• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE JIBRIL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 07 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE JIBRIL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 07 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MEMBACA

AL-

QUR’AN

DENGAN METODE JIBRIL PADA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 07 KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

JIHAN ABDILLAH NIM: 111 14 128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

(2)
(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Dosen IAIN Salatiga

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Jihan Abdillah SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

(4)
(5)

v

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE JIBRIL

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 07 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Disusun Oleh: JIHAN ABDILLAH

NIM : 111-14-128

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin, tanggal 10 September 2018, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji:

Ketua Penguji : Dr. Budiono Saputro, M.Pd Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd

Penguji II : Dra. Ulfah Susilawati, M.Si

Salatiga,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd

(6)

vi MOTTO

َ ع

لاَِه عَُوْن عَ اَللَ ًِض رَ نا مْثُعَ ْه

َ مَّل س وَِوْي ل عَ اَللَى ل صًََِبَّن

َ)يراخبلاَهاور(َ.ُو مَّل ع وَ نَآْرُقْلاَ مَّل ع تَ ْه مَْمُكُرْي خَ:َ لا ق

Dari Ustman bin Affan r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik

Kamu Adalah Orang yang Mempelajari Al-Qur’an dan yang Mengajarkannya”.

(HR. Bukhari)

“Tujuan Utama Kita Hidup Adalah Berjuang Agar Bisa Hidup Sampai Hari ini,

dan Esoknya pun Kita Masih Harus Berjuang Untuk Esok”.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dalam hati, saya persembahkan skripsi ini untuk:

1. Pengasuh PPTI Al FALAH, Ibu Hj. Latifah Zoemri yang penulis nantikan nasihat, berkah dan do’anya.

2. Kedua orang tuaku Bapak Muhammad Zumri dan Ibu Aryanti dengan tulus mendo’akan setiap waktu tanpa putus hingga aku menjadi seperti ini.

3. Adikku tercinta Aldhi Dhian Abdillah dan Alwi Ikhsan Abdillah.

4. Sahabat dan teman seperjuangan kamar F39 dan kelas I Ulya. 5. Semua jajaran Dewan Asatidz PPTI AL FALAH.

6. Mahasiswa PPTI Al-Falah dan PAI Angkatan 2014.

(8)

viii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohiim

Puji syukur alhamdulillah robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Membaca Al-Qur’an dengan Metode Jibril pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2017/2018.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman

kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

2. Bapak Suwardi, M. Pd, selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam.

(9)

ix

6. Pengasuh PPTI Al FALAH, Ibu Hj. Latifah Zoemri yang penulis nantikan nasihat, berkah dan do’anya.

7. Para Ustadz dan Ustadzah yang dengan ikhlas menyalurkan ilmunya.

8. Kepala SMP Negeri 07 Salatiga, Ibu Dra. Anna Maria Andharini, M.Pd yang

telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Bapak Muhammad Sintoro, S.Ag, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 07 Kota Salatiga.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya, Amin.

(10)

x ABSTRAK

Abdillah, Jihan. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Membaca Al-Qur’an dengan Metode Jibril pada Siswa Kelas VII SMPN 07 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata Kunci: hasil belajar membaca al-Qur’an, metode jibril.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga, yang disebabkan beberapa hal diantaranya guru yang kurang terampil menerapkan berbagai macam metode mengajar yang sesuai dengan materi membaca Al-Qur’an dan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung pembelajaran. Sekarang banyak ditemui adanya metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang lebih menuntut siswa berperan lebih aktif dan lebih siap untuk menerima pembelajaran membaca Al-Qur’an diantaranya adalah metode Jibril. Pemilihan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode Jibril dirasa sesuai untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an secara tartil dan berdasarkan ilmu tajwid.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 07 Kota Salatiga sebanyak 30 siswa dan satu guru kolaborator yaitu Bapak Muhammad Sintoro, S.Ag. Rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah: Apakah menggunakan metode Jibril dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018 ?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode Jibril dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

(11)

xi

(12)

xii BAB II: LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori... 18

1. Hasil Belajar…………. ... 18

2. Pendidikan Agama Islam………. 21

3. Membaca Al-Qur’an……… 25

4. Kajian Materi Penelitian……….. 33

a. Pengertian Metode Jibril ... 33

b. Sejarah Metode Jibril... ... 34

c. Tahap-Tahap Penerapan Metode Jibril ... 35

d. Tujuan Pembelajaran Metode Jibril ... 36

e. Jenjang Pendidikan Metode Jibril... 37

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Jibril... 39

g. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jibril... 40

B. Kajian Pustaka ... 41

BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 43

1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga……….………... 43

2. Profil Sekolah... 44

3. Visi dan Misi Sekolah... 45

4. Daftar Nama Guru... 46

5. Keadaan Siswa... 48

(13)

xiii

1. Pra Siklus………. 51

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I... 53

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 58

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

1. Siklus I ... 62

2. Siklus II ... 68

B. Pembahasan ... 73

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 73

2. Hasil Observasi Siklus I... 74

3. Hasil Penelitian Siklus II ... 76

4. Hasil Observasi Siklus II... 81

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA……… 84

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga... 46

Tabel 3.2 Keadaan Siswa ... 48

Tabel 3.3 Siswa kelas VII H SMP Negeri 07 Salatiga... 50

Tabel 3.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 52

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I ... 62

Tabel 4.2 Pengamatan Guru Siklus I………. 64

Tabel 4.3 Pengamatan Siswa Siklus I……… 66

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus II ... 68

Tabel 4.5 Pengamatan Guru Siklus II……… 70

Tabel 4.6 Pengamatan Siswa Siklus II………... 71

Tabel 4.7 Data Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 74

Tabel 4.8 Data Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 76

(15)

xv

DAFTAR DIAGRAM

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I... 86

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II... 86

Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru dan Siswa... 91

Lampiran 4 : Soal Evaluasi... 97

Lampiran 5 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaraan... 103

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi... 105

Lampiran 7 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi... 107

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian... 108

Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 109

Lampiran 10 : Daftar SKK... 110

(18)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di

Indonesia. Hal ini dikarenakan kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan

dimensi kehidupan lain pada setiap individu warga negara.

