• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI ELEMEN-ELEMEN DESAIN KEMASAN LAPIS BOGOR SANGKURIANG

Penelitian ini menguji hubungan antara karakteristik konsumen dengan penilaian analisis efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang. Indikator dari karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang meliputi: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Indikator dari penilaian efektivitas strategi promosi menggunakan EPIC model berupa dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang.

Tabel 17 Karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang

Kategori Jumlah Persentase

Usia

Masa remaja (13-18 tahun) Masa dewasa awal (18-30 tahun) Masa pertengahan (30-50 tahun) Usia tua (>50 tahun)

5 25 14 1 11.1 55.6 31.1 2.2 Pendidikan

Pendidikan rendah (SMP dan SMA) Pendidikan sedang (diploma) Pendidikan tinggi (sarjana)

27 6 12 60.0 13.3 26.7 Status Pekerjaan

Tidak bekerja (mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga) Bekerja (pegawai negeri, pegawai swasta, wirausaha)

29 16 64.4 35.5 Pendapatan Rendah (Rp200 000-Rp2 800 000) Sedang (Rp2 800 001-Rp5 500 000 ) Tinggi (>Rp5 500 001 ) 28 13 4 62.2 28.9 8.9 Karakteristik dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 17 yang meliputi: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Usia adalah lamanya seseorang hidup yang terhitung sejak dia dilahirkan hingga saat menjadi responden penelitian. Karakteristik usia konsumen Lapis Bogor Sangkuriang terdiri atas masa remaja sebanyak 5 orang (11.1 persen), masa dewasa awal sebanyak 25 orang (55.6 persen), masa pertengahan sebanyak 14 (31.1 persen), dan usia tua sebanyak 1 orang (2.2 persen). Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan dari konsumen terdiri atas pendidikan rendah yang meliputi: tamatan SMP dan SMA sebanyak 27 orang (60 persen), pendidikan sedang yang meliputi: tamatan diploma

sebanyak 6 orang (13.3 persen), dan pendidikan tinggi yang meliputi: tamatan sarjana sebanyak 12 orang (26.7 persen). Status pekerjaan adalah kegiatan atau kesibukan yang dijalani oleh responden ketika penelitian berlangsung. Jenis pekerjaan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang pada penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu tidak bekerja yang meliputi: mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga sebanyak 29 orang (64.4 persen) dan bekerja yang meliputi: pegawai negeri, pegawai swasta, dan wirausaha sebanyak 16 orang (35.5 persen). Pendapatan per bulan adalah hasil berupa materi yang diperoleh konsumen dari pencaharian usaha dalam waktu sebulan. Tingkat pendapatan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang terdiri atas pendapatan rendah sebanyak 28 orang (62.2 persen), pendapatan sedang sebanyak 13 orang (28.9 persen), dan pendapatan tinggi sebanyak 4 orang (8.9 persen).

Tabel 18 Jumlah dan persentase keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi

Kategori Jumlah Persentase (%)

