• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA SEMESTER I KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA SEMESTER I KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DENGAN METODE

TALKING STICK

PADA SISWA SEMESTER I

KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD ARIFIN

111 13 268

POGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DENGAN METODE

TALKING STICK

PADA SISWA SEMESTER I

KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD ARIFIN

111 13 268

POGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Tidak ada kamus untuk berfoya-foya dalam menjalani kehidupan, pemuda yang menghabiskan waktunya, hanya dengan kesenangan temporal belaka adalah pemalas yang miskin identitas, kering kreativitas dan hampa militansi, type manusia yang kemana angin berhembus kesana ia rebah dan terjatuh.

„‟Gus Maksum‟‟

Bersemangatlah untuk menjadi insan yang lebih baik, bermanfaat untuk sesama, dan jangan mudah putus asa.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat serta karuniaNya skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapakku (Purnomo) dan Ibuku (Widiyati) tercinta, yang selalu mendoakan dan mencurahkan segala kasih sayangnya. Adiku (Kharis) tersayang.

2. Abah KH.Maslikhuddin Yazid, guru-guru, santriwan-santriwati Pondok tercinta Pon.Pes.Sunan Giri Salatiga.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang mana telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul „‟PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA SEMESTER I KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2017/2018‟‟.

Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia dan menjadikan suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenaan membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.P.d., selaku Rektor IAIN Salatiga;

(10)

x

6. Ibu Jumiyatun Khasanah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Islam Sunan Giri Salatiga. 7. Ibu Novi Tazkiyatun N, S.Pd., selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam

Sunan Giri.

8. Bapak ibu dan dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis serta para pembaca pada umumnya.

Amiin.

Salatiga,18 Desember 2017

Muhammad Arifin NIM 111 13 268

(11)

xi ABSTRAK

Arifin, Muhammad. 2017. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlak Terpuji dengan Metode Talking Stick pada Siswa Semester I Kelas VIIA SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Peningkatan, Pendidikan Agama Islam dan Metode Talking Stick

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar materi akhlak terpuji siswa kelas VII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

Metode Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah-langkah: a) Perencanaan, b) Pelaksanaan Tindakan, c) Pengamatan atau Observasi dan d) Refleksi. Pengumpulan data menggunakan analisis kuantitatif.

(12)

xii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 11

1. Rancangan Penelitian ...11

2. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 13

(13)

xiii

4. Teknik Pengumpulan Data ... 18

5. Instrumen Penelitian ... 19

6. Analisis Data ... 20

H. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II LANDASAN TERORI A. Kajian Teori ... 24

1. Pengertian Belajar ... 24

2. Hasil Belajar ... 25

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28

4. Materi Akhlak Terpuji ... 33

a. Tawadlu ... 33

b. Taat ... 34

c. Qonaah ... 36

d. Sabar ... 38

5. Metode Talking Stick ... 39

a. Pengertian Metode Talking Stick ... 39

b. Langkah-Langkah Talking Stick ... 40

c. Kelebihan Talking Stick ... 43

d. Kelemahan Talking Stick ... 43

6. Kaitan Pembelajaran PAI menggunakan Talking Stick ... 44

B. Kajian Pustaka ... 45

(14)

xiv

B. Subyek,Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

C. Prosedur Penelitian ... 56

D. Penjelasan Pelaksanaan Pra Silkus ... . 56

E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I ... 59

F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 66

1. Pra Siklus ... 66

2. Siklus I ... 71

3. Siklus II ... 74

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V PENUTUP

1. Tabel 3.1 Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga 2. Tabel 3.2 Kepimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga 3. Tabel 3.3 Jumlah siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga 4. Tabel 3.4 Daftar Guru Islam Sunan Giri Salatiga

5. Tabel 3.5 Daftar Sarana dan Pra Sarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga 6. Tabel 3.6 Daftar Siswa SMP Sunan Giri Salatiga

7. Tabel 3.7 Alokasi Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran 8. Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Formatif Pra Siklus

(15)

xv

14. Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Nilai dari Pra, Siklus I, Siklus II 15. Tabel 4.8 Data Minat dan Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar

B. Daftar Gambar

1. Gambar 1 Siklus Siklus PTK

2. Gambar 2 Struktur Oraganisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga 3. Gambar 3 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus 4. Gambar 4 Diagram Pie Presentase Ketuntasan Nilai Siswa Pra Siklus 5. Gambar 5 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Siklus I

6. Gambar 6 Diagram Pie Presentase Ketuntasan Nilai Siswa Siklus I 7. Gambar 7 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Nilai Siswa Siklus II 8. Gambar 8 Diagram Pie Presentase Ketuntasan Nilai Siswa Siklus II 9. Gambar 9 Diagram Batang Ketuntasan Nilai Belajar

10. Gambar 10 Diagram Batang Nilai Belajar Siswa

11. Gambar 11 Diagram Batang Observasi Minat dan Keaktifan Siswa 12. Gambar 12 Guru sedang menjelaskan tentang metode Talking Stick 13. Gambar 13 Siswa menjalankan estafet stick (1)

14. Gambar 14 Guru sedang membacakan soal pertanyaan pada siswa (1) 15. Gambar 15 Siswa menjalankan estafet stick (2)

16. Gambar 16 Guru sedang membacakan soal pertanyaan pada siswa 17. Gambar 17 Siswa menjawab pertanyaan dari guru

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Pendidikan juga merupakan pengalaman-pengalaman belajar terpogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak pihak menggantungkan keberhasilan pencapaiannya berada dipundak guru sebagai pendidik. Hal ini tentu menuntut pendidik harus mampu melaksanakan tugas mulia tersebut dengan profesional, termasuk di dalamya adalah pendidik atau guru agama. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, dan berjalannya suatu pembelajaran tentu ada beberapa permasalahan guna meningkatkan hasil belajar yang memuaskan.