Pasal 39 ayat 2 Undang-undang nomor 2 Tahun 1989, pendidikan Agama

merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntunan untuk menghormati

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, 1999: 11).

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam,

bersikap inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional (Aminuddin, 2006: 1). Pendidikan Agama Islam merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama

(19)

2

pelajaran pokok yang menjadi salah satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang bertujuan, mengembangkan

moral dan kepribadian siswa. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini juga mengajarkan agar siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil dan

benar berdasarkan ilmu tajwid.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca diartikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau

hanya dalam hati) (KBBI, 2008: 113). Sedangkan membaca Al-Qur’an adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dengan

tartil dan benar berdasarkan ilmu tajwid.

Al-Qur’an dari segi bahasa, berasal dari kata qara’a –yaqra’u –qira’atan

qur’anan, yang berarti sesuatu yang dibaca atau bacaan. Dari segi Istilah,

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawattir, ditulis dalam

mushaf , dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas,

membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. Dan sebagai Hidayah atau petunjuk bagi umat manusia (Buku Paket

SMA/SMK, 2015: 47).

Al-Qur’an merupakan wahyu, kalam atau firman Allah yang mengandung

ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya Al-Qur’an diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak

(20)

3

dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang menjaganya. Allah berfirman didalam Al-Qur’an surat al-Hijr ayat 9 :

Membaca Al-Qur’an harus memperhatikan aturan-aturan yang dimiliki

antara lain: Ilmu Tajwid, ilmu Gharib, Makharijul Huruf, serta mampu memahami dan mengucapkan bacaan panjang ataupun pendek. Jadi, dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an, aturan-aturan tersebut harus

dipelajari dan difahami dengan sebenar-benarnya karena bila aturan-aturan tersebut tidak difahami secara benar, maka bacaan al-Qur’an juga menjadi

salah.

Selain itu yang harus diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an yaitu membaca Al-Qur’an wajib menggunakan tartil. Sebagaimana perintah Allah

SWT dalam surat Al-Muzammil ayat 4 :

َ

Artinya : “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”. (Q.S Al-Muzammil: 4)

Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa

(21)

4

“Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan

mempengaruhi pribadinya (Tafsir, 2008: 9).

Metode Jibril adalah metode pembelajaran Al-Qur’an dengan tehnik dasar

talqin-taqlid (menirukan) seperti Nabi Muhammad menirukan bacaan

Malaikat Jibril. Proses pembelajaran Metode Jibril tersebut, selalu menitikberatkan pada penerapan teori-teori ilmu tajwid secara baik dan benar sesuai perintah Allah SWT yang mewajibkan pembacaan Al-Qur’an secara

tartil (Taufiqurrochman, 2005: 15).

Sejauh ini, hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi membaca

Al-Qur’an di SMP belum bisa tercapai secara maksimal seperti yang diharapkan. Berdasarkan wawancara dengan guru pengampu PAI, kelas VII H SMP Negeri 07 Kota Salatiga (Bapak Muhammad Sintoro, 16 Maret

2018), dengan KKM 75 dari 30 siswa, yang lulus hanya 10 siswa atau dalam persen sebesar 33% dan yang tidak lulus ada 20 siswa atau dalam persen

sebesar 67% dengan rata-rata 67.60.

Setelah melakukan wawancara dengan guru pengampu PAI, Peneliti menemukan beberapa problematika rendahnya hasil belajar Pendidikan

Agama Islam materi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga, diantaranya adalah guru yang kurang terampil menerapkan

(22)

5

Sekarang banyak ditemui adanya metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang lebih menuntut siswa berperan lebih aktif dan lebih siap

untuk menerima pembelajaran membaca Al-Qur’an diantaranya adalah metode Jibril. Pemilihan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan

menggunakan metode Jibril dirasa sesuai untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajar membaca Al-Qur’an secara tartil dan berdasarkan ilmu tajwid.

Berangkat dari hal tersebut maka penulis bermaksud mengadakan penelitian pada siswa kelas VII H di SMP Negeri 07 Salatiga dengan

memberi judul penelitian:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE JIBRIL PADA

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 07 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, penulis mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut, pokok masalah dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Apakah menggunakan metode Jibril dapat meningkatkan hasil belajar

(23)

6 C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini sebagai berikut:

Untuk mengetahui penggunaan metode Jibril dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an pada siswa kelas

VII SMP Negeri 07 Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018. D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 2009:

21).

Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan hipotesis

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: ada peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an dengan

metode jibril pada siswa kelas 7 semester 1 SMP Negeri 07 Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Jibril dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan penulis

adalah:

(24)

7

dengan KKM untuk individual sesuai standar nasional dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 75.

b. Peneliti menetapkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal 85% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 07 Salatiga

telah mencapai nilai diatas KKM kelas. E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau

merevisi teori yang bersangkutan (Gulo, 2010: 21). Dengan metode Jibril diharapkan penelitian dapat menambah wawasan tentang metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang efektif dan menuntut siswa

berperan lebih aktif. 2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Mengubah lahan kering menjadi lahan yang subur, mengubah cara kerja supaya lebih efisien, dan mengubah kurikulum supaya lebih berdaya guna

bagi pembangunan sumber daya manusia (Gulo, 2010: 21).

1) Dapat meningkatkan profesionalitas mengajar bagi guru Pendidikan

Agama Islam.

2) Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran. 3) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

(25)

8

4) Melalui metode Jibril, memudahkan siswa untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an dengan

fasih dan sesuai tajwid.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul skripsi di atas, maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar (Saefullah, 2012: 204). Menurut

Bloom, hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Suprijono, 2009: 5).

Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam

belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam

(26)

9 3. Membaca Al-Qur’an

Membaca diartikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa

yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) (KBBI, 2008: 113). Al –Qur’an adalah kalam Allah/wahyu Illahi sebagai mu’jizat

yang diturunkan dengan perantaraan Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang dipindahkan kepada kita dengan jalan mutawatir yang dianggap ibadah dengan membacanya dan dihukumi

kafir dengan mengingkarinya yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas (Munjahid, 2007: 26).

Jadi membaca Al-Qur’an yang dimaksud peneliti adalah memahami isi dari apa yang tertulis dalam Al-Qur’an secara fasih dan sesuai dengan ilmu tajwid.

4. Metode Jibril

Metode Jibril adalah metode pembelajaran Al-Qur’an dengan

tehnik dasar talqin-taqlid (menirukan) seperti Nabi Muhammad menirukan bacaan Malaikat Jibril. Proses pembelajaran Metode Jibril tersebut, selalu menitikberatkan pada penerapan teori-teori ilmu tajwid

secara baik dan benar sesuai perintah Allah SWT yang mewajibkan pembacaan Al-Qur’an secara tartil (Taufiqurrochman, 2005: 15).

Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah menggunakan Metode Jibril di SMP Negeri 07 Kota Salatiga untuk meningkatkan hasil belajar membaca Al-Qur’an siswa secara fasih dan sesuai dengan ilmu

(27)

10 G. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2008:

3).

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penilitian yang penulis ambil adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Alasan utama pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses

pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 07

Kota Salatiga yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari, 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Alasan mengambil subjek siswa kelas VII H

dikarenakan rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an dikarenakan guru yang kurang terampil menerapkan berbagai macam metode mengajar yang sesuai dengan materi membaca

Al-Qur’an dan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung pembelajaran.

3. Lokasi Penelitian

(28)

11 1. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan Tindakan

Menyusun perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan meliputi komponen sebagai berikut:

1) RPP pada siklus pertama dan seterusnya meliputi SK, KD/Indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran (pendekatan, model, dan metode pembelajaran),

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, alat/media/sumber, dan penilaian.

2) Lembar bahan ajar (materi pembelajaran)

3) Lembar kerja/soal siswa tentang topik/judul, tujuan kegiatan, alat/media/bahan yang digunakan, langkah-langkah kegiatan,

matrik pengamatan, dan pertanyaan. 4) Media/alat/sumber belajar.

b. Pelaksanaan (Action)

Meliputi pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar

(29)

12 d. Refleksi (Reflection)

Rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna

ditindaklanjuti pada siklus berikutnya.

Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Skema 1.1 siklus PTK (Arikunto, 2006: 16)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan (Sumadayo, 2013: 75).

Instrumen yang peneliti gunakan meliputi : a. Tes Tertulis

Tes digunakan pada setiap siklus untuk mendapatkan data nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran.

SIKLUS I

Pelaksanaan

(30)

13 b. Tes Baca

Tes baca digunakan pada setiap siklus untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar membaca Al-Qur’an siswa setelah proses pembelajaran.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama proses pembelajaran membaca Al-Qur’an kelas VII melalui metode Jibril.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh

bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya (Sudaryono, 2013: 29). Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah alat pengukur yang berharga bagi penelitian Pendidikan

(Furchan, 2004: 268). Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes tertulis dan tes baca untuk mengukur hasil belajar dan

pemahaman siswa dalam pembelajaran. b. Pengamatan/Observasi

(31)

14

mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan kegiatan guru dalam mengajar.

c. Dokumentasi

Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk

menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil belajar yang diperoleh dari penelitian dan berupa foto-foto atau gambar kegiatan penelitian.

7. Analisis Data

Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus

penelitian.

a. Penilaian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian

membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga memperoleh nilai rata-rata. Penilaian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Χ

=

X : Nilai rata-rata siswa ∑χ : Jumlah nilai siswa

N : Jumlah siswa b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus

(32)

15 P= × 100%

Keterangan:

P : jumlah nilai dalam persen F : jumlah nilai siswa

(33)

16 H. Sistematika penulisan

Sistem penulisan yang digunakan penulis skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,

logo, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. BAB I: Pendahuluan

Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5) kegunaan penelitian, (6) definisi operasional, (7) metode penelitian.

b. BAB II: Kajian Pustaka

Bab ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

menjadi fokus penelitian yaitu kegiatan membaca Al-Qur’an dan metode Jibril.

c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian

Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I (2) deskripsi pelaksanaan penelitian

siklus II.

d. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan penilaian dan

(34)

17 e. BAB V: Penutup

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran

3. Bagian Akhir

(35)

18 BAB II

LANDASAN TEORI A.Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses. Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2011: 5).

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut diperoleh bergantung pada yang

dipelajari oleh siswa (Saefullah, 2012: 204).

Menurut Gagne, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar berupa (Saefullah, 2012: 213) :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

(36)

19

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, menringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized (Suprijono, 2011: 7). Menurut Lingren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 11 Allah swt menjelaskan bahwa tidak

(37)

20

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS ar Ra’d: 11)

Hal tersebut dapat kita kaitkan dengan hasil belajar siswa dimana

jika kita tidak mencoba dan berusaha untuk belajar, maka hasil yang kita inginkan tidak akan terwujud. Sebaliknya jika kita mencoba, meneliti dan

berusaha maka hasil yang kita inginkan pun akan tercapai.

