• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Kandungan Matan Hadis dengan Pendekatan Ilmu Psikologi Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan

KEGIATAN PENELITIAN MATAN HADIS

D. Memahami Kandungan Matan Hadis dengan Pendekatan Ilmu Psikologi Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan Setelah diadakan penelitian hadis baik melalui sanad dan matan dengan

metode-metode yang telah ditetapkan oleh ulama hadis, sehingga dapat diketahui bahwa kualitas keduanya dapat dipertanggung jawabkan. Selanjutnya perlu adanya pemahaman terhadap kandungan matan hadis. Untuk menemukan pengetahuan apakah pesan-pesan Nabi Muhammad SAW 14 abad yang silam masih relevan sampai saat ini ketika dikaitkan dengan ilmu psikologi.

Dalam psikologi, marah berarti perubahan internal atau emosional yang dapat menimbulkan perilaku yang agresif sebagai pelampiasan guna mengobati apa yang ada dalam hati. Marah berasal dari reaksi emosional akut. Ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, kekecewaan atau frustasi.11 Secara garis besar sebab yang menimbulkan marah itu terdiri dari faktor fisik dan psikis.12

Sesungguhnya jiwa dan fisik memiliki korelasi sikologis. Hal ini sebagaimana terungkap dalam hadis Nabi Muhamamd saw. yang artinya “Apabila salah satu dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka duduklah jika itu dapat menghilangkan marah, jika tidak maka berbaringlah.”

Dalam hadis tersbut menunjukan adanya hubungan antara jiwa dan fisik. Jiwa manusia memiliki karakteristik yang dilengkapi dengan kemampuan dan

11

Hisham Thalbah, Kemukjizatan psikoterapi Islam Ensiklopedi Mukjizat alquran dan Hadis (Bekasi: PT. Saptasentosa, 2008), Cet. I. h. 66

12

Faktor fisik bisa diakibatkan oleh : Kelelahan yang berlebihan. - Zat tertentu yang mengakibatkan marah. Jika otak kurang mendapatkan zat asam (oksigen) maka orang itu akan lebih mudah marah. - Hormon seks misalnya estrogen pada wanita dapat mempengaruhi emosi seseorang. Misalnya pada wanita yang sedang Haid. Faktor psikis : Terutama yang menyangkut anggapan yang salah dari seorang terhadap dirinya. Seperti Rendah diri, ini ditandai dengan menilai dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenarnya. Maka orang ini sensitif akan mudah sekali tersinggung. - Tinggi diri, yang bersangkutan menilai dirinya lebih dari kenyataan sebenarnya. Sombong terlalu menuntut pujian. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi ia akan marah. Iihat. Hisham Thalbah, Kemukjizatan psikoterapi Islam Ensiklopedi Mukjizat alquran dan Hadis (Bekasi: PT. Saptasentosa, 2008), Cet. I. h. 71-72

rahasia yang tinggi. Karakteristik tersebut bisa terlihat dari emosinnya, seperti sedih, senang, takut, kecemasan, duka, kegelisahan, kesusahan dan perasaan lainnya. Perasaan tersebut muncul ketika menghadapi peristiwa-peristiwa menyakitkan dalam hidupnya karena adanya perubahan kondisi psikologi yang terlihat dari fisiknya, seperti perubahan raut muka, keluar keringat, tertawa, cemberut, dan tanda lainnya. Terkadang perubahan terjadi sangat dalam yang dirasakan oleh jiwa seseorang, seperti detak jantung yang bekerja cepat, sesak nafas, dan lain-lain.13 pengaruh ini sudah dicontohkan oleh Allah dalam surat

Al-Nahl : 58               

Artinya : “dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah”.

Emosi terlahir sebagai energi di dalam fisik akibat beban yang berlebihan. Oleh karena itu sebaiknya diupayakan dapat memanfaatkan emosi untuk mengarahkannya kepada aktivitas yang bermanfaat. Seperti sebagian psikiater menganjurkan teknik substitusi, yaitu proses mengantikan dengan ketenangan dan kebencian dengan kasih sayang. Atau teknik pengalihan perhatian, yaitu mengerjakan sesuatu hal lain untuk mengalihkan rasa marah yang timbul.14 Adapula yang menggunakan cara dengan bantuan oleh spiritual. Ia membuat rileks otot-otot pada badanya, dengan cara yang santai agar dapat menghilangkan ketegangan otot fisiknya, sebab emosi berhubungan dengan ketengangan akal.

13

Hisham Thalbah, Kemukjizatan psikoterapi Islam Ensiklopedi Mukjizat alquran dan Hadis (Bekasi: PT. Saptasentosa, 2008), Cet. I. h. 2

14

Yadi Purwanto dan Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami

Oleh karenaya, ketika dapat terlepas dari ketegangan otot, emosi marah pasti akan mereda.15

Persepsi mendasar yang harus dipahami dalam mengendalikan kemarahan adalah menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri bahwa kemarahan tak akan pernah mencapai tujuan apa pun. Seseorang yang berharap memenuhi suatu keinginan mencapai tujuan tak akan pernah mencapainya dengan manjadi marah dan melakukan perbuatan-perbuatan yang kasar. Sebagai contoh, seorang atasan yang jengkel terhadap pegawainya yang bodoh tidak dapat membuatnya lebih cerdas dengan berbagai makian yang serba kasar. Tujuan itu lebih tercapai misalnya dengan membimbingnya secara sabar atau menyuruh dan membiayainya untuk mengikuti suatu kursus tertentu. Jadi untuk setiap masalah atau keadaan yang dapat menimbulkan kemarahan tentu ada cara-cara penyelesaian yang selaras ketimbang suatu peledakan emosi marah yang kasar. Strategi inilah yang pertama-tama harus dimengerti, dikembangkan, ditanamkan samapi diinsyafi sesadar-sadarnya dalam pikiran setiap orang. Kalau seseorang sudah dapat mencapai tujuannya, maka langkah-langkah pengendalian berikutnya yang telah digambarkan pada bab II sebelumnya akan terasa mudah.