(17)

2

belajar mengajar. Salah satu kegiatan pendidikan adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar.

Belajar sebagai suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar dapat membawa perubahan, dan perubahan itu pada pokoknya adalah diperoleh kecakapan baru melalui suatu usaha.

Salah satu usaha guru dalam memecah suatu permasalahan yaitu pemilihan metode yang baik. Pembelajaran dengan metode yang benar berarti membantu guru agar tercapai peningkatan efektifitas dalam mengelola kelas. Metode yang tepat akan sangat membantu guru agar tercapai peningkatan efektifitas dalam mengelola kelas. Metode yang tepat akan sangat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar yang diharapkan juga akan lebih baik pula.

Penggunaan metode yang menarik dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sebab ada variasi yang menarik bagi siswa, dan tidak monoton. Disamping itu dapat untuk menghilang kesan abstrak atau melaui hafalan yang tidak praktis dan ini sesuai dengan Kurikulum 2013.

(18)

3

Faktor kekurangan tepatan dalam memilih metode pembelajaran masih sering dijumpai dilapangan dengan masih adanya guru yang hanya terpaku menggunakan satu atau dua metode mengajar secara terus menerus saja tanpa pernah memodifikasinya atau menggantikannya dengan metode lain walaupun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berbeda. Akibatnya pencapaian tujuan pembelajaran oleh para siswa tidak optimal.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Islam Sunan Giri yang sebagian besarnya adalah santriwan-santriwati Pondok Pesantren Sunan Giri dan lingkungan sekitarnya yang pada umumnya sudah banyak bekal materi keagamaannya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam khususnya pada kelas VII A masih banyak siswa mengalami kesulitan dan belum mencapai target KKM yaitu 75. Dapat diketahui dari hasil pra siklus yang mencapai belum mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau 68,96 %, dan yang tuntas hanya 9 siswa atau 31,04 %.

Adapun penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VII A di SMP Islam Sunan Giri adalah siswa tersebut dalam masa peralihan adaptasi pondok, siswa kurang jelas dengan konsep-konsep yang diterima dan guru belum menemukan metode pembelajaran yang tepat. Dalam mengajar biasanya guru menggunakan metode yang mengedepankan dirinya lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan dengan siswa-siswanya.

(19)

4

metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa kelas VII A SMP Islam Sunan Giri aktif meningkatkan hasil belajar. Selain itu dapat menumbuhkan nilai karakter keberanian, percaya diri, dan tanggung jawab.

Selama ini metode yang rata-rata banyak dipakai oleh guru SMP Islam Sunan Giri adalah metode ceramah, metode diskusi, kemudian hafalan dan pemberian tugas. Hal ini tentu sangat kurang efektif dalam pembelajaran bagi siswa khususnya siswa kelas VII A SMP Islam Sunan Giri.

Dan juga tak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain seperti kondisi lingkungan sekolah yang masih dalam tahap pembangunan dan penambahan kelas, beberapa sarana prasarana yang masih kurang, pada umumnya siswa siswi adalah dari pesantren sekitar.

Model pembelajaran menggunakan metode Talking Stick telah mampu meningkatkan prestasi belajar, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Fauziayah Ulfa mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Dalam

penelitiannya yang berjudul „‟ Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi

Berwudhu dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas II SD NEGERI

GOGODALEM 01 Kec.Bringin Kab.Semarang Tahun Ajaran 2015/2016‟‟, dari

(20)

5

Penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Ani Maftukhah seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Dalam penelitiannya yang berjudul „‟ Peningkatan Hasil Belajar IPA

Materi Benda dan Sifatnya dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari penerapan hasil model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo telah meningkat, hal ini ditujukan hasil nilai tes akhir tindakan pada setiap silkusnya.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan Penlitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011: 5).

(21)

6

Setelah peneliti melihat hal yang terjadi di SMP Islam Sunan Giri Salatiga peneliti mempunyai alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan metode Talking Stick. Dengan cara ini siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

‘’PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA SEMESTER I KELAS VII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2017/2018’’.

