• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Persalinan

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 88-98)

Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Ada tiga ukuran diameter kepala janin yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme persalinan normal, antara lain :

1. Jarak biparietal, merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin, dipakai di dalam definisi penguncian (engagement).

2. Jarak suboksipito bregmatika, jarak antara batas leher dan oksiput ke anterior fontanel, ini adalah diameter yang bersangkutan dengan presentasi kepala.

3. Jarak oksipitomental, merupakan diameter terbesar dari kepala janin, ini adalah diameter yang bersangkutan dengan hal presentasi dahi (Prawirohardjo, 2008:255).

Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi.

1. Penurunan kepala (Descent)

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien. Pada sinklitismus, os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simfisis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka di katakan kepala dalam keadaaan asinklitismus, ada dua jenis asinklitismus yaitu sebagai berikut:

a) Asinklitismus posterior; bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os. Parietal belakang lebih rendah dari os. Parietal depan.

b) Asinklitismus anterior; bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os.parietal belakang.

(Prawirohardjo, 2008:256) 2. Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparetal dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien (Prawirohardjo, 2008:256).

3. Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahanannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal (Prawirohardjo, 2008:256).

4. Putaran paksi dalam

Yang dimaksud putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khusunya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan turunnya kepala dan tidak terjadi sebelum sampai Hodge III.

Penyebab putaran paksi dalam:

a) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.

b) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas diaman terdapat hiatus genitalis, m. levator ani kiri dan kanan. c) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah

diameter anteroposterior (Marmi, 2011:188). 5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang dibawah oksiput akan bergeser kebawah simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan dikepala yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva – vagina membuka lebar (Sulistyawati, 2010:10).

6. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala akan memutar kembali ke arah punggung untuk menghilangkan torsi pada leher yang

terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran

dilanjutkan hingga belakang kepala ber hadapan dengan tuber ischiadicum sepihak (disisi kiri).

Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul (Marmi, 2011:189).

7. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomochlion untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir (Marmi, 2011:189).

Gambar 2.5 Mekanisme Persalinan Sumber: (Prawirohardjo.2010:255) G. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Menurut Sulistyawati (2010:41-46), ada lima kebutuhan wanita bersalin yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Asuhan Tubuh Dan fisik

Asuhan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a) Menjaga kebersihan diri

b) Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAB/BAK dan menjaganya agar tetap bersih dan kering.

c) Mandi di bak/shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan menimbulkan rasa santai dan merasa sehat.

Beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk berendam pada kala I dan beberapa wanita memilih untuk melahirkan didalam air. Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan paling menenangkan. Diperlukan bak yang cukup dalam agar air dapat menutupi abdomen ibu. Hal ini merupakan suatu bentuk hidro terapi dan kegembiraan yang akan meredakan dan membantu kontraksi pada ibu bersalin. e) Perawatan mulut

Ibu yang sedang ada dalam proses persalinan biasanya nafasnya berbau, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika dalam persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral atau tanpa perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak menyenangkan bagi orang lain.

f) Pengipasan

Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak mengeluarkan keringat bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol suhu terbaik pun mereka akan mengeluh berkeringat pada waktu tertentu. Oleh karena itu gunakan kipas angin,atau bisa juga dengan kertas yang dapat digunakan sebagai pengganti kipas.

2. Nutrisi

Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan. Namun ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau seperti jengkol dan petai.

a) Makanan yang dianjurkan :

1) Roti atau roti panggang (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.

2) Sarapan sereal rendah serat. 3) Nasi tim.

4) Biskuit.

5) Yogurt rendah lemak. 6) Buah segar.

b) Minuman yang dianjurkan:

1) Minuman yogurt rendah lemak. 2) Jus buah-buahan.

4) Air mineral. 5) Caiaran isotonic. 3. Persoanal Hygiene

Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya anatara lain:

a) Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.

b) Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.

c) Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat dengan anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata di episiotomi.

4. Eliminasi

Selama persalinan terjadi penekanan pada pleksus sakrum oleh bagian terendah janin sehingga menyeababkan retensi urine maupun sering berkemih. Retensi urine terjadi apabila:

a) Tekanan pada pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretra menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih.

b) Distensi yang menghambat saraf reseptor pada dinding vesica uretra.

c) Tekanan oleh bagian terendah pada vesica uretra. d) Kurangnya privasi/postur yang kurang baik. e) Kurangnya kesadaran untuk berkemih, dan

f) Anastesi regional, epidural, blok pudendal sehingga obat mempengaruhi saraf vesica uretra.

Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan katerisasi.

5. Pendamping

Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang yang dipilih ibu yang sudah berpengalaman dalam proses persalinan. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk ditemani seorang pendamping untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu. Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping yaitu mengusap keringat, menemani/membimbing ibu jalan-jalan, memberikan minum, mengubah posisi, memijat punggung, kaki atau kepala ibu, menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman, membantu ibu bernafas pada saat kontraksi dan

mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memberikan pujian pada ibu.

H. Perubabahan Fisiologis Pada Persalinan

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 88-98)