Empati

Sangat tidak efektif (skor 7-12) 0 0

Tidak efektif (skor 13-18) 0 0

Efektif (skor 19-24) 42 93.3

Sangat efektif (skor 25-28) 3 6.7

Persuasi

Sangat tidak efektif (skor 7-12) 0 0

Tidak efektif (skor 13-18) 11 24.4

Efektif (skor 19-24) 31 68.9

Sangat efektif (skor 25-28) 3 6.7

Dampak

Sangat tidak efektif (skor 7-12) 0 0

Tidak efektif (skor 13-18) 3 6.7

Efektif (skor 19-24) 39 86.7

Sangat efektif (skor 25-28) 3 6.7

Komunikasi

Sangat tidak efektif (skor 7-12) 0 0

Tidak efektif (skor 13-18) 4 8.9

Efektif (skor 19-24) 37 82.2

Sangat efektif (skor 25-28) 4 8.9

51 Tabel 18 menunjukkan jumlah dan persentase keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Jumlah pertanyaan untuk menguji efektivitas strategi promosi berjumlah 28 dengan masing-masing tujuh pernyataan pada setiap dimensi. Akumulasi skor dapat dikategorikan menjadi sangat tidak efektif (STE) dengan akumulasi skor 7-12, tidak efektif (TE) dengan akumulasi skor 13-18, efektif (E) dengan akumulasi skor 19-24, dan sangat efektif dengan akumulasi skor 25-28. Hasil penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan yang diberikan konsumen terhadap dimensi empati pada penilaian efektif pada akumulasi skor 19-24 sebanyak 42 orang dan penilaian sangat efektif pada akumulasi skor 25-28 sebanyak 3 orang. Hasil penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan yang diberikan konsumen terhadap dimensi persuasi pada penilaian tidak efektif pada akumulasi skor 13-18 sebanyak 11 orang, penilaian efektif pada akumulasi skor 19-24 sebanyak 31 orang dan penilaian sangat efektif pada akumulasi skor 25-28 sebanyak 3 orang. Hasil penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan yang diberikan konsumen terhadap dimensi dampak pada penilaian tidak efektif pada akumulasi skor 13-18 sebanyak 3 orang, penilaian efektif pada akumulasi skor 19-24 sebanyak 39 orang dan penilaian sangat efektif pada akumulasi skor 25-28 sebanyak 3 orang. Hasil penilaian efektivitas elemen- elemen desain kemasan yang diberikan konsumen terhadap dimensi komunikasi pada penilaian tidak efektif pada akumulasi skor 13-18 sebanyak 4 orang, penilaian efektif pada akumulasi skor 19-24 sebanyak 37 orang dan penilaian sangat efektif pada akumulasi skor 25-28 sebanyak 4 orang. Jumlah penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan yang diberikan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang tersebut selanjutnya akan diuji dengan karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen terhadap penilaian analisis efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan.

Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang

pada Dimensi Empati

Hubungan karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 for windows

dengan model uji Rank-Spearman. Karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang yang akan diuji terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Dimensi empati merupakan dimensi yang bertujuan memberi informasi bahwa konsumen menyukai promosi yang dilakukan produsen dan bagaimana konsumen melihat hubungan promosi tersebut dengan pribadi mereka. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah keragaman karakteristik konsumen memiliki hubungan dengan penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati. Hasil pengujian hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati disajikan pada Tabel 19.

2

Tabel 19 Korelasi antara karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati

Keterangan: * berhubungan signifikasi pada α< 0.05

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen- Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Empati

Hasil uji statistik pada Tabel 19 menunjukkan bahwa usiadengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.411. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati tidak dilihat dari usia sehingga konsumen yang memiliki usia berapapun memberi penilaian yang sama terhadap dimensi empati. Konsumen dari berbagai umur menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang disukai oleh konsumen dan telah sesuai dengan pribadi mereka.

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Empati

Hasil uji statistik pada Tabel 19 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.017. Nilai signifikasi (α) lebih kecil dari 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati. Hasil tersebut menujukkan hubungan positif yang searah, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen, semakin tinggi pula efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati. Menurut Sumarwan (2002) memaparkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang, dan seseorang yang memiliki pendidikan lebih baik, maka akan lebih responsif terhadap informasi. Berikut merupakan ungkapan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang kategori berpendidikan tinggi :

Karakteristik konsumen Dimensi Empati Koefisien Korelasi Nilai α Usia 0.035 0.411 Tingkat Pendidikan 0.318 0.017* Status Pekerjaan 0.174 0.127 Tingkat Pendapatan 0.124 0.208 52

53 “...Warnanya udah baik, cerah, terang. Gambarnya juga udah sesuai sama isinya. Informasinya udah baik juga. Tapi logo Sangkuriangnya kok rada mirip logo produk gula...” (IS, 42)

Hubungan antara Status Pekerjaan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Empati

Hasil uji statistik pada Tabel 19 menunjukkan bahwa pekerjaan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.127. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati tidak dilihat dari pekerjaan sehingga konsumen yang memiliki kategori bekerja maupun tidak bekerja memberi penilaian yang sama terhadap dimensi empati. Konsumen Lapis Bogor Sangkuriang dari berbagai pekerjaan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang disukai oleh konsumen dan telah sesuai dengan pribadi mereka.

Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Empati

Hasil uji statistik pada Tabel 19 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi empati memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.208. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi empati tidak dilihat dari segi tingkat pendapatan sehingga konsumen yang memiliki pendapatan rendah, sedang, dan tinggi memberi penilaian yang sama terhadap dimensi empati. Konsumen dari berbagai tingkat pendapatan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang disukai oleh konsumen dan sesuai dengan pribadi mereka.

Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang

pada Dimensi Persuasi

Hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen- elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan model uji Rank- Spearman. Karakteristik konsumen yang akan diuji terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Dimensi persuasi berguna untuk menginformasikan apa yang disampaikan suatu promosi agar dapat menghasilkan peningkatan atau penguatan informasi yang ingin disampaikan pihak penjual kepada konsumen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah keragaman

2

karakteristik konsumen memiliki hubungan dengan penilaian efektivitas elemen- elemen desain kemasan pada dimensi persuasi. Hasil pengujian hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Korelasi antara karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan pada dimensi persuasi

Keterangan: * berhubungan signifikasi pada α< 0.05

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen- Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Persuasi

Hasil uji statistik pada Tabel 20 menunjukkan bahwa usia dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.384 dengan koefisien korelasi sebesar -0.045. Pada hubungan ini terlihat adanya hubungan negatif antara kedua variabel, dimana semakin tinggi usia konsumen, maka makin rendah penilaian efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi.

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Persuasi

Hasil uji statistik pada Tabel 20 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.017. Nilai signifikasi (α) lebih kecil dari 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi. Hasil tersebut menujukkan hubungan positif yang searah, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen, semakin tinggi pula efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi. Menurut Sumarwan (2002) memaparkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang, dan seseorang yang memiliki

Karakteristik konsumen Persuasi Koefisien Korelasi Nilai α Usia -0.045 0.384 Tingkat Pendidikan 0.315 0.017* Status Pekerjaan 0.154 0.156 Tingkat Pendapatan 0.143 0.174 54

55 pendidikan lebih baik, maka akan lebih responsif terhadap informasi. Berikut merupakan ungkapan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang kategori berpendidikan tinggi:

“...Warna sangat menarik, sehingga sangat mudah untuk diingat. Rasa dari kuenya sendiri juga terjamin kualitasnya...”

(DW, 29)

“...Kemasan yang keju, warnanya udah menarik...” (TS, 38)

Hubungan antara Pekerjaan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Persuasi

Hasil uji statistik pada Tabel 20 menunjukkan bahwa pekerjaan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.156. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi persuasi tidak dilihat dari pekerjaan sehingga konsumen yang memiliki kategori bekerja maupun tidak bekerja memberi penilaian yang sama terhadap dimensi persuasi. Konsumen dari berbagai pekerjaan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang telah menarik.

Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Persuasi

Hasil uji statistik pada Tabel 20 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.174. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi persuasi tidak dilihat dari segi tingkat pendapatan sehingga konsumen yang memiliki pendapatan rendah, sedang, dan tinggi memberi penilaian yang sama terhadap dimensi persuasi. Konsumen dari berbagai tingkat pendapatan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang telah dapat menarik konsumen

2

Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang

pada Dimensi Dampak

Hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen- elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan model uji Rank-Spearman. Karakteristik konsumen yang akan diuji terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa terlihat lebih menonjol dibandingkan produk yang lainnya sehingga konsumen melakukan pembelian produk. Kesamaan maksud dan tujuan pihak penjual dan konsumen setelah melakukan upaya promosi juga menjadi tujuan dimensi ini. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Sumarwan (2002) bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian produk, konsumen akan mencari informasi yang banyak hanya jika ia dalam situasi keterlibatan yang tinggi terhadap produk yang dicarinya atau ketika ia melakukan pemecahan masalah yang diperluas. Ada tiga faktor yang menetukan proses pencarian informasi melalui faktor risiko produk, karakteristik konsumen, dan faktor situasi.