B. Rumusan Masalah

Apakah metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi akhlak terpuji pada siswa kelas VII A di SMP Islam Sunan Giri tahun pelajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Metode penelitian ini untuk mengetahui apakah penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi akhlak terpuji pada siswa kelas VII A di SMP Islam Sunan Giri Tahun 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

(22)

7 1. Kegunaan Teoretis

Penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya penerapan metode Talking Stick dalam meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat digunakan sebagai

bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya. 2. Kegunaan Praksis

a. Kegunaan bagi guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih metode pembelajaran agar lebih bervariasi hingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

b. Kegunaan bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam menerapkan metode observasi dan mendapatkan bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

(23)

8 2. Indikator Keberhasilan

Indikator yang dirumuskan penulis sebagai berikut: Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi setelah menggunakan metode pembelajaran Talking Stick mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas minimal 85%.

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasaan ini :

1. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,1990). Juga mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi yang dimaksud hasil belajar disini adalah kemampuan-kemampuan yang siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan pada suatu mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran. Menurut (Ahmad D.Marimba, 1962:77), Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

(24)

9

berkaitan dengan materi yang telah diberikan, menggunakan penilaian kuantitatif dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 75.

2. Akhlak Terpuji

Akhlak terpuji ialah sikap atau perilaku baik dalam bentuk sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai dengan tuntunan ajaran Islam dan norma aturan yang berlaku. Akhlak terpuji yang ditunjukan kepada Allah Swt berupa ibadah, dan kepada Rasulullah Saw dengan mengikuti ajaran-ajarannya, serta kepada sesama manusia dengan selalu bersikap baik kepada sesama. Firman Allah Swt

di dalam Al Qur‟an, bahwa pada diri Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam

terdapat suri tauladan yang baik bagi segenap ummatnya. Allah Swt berfirman;

َسَكَذَو َسِخلآا َووَيناو اللِّ وُجسَي ٌَاَك ًٍَِن ٌةََُسَح ٌةَوسُأ ِ هاللِّ ِلوُسَز يِف ىُكَن ٌَاَك دَقَن

اًاسيِ َك َاللِّ

Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah Saaw itu terdapat suri

tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (Al

-Ahzab:21).

Rasulullah Saw juga sangat menganjurkan agar kaum muslimin memiliki akhlak yang mulia, seperti sabdanya:

(25)

10 Artinya:

Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, ikutilah setiap

kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya, dan

pergaulilah masyarakat dengan akhlak yang baik. (H.R. At-Tirmidzi, Hadits

Arbain ke 18).

3. Metode Talking Stick

Metode pembelajaran Talking Stick merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan tongkat sebagai media pembelajaran (Huda,Miftahul, 2013:224). Dengan lantunan lagu-lagu yang asyik guru memberikan tongkat pada salah satu siswa dan pada waktu lagu berhenti, siswa yang memegang tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Metode Talking Stick ini dapat membuat agar siswa menjadi berani mengemukakan pendapat, senang, ceria dan melatih mental dalam situasi apapun (Suprijono,Agus, 2011:109).

(26)

11 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2014:14).

Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti di kelas VII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga. Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian yang prosedur langkah pelaksanaannya terdiri atas empat tahap,yaitu Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan refleksi (Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbolah,1998): Wiriatmaja, 2006. Keempat tahapan tersebut merupakan proses siklus (Somadayo, 2013)

Sebenarnya ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah metode yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; sedangkan manfaat PTK dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran (Mulyasa,2007 : 55).

(27)

12

Gambar 1 Suharsimi, Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(28)

13 2. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Islam Sunan Giri kecamatan Argomulyo, Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 13 putra dan 16 putri. Alasan mengambil subyek kelas VII A dikarenakan metode pembelajaran coorperative learning bertipe Talking Stick dianggap cocok digunakan sebagai metode pembelajaran untuk kelas VII

A. Dan mengambil di SMP ISLAM Sunan Giri karena peneliti sudah pernah melakukan wawancara kepada guru kelas VII A yang terkait mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP ISLAM Sunan Giri Salatiga, tepatnya di jalan Argowilis 15-16 desa Krasak, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulya, Kota Salatiga.

3. Langkah Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus yang dimulai dari siklus I sampai akhir. Pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap kegiatan dan pelaksanaan, tahap pengumpulan data, observasi, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan pra siklus yang dimana kegiatan ini berisi tentang perisapan untuk memasuki pra siklus.

a. Pra Siklus

1) Perencanaan Tindakan

(29)

14

b) Melihat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

d) Menyiapkan post tes dengan materi akhlak terpuji 2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang mengacu pada metode yang dipakai guru adapun kegiatannya : a) Guru memberikan informasi awal tentang jalanya pembelajaran

dan tugas - tugas yang harus dilaksanakan siswa secara singkat dan jelas

b) Guru menyajikan materi pembelajaran

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode yang digunakannya

d) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

e) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan pra siklus

3) Pengamatan

(30)

15 4) Refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan, dianalisis oleh peneliti dengan mitra penelitian sebagai dasar untuk membuat perencananaan pembelajaran siklus I.

Selanjutnya memasuki siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan siklus pertama, guru akan mengetahui letak keberhasilan dan kegagalan atau hambatan yang dijumpai pada siklus pertama.

