• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Penyaluran dan Proses Pencairan Dana a. Mekanisme Penyaluran Dana

Dalam dokumen DOCRPIJM d140e9e119 BAB IVBAB IV (Halaman 71-75)

Mampu membangun , mengoperasikan dan memelihara

2) Mekanisme Penyaluran dan Proses Pencairan Dana a. Mekanisme Penyaluran Dana

2) Mekanisme Penyaluran dan Proses Pencairan Dana a. Mekanisme Penyaluran Dana

1. Penyaluran Dana Bantuan Sosial (DBS) atau dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp. 250 juta dilakukan tiga tahap:

a. Tahap I sebesar 40 % dari dana Rp. 250 juta (Rp. 100 juta rupiah) disalurkan kepada masyarakat desa sasaran melalui OMS/Pokmas/LKD setelah proses perencanaan selesai dilaksanakan dan RKM telah disetujui serta telah dilakukan penandatanganan kontrak antara OMS/Pokmas/LKD dengan PPK Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman kabupaten.

b. Tahap II sebesar 40 % dari dana Rp. 250 juta (Rp.100 juta rupiah) disalurkan kepada masyarakat desa sasaran melalui OMS/Pokmas/LKD, setelah pelaksanaan fisik di lapangan mencapai kemajuan minimal 36 % dan

c. Tahap III sebesar 20 % dari dana Rp. 250 juta (Rp. 50 Juta rupiah) disalurkan kepada masyarakat desa sasaran melalui OMS/Pokmas/LKD, setelah pelaksanaan mencapai kemajuan minimal 72%.

2. Dana Bantuan Sosial (DBS) atau dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) akan disalurkan dari Bank Umum ke rekening OMS/Pokmas/LKD. 3. Pencairan dana di Bank ditandatangi oleh minimum 2 (dua) orang, yaitu

Ketua OMS/Pokmas/LKD dan Bendahara OMS/Pokmas/LKD.

4. Penyaluran dana dapat ditangguhkan jika terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan oleh lembaga pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal dan/atau BPKP).

b. ProsesPencairan Dana

Pencairan dana dilakukan melalui proses sebagai berikut:

1. Ketua OMS/Pokmas /LKD dan bendahara membuka rekening bantuan dana sosial di Bank Umum atas nama Rekening OMS/Pokmas/LKD program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (Nama Desa). Rekening tersebut

ditandatangani oleh minimum 2 (dua) orang, yaitu Ketua OMS/Pokmas/LKD dan Bendahara OMS/Pokmas/LKD.

2. Ketua OMS/Pokmas/LKD memberitahukan nomor rekeningnya kepada Kepala satker Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten;

3. Kontrak kerja ditandatangani antara OMS/Pokmas/LKD dengan PPK Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman;

4. Kuasa Pengguna Anggaran dari masing-masing Satker menyampaikan nama dan spesimen tanda tangan Kepala Satker, Pembuat Komitmen, Penguji Pembebanan dan Penandatanganan SPM, dan Bendahara, serta cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN setempat :

5. OMS/Pokmas/LKD mengajukan dokumen pencairan dana kepada Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman dengan melampirkan:

a. Tahapan pertama (sebesar 40 % dari nilai kontrak) dengan melampirkan

 Kontrak Kerja;

 Fotokopi buku rekening bank milik OMS yang sudah tercamtum dana operasional pemeliharaan sebesar 25 % dari total dana pemeliharaan yang disetujui masyarakat;

 Rencana penggunaan dana ;  Kuitansi tagihan tahap I

b. Tahapan kedua (sebesar 40% dari nilai kontrak apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 36 % dengan melampirkan:

 Laporan kemajuan fisik ;

 Fotokopi buku rekening bank milik OMS yang sudah tercantum dana operasional pemeliharaan sebesar 50 % dari total dana pemeliharaan yang disetujui masyarakat ;

 Rencana penggunaan dana tahap II ;  Kuitansi tagihan tahap II ;

 Bukti-bukti pengeluaran dan Laporan Buku Kas.

c. Tahap ketiga (sebesar 20% dari nilai kontrak) apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 72 %, dengan

 Fotokopi buku rekening bank milik OMS yang sudah tercantum dana operasional pemeliharaan sebesar 25 % dari total dana pemeliharaan yang disetujui masyarakat;

 Rencana penggunaan dana tahap III;  Kuitansi tagihan tahap III;

 Bukti-bukti pengeluaran dan Laporan Buku Kas.

