• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A.Kajian Teori

3. Membaca Al- Qur’an

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna

26

melalui bacaan. Menurut Anderson (2003), ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, (Dalman, 2014: 5-11) yaitu :

1. Reading for details or fact (Membaca untuk memperoleh fakta dan perincian)

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh.

2. Reading for main ideas (Membaca untuk memperoleh ide-ide utama).

Membaca seperti ini membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa-apa yang dipelajari atau dialami tokoh, atau merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.

3. Reading for sequence or organization (Membaca untuk

mengetahui urutan/susunan struktur karangan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, ketiga/seterusnya.

27

4. Reading for inference (Membaca untuk menyimpulkan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

5. Reading to classify (Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.

6. Reading to evaluate (Membaca untuk menilai, mengevaluasi). Membaca seperti ini membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu.

7. Reading to compare or contrast (Membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai kesamaan.

28

b. Faktor-Faktor dalam Minat Membaca

Menurut Prasetyono (2008: 28), faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat membaca sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau individu itu sendiri, faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang melekat pada diri seseorang. Faktor tersebut antara lain intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu. Faktor eksternal dapat mendorong kita membaca dengan lebih baik. Namun, dapat pula menghambat kita. Beberapa contoh faktor eksternal antara lain, belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, status sosial, orang tua atau keluarga dan Guru.

c. Pengertian Al-Qur’an

Secara bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qara’a-yaqra’u -qira’atan-wa qur’anan yang secara harfiah berarti bacaan. Sebagian ulama menegaskan bahwa kata qur’an itu bentuk mashdar (kata kerja

yang dibendakan) yang diartikan dengan isim maf’ul, yakni dibaca. Jadi, Al-Qur’an adalah bacaan yang dibaca. Sedangkan secara istilah Al-Qur’an adalah kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan

29

kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan melalui Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir (teratur), dan dianggap ibadah membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah, dan ditutup oleh surat an-Nas (Izzan, 2013: 28-29).

d. Adab dalam Membaca Al-Qur’an

Adab membaca Al-Qur’an adalah suatu kegiatan/aktifitas melihat serta memahami sesuai dengan aturan yang ada dalam Al-Qur’an dan melafalkan kalam Allah (Al-Qur’an) dengan lisan. Ada beberapa adab yang harus diperhatikan, dipegang dan dijaga, sebelum dan disaat membaca Al-Qur’an agar bermanfaat.

Adab membaca Al-Qur’an yang harus dilakukan bagi seorang pembaca Al-Qur’an, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Niat Membaca dengan Ikhlas

Seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya tidak mengharapkan manfaat duniawi dan gaji atas bacaannya, jangan sampai bertujuan untuk meraih hal-hal duniawi seperti harta, pangkat, pekerjaan, dan menyaingi sesama. Jadi, seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya berniat yang baik, yaitu niat beribadah yang ikhlas karena Allah SWT untuk mencari ridha-Nya.

30 2) Dalam Keadaan Suci

Seseorang yang hendak membaca Al-Qur’an harus dalam keadaan suci baik dari hadas kecil, hadas besar, dan segala najis. (Faris, 2005: 84).

3) Memilih Tempat yang Pantas dan Suci

Tidak seluruh tempat sesuai untuk membaca Al-Qur’an. Ada beberapa tempat yang tidak sesuai untuk membaca Al-Qur’an, seperti: kamar mandi, WC, tempat-tempat kotor, dan lain-lain. Hendaknya pembaca Al-Qur’an memilih tempat yang suci dan tenang, seperti: masjid, mushalla, rumah, dan lain-lain yang dipandang pantas dan terhormat.

4) Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan

Pembaca Al-Qur’an disunnahkan mengahadap kiblat secara khusyu’, tenang, dan berpakaian sopan, karena membaca Al-Qur’an adalah beribadah kepada Allah SWT. (Khon, 2011: 35-39).

5) Membaca Ta’awwudz dan Basmalah

Membaca Al-Qur’an hendaknya membaca ta’awwudz dan membaca basmalah ketika akan membaca Al-Qur’an. (Faris, 2005: 85). Sebagaimana firman Allah yang diterangkan dalam (Q.S An-Nahl: 98) :

31



















Artinya : “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”

6) Membaca Al-Qur’an dengan Tartil

Tartil artinya membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benar sesuai makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Ilmu Tajwid.

Sebagaimana firman Allah yaitu, (QS. Al-Muzammil: 4) :

َ















Artinya : “atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.

7) Merenungkan Makna Al-Qur’an

Adab membaca Al-Qur’an di antaranya adalah merenungkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca, yaitu dengan menggerakan hati untuk memahami kata-kata Al-Qur’an yang dibaca semampunya atau yang digerakkan lidah sehingga mudah untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

32 8) Khusyu’ dan Khudu’

Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah khusyu’ dan khudu’. Khusyu’ dan khudu’ artinya merendahkan hati dan seluruh tubuh tunduk kepada Allah SWT, sehingga Al-Qur’an yang dibaca mempunyai pengaruh besar bagi pembacanya. (Khon, 2011: 41-42). Sebagaimana firman Allah, yaitu: (QS.Al-Isra’: 109) :













Artinya: “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil

menangis dan mereka bertambah khusyu´”.

9) Membaca dengan Irama dan Suara yang Indah

Adab membaca Al-Qur’an yang disepakati oleh ulama’ adalah memperbagus suara saat membaca. Al-Qur’an tentunya adalah bacaan yang indah bahkan sangat indah. Namun, suara yang indah akan menambah keindahannya sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan kalbu.(Al-Qardhawi, 1999: 233).

10) Tidak Dipotong dengan Pembicaraan Lain

Membaca Al-Qur’an adalah berdialog dengan Tuhan, karena Al-Qur’an adalah firman-Nya. Maka di antara adabnya adalah tidak memotong bacannya dengan pembicaraan orang lain atau berbicara dengan orang lain, apalagi sambil tertawa-tawa atau bermain-main. (Khon, 2008: 45).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka membaca Al-Qur’an diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memahami isi teks yang tertulis di dalam

33

Al-Qur’an, yaitu kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, dengan melalui Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir (teratur), dan dianggap ibadah membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah, dan ditutup dengan surat an-Nas.

4. Kajian Materi Penelitian

Dokumen terkait