Oleh karena itu, pendidik merumuskan kembali rancangan tindakan untuk siklus kedua. Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua ini berupa kegiatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus pertama, tapi sudah dilakukan perbaikan atau tambahan berdasarkan hambatan atau kegagalan yang dijumpai pada siklus pertama.

b. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

a) Merencanakan materi pembelajaran akhlak terpuji dengan menerapkan metode pembelajaran Talking Stick.

b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran

(31)

16 2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario Talking Stick, adapun kegiatannya:

a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan siswa secara singkat dan jelas

b) Guru menyajikan materi pembelajaran

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode Talking Stick

d) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

e) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus I

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan metode Talking Stick, serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran yang sedang berlangsung.

4) Refleksi

(32)

17 c. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka peneliti melakukan tindakan II. Pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan atas hasil refleksi siklus I. Adapun pelaksanaanya yaitu:

1) Perencanaan Tindakan

a) Mengidentifikasi masalah/hambatan yang muncul ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I

b) Menyusun perencanaan pembelajaran

c) Penelitian menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

d) Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes diberikan pada akhir siklus

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan siswa secara singkat dan jelas

b) Guru menyampaikan materi pembelajaran

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode Talking Stick

(33)

18 3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, apakah ada peningkatan dari siklus sebelumnya. 4) Refleksi

Semua data dari observasi tindakan dikumpulkan dan dianalisis. Setelah akhir dari siklus yang terakhir diharpakan metode pembelajaran Talking Stick ini dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa pada pembelajaran akhlak terpuji.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan observasi, dimana observasi tersebut merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang dimaksud. Disamping itu, pengumpulan data juga diperoleh dari dokumentasi.

a. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mengadakan pengamatan dan guna mendapatkan data yang diperlukan. Observasi ini untuk mengumpulkan data antara lain

(34)

19

2) Mengamati aktivitas siswa pada siklus awal sampai siklus akhir yang meliputi minat, perhatian, partisipasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, surat kabar, majalah, buku buku, transkip, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2010:274)

Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran umum untuk merekam kegiatan siswa dan dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar SMP Islam Sunan Giri Salatiga dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

c. Tes formatif

Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pedoman atau lembar pengamatan

(35)

20

meliputi antusias siswa dan hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Talking Stick.

b. Soal evaluasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan evaulasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis ini terdiri dari isian. Peneliti hanya menggunakan satu bentuk tes dikarenakan dengan soal isian dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis dengan benar.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis ini untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A di SMP Islam Salatiga. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka, untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan dilakukan dengan cara menghitung presentase kemudian dideskripsikan.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dengan cara sebagai berikut: a. Membandingkan pencapaian nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(36)

21

Sesuai dengan penilaian rancangan penelitian yang digunakan maka analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian r ata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. (Wardhani, 2011:5.9) Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

(37)

22

P= 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑋

100%

Ketuntasan belajar secara klasikal akan digunakan untuk menentukan banyaknya siklus penelitian, khusunya dalam penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 85%.

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini mencangkup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Kajian Teori, Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap tiap variabel penelitian dan penelitian yang relevan.

BAB III Paparan Hasil Peniltian. Pada bab ini berisi profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga. Memaparkan deskripsi pelaksanaan pra siklus, siklus awal, hingga siklus terakhir.

(38)

23

(39)

24 BAB I

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri ( Muhibbin,1995:88).

Sedangkan belajar menurut Suyono (2014 : 9) dalam buku belajar dan pembelajaran mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian,

Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi Belajar oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman individu itu sendir dalam interkasi dengan lingkungannya (Djamarah,2011:13).

(40)

25

konstan dan berbekas. Jadi, kalau seseorang dikatakan belajar Pendidikan Agama Islam adalah apabila pada diri siswa ini terjadi suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu menjadi tahu konsep pendidikan agama Islam ini, dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan sesorang untuk memperoleh pengetahuan baru, pemahaman, keterampilan sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.

2. Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

(41)

26 a. Belajar Abstrak

Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-maslah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, astronomi dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.

b. Belajar Keterampilan

Belajar ketetrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urut-urut syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah untuk memperolrh dan mengusai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji.

c. Belajar Sosial

Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan metode-metode untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, maslah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.

d. Belajar Pemecahan Masalah

(42)

27

Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, tugas, dan tuntas. Seperti pelajaran matematika dan IPA.

e. Belajar Rasional

Belajar Rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, seperti belajar matematika, IPA, dan akutansi.

f. Belajar Kebiasaan

Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu ( konstektual) atau sesuai norma-norma agama, seperti penanaman aqidah akhlak.

g. Belajar Apresiasi

(43)

28 h. Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan adalah belajar degna cara melakukan penyidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dengan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, seperti dengan mengunakan alat - alat laboratorium dan penelitian.

Jadi secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Wasliman (2007:158), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut:

a. Faktor internal

(44)

29

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Ruseffendi (1991:7)

Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimiliknya.

1) Kecerdasan Anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat memepengaruhi terhadap cepat lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

(45)

30 2) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana maestinya. Dalam proeses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangannya individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

3) Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

4) Kemauan Belajar

(46)

31

yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

5) Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginann yang besar terhadap sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi, akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

b. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Selanjutnya, dikemukakan oleh Walisman (2007:159) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Kualitas pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50), bahwa guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.

(47)

32

Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006:51).Terdapat sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru.