Jadi, hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melaksanakan proses belajar mengajar

dengan lingkungannya, yang mana perubahan tersebut bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan segala aspek.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses

(38)

21

faktor yang mempengaruhi, baik faktor eksternal mampun faktor internal. Secara terperinci, faktor eksternal dan internal adalah sebagai berikut:

a. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga, sekolah dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

b. Faktor internal; faktor yang bersumber dari dalam diri siswa

sendiri, yang mana mempengaruhi kemampuan belajarnya. faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Wujud hasil belajar dapat dilihat dengan adanya wujud perubahan,

yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, apresiasi dan tingkah laku yang

efektif.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

(39)

22

Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).

Menurut Daradjat (1987:87), Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa

dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyuluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Yusuf (1986:35) mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia muslim, bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

agama Islam dalam kehidupannya, sedangkan menurut Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Azizy (2002) mengemukakan bahwa esensi pendiidikan, yaitu

adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena

itu, ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan mencakup dua hal, (a) memdidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran

(40)

23

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya terliput dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak,

fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun ninannas) (Majid, 2012: 12-13).

Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk

menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi

sebagai berikut:

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan

(41)

24

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan

ajaran agama Islam.

4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat

membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang

memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain (Majid,

(42)

25 c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pengahayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.

Tujuan Pendidikan Agama Islam di atas merupakan turunan dari

tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 22 tahun 2003), berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Majid, 2012: 16-17). 3. Membaca Al-Qur’an

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam

(43)

26

melalui bacaan. Menurut Anderson (2003), ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, (Dalman, 2014: 5-11) yaitu :

1. Reading for details or fact (Membaca untuk memperoleh fakta dan perincian)

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah

terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh.

2. Reading for main ideas (Membaca untuk memperoleh ide-ide

utama).

Membaca seperti ini membaca untuk mengetahui mengapa hal

itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa-apa yang dipelajari atau dialami tokoh,

atau merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.

3. Reading for sequence or organization (Membaca untuk

mengetahui urutan/susunan struktur karangan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan atau

(44)

27

4. Reading for inference (Membaca untuk menyimpulkan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan serta

mengetahui mengapa para tokoh merasakan cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca,

mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

5. Reading to classify (Membaca untuk mengelompokkan atau

mengklasifikasikan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan serta

mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.

6. Reading to evaluate (Membaca untuk menilai, mengevaluasi). Membaca seperti ini membaca untuk menemukan apakah tokoh

berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu.

7. Reading to compare or contrast (Membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan).

Membaca seperti ini membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai

(45)

28

b. Faktor-Faktor dalam Minat Membaca

Menurut Prasetyono (2008: 28), faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya minat membaca sebagai berikut: a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau individu itu sendiri, faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang melekat pada diri seseorang. Faktor tersebut antara

lain intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu. Faktor eksternal dapat mendorong kita

membaca dengan lebih baik. Namun, dapat pula menghambat kita. Beberapa contoh faktor eksternal antara lain, belum tersedianya

bahan bacaan yang sesuai, status sosial, orang tua atau keluarga dan Guru.

c. Pengertian Al-Qur’an

Secara bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qara’a-yaqra’u -qira’atan-wa qur’anan yang secara harfiah berarti bacaan. Sebagian

ulama menegaskan bahwa kata qur’an itu bentuk mashdar (kata kerja

yang dibendakan) yang diartikan dengan isim maf’ul, yakni dibaca. Jadi, Al-Qur’an adalah bacaan yang dibaca. Sedangkan secara istilah

(46)

29

kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan melalui Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara

mutawatir (teratur), dan dianggap ibadah membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah, dan ditutup oleh surat an-Nas (Izzan, 2013:

28-29).

d. Adab dalam Membaca Al-Qur’an

Adab membaca Al-Qur’an adalah suatu kegiatan/aktifitas melihat

serta memahami sesuai dengan aturan yang ada dalam Al-Qur’an dan melafalkan kalam Allah (Al-Qur’an) dengan lisan. Ada beberapa adab

yang harus diperhatikan, dipegang dan dijaga, sebelum dan disaat membaca Al-Qur’an agar bermanfaat.

Adab membaca Al-Qur’an yang harus dilakukan bagi seorang

pembaca Al-Qur’an, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Niat Membaca dengan Ikhlas

Seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya tidak mengharapkan manfaat duniawi dan gaji atas bacaannya, jangan sampai bertujuan untuk meraih hal-hal duniawi seperti harta,

pangkat, pekerjaan, dan menyaingi sesama. Jadi, seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya berniat yang baik, yaitu niat

(47)

30 2) Dalam Keadaan Suci

Seseorang yang hendak membaca Al-Qur’an harus dalam keadaan

suci baik dari hadas kecil, hadas besar, dan segala najis. (Faris, 2005: 84).

3) Memilih Tempat yang Pantas dan Suci

Tidak seluruh tempat sesuai untuk membaca Al-Qur’an. Ada beberapa tempat yang tidak sesuai untuk membaca Al-Qur’an,

seperti: kamar mandi, WC, tempat-tempat kotor, dan lain-lain. Hendaknya pembaca Al-Qur’an memilih tempat yang suci dan

tenang, seperti: masjid, mushalla, rumah, dan lain-lain yang dipandang pantas dan terhormat.

4) Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan

Pembaca Al-Qur’an disunnahkan mengahadap kiblat secara khusyu’, tenang, dan berpakaian sopan, karena membaca Al-Qur’an

adalah beribadah kepada Allah SWT. (Khon, 2011: 35-39). 5) Membaca Ta’awwudz dan Basmalah

Membaca Al-Qur’an hendaknya membaca ta’awwudz dan

membaca basmalah ketika akan membaca Al-Qur’an. (Faris, 2005: 85). Sebagaimana firman Allah yang diterangkan dalam (Q.S

(48)

31 meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”

6) Membaca Al-Qur’an dengan Tartil

Tartil artinya membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benar sesuai makhraj

dan sifat-sifatnya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Ilmu Tajwid.

