aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi

Dokumen terkait