1) Faktor dari guru:

a) Teacher formative experience

Meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran guru termasuk, suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat. b) Teacher training experience

Meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.

c) Teacher properties

(48)

33 4. Materi Akhlak Terpuji

a. Tawadlu

1) Pengertian Tawadlu

Tawadlu secara bahasa adalah rendah hati. Secara istilah tawadlu adalah sikap merendahkan hati, biak dihadapan Allah SWT. Maupun sesama manusia. Sikap tawadlu merupakan bagian dari akhlakul karimah sehingga sikap dan perilaku manusia akan menjadi lebih baik.Allah Swt berfirman:

ُىُ َتَطاَخ اَذِ َو اً۬اًَ ۡوَه ِض ۡزَ ۡلۡٱ ىَهَع ٌَوُش ًَۡي ٍَيِراللَّهَنٱ ٍِٰـًَ ۡحاللَّهَسنٱ ُداَتِعَو

ٌوُهِ ٰـَجۡنٱ

ا ً۬اًًٰـَهَس ْاوُناَق

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang

yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang

jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)

keselamatan. (Q.S. Al Furqan ayat 63).

2) Contoh Perilaku Tawadlu

Contoh seseorang yang menampakkan sikap tawadlu, antara lain sebagai berikut:

a) Seseorang yang mempersilahkan duduk untuk orang alim terlebih dahulu

(49)

34

lemah lembut, dan tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang-orang yang menjadi bawahannya.

c) Seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, tetapi tidak segan untuk mngunjungi orang-orang yang menjadi bawahannya

d) Seseorang yang mau duduk, berdiskusi dan berjalan bersama dengan orang-orang miskin atau orang-orang cacat

e) Seseorang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tidak berlebih- lebihan dan tidak sombong

b. Taat

1) Pengertian Taat

Taat secara bahasa adalah senantiasa tunduk dan patuh. Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin). Allah Swt berfirman:

ۖ ۡىُكُِي ِس ۡيَ ۡلۡٱ ىِنْوُأَو َلوُساللَّهَسنٱ ْاوُعيِطَأَو َ اللَّهَللَّٱ ْاوُعيِطَأ ْآٰوَُُياَء ٍَيِراللَّهَنٱ اَہُّيَأٰٰٓـَي

ٌَوُُِي ۡؤُ ۡىُتُُك ٌِ ِلوُساللَّهَسنٱَو ِ اللَّهَللَّٱ ىَنِ ُِوُّدُسَف ً۬قٍء ۡىَش ىِف ۡىُت ۡعَصٰـََُ ٌِإَف

اًييِوۡأَ ٍَُس ۡحَأَو ًٌ۬سۡيَخ َ ِنٳَذ ‌ۚ ِسِخَ ۡلۡٱ ِو ۡوَيۡنٱَو ِ اللَّهَللَّٲِ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya),dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan

Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

(50)

35

Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

lebih baik akibatnya “.. (Q.S. An Nisa ayat 59 .)

2) Pembagian Taat

a) Taat kepada Allah Swt

Taat kepada Allah SWT, berarti bahwa setiap mukmin haurus melaksanakan segala perintah-Nya sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Quran dan menjauhi larangan-Nya.Karena apapun yang diperintahkan Allah Swt, itu mengandung maslahat ( kebaikan) dan apa yang dilarang oleh

–Nya mengandung mudarat (keburukan) b) Taat kepada Rasul-Nya

Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin harus melaksankan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah kepada umatnya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw).

c) Taat kepada Ulil Amri ( Pemimpin)

(51)

36

kepada guru, istri kepada suami, dam masyarakat kepada penduduk setempat.

3) Contoh Perilaku Taat

Diantara ini contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw, dan ulil amri adalah sebagi berikut : a) Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt,

malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.

b) Melaksanakan rukun Islam , yaitu memebaca kedua kalimat syahadat, salat, puasa, zakaat, dan haji.

c) Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.

c. Qona’ah

1) Pengertian Qona’ah

(52)

37

Akan tetapi, tidak beararti kita harus pasrah tanpa ada ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin demi meningkat kesejahteraan hidup. Allah Swt berfirman:

اَهاللَّهَسَقَت ۡسُي ُىَهۡعَيَو اَ ُق ۡشِز ِ اللَّهَللَّٱ ىَهَع اللَّهَلَِّ ِض ۡزَ ۡلۡٱ ىِف ً۬قٍةاللَّهَ آَد ٍِي اَي

ً۬قٍٍيِتُّي ً۬قٍ ٰـَتِ ىِف ً۬لٌّ۬مُك ‌ۚ اَ َعَد ۡوَت ۡسُيَو

“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan

Allah-lah yang memberi rezkinya,dan dia mengetahui tempat

berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.semuanya tertulis

dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh) ” (Q.S.Hud ayat 6 ).

2) Contoh perilaku qona’ah

Diantara ini beberapa contoh yang mencerminkan sifat

qona‟ah adalah sebagai berikut :

a) Menerima dengan ikhlas setiap rezeki yang diberikan Allah Swt.

b) Senantiasa berpikir posisitf menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah Swt.

c) Bekerja keras dan tetap optimis.