Sebagaimana firman Allah yaitu, (QS. Al-Muzammil: 4) :

َ

Artinya : “atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.

7) Merenungkan Makna Al-Qur’an

Adab membaca Al-Qur’an di antaranya adalah merenungkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca, yaitu dengan menggerakan hati untuk memahami kata-kata Al-Qur’an yang dibaca semampunya

atau yang digerakkan lidah sehingga mudah untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan di tengah-tengah

masyarakat.

(49)

32 8) Khusyu’ dan Khudu’

Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah khusyu’ dan khudu’. Khusyu’ dan khudu’ artinya merendahkan hati dan seluruh tubuh

tunduk kepada Allah SWT, sehingga Al-Qur’an yang dibaca

mempunyai pengaruh besar bagi pembacanya. (Khon, 2011: 41-42). Sebagaimana firman Allah, yaitu: (QS.Al-Isra’: 109) :

menangis dan mereka bertambah khusyu´”.

9) Membaca dengan Irama dan Suara yang Indah

Adab membaca Al-Qur’an yang disepakati oleh ulama’ adalah memperbagus suara saat membaca. Al-Qur’an tentunya adalah

bacaan yang indah bahkan sangat indah. Namun, suara yang indah akan menambah keindahannya sehingga menggerakkan hati dan

menggoncangkan kalbu.(Al-Qardhawi, 1999: 233). 10) Tidak Dipotong dengan Pembicaraan Lain

Membaca Al-Qur’an adalah berdialog dengan Tuhan, karena

Al-Qur’an adalah firman-Nya. Maka di antara adabnya adalah tidak memotong bacannya dengan pembicaraan orang lain atau berbicara

dengan orang lain, apalagi sambil tertawa-tawa atau bermain-main. (Khon, 2008: 45).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka membaca Al-Qur’an diartikan

(50)

33

Al-Qur’an, yaitu kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, dengan melalui Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai

mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir (teratur), dan dianggap ibadah membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah, dan

ditutup dengan surat an-Nas. 4. Kajian Materi Penelitian

a. Pengertian Metode Jibril

Pada dasarnya, terminologi (istilah) Metode Jibril yang digunakan sebagai nama dari metode pembelajaran Al-Qur’an yang diterapkan di Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Singosari-Malang, adalah

dilatarbelakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur’an yang telah dibacakan oleh Malaikat

Jibril, sebagai penyampai wahyu. Maka intisari dari Metode Jibril adalah talqin-taqlid (menirukan), yaitu santri menirukan bacaan gurunya.

Dengan demikian, Metode Jibril bersifat teacher-centris, dimana posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses pembelajaran.

Menurut KH.M. Basori Alwi, sebagai pencetus Metode Jibril, bahwa tehnik dasar Metode Jibril bermula dengan membaca satu ayat

atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang yang mengaji. Guru membaca satu-dua kali lagi, yang masing-masing ditirukan oleh orang-orang yang mengaji. Kemudian, guru membaca ayat atau lanjutan ayat

(51)

34

seterusnya, sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. (Taufiqurrochman, 2005: 11).

b. Sejarah Metode Jibril

Problematika pembelajaran baca-tulis huruf Arab bagi Ghairi

an-Nathiqiin Biha (Non-Arab) memang tidak sedikit dan memerlukan solusi alternatif untuk dapat mengatasinya. Lahirnya Metode Jibril merupakan usaha inovatif dan upaya kreatif untuk menjawab beberapa

problematika pembelajaran baca-tulis huruf-huruf Arab, sekaligus memperkaya khazanah metodologi pembelajaran Al-Qur’an.

Metode Jibril, menurut KH.M. Basori Alwi, diadopsi dari Imam

Al-Jazari. Dikisahkan, bahwa ketika Imam Al-Jazari berkunjung ke Mesir, dia diminta untuk mengajar Al-Qur’an kepada masyarakat.

Karena banyaknya orang yang mengaji, beliau tidak mengajar mereka satu per satu, melainkan dengan cara memperintahkan seseorang

membaca satu ayat, yang lalu ditirukan oleh semua orang. Selanjutnya, giliran orang di samping orang pertama membaca ayat berikutnya, yang ditirukan lainnya. Begitu seterusnya hingga semua orang kebagian giliran

membaca. Dengan demikian, secara langsung, terjadi proses tashih (membenarkan bacaan yang salah) dan waktu pembelajaran berlangsung

efisien.

Cara tersebut, menurut beliau, dikombinasikan dengan cara mengajar Imam Abdur Rahman As-Sulami, seorang ahli qira’ah pada era

(52)

35

Masjid Jami’ Al-Umawi Damaskus dengan membagi para santri dalam

kelompok-kelompok. Sulami mengajar 10 orang, lalu masing-masing

dari mereka mengajar 10 orang di bawahnya, dan begitu seterusnya, sehingga seluruhnya berjumlah 1.000 orang.

Kombinasi metode Al-Jazari dan metode As-Sulami diatas, diterapkan dalam tehnik metode Jibril, yang disebut Tashih. Tehnik ini bermanfaat dalam pengkaderan guru yang profesional. Tehnik tashih atas

bacaan Al-Qur’an oleh seorang santri kepada guru yang mujawwid seperti halnya diatas, juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sejarah menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW selalu menampilkan bacaan Al-Qur’an untuk ditashih di hadapan Malaikat Jibril sekali dalam setiap tahun, tepatnya pada bulan Ramadhan. Bahkan pada tahun dimana

Nabi SAW wafat, Rasulullah SAW menampilkan bacaannya sebanyak 2 (dua) kali di hadapan Malaikat Jibril untuk ditashih. (Taufiqurrochman,

2005: 9-10).

c. Tahap-Tahap Penerapan Metode Jibril

1) Tahap Tahqiq adalah pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan pelan

dan mendasar. Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf dan suara, hingga kata dan kalimat menggunakan materi ajar kitab Bil-Qolam.