6. Pejabat Penguji SPM Satker Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan dilampiri dokumen pendukung berupa kontrak kerja, kuitansi tagihan dan dokumen lainnya sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan yang berlaku kepada KPPN

7. Apabila dana masih mencukupi, KPPN menerbitkan SP2D kepada lembaga keuagan setempat sesuai dengan nomor rekening OMS/Pokmas/LKD 8. Tata cara penyaluran dan pencairan dana Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan ini, secara khusus akan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan.

4.5.3 PNPM Mandiri Perkotaan

Tahun 2008 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan). Secara umum PNPM Mandiri Perkotaan menganut pendekatan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri. Dengan demikian PNPM mandiri perkotaan akan menekankan pemanfaatan Musrenbang Kecamatan sebagai mekanisme harmonisasi kegiatan berbagai program yang ada sehingga peranan Forum LKM tingkat kecamatan menjadi sangat vital.

Kegiatan dari PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Wonogiri diarahkan di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Selogiri sedangkan 23 kecamatan yang lain diarahkan pada kegiatan P2KP Pedesaan.

Bentuk kegiatan dari PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Wonogiri yaitu PLP-BK (Pengembangan Lingkungan Perkotaan Berbasis Komunitas) atau istilah lainnya Neighbourhood Development (ND). Neighbourhood Development merupakan pengembangan permukiman (komunitas dan lingkungan hunian secara terpadu) untuk menciptakan tatanan kehidupan dan hunian yang tertata selaras, sehat, produktif, berjatidiri dan berkelanjutan.

Fokus utama dari ND adalah pada pengutanan dan pengembangan sosial kapital melalui pengokohan nilai-nilai universal dan kearifan lokal, penguatan

pelayanan masyarakat di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial serta dengan membuka ruang kreativitas dan inovasi di masyarakat untuk menciptakan sumberdaya pembangunan permukiman mereka

Program PLP-BK/ND dilaksanakan di Kecamatan Selogiri dengan 1 (satu) Desa Pilot Project di Desa Jendi serta 7 (tujuh) desa yakni Kecamatan Selogiri (Desa Sendangijo, Desa Nambangan, Kelurahan Kaliancar dan Desa Singodutan) dan Kecamatan Wonogiri (Desa Wonoharjo, Desa Bulusulur dan Desa Purworejo).

Pemilihan Desa Jendi sebagai wilayah Pilot Project dikarenakan di desa tersebut terdapat kawasan tambang emas sehingga pada awal kegiatan berupa penataan kawasan pertambangan. Desa Jendi merupakan salah satu diantara 18 desa/kelurahan di Indonesia yang dijadikan sebagai Pilot Project.

Selanjutnya untuk program regular PNPM Perkotaan tambahan selama tahun 2013-2016 ada 26 desa di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Selogiri dan Wonogiri. Desa-desa di Kecamatan Selogiri antara lain Desa Sendangijo, Nambangan, Jaten, Pule, Jendi, Gemantar, Singodutan, Kepatihan, Pare, Keloran dan Kelurahan Kaliancar. Sedangkan di Kecamatan Wonogiri antara lain Desa Wonoharjo, Sonoharjo, Manjung, Wonokarto, Purwosari, Purworejo, Buluhsulur, Pokoh Kidul, Sendang serta Kelurahan Wonoboyo, Giripurwo, Giritirto, Giriwono, Wonokarto, Wuryorejo

4.5.4 P2KP

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai salah suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga lembaga kepemimpinan masyarakat yang reperesentatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

Untuk kegiatan P2KP di Kabupaten Wonogiri berupa kegiatan PAKET (Penanggulangan Kemiskinan Terpadu) yang berlangsung dari tahun 2006 akhir sampai tahun 2009 akhir.

Program PAKET diadakan di Kecamatan Selogiri, Ngadirojo, Sidoharjo dan Jatisrono dengan kegiatan berupa infrastruktur jalan, pembangunan talud, pembangunan jalan, jembatan, peternakan (ternak sapi dan kambing) serta pelatihan

Dalam dokumen DOCRPIJM d140e9e119 BAB IVBAB IV (Halaman 71-75)

Dokumen terkait