(53)

38 d.Sabar

1) Pengertian Sabar

Pengertian sabar dalam arti bahasa adalah menghadapi cobaan ( tidak lekas marah,dan putus asa), dan tabah. Adapun secara istilah adalah menhan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap rida dari Allah Swt. Allah Swt berfirman :

ٍَيِسِتٰـاللَّهَلنٱ َ َي َ اللَّهَللَّٱ اللَّهٌَِ ‌ۚ ِة ٰوَهاللَّهَلنٱَو ِسۡتاللَّهَلنٲِ ْاوُُيِعَت ۡسٱ ْاوَُُياَء ٍَيِراللَّهَنٱ اَ ُّيَأٰٰٓـَي

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah Swt beserta orang-orang yang sabar (Q.S. Al Baqarah ayat 153).

2) Macam sabar

a) Sabar Menerima cobaan hidup b) Sabar dari keinginan Hawa Nafsu c) Sabar dalam Taat kepad Allah swt d) Sabar dalam taat kepad Allah swt e) Sabar dalam berdakwah

f) Sabar dalam perang g) Sabar dalam pergaulan 3) Contoh-contoh perilaku sabar

(54)

39

a) Menerima dengan rasa syukur semua nikmat maupun ujian yang diberikan Allah Swt, kepada kita.

b) Mengalah untuk kepentingan orang lain.

c) Dapat menguasai nafsu amarah yang ada dalam diri kita. d) Memperlihatkan cara bergaul dengan baik di dalam

bermasyarakat.

e) Jangan terlena oleh kehidupan duniawi, seperti harta, benda, atau keluarga.

5. Metode Talking Stick

a. Pengertian Metode Talking Stick

Metode pembelajaran Talking Stick adalah suatu metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, pada waktu lagu asyik berhenti kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru Huda,Miftahul (2013:224).

Metode pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu dari metode pembelajaran kooperatif, guru memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengoptimalisaikan partisipasi siswa Lie (2002:56).

(55)

40

kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara kelompok. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Talking Stick adalah merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan siswa lain sehingga mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Dalam metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan yakin dalam menyelesaikan suatu masalah.

b. Langkah-langkah Metode Talking Stick

Huda,Miftahul (2013:225) menyatakan bahwa ada beberapa langkah dari metode Talking Stick, yaitu :

a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

c) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana

d) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa untuk menutup isi bacaan

(56)

41

mendapat yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

f) Guru memberi kesimpulan g) Guru melakukan evaluasi h) Guru menutup pembelajaran

Selain itu, Suyatno (2009:124), menyatakan bahwa ada beberapa langkah dari langkah metode pembelajaran Talking Stick, yaitu sebagai berikut:

a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangan/paketnya c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya

d) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

e) Guru memberikan kesimpulan

(57)

42

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Guru menyiapkan sebuah tongkat dan sebuah lagu yang asyik c) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut

d) Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dari guru e) Guru mengambil tongkat dan memberikan pertanyaan dan

siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya f) Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru g) Guru memberikan kesimpulan

h) Evaluasi dan penutup

Untuk penelitian kali ini peneliti selain menggunakan tongkat juga

menggunakan lantunan lagu asyik yaitu yang berjudul “disini senang disana

senang” yang diciptakan oleh ibu Sud dan syairnya adalah sebagai berikut:

Disini senang disana senang Dimana-mana hatiku senang Disini senang disana senang Dimana-mana hatiku senang

(58)

43 c. Kelebihan Metode Talking Stick

Kelebihan dari metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

a) Menguji kesiapan siswa dalam pembelajaran b) Melatih siswa memahami materi dengan cepat

c) Memacu agar siswa lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)

d) Kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan e) Siswa berani akan mengemukakan pendapat

f) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

g) Memunculkan sikap posistif belajar dalam proses belajar mengajar

d. Kelemahan Metode Talking Stick

Adapun kelemahan dari metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut :

a) Siswa cenderung bersifat individu b) Ketenangan kelas kurang terjaga c) Durasi waktu panjang

d) Membuat senam jantung

(59)

44

6. Kaitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan Metode

Talking Stick

Selama ini mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang kurang diminati beberapa siswa di sekolah. Minat terhadap mata pelajaran agama Islam sangat rendah. Kurang diminatinya pelajaran agama Islam dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan para guru karena monoton. Oleh karena itu metode pembelajaran selama ini harus diubah sedemikian rupa agar menjadi mata pelajaran yang menarik dan interaktif.

Salah satu metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khusunya dalam materi akhlak terpuji, karena metode ini merupakan metode pembelajaran yang cara kerjanya adalah dengan sebuah tongkat atau stick yang diiringi lagu asyik dan lucu, guru memberi pertanyaan kepada semua siswa yang memegang stick dengan materi akhlak terpuji secara bergiliran dan berulang-ulang sehingga materi akan lebih mudah dihafal dan diingat secara maksimal sehingga materi akan mudah dipahami.