(53)

36

2) Tahap Tartil adalah pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan durasi sedang dan bahkan cepat sesuai irama lagu. Tahap ini dimulai dengan

pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru, lalu ditirukan oleh para santri secara berulang-ulang. Disamping

pendalaman artikulasi, dalam tahap tartil juga diperkenalkan praktek hukum-hukum ilmu tajwid seperti: bacaan Mad, Waqaf dan Ibtida’, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, dan sebagainya.

3) Tahap Tashih adalah proses evaluasi untuk mengukur kemampuan membaca Al-Qur’an siswa oleh guru (pentashih), dilakukan terhadap

masing-masing siswa (15 menit untuk mengulang pelajaran yang telah lalu, 30 menit untuk menambah pelajaran dan 15 menit untuk pentashihan (Taufiqurrochman, 2005: 21).

d. Tujuan Pembelajaran Metode Jibril

Di dalam Metode Jibril, tujuan instruksional umum pembelajaran

Al-Qur’an adalah: siswa membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai dengan perintah Allah SWT. Indikasinya, siswa mampu menguasai dan menerapkan ilmu-ilmu tajwid, baik secara teoritis maupun praktis, pada

saat ia membaca Al-Qur’an.

Sedangkan tujuan instruksional khusus pembelajaran Al-Qur’an

dijabarkan sebagai berikut:

1)Siswa mampu mengenal huruf, melafalkan suara huruf, membaca kata dan kalimat berbahasa Arab, membaca ayat-ayat Al-Qur’an

(54)

37

2)Siswa mampu mempraktekan membaca ayat-ayat Al-Qur’an (pendek maupun panjang) dengan bacaan bertajwid dan artikulasi

yang shahih (benar) dan jahr (jelas dan bersuara keras).

3)Siswa mengetahui dan memahami teori-teori dalam ilmu tajwid

walaupun secara global, singkat dan sederhana, terutama hukum-hukum dasar ilmu tajwid seperti hukum : hukum lam sukun, hukun nun sukun dan tanwin, mad dan qasr, dan sebagainnya.

4)Siswa mampu menguasai sifat-sifat huruf hijaiyah, baik yang lazim maupun a’ridh.

5)Siswa mampu menghindarkan diri dari lahn (kesalahan membaca), baik lahn jaly (salah yang jelas) maupun lahn khafy (salah yang samar).

6)Siswa memiliki kebiasaan untuk muraja’ah (menelaah sendiri) pelajarannya secara berkelanjutan, baik di dalam maupun di luar

kelas.

7)Siswa mampu mampu melagukan bacaan Al-Qur’an dengan baik, benar, dan indah. (Taufiqurrochman, 2005: 33).

e. Jenjang Pendidikan Metode Jibril

Secara umum, jenjang Pendidikan yang digunakan dalam

penerapan Metode Jibril terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

1) Tingkat Pemula (Mubtadi’in)

Yaitu, siswa yang belum pernah mengenal dan mempelajari

(55)

38

Materi ajar di tingkat pemula adalah kitab “Bil-Qolam” yang

disusun oleh para santri senior PIQ di bawah bimbingan KHM.

Basori Alwi.

2) Tingkat Menengah (Mutawashitin)

Yaitu, siswa yang telah mengenal huruf Hijaiyah dan biasa membacanya, walaupun belum lancar. Juga, siswa yang telah mampu membaca dengan lancar tapi tidak biasa melafalkan dengan

baik dan benar. Tingkat Menengah (Mutawashitin) disebut juga dengan ”Tahap Tahqiq”. Yakni, membaca pelan-pelan dengan

bersungguh-sungguh memperhatikan tiap-tiap hurufnya secara jelas agar sesuai dengan makhraj dan sifatnya.

3) Tingkat Lanjutan (Mutaqaddimin)

Yaitu, siswa yang telah lulus di tingkat menengah. Ia telah fasih membaca Al-Qur’an dan bacaannya tidak miring. Ia telah

memahami dasar-dasar ilmu tajwid secara teoritis dan mampu mempraktekkannya saat membaca Al-Qur’an. Tingkat Lanjutan (Mutaqaddimin) disebut juga dengan “Tahap Tartil”, yaitu

membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan artikulasi yang benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat huruf, biasa melagukan bacaan

(56)

39

f. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Jibril

Dengan adanya langkah-langkah untuk mengimplementasikan

metode Jibril akan sangat mempermudah seorang guru untuk mengajarkan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Oleh sebab itu maka

perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Sistem Pengajaran Membaca a) Tahap Tahqiq :

- Terlebih dahulu, guru mengenalkan nama huruf-huruf Hijaiyah secara keseluruhan dengan tepat dan benar sesuai

dengan makhraj dan sifat-sifat huruf. b) Tahap Tartil :

- Guru menuntun atau memberi contoh yang tepat secara

berulang-ulang.

- Para siswa diharuskan meniru contoh bacaan yang

diberikan guru secara bersama-sama.

- Mengenal judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, tidak perlu banyak komentar.

c) Tahap Pentashihan :

-Dilakukan terhadap masing-masing siswa (15 menit untuk

mengulang pelajaran yang telah lalu, 30 menit untuk menambah pelajaran dan 15 menit untuk pentashihan). -Dilakukan berkelompok menurut alokasi waktu yang

(57)

40

d) Guru tidak perlu memberi contoh lagi, bila menemui kesalahan siswa, cukup menegur dengan ketukan atau yang

lainnya.

e) Bila siswa tetap salah, maka guru memberi contoh lagi dan

ditirukan berulang-ulang oleh para siswa. 2) Evaluasi

1. Siswa dinyatakan tidak lulus, bila ada 5 huruf di antara

huruf-huruf Hijaiyah yang belum dikuasai dengan tepat dan benar dengan cara membaca (Taufiqurrochman, 2005: 42-43).

g. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jibril Kelebihan-kelebihan Metode Jibril diantaranya :

1. Disamping mengajarkan membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid,

Metode Jibril juga mengajarkan membaca Al-Qur’an secara tartil. 2. Metode jibril dapat diterapkan untuk semua kalangan, baik di tingkat

kanak-kanak, remaja, dewasa, maupun kalangan orang tua.