Oleh karena keadaan emosi sangat berhubungan dengan ketegangan akal, sehingga dapat mengacaukan pikiran yang normal, dan menciptakan tindakan-tindakan negatif. Untuk menghindari hal tersebut, seorang harus bisa meredakan ketegangan akal. Salah satu cara efektif menghilangakan beban fisik atau ketegangan adalah dengan mengalihkan atau mengarahkannya kepada kesibukan atau aktivitas lain yang bermanfaat atau lebih rileks. Seperti duduk bersandar,

15

Hisham Thalbah. Kemukjizatan psikoterapi Islam Ensiklopedi Mukjizat alquran dan Hadis (Bekasi: PT. Saptasentosa, 2008), Cet. I. h. 76

berbaring, berwudu, diam, dan mandi. Dengan melakukan pilihan metode dari satu, dua atau lebih, seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah saw, apabila seorang marah ketika berdiri maka hendaknya duduk, jika duduk tidak berhasil meredakan amarah maka hendaknya seorang memilih alternatif lain yaitu dengan cara berbaring. Hal ini merupakan pengalihan kosentrasi yang menjengkelkan pada kosentrasi atau aktivitas lain yang lebih rileks, sebab ‘duduk’ dan ‘berbaring; merupakan kegiatan yang dapat mengistirahatkan ketegangan-ketegangan otot serta meminimalisir gerakan yang dapat mencederai orang lain di saat gejolak kemarahan terjadi. Metode pengalihan ini telah diungkpakan pula oleh W.Robert Nay. Ph.D yaitu

“…Hampir semua strategi yang manjur untuk mengalihkan fokus perhatian pada sesuatu yang lebih netral, menonton atau menyibukan pikiran bisa bermanfaat untuk melemahkan gejolak kemarahan. Pertimbangkanlah sejumlah kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bermanfaat ketika strategi-strategi peredaan kemarahan lainnya kurang berhasil menyejukan hati…”16

16

W. Robert Nay, Ph.D, Mengelola Kemarahan Trampil Menangani Konflik, Melegakan Hubungan, dan Mengekspresikan Diri Tanpa Lepas Kendali. Penerjemah Leinovar Bahfein (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007), Cet. I. h. 156-174

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melewati seperangkat metode dalam kritik sanad dan matan, dalam mengkaji hadis tentang “Penanggulangan Amarah Ketika Berdiri dengan Cara Duduk atau Berbaring” yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal. Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan penelitian sanad hadis tentang “Penanggulangan Amarah Ketika Berdiri dengan Cara Duduk atau Berbaring” yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal melalui jalur Abu Mu’awiyah (w.195 H). Sanad hadis tersebut berkualitas Shahih.

2. Adapun dari segai matan dalam hadis tersebut telah memenuhi kriteria ke-shahih-an matan. Di sana tidak terdapat pertentangan dengan hadis-hadis Nabi lainnya atau dengan al-Qur’an. Sehingga matan hadis-hadis ini terhindar dari syudzudz (kejanggalan) dan ‘illat (cacat).

3. Sedangkan hasil kesimpulan terhadap analisis kandungan matan hadis adalah sebagai berikut :

Ketika pemahaman Hadis riwayat Ahmad bin Hanbal tentang “penanggulangan marah disaat berdiri dengan cara duduk” ini dikaitkan dengan ilmu psikologi tidaklah terdapat pertentangan. Bahkan berdiri dengan duduk memiliki korelasi sikologis cukup dekat. yaitu pada dasarnya emosi terlahir akibat beban yang berlebihan baik berasal dari luar maupun dalam diri sehingga terjadi ketegangan akal, akibatnya

dapat mengacaukan pikiran yang normal, hingga tercipta tindakan-tindakan negatif. Oleh karena itu, seorang harus bisa meredakan ketegangan akal. Salah satu cara efektif menghilangakan beban fisik atau ketegangan adalah dengan mengalihkan kepada aktivitas lain yang lebih rileks. Seperti duduk atau berbaring. Dengan demikian ketegangan otot akan teristirahatkan serta membuka kesempatan bekerjanya pikiran yang normal, sehingga kemarahan menajdi reda.

B. Saran-saran

Kedudukan hadis Nabi SAW sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu penulis menghimbau sebagai berikut :

1. Diharapkan semua pihak di antaranya lembaga akademis, pemerintahan dan ulama setempat ikut berpartisipasi memberikan perhatian yang penuh terhadap pembinaan masyarakat untuk membekali pengetahuan tentang hadis. agar pengetahuan, pemahaman dan pengamalan hadis dimasyarakat dapat tersebar dengan baik,

2. Agar pembaca dapat menindak lanjuti penelitian kualitas sanad dan matan terhadap hadis-hadis tentang cara mengatasi marah lainnya. 3. Agar pembaca dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh duduk atau

berbaring terhadap peredaan emosi marah

Akhirnya kepada Allah SWT. penulis berharap agar skripsi ini menjadi titik sumber pengetahuan dan inspirasi yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.