(60)

45 B. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka atau yang sering disebut dengan tinjauan pustaka merupakan langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan yang dilakukan selama mempersiapkan atau mengumpulkan referensi sehingga ditemukan topik sebagai permasalahan yang layak untuk dikaji melalui penelitian skripsi. Oleh karenanya, peneliti mengkaji skripsi atau penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan, sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti, antara lain :

Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Fauziayah Ulfa mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Dalam penelitiannya yang berjudul „‟ Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Berwudhu dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas II SD SD NEGERI GOGODALEM 01 Kec.Bringin

Kab.Semarang Tahun Ajaran 2015/2016‟‟.

(61)

46

Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Ani Maftukhah seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Dalam penelitiannya yang berjudul „‟ Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Tahun Pelajaran 2015/2016.

(62)

47 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum SMP Sunan Giri Salatiga 1. Profil Sekolah

SMP Islam Sunan Giri Salatiga berdiri pada tahun 2015. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 7/VII/04/05 dengan tanggal SK pendirian 07-04-2015.

SMP Islam Sunan Gri Salatiga merupakan sekolah menengah pertama yang ada di Kecamatan Argomulyo dan sekolahan ini mulai berkembang dengan mengacu pada sekolahan-sekolahan lain yang ada di sekitarnya. Berikut profil lengkap SMP Islam Sunan Giri Salatiga dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3. 1 Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga

NO Identitas Sekolah SMP Islam Sunan Giri Salatiga

1. NPSN 69946657

2. Provinsi Jawa Tengah

3. Kota Salatiga

4. Kecamatan Argomulyo

5. Desa/Kelurahan Ledok

(63)

48

12. Akreditasi Belum terakreditasi

13. Surat keputusan 7/VII/04/05

14. Tanggal SK Pendirian 07-04-2015 15. Tanggal SK Izin Operasional 25-07-2015

16. Luas Tanah 1300 m2 / SHM *

17. Kurikulum KTSP

18. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi 19. Terletak Pada Lintasan Desa

20. Jarak Ke Kecamatan 4 km

21. Jarak Ke Kota 3 km

22. Organisasi Penyelenggara Yayasan

23. Email smpi.sunangiri@gmail.com

2. Visi dan Misi SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Visi dan Misi SMP Islam Sunan Giri Salatiga adalah sebagai berikut : a. Visi

Menyiapkan generasi muda muslim yang sholeh dan sholehah, terampil, disiplin, cerdas dan tanggap terhadap perkembangan zaman, serta mampu bersaing baik di tingkat daerah maupun nasional.

b. Misi

1) Mengembangkan kurikulum yang mengkolaborasikan antara agama, ilmu, teknologi dan kecakapan.

(64)

49

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang disiplin, santun dan berwawasan luas dengan kemampuan penguasaan teknologi yang terus berkembang.

4) Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif.

5) Menciptakan hubungan social yang harmonis antar warga sekolah dalam rangka mewujudkan suasana sekolah yang kondusif.

3. Sejarah Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga

SMP Islam Sunan Giri ini termasuk sekolahan baru dan tentunya kepala sekolahnya pun baru satu generasi saja untuk lebih jelasnya jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 2 Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Nama Tahun Menjabat

1 Mustaqim, M.P.d 2015 sd 2017

(65)

50

4. Keadaan Siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Jumlah siswa SMP Sunan Giri Salatiga Tahun ajaran 2017/2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 3 Jumlah Siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII 35 25 60

VIII 29 30 59

IX 21 14 35

Total 85 69 154

5. Struktur Organisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Gambar 2. Struktur Organisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Kepala Sekolah

TU Komite

(66)

51 Keterangan :

Kepala Sekolah : Mustaqim, M.Pd

1. Kurikulum : Novi Tazkiyatun NihayahS.Pd.I 2. Kesiswaan : Isna Irawati, S.S.T

6. Daftar Guru SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Daftar guru yang mengajar di SMP Islam Sunan Giri Salatiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. 4 Daftar Guru Islam Sunan Giri Salatiga

NO Nama

1 Mustaqim, M.Pd 2 Siti Rohmatun, S.S

3 Jumiyatun Khasanah, S.Pd 4 Isna Irawati, S.Pd

(67)

52 16 Rendra Gumirang, S.Pd 17 Nur Said, S.Pd

7. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Guna menunjang proses belajar mengajar serta demi kelancaran kegiatan belajar mengajar, SMP Islam Sunan Giri Salatiga menyediakan berbagai macam sarana dan prasarana untuk belajar. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 5 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga

No Nama Jumlah Kondisi

Untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, SMP Islam Sunan Giri Salatiga mengadakan kegiatan di luar jam pembelajaran, antara lain :

(68)

53 c. Dramblek

d. Kaligrafi e. Rebana

B.Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1.Subjek peneletian

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas VII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Data responden ini berjumlah 29 siswa, laki-laki 13 dan perempuan 16.