3. Metode Jibril memiliki landasan teoritis yang ilmiah berdasarkan wahyu dan landasan sesuai dengan teori-teori metodologi

pembelajaran. Dengan demikian, Metode Jibril, selain menjadi salah satu khazanah ilmu pengetahuan, juga bisa menjadi objek penelitian

bagi para peneliti dan para guru untuk dikembangkan.

4. Metode Jibril, kendati pendekatan yang digunakan bersifat teacher-centris, akan tetapi, dalam proses pembelajarannya, Metode Jibril

(58)

41

5. Metode Jibril sebagai Metode Konvergensi (Sintesis dan Analisis) dengan tehnik Metode Jam’i (Aradh dan Talqin), adalah metode

komprehensif. Metode Jibril bersifat fleksibel, kondisional dan mudah diterapkan oleh guru sesuai dengan potensi yang ada, situasi, dan

kondisi pembelajaran.

Kekurangan-kekurangan Metode Jibril diantaranya :

1. Membutuhkan jumlah guru yang cukup saat proses pentashihan untuk

jumlah siswa yang banyak sehingga memakan waktu yang sangat lama.

2. Siswa tidak diuji sebelum mengikuti proses pembelajaran atau tidak ada penyaringan yang ketat, sehingga kemampuan para siswa dalam 1 kelas tidak sama. Ada siswa yang terlalu pandai dan ada yang

tertinggal (Taufiqurrochman, 2005: 26-27). B.Kajian Pustaka

Ada satu penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dengan menggunakan metode yang sama yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini juga dijadikan sebagai sebuah pertimbangan oleh peneliti

dalam melakukan penelitiannya, berikut penelitian yang dilakukan oleh:

Penelitian oleh Nihayatul Hikma (2017) tentang meningkatkan kemahiran

membaca Al-Qur’an anak menggunakan Metode Jibril di TPA Darussalam Desa Mekar Asri Lampung Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode Jibril dapat meningkatkan kemahiran membaca Al-Qur’an anak di

(59)

42

hasil analisis data bahwa pada perolehan nilai 70-80 pada pra siklus terdapat 19 anak dengan perolehan persentase 43,18 % dan pada siklus I terlihat

mengalami peningkatan hasil belajar membaca Al-Qur’an anak, terdapat 26 anak dengan perolehan persentase 59,09%, kemudian pada siklus II terdapat 37

anak dengan perolehan persentase 84,09%. Pada siklus ini hasil belajar mengalami peningkatan yang telah mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 80%.

Berdasarkan satu penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan pada metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada

variabel yang diteliti, yaitu peningkatan kemahiran membaca Al-Qur’an dengan peningkatan hasil belajar Al-Qur’an dan alat ukur yang digunakan,

karena alat ukur peneliti yang digunakan adalah tes baca dan soal tertulis sedangkan alat ukur yang digunakan penelitian sebelumnya hanya dengan tes

lisan. Dapat disimpulkan bahwa metode jibril memiliki kontribusi terhadap meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Dari hasil tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan penilaian metode jibril yang digunakan dalam

(60)

43 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A.Subjek Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga

Tahun 1987 tepatnya pada bulan Juli SMP Negeri 07 Salatiga

berinduk di SMP Negeri 02 Salatiga di Jalan Kartini No. 26 Salatiga, saat itu hanya ada 1 kelas dengan sistem masuk siang. Kemudian pada akhir

tahun 1987 SMP Negeri 07 Salatiga pindah di Jalan Setiaki No. 15 Salatiga. Tujuan didirikan sekolah di Jalan Setiaki No. 15 Salatiga adalah

menampung peserta didik yang tinggal di daerah Salatiga pinggiran. Kepala sekolah yang pertama yaitu Ibu Sartidjah, beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah pada periode 1987-1990. Guru tetap yang

mengajar ada 4 orang termasuk Ibu Sartidjah, pada saat itu hanya ada 2 gedung dan masih beralaskan tanah.

Sejak awal berdirinya SMP Negeri 07 Salatiga kepemimpinan Kepala Sekolah sudah berganti 7 kali kepemimpinan, yaitu :

a. Sartidjah tahun 1987-1990

b. Drs. Supii Darmo Siswoyo tahun 1990-1993 c. Khaerul Saleh, B.A tahun 1993-1998

d. Siswanto, B.A tahun 1998-2002

e. Drs. Tri Purnama Adi Putranta tahun 2002-2007 f. Edi Waspodo, S.Pd. tahun 2007-2013

(61)

44 2. Profil Sekolah

Pada bab III ini, penelitian ingin menyampaikan keadaan lokasi

dilaksanakannya penelitian. Kondisi yang nyata menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian akan dijadikan referensi. Secara garis besar

lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

Tempat penelitian : SMP Negeri 07 Salatiga

Alamat penelitian : Jl. Setiaki 15, Dukuh, Sidomukti,

Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Kode Pos : 50722

Telepon : 0298-322272

Email : tu smp7salatiga@yahoo.com

NPSN : 20328440

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SMP

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Akreditasi : A

Kurikulum : Kurikulum 2013

Luas Tanah : 12.780 m2

SMP Negeri 07 Salatiga mempunyai 24 ruang kelas, 1 ruang BK, 1

ruang UKS, 1 ruang musik, 1 buah dapur, 1 ruang kurikulum, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang waka, 1 ruang TU, 1 ruang guru, 1 ruang OSIS, dan ruang praktikan, 1 ruang agama, 1 ruang panitia & pengawas, sebuah

(62)

45 3. Visi dan Misi SMP Negeri 07 Salatiga

a. Visi

Terwujudnya insan yang “SIAP berprestasi” (Santun berperilaku, Iman dalam bergama, menjaga Asri lingkungannya, dan Percaya diri untuk

meraih prestasi). b. Misi

1) Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 07 Salatiga untuk

bersikap santun dalam pergaulan.

2) Menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dan tenaga kependidikan

untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar disekolah yang kondusif.

3) Menumbuhkan pengahayatan dan pengamatan terhadap ajaran

agama yang dianut melalui pendidikan agama dan budaya bangsa sehingga terbangun peserta didik yang taqwa dan berahklak mulia.

4) Menanamkan sifat cinta lingkungan dan kebersihan dengan pembinaan yang rutin dan terencana.

5) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali

seluruh potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. 6) Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh

warga SMP Negeri 07 Salatiga.

(63)

46

4. Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga

Tabel 3.1

Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga

No. Kode Nama Mapel

1. AM Dra. Anna Maria Andharini, M.Pd Kepala Sekolah

2. D H. Dimyathi, S.Pd.I Pend. Agama Islam

3. L Layly Atiqoh, S.Ag Pend. Agama Islam

4. M Muhammad Sintoro, S.Ag Pend. Agama Islam

5. E Edy Hartoyo, S.Th Pend. Agama Kristen

6. Y Yoseph Widyawan Eka Tantara, S.Ag Pend. Agama Katolik

7. A Anita Windi Astuti, S.Ag Pend. Agama Budha

8. AK Anna Kurniawati, S.Pd PPKn

9. HT Hartanto, S.Pd PPKn

10. HI Hidayati, S.Pd PPKn

11. PR Priharyanto, S.Pd, S.Th, M.Pd Bahasa Indonesia

12. YL Yuliana AS, S.Pd Bahasa Indonesia

13. MK Siti Maskanah, S.Pd Bahasa Indonesia

14. HS Hadi Susanto, S.Pd Bahasa Indonesia

15. TR Trima Rofianti, S.Pd Bahasa Indonesia

16. SS SAS. Sulistyorini P, S.Pd Bahasa Inggris

17. DN Dini Asnuning Maharani, S.Pd Bahasa Inggris

(64)

47

19. RD Rachmad Danang Yulianto, S.Pd Bahasa Inggris

20. SP Supadmi, S.Pd Matematika

21. TW Tri Wahyu Estiningsih, S.Pd Matematika

22. ML Sri Mulyani, S.Pd Matematika

23. JK Jaka Mahargono, Amd.Pd Matematika

24. NK Nur Kholis, S.Pd Matematika

25. SG H. Sugiharto, S.Pd, M.Pd IPA

26. PJ Emmanuel Pujono, S.Pd IPA

27. PI Supiyono, S.Pd IPA

28. GT Drs. Guntur Dwi Indradi IPA

29. PW Purnomowati, S.Pd IPA dan Prakarya

30. SY Drs. Supantiyono IPS

31. AD H. Agus Dwiyono, S.Pd IPS

32. SH Sigih Prastito, S.Pd IPS

33. KR Hj. Krisnuraini, S.Pd IPS

34. HN Sri Handayani, S.Pd IPS

35. GW Gisti Waliyatun IPS

36. YW Dra. Yekti Widowati IPS

37. SM Slamet Mulyono Seni Budaya

38. ER Endang Retno Haryati, S.Pd Seni Budaya

39. NA Nastain Arif, S.Pd Penjaskes

(65)

48

41. HARI Heru Setyowibowo, S.Pd Penjaskes

42. AN Arif Nurhadi Bahasa Jawa

43. SD Sudiyo, S.Pd Bahasa Jawa

44. DA Dwi Ariyanti, S.Pd Prakarya

45. MJ Mujiani, S.Pd Prakarya dan Pend.

Agama Kristen

46. DH Dwi Haryono, S.Kom TIK

47. HD Dra. Hidayati BK

48. DM Dian Maret, S.Pd BK

49. DR Dwi Retno Setyaningrum, S.Pd BK

(Wawancara dengan Ibu Vita, Rabu 16 Maret 2018. Pukul : 12.00 WIB).

5. Keadaan Siswa

Tabel 3.2 Keadaan Siswa

No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa

1. VII A 30 236

2. VII B 30

3. VII C 32

4. VII D 32

5. VII E 25

6. VII F 26

(66)

49

8. VII H 30

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Seluruh Siswa

1. VIII A 28 224

2. VIII B 29

3. VIII C 28

4. VIII D 28

5. VIII E 28

6. VIII F 28

7. VIII G 27

8. VIII H 28

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Seluruh Siswa

1. IX A 26 197

2. IX B 24

3. IX C 24

4. IX D 23

5. IX E 24

6. IX F 24

7. IX G 26

8. IX H 26

Total Siswa 657

Pada pelaksanaan ini, yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 07 Salatiga. Dengan jumlah siswa sebanyak 30

Gambar

Gambar Skema 1.1 siklus PTK (Arikunto, 2006: 16)
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang akan penulis kaji lebih dalam, yaitu mengenai Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an pada Siswa

Berdasarkan tujuan pendidikan Al-Qur‟an diatas dapat dipahami bahwa siswa dituntut untuk bisa membaca ayat-ayat Al- Qur‟an sesuai dengan kaedah ilmu tajwid, karena

NURDAHLIA. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Skripsi Prodi Pendidikan Islam, Fakultas Agama

Metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tecela pada siswa kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi hukum bacaan nun sukun/tanwin

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Pembelajaran Alquran siswa SMPI Bustanul Hikmah melalui : metode, materi dan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) adapun formulasi strategi yang dibuat guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa MI