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah keragaman karakteristik konsumen memiliki hubungan dengan penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan pada dimensi dampak. Hasil pengujian hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21 Korelasi antara karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen-elemen desain kemasan pada dimensi dampak

Keterangan: * berhubungan signifikasi pada α< 0.05

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen- Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Dampak

Hasil uji statistik pada Tabel 21 menunjukkan bahwa usia dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi persuasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.117 dengan koefisien korelasi sebesar -0.181. Pada hubungan ini terlihat adanya hubungan negatif antara kedua variabel, dimana semakin tinggi usia konsumen

Karakteristik konsumen Dampak Koefisien Korelasi Nilai α Usia -0.181 0.117 Tingkat Pendidikan 0.274 0.034* Pekerjaan 0.127 0.203 Tingkat Pendapatan 0.00 0.500 56

57 Lapis Bogor Sangkuriang, maka makin rendah penilaian terhadap efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak. Penilaian keefektifan terhadap strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan dinyatakan dapat dinilai menonjol dibandingkan produk yang lainnya oleh konsumen usia sedang dan rendah.

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Dampak

Hasil uji statistik pada Tabel 21 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.034. Nilai signifikasi (α) lebih kecil dari 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak. Hasil tersebut menujukkan hubungan positif yang searah, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen, semakin tinggi pula efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak. Sumarwan (2002) memaparkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang, dan seseorang yang memiliki pendidikan lebih baik, maka akan lebih responsif terhadap informasi. Berikut merupakan ungkapan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang kategori berpendidikan tinggi:

“...Warna sangat menarik, sehingga sangat mudah untuk diingat. Rasa dari kuenya sendiri juga terjamin kualitasnya...”

(DW, 29)

Hubungan antara Status Pekerjaan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Dampak

Hasil uji statistik pada Tabel 21 menunjukkan bahwa pekerjaan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.203. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi dampak tidak dilihat dari pekerjaan sehingga konsumen yang memiliki kategori bekerja maupun tidak bekerja memberi penilaian yang sama terhadap dimensi dampak. Konsumen dari berbagai pekerjaan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang terlihat lebih menonjol dibandingkan produk yang lainnya sehingga konsumen melakukan pembelian produk.

2

Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Dampak

Hasil uji statistik pada Tabel 21 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.500. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi dampak. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi dampak tidak dilihat dari segi tingkat pendapatan sehingga konsumen yang memiliki pendapatan rendah, sedang, dan tinggi memberi penilaian yang sama terhadap dimensi dampak. Konsumen dari berbagai tingkat pendapatan menilai elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang telah dapat lebih menonjol dibandingkan produk yang lainnya sehingga konsumen melakukan pembelian produk.

Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang

pada Dimensi Komunikasi

Hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan elemen- elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi komunikasi dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan model uji Rank- Spearman. Karakteristik konsumen Lapis Bogor Sangkuriang yang akan diuji terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan. Dimensi komunikasi merupakan dimensi yang bertujuan memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan dari pesan tersebut. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah keragaman karakteristik konsumen memiliki hubungan dengan penilaian efektivitas elemen-elemen desain kemasan pada dimensi komunikasi. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Korelasi antara karakteristik konsumen dengan penilaian keefektifan

elemen-elemen desain kemasan pada dimensi komunikasi

Karakteristik konsumen Komunikasi Koefisien Korelasi Nilai α Usia -0.102 0.252 Tingkat Pendidikan 0.077 0.308 Pekerjaan 0.000 0.500 Tingkat Pendapatan -0.057 0.355 58

59

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen- Elemen Desain Kemasan pada Dimensi Komunikasi

Hasil uji statistik pada Tabel 22 menunjukkan bahwa usia dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi komunikasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.252 dengan koefisien korelasi sebesar -0.102. Pada hubungan ini terlihat adanya hubungan negatif antara kedua variabel, dimana semakin tinggi usia konsumen Lapis Bogor Sangkuriang, maka makin rendah penilaian efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi komunikasi.

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Strategi Promosi melalui Elemen-Elemen Desain Kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada Dimensi Komunikasi

Hasil uji statistik pada Tabel 22 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi komunikasi memiliki nilai signifikasi (α) sebesar 0.308. Nilai signifikasi (α) lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan efektivitas strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan Lapis Bogor Sangkuriang pada dimensi komunikasi. Strategi promosi melalui elemen-elemen desain kemasan pada dimensi komunikasi tidak dilihat dari tingkat pendidikan sehingga konsumen yang memiliki kategori pendidikan

Dokumen terkait