Tabel 3. 6 Daftar siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga

No Nama Jenis Kelamin

L P

1. AFIFAH AMALIA 

2. AHMAD SHOLIKIN 

3. ANANDA PUTRI WULANDARI 

4. ARNA SABILA 

5. DWI YANTINI 

6. FATIN HUWAIDA 

7. FITTAHATUN QULUF SAUFIA 

8. IDA ISTIYANINGSIH 

9. IKHFAN NUGHARA 

10. ISMAUL FATUN KHASANAH 

11. KAMAL MUSTAFA AL JABA 

12. MAULANA SAIFUL HUDA 

13. MADI NANDA ZADIKAAPRIYANTO 

(69)

54

15. MUHAMMAD HILMI MAJID 

16. MUHAMMAD IQBAL ABIMANYU 

17. NILA CHOIRUN NAYLA 

18. NURUL ISTIQOMAH 

19. RANIA SALSABILA 

20. SITI KHOTIJAH 

21. TALITHA ZAHRASEPTIANA ROMA 

22. TRI WIJAYANTI 

23. UMI LATIFAH 

24. USWATUN KHASANAH 

25. WAHYU ARDANI 

26. YUSFI DIMAS SAPUTRA 

27. YUSUF KURNIAWAN 

28. ZAKY MAHYA 

29. MUHAMMAD RIYAN EFENDY L 

2.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Sunan Giri Salatiga pada siswa kelas VII A semester I tahun pelajaran 2017/2018.

3.Waktu Penelitian

(70)

55

dilaksanakan pada tanggal 2 November 2017 Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga dengan materi akhlak terpuji.

Tabel 3. 7 Alokasi Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran NO

Kegiatan

Waktu ( Minggu ke)

Sepetember Oktober November

(71)

56 3 Analisis Data

4 Penyusunan Data 5 Pelaporan Hasil

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Talking Stick dan dalam 2 siklus. Rincian prosedur penelitian tindakan kelas, masing-masing siklus melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yaitu bulan September sampai bulan November 2017. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A berjumlah 29 siswa.

D. Pra Siklus

Pada pra siklus ini peneliti mengamati guru dalam dalam proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji, yang dilaksanakan pada hari kamis 26 September 2017

Tahap pelakasanaannya adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini adalah :

a) Membicarakan penelitian dengan guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(72)

57

d) Mempersiapkan fasilitas dan prasaranaa pendukung yang diperlukan di kelas

e) Mempersiapkan lembar penilaian observasi siswa dan guru f) Mempersiapkan lembar penilaian formatif

2. Pelaksanaan

Pra Siklus dilaksanakan pada hari kamis tanggal 26 September 2017 jam pelajaran ke 7-8 dimulai pukul 12.30-13.30 WIB. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sabagai pengamat dan yang menjalankan penerapan metode Talking Stick adalah guru mata pelajaran Agama Islam.

a) Kegiatan Awal

1) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdoa bersama. 2) Mengabsen siswa.

3) Menjelaskan materi pembelajaran, kompetensi yang diharapkan dapat tercapai

b) Kegiatan Inti

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pada buku paket

2) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji: perilaku tawadlu dan taat

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman kehidupan mengenai akhlak terpuji: perilaku tawadlu dan taat

(73)

58 c) Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran 2) Guru memberikan evaluasi tentang materi pembelajaran 3) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa bersama 3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dalam pra siklus adalah observasi pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Obsevasi terhadap siswa dan guru dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan observasi berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan.

Proses penerapan metode yang dilakukan oleh guru adalah diskusi secara kelompok. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok masing-masing beranggotakan 5-6 siswa. Kemudian guru memberikan topik bahasan yang akan di diskusikan mengenai materi akhlak terpuji: pengertian taat, tawadlu,

qona‟ah dan sabar.

Setelah dirasa sudah cukup, guru memulai dengan memberikan pertanyaan secara kelompok dan juga beberapa individu. Dan akan disambung penjelasan oleh guru yang akan menerangkan mengenai materi tersebut.

4. Refleksi

(74)

59

banyak yang belum mencapai KKM dari segi nilai formatif dan aspek pengamatan dalam diri siswa.

E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I peneliti menggunakan metode Talking Stick pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji, yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 19 Oktober 2017. Beberapa tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran.

b) Merencanakan materi pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak terpuji dengan menerapkan metode Talking Stick.

c) Menyusun lembar pengamatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. d) Menyiapkan tes dengan materi akhlak terpuji.

2. Pelaksanaan

(75)

60 a) Kegiatan Awal

1) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdoa bersama. 2) Mengabsen siswa.

3) Menjelaskan materi pembelajaran, kompetensi yang diharapakan dapat tercapai.

b) Kegiatan Inti

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pada buku paket.

2) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji: perilaku tawadlu dan taat.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman kehidupan mengenai akhlak terpuji: perilaku tawadlu dan taat.

4) Penerapan metode Talking Stick c) Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran 2) Guru memberikan evaluasi tentang materi pembelajaran 3) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa bersama 3. Pengamatan

Gambar

Tabel 3. 1 Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Tabel 3. 2 Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Gambar 2. Struktur Organisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Tabel 3. 4 Daftar Guru Islam Sunan Giri Salatiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) implementasi metode talking stick pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Al-Falah Pandeglang; (2) hasil belajar siswa

Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Learning Type Talking Stick untuk Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri

Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut : KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 75, sebelum menggunakan metode pembelajaran

2. Apakah melalui Metode Pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Larangan pada mata pelajaran.

Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pelaksanaan Metode Talking Stik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Salat Kewajibanku Terdapat empat tahap dalam