• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TENTANG MARAH

A. Pengertian Marah

Marah dalam bahasa Arab yaitu Gha฀ab. Kata Gha฀ab berasal dari akar kata Gha฀iba – Yagh฀abu – Gha฀aban berarti marah.1 Marah berarti gusar, jengkel, muak dan sangat tidak senang karena diri diperlakukan tidak sepantasnya. Marah-marah sebagai kata kerja yang berarti berkali-kali marah ; mengeluarkan kata-kata atau menunjukan sikap sebagai pelampiasan marah.2

Menurut istilah, marah berarti perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati.3 Jadi, marah setiap orang adalah keadaan jiwanya, yang tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya.

Beberapa perspektif lain tentang definisi marah diantaranya: Menurut DR. Sarlito Wirawan Sarwono, “Marah adalah emosi yang timbul terhadap suatu yang menjengkelkan.”4 Imam Ghazali menerangkan bahwa marah bagaikan nyala api yang menyala berkobar-kobar, menyerang bergerak dan bergejolak dalam hati manusia.5

Rochelle Semmel Albin, menjelaskan bahwa “Rasa marah menunjukkan bahwa perasaan kita sudah tersinggung oleh seseorang, atau sesuatu sudah tidak

1

Ahmad Warson Munawir. Al-Munawwar Kamus Arab – Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1008

2

EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Sanjaya. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (T.tp.: Difa Publisher, t.t.), h. 550

3

Yadi Purwanto, dan Rachmat Mulyono. Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islami

(PT. Refika Aditama : Bandung, 2006), h. 7

4

Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet. VIII. h. 53

5

Im฀m Ab฀ H฀mid Mu฀ammad bin Mu฀ammad al-Ghaz฀li. I฀ya’ ‘Ul฀muddin

baik. Misalnya, seorang akan marah apabila tidak jadi dipromosikan ke jabatan lebih tinggi karena jabatan itu diberikan kepada orang lain.”6 Dalam hal ini marah sebagai suatu emosi yang disebabkan karena seseorang menghadapi suatu keadaan yang tidak disukainya, atau bertentangan dengan kemauannya.

Abdul Rahman Shaleh, menyatakan bahwa “Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya.”7

Tristiadi Ardi Ardani sedikit menambahkan atas perspektif sebelumnya bahwa “Marah merupakan suatu emosi yang membantu manusia dalam menjaga dirinya. Pada waktu seseorang sedang marah, energinya guna melakukan upaya fisik yang keras semakin meningkat. Hal ini memungkinkannya untuk mempertahankan diri atau menaklukan segala hambatan yang menghadang dalam upaya mencapai tujuannya. Terkadang penyaluran emosi marah ini bisa berupa memusuhi hal-hal yang menghambat pencapaian tujuannya. Namun ada kalanya dengan pengalihan atau meluapkan pada hal lain yang tidak berhubungan dengan tujuannya atau penyebab marahnya. Emosi marah ini bisa membuat macetnya kemampuan berpikir yang sehat.”8

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marah adalah bentuk ekspresi manusia untuk melampiaskan ketidakpuasan, kekecewaan atau kesalahannya ketika terjadi gejolak emosional yang tidak terkendalikan. Dalam hal ini terdapat dua kategori marah, yaitu marah yang bersifat positif dan marah yang bersifat negatif. Marah yang bersifat positif ialah marah yang terkendalikan

6

Rochelle Semmel Albin. Emosi Bagaimana mengenal, menerima dan mengarahkannya.

Penerjemah Sr. M. Brigid, OSF (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 50

7

Abdul Rahman Shaleh. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. III. h. 176

8

Tristriadi Ardi Ardani. Psikiatri Islam (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), Cet. I. h. 124

akal sehat dan marah yang bersifat negatif ialah marah yang tidak terkendalikan akal sehat.

Marah merupakan bagian dari emosi dasar manusia. Term emosi dalam pemakaian sehari-hari sangat berbeda dengan pengertian emosi dalam psikologi. Emosi dalam pemakaian sehari-hari mengacu kepada ketegangan yang terjadi pada individu akibat dari tingkat kemarahan yang tinggi. Seorang yang membanting gelas karena merasa harga dirinya dilecehkan orang lain, dengan mudah dikategorikan sedang dalam keadaan emosi. Dengan kata lain, orang yang berubah nada suara, raut muka, atau tingkah lakkunya karena marah, biasanya diperingatkan agar jangan bertindak emosional. Ungkapan semacam itu jarang muncul pada peristiwa-peristiwa seperti kaget, ketakutan, senang, atau karena suatu yang menjijikan, kendati semua peristiwa tersebut masuk dalam kategori emosi. Karena emosi lazim dipahami oleh masyarakat sebagai ekspresi marah.9

Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakan, bergerak.’ Kemudian ditambahkan dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘e-‘bergerak menjauh.’10 Emosi adalah suatu perasaan dan pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.11

Oleh karena itu yang dimaksud dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan marah saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang

9

M.Darwis Hude. Emosi Penjelajahan Religio Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Alquran (T.tp.: Erlangga. 2006), h. 15

10

M.Darwis Hude. Emosi Penjelajahan Religio Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Alquran (T.tp.: Erlangga. 2006), h. 16

11

Agus Efendi. Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful intelligence atas IQ (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. I. h. 176

yang disertai dengan perasaan senang atau tidak senang, baik pada tingkatan yang lemah atau dangkal maupun pada tingkatan kuat atau mendalam.

Agar lebih jelas, di bawah ini merupakan jenis-jenis emosi. Seperti ditunjukan oleh Daniel Goleman yang mempunyai daftar emosi telatif lengkap, daftar emosi tersebut sebagai berikut :

Amarah (Anger) : beringas (fury), mengamuk (ourage), benci (resentment), marah besar (wrath), jengkel (exasperation), kesal hati (indigination), terganggu (vexation), rasa pahit (acrimony), berang (animosity), tersinggung (annoyance), bermusuhan (irritability), kekerasan (hostility), kebencian patologis (violence).

Kesedihan (Sadness) : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat.

Rasa takut (Fear) : cemas, takut, gugup, kawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, sampai dengan paling parah, fobia, dan panic.

Kenikmatan (Enjoyment) : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, sengan sekali, hingga yang paling ekstrem, mania.

Cinta (love) : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

Terkejut (Surprise) : terkejut, terpana. Dan Jengkel (Disgust) : hina, jijik, muak, benci, tidak suka, mau muntah, tidak enak perasaan.

Malu (Shame) : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, aib, hati hancur lebur, perasaan sedih atau dosa yang mendalam.12