TABEL 4.7 ANALISIS SWOT
J. Rencana Kegiatan
Program pengelolaan persampahan di Kabupaten Wonogiri di prioritaskan pada :
1) Program Kegiatan Jangka Pendek di TPA untuk P2 ADIPURA tahun 2010/2011
Meratakan sampah pada zone aktif Pagar keliling TPA/Talud
Penyediaan tanah urug
Menutup sampah dengan tanah pada zone non aktif Memasang pipa ventilasi gas metan pada zone non aktif Membersihkan drainase dan seluruh lokasi TPA
Penataan barak pemulung Perlakuan air lindi
2) Program kegiatan jangka menengah/panjang di TPA Wonogiri 1. Sarana dan Prasarana dasar TPA
a. Pengerasan/pengaspalan jalan operasi di dalam area TPA b. Pembuatan pelataran truk (ampalan) untuk menumpahkan
sampah
c. Pembuatan pagar TPA
d. Garasi alat berat.gudang peralatan e. Pembangunan jalan dalam TPA 2. Peralatan pendukung
a. Wheel Loader b. Mobil tangki air c. Jembatan timbang d. Gen set
3. Pembangunan PS sampah terpadu 3R
4.3.3 Sub Sektor Drainase
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur Drainase harus mengacu pada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku saai ini , diantaranyan adalah sebagai berikut :
a). UU No,27 tahun 2004 tentang sumber daya air. b). PP No.26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional. c). PP No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan SDA.
d). Per MenNeg LH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.
e). PP No. 35 tahun 1991 tentang Sungai.
f). PP No.22 tahun 1982 tentang Pengaturan Air.
g). SNI 02 - 2406 - 1991 tentang perencanaan umum drainase perkotaan.
Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, bertanggung jawab terhadap kegiatan penataan dan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Wonogiri. Kegiatan penataan biasanya juga melibatkan peran serta masyarakat dengan sistem padat karya melalui program pemberdayaan masyarakat P2KP.Dilihat dari aspek pendanaan sebagian besar drainase berasal dari alokasi dana APBD Kabupaten Wonogiri.
Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi menjadi 2 yakni : drainase utama (major drainage) dan drainase lokal (minor drainage). Sistem drainase mayor dan minor dapat dibedakan menurut sifat, kriteria dan peruntukannya.
Sistem drainase mayor, adalah sistem drainase utama atau drainase makro yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan hujan. Sistem drainase mikro, adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Fungsi drainase perkotaan dapat dibagi dalam kriteria sebagai berikut :
1. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
2. Membebaskan suatu wilayah terutama permukiman yang padat dari genangan air, erosi dan banjir.
3. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan air limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah.
4. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
5. Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka memperkecil resiko penyakit yang ditransmisikan melalui air dan penyakit lainnya.
6. Dengan sistem drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
7. Dengan sistem drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan pengaturan tata air, yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang berlimpah pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
A. Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Wonogiri dilalui oleh beberapa sungai besar yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Aliran drainase diarahkan ke sungai – sungai yang ada. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya genangan yaitu :
Terdapat permukiman di daerah rendah Dimensi saluran belum sesuai debit Banyak jaringan yang rusak
Sistem drainase belum terpadu Meluapnya air dari saluran irigasi
Tingginya endapan/sedimen pada jaringan irigasi yang ada
Sumber : hasil survey, 2011
B. Permasalahan
Berdasarkan informasi dari masyarakat dan aparat pemerintah setempat serta pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa permasalahan yang timbul disebabkan oleh :
Terjadinya penyempitan dan pendangkalan saluran
Terdapat saluran tertutup terlalu panjang dengan kondisi bangunan yang kurang sempurna
Lining pasangan pada saluran pembuang banyak yang sudah rusak dan sebagian masih tanah asli
Sedimentasi, gulma, dan alang – alang pada saluran pembuang yang Gambar 4.4
Terjadinya genangan pada saat turun hujan
Sistem jaringan drainase yang belum dilaksanakan secara keseluruhan, atau ada beberapa dimensi yang tidak sesuai dengan rencana sehingga masih ada bagian yang menimbulkan hambatan.
Karena adanya bangunan-bangunan pelepas yang tidak dilengkapi dengan bangunan pengatur (pintu air), sehingga pada saat air hilir lebih tinggi, atau terjadi banjir di luar catchment maka akan menimbulkan genangan di dalam catchment.
Adanya alur-alur drainase dari daerah Selatan yang masuk ke cekungan-cekungan di dalam kota, sehingga menimbulkan genangan dan sulit untuk dialirkan ke luar.
Tidak berfungsinya outlet (saluran pembuangan) untuk mengeringkan. Dimensi saluran dan bangunan pelengkap yang tidak bisa menampung
air
Pemeliharaan yang tidak rutin/kurang memadai sehingga terjadi penyumbatan pada mulut gorong-gorong dan sedimentasi serta sampah pada saluran
Limpahan air dari KB 1 ke KB 15
Kurangnya kepedulian masyarakat untuk turut memelihara saluran drainase
Tidak berfungsinya inlet drain karena penampang jalan yang tidak sesuai Sistem drainase yang tidak sesuai.
Guna menangani masalah-masalah tersebut di atas maka perlu ditempuh beberapa cara penanganan, diantaranya :
Perlu diadakan penataan kembali terhadap sistem jaringan drainase di dalam Kota Wonogiri. Serta perlu pemeliharaan terhadap jaringan yang sudah ada agar tidak terjadi hambatan terhadap aliran.
Pada alur-alur pemasukan ke pembuangan akhir perlu dipasang bangunan pengatur agar aliran dapat dikendalikan, sehingga tidak menimbulkan backwater.
Aliran air dari Selatan kota yang akan masuk ke cekungan-cekungan di dalam kota, agar dibuatkan saluran pengarah ke Barat sehingga air tidak menimbulkan genangan di kota.
Beberapa alternatif pemecahan masalah drainase sebagai berikut: a. Penataan kembali sistem drainase di Wonogiri
b. Pemeliharaan saluran drainase yang sudah ada dan penyesuaian kapasitas pengaliran saluran dan bangunan pelengkap agar tidak terjadi hambatan terhadap aliran
c. Perlu dipasang bangunan pengatur agar aliran dapat dikendalikan dan penyesuaian kapasitas pengaliran saluran.
d. Pembuatan Sumur Resapan kolektif (bersama) per blok atau per RT di Kota Kecamatan di Kabupaten Wonogiri.
C. Target dan Sasaran
Sasaran pengelolaan sistem drainase di Kabupaten Wonogiri adalah: Terserapnya kelebihan air terutama pada daerah-daerah prioritas
yang tergenang air
Tercapainya perumahan yang bebas genangan dan terpenuhinya sarana prasarana dasar masyarakat
Tercapainya lingkungan Kabupaten Wonogiri yang bersih dan sehat
D. Program yang Diusulkan