• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A

SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

AHMAD SYAIFUDIN ZUHRI NIM : 11113263

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A

SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

AHMAD SYAIFUDIN ZUHRI NIM : 11113263

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(3)

ii

(4)
(5)

iv

(6)
(7)

vi MOTO

ِمُّلَعَّتلااِب ُمْلِعْلا اَمَّنِا َو ِنْيِ دلا ْيِف ُهْهِ قَفُي اًرْيَخ ِهِب ُالله ِد ِرُي ْنَم

Artinya: “Barang siapa yang dihendaki Allah menjadi baik, maka dia

akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini selesai atas ridho dari Allah Swt, dan saya persembahkan kepada: 1. Kepada segenap keluarga, Bapak (Zaenuri) dan Ibu (Kartining) yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Sahabat terbaik, Mbahe (Andrean Odiansyah Irawan) Bon (M. Aldi Wijanarko) Tingkir (Dian Aldi Kurniawan) Pak Ustadz (M. Ilyas Anwar). 3. Sahabat/keluarga baru saya, Pak Dhe (M. Didik Nur Shidiq) Jum (Puput

Astutik) Isni Nii (Isni Kurniawati) Mbak Ella, Luluk dan Tamara.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda agung Nabi Muhammad Saw yang telah membawa Nur Illahi yang menyinari segenap alam dan semoga kita tergolong umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besuk di Yaumul qiyamah. Amin Allahumma Amin.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar stara satu (SI) dalam program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai hal. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(10)
(11)

x ABSTRAK

Zuhri, Ahmad Syaifudin. 2017. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Menghindari Perilaku Tercela Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negara Salatiga. Dosen Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Menghindari Perilaku Tercela, Metode Jigsaw.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela melalui penerapan metode Jigsawpada siswa kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga 2017/2018.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian berlangsung dalam tiga tahap yaitu; Pembelajaran pra siklus, pembelajaran siklus I dan pembelajaran siklus II. Pengumpulan data dengan metode tes, observasi dan metode dokumentasi setiap siklus pembelajaran, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II menggunakan perhitungan rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan belajar.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

DEKLARASI DAN PUBLIKASI... iv

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

1. Hasil Belajar ... 6

2. Pendidikan Agama Islam ... 7

(13)

xii

4. Metode jigsaw ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

1. Rancangan Penelitian ... 8

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Waktu dan tempat Penelitian... 10

4. Langkah-Langkah Penelitian... 11

5. Teknik Analisa Data ... 16

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB IIKAJIANPUSTAKA A. Belajar ... 20

1. Pengertian Belajar ... 20

2. Hasil Belajar ... 21

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23

B. Pendidikan Agama Islam ... 25

C. Menghindari Perilaku Tercela ... 27

1. Ananiyah... 27

2. Gadab ... 28

3. Hasad ... 29

4. Gibah ... 30

5. Namimah ... 31

D. Metode Jigsaw ... 32

1. Pengertian metode Mengajar ... 32

(14)

xiii

E. Kajian Pustaka ... 39

BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Sunan Giri Salatiga ... 41

1. Sejarah Singkat SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 41

2. Visi dan Misi SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 42

3. Sejarah Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 43

4. Keadaan Siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 43

5. Struktur Organisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 44

6. Daftar Guru SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 44

7. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 45

8. Kegiatan Ekstrakulikuler ... 46

B. Objek Penelitian ... 46

C. Pelaksanaan Penelitian ... 47

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 48

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 50

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 53

1. Pra Siklus... 53

2. Siklus I... 55

3. Siklus II ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

1. Data Observasi Keterampilan Guru ... 65

(15)

xiv

3. Hasil Belajar Per Siklus... 67 BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 41

Tabel 3. 2 Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 43

Tabel 3. 3 JumlahSiswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 43

Tabel 3. 4 Daftar Guru Islam Sunan Giri Salatiga ... 45

Tabel 3. 5 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga ... 45

Tabel 3. 6 Siswa Kelas VIII A ... 46

Tabel 3. 7 Hasil Observasi Siswa Siklus 1 ... 49

Tabel 3. 8 Hasil Observasi Siswa siklus 11 ... 52

Tabel 4. 1 Daftar Nilai Ulangan Harian Pra Siklus ... 54

Tabel 4. 2 Daftar Hasil Nilai Tes Siklus I ... 58

Tabel 4. 3 Kategori Nilai Peserta Didik Siklus 1 ... 59

Tabel 4. 4 Daftar Hasil Nilai Tes Siklus II... 62

Tabel 4. 5 Kategori Nilai Peserta Didik Siklus II ... 63

Tabel 4. 6 Observasi Keterampilan Guru ... 65

Tabel 4. 7 Data Minat dan Keaktifan siswa dalam proses belajar ... 66

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Tes Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 3. Dokumentasi

Lampiran 4. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 7. RPP SIKLUS I

Lampiran 8. RPP SIKLUS II

Lampiran 9. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam dasar untuk menyiapakan siswa agar memahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), dan mengamalkan

(being) agama islam melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan Agama

Islam di sekolah ialah murid memahami, terampil melaksanakan, dan melaksanakan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kapada Allah Swt berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Hajarniyah, 2013: 1 ).

(21)

2

Salah satu aspek yang terpenting dalam kurikulum Pendidkan Agama Islam adalah aspek tentang Akidah Akhlaq. Pendidikan Akidah memberikan suatu pembelajaran tentang nilai hubungan antara manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara sesama manusia, mengatur hubungan dengan lingkungan dan mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, pelajaran Aqidah Akhlaq merupakan pelajaran yang teoritis.

Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah pendidikan yang memainkan peranan yang sangat penting bagi para siswa untuk mengawal tercapainya tujuan pendidikan nasional terutama untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, mempunyai sifat jujur dan bertanggung jawab.

Mengingat peran penting pendidikan agama Islam dalam sistem pendidikan nasional, maka dirasa perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang memungkinkan siswa secara aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, dimana siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan.

(22)

3

hal belajar dan belum memperoleh hasil yang maksimal serta belum mencapai nilai KKM. Yaitu nilai KKM yang harus dicapai adalah 75.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga di sebabkan karena beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah siswa kurang jelas dengan konsep-konsep yang diterima dan guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat. Dalam mengajar biasanya guru menggunakan metode yang mengedepankan dirinya lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas di bandingkan dengan siswanya.

Maka dari itu penulis memilih untuk menerapkan penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran jigsaw dimana anak akan mempelajari mata pelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela untuk meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap belajarnya sendiri dan juga belajar dengan anggota kelompoknya yang lain. Model pembelajaran jigsaw akan menjadi solusi yang efektif ketika diterapkan dalam sebuah pembelajaran dimana siswa saling berdiskusi dalam satu kelompoknya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Menghindari Perilaku Tercela Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah metode jigsaw

(23)

4

siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode jigsaw

dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari prilaku tercela pada siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri tahun pelajaran 2017/2018. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang digunakan adalah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI meteri menghindari perilaku tercela pada siswa kelas VIII A di SMP Islam Sunan Giri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

(24)

5 E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Secara Teoritis

Penelitian tindakan kelas dapat menambah wawasan mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya penerapan metode jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya.

2. Kegunaan Praktisi a. Bagi Guru

Memberikan pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang lebih luas karena dengan metode dan media yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela.

b. Bagi Siswa

1) Siswa termotivasi untuk belajar karena proses-proses pembelajarannya dilakukan bervariasi dan menantang.

2) Memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan menarik sehingga memudahkan siswa untuk pemahamanya sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar yang lebih tinggi. c. Bagi Sekolah

(25)

6

2) Sebagai salah satu acuan untuk menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

3) Memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

4) Mewujudkan pembelajaran yang efektif disekolah. F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman mengenai judul di atas, maka peneliti akan menjelaskan berbagai istilah sekaligus gagasan peneliti. Adapun istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2007: 30) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.

(26)

7 2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan atau usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikanya sebagai pedoman hidup (Daradjat, 2001: 8).

Pendidikan Agama Islam sebagai usaha untuk membuat siswa memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta membutuhkan suatu pembelajaran yang dapat mengamalkan ajaran agama Islam. 3. Perilaku tercela

Perilaku tercela adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain, dalam ajaran Islam perbuatan tersebut sangat bertentangan. Perilaku tercela ada 5 yaitu: ananiyah, gadab, hasad, gibah, dan namimah (Multahim, 2007: 36).

4. Metode jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Faturrohman, 2015: 63).

(27)

8

positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari, dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Ameliasari, 2013: 15).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah belajar dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan guru dan peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, pengembangan praktik refleksi, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa (Hopkins, 2008: 88). Sementara itu, menurut Suyanto dalam Basrowi (2008: 26) Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

(28)

9

Perencanaan

Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis & McTaggar dalam Basrowi dan Suwardi, 2008: 26).

Bagan 1. 1 Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral (Arikunto, 2006: 16)

Pelaksanaa Refleksi

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaa Refleksi SIKLUS II

Pengamatan

(29)

10 Penjelasan alur di atas adalah:

a. Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan prangkat pembelajaran.

b. Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

d. Perencanaan yang direfisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah untuk siswa kelas VIII A di SMP ISLAM Sunan Giri Salatiga yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki 17 perempuan.

3. Waktu dan tempat Penelitian

(30)

11

b. Tempat penelitian adalah SMP Sunan Giri, tepatnya di Jl. Argowilis Desa Krasak Argomulyo Salatiga.

4. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas yang sudah baku. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan pada masing-masing siklus sebagai berikut:

a. Siklus I

Adapun rumusan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagi berikut: membuat kelompok dalam pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw tentang materi menghindari perilaku tercela, membagi kelompok, mendesain pedoman pemantauan pembelajaran untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi dan mendesain alat evaluasi.

2) Pelaksanaan

(31)

12

menerapkan model pembelajaran jigsaw, membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang telah dijelaskan oleh guru dan setelah itu dalam satu kelompok mempresentasikan hasil diskusianya tersebut.

3) Observasi dan interprestasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4) Analisis refleksi

Hasil yang didapatkan dalam lembar observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi dari melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

b. Siklus II

Adapun rumusan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan

(32)

13

metode jigsaw dengan mengacu hasil refleksi siklus I, membuat lembar observasi dan mendesain alat evaluasi.

2) Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 11Oktober 2017 di kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri Desa Krasak Argomulyo Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, membagi siswa menjadi 5 kelompok, 3 keompok tediri dari 6 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5 siswadengan menerapkan metode jigsaw

materi menghindari perilaku tercela. 3) Obversasi dan interprestasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4) Analisis refleksi

(33)

14

mencapai 85% atau lebih, penelitian akan dihentikan sampai dengan siklus ini.

Langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1. 2 Langakah-langkah Penelitian

5) Teknik Pengumpulan Data a. Tes

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang oleh dikatakan cepat dan tepat” (Arikunto, 2006: 32).

Kondisi awal

Hasil belaja siswa dalam pembelajaran materi menghindari perilaku tercela sebelum diterapkan metode jigsaw.

Siklus I

Pembelajaran menerapkan motode jigsaw dengan membagi kelas menjadi 5 kelompok, 3 kelompok terdiri dari 6 siswa dan 2

kelompok terdiri dari 5 siswa.

Siklus II

Pembelajaran menerapkan metode jigsaw dengan mengacu hasil refleksi siklus I dan membagi kelas menjadi 5 kelompok, 3 kelompok terdiri dari 6 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5

(34)

15

Menurut Sudjana (1989: 35), “tes pada umumnya

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”. Sedangkan Arikunto (2002: 29)

“tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan, intelegensi, ketidak mampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan.

(35)

16 b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2001: 158). Pengamatan dan pencatatan dilakukukan peneliti secara langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselidiki dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk pembelajaran PAI dengan metode

jigsaw pada materi menghindari perilaku tercela diantaranya adalah RPP, silabus, daftar nilai siswa dan absensi kelas. 5. Teknik Analisa Data

(36)

17

yang kemudian dipelajari cara penyelesainya yang dituangkan dalam refleksi untuk diperbaiki pada kegiatan penelitian siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji statistik. Pada hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai (data kuntatitatif) kondisi awal, post tes siklus I dan siklus II serta antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Adapun data yang dibandingkan adalah sebagai berikut :

a. Rata-rata kelas

Peneliti ini melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yaitu tes tertulis, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga memperoleh rata-rata, dapat dirumuskan:

𝑥 =∑𝑥𝑛

𝑥 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

∑𝑥 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

∑ = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑛

b. Ketuntasan belajar

(37)

18

yang telah ditentukan dalam hal ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu nilai 75 Selanjutnya kelas disebut tuntas belajar secara klasikal apabila jumlah siswa yang memenuhi KKM mencapai 75% atau lebih. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P=∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋100

Ketuntasan belajar secara klasikal akan digunakan untuk menetukan banyaknya siklus penelitian, khususnya dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75%.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.

(38)

19

materi menghindari perilaku tercela, hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela dan metode jigsaw dan profil sekolah.

BAB III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang rancangan penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian persiklus pembelajaran yang terdiri dari: rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang deskripsi hasil penelitian persiklus pembelajaran dan pembahasan.

(39)

20 BAB II KAJIANPUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 2). Definisi lain menyebutkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Perlu kita ketahui dan kita sadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt yang istimewa. Hal ini secara jelas tersurat dalam Q.S at-Tin ayat 5:

مْيِوْقَت ِنَسْحَأ ىِف َنَسْن ِ ْلْا اَنْقَلَخ ْدَقَل

Artinya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (Q.S at-Tin ayat: 5).

(40)

21

yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49).

2. Hasil Belajar

(41)

22

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono, 2001: 5-06).

(42)

23

di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar, siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Slameto dalam M.Fathurrohman dan Sulistyorini, (2012: 120)

ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a. Faktor internal siswa

Faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, yang meliputi beberapa aspek diantaranya:

1) Aspek fisiologis

Aspek fisiologis merupakan kondisi jasmani yang berkaitan dengan kesehatan segenap bagian-bagiannya maupun kondisi cacat tubuh yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya tubuh/badan.

2) Aspek psikologis

(43)

24 3) Aspek kelelahan

Kelelahan pada siswa walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dari lemah lunglainya tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Dan kelelahan rohani yang terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor eksternal siswa

Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu: 1) Lingkungan sosial

Meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut, dan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

2) Lingkungan nonsosial

(44)

25 c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar. Strategi dalam hal ini menjadi seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Pada penelitian ini faktor pendekatan belajar diambil sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi menghindari perilaku tercela dengan menggunakan metode jigsaw.

B. Pendidikan Agama Islam

Menurut Ahmad D. Marimba (1992: 77), Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

(45)

26

Sedangkan menurut Muhaimin, (2004: 75-76), pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan agama dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan, kesempurnaan yang telah dianugrahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pemrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah Swt. Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman bertaqwa agar manusia menyadari kedudukanya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungan dengan Allah Swt, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya).

(46)

27 C. Menghindari Perilaku Tercela

Dalam diri manusia terdapat dua sifat, yaitu sifat tepuji dan tercela. Di antara sifat tersebut yang harus kita hindari adalah sifat tercela, karena kedua sifat tersebut saling berdampingan dan terlihat pada perilaku kita sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan maka terpujilah sifat orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menampilkan keburukan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Diantara sifat tercela dalam pembahasan berikut adalah sifat ananiyah, gadab, hasad, gibah, dan namimah (Multahim, 2007: 37).

1. Ananiyah

(47)

28

لا

ا ًر ْوُخَف ًلااَتْخُم َناَك ْنَم ُّب ِحُي َلا َالله َنِا

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangsombong dan membanggakan diri (Q.S An-Nisa ayat: 36)

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin hidup semdiri. Manusia pasti memerlukan bantuan dan pertolongan orang lain. Orang yang egois biasnya tidak peduli pada nasib orang lain itu terganggu atau tidak, merasa sakit hari atau tidak. Dengan demikian orang lain pun enggan memberikan bantuan kepada orang tersebut. Sebagai seorang muslim yang beriman hendaknya membiasakan diri untuk berlapang dada dan terbuka serta mau menerima pendapat orang lain dengan penuh kebijakan tanpa harus melihat siapa yang berpendapat, karena siapapun dia jika pendapatnya itu baik hendaknya menjadi pertimbangan (Prabandani, 2011: 54)

2. Gadab

Gadab (marah) secara bahasa artinya keras, kasar, dan padat.

(48)

29

Sebaliknya, jika seseorang berpandangan luas dan dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka ia akan bersikap arif atau bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah (Karwadi, 2011: 36).

Orang mukmin yang baik selalu bersedia memaafkan kesalahan orang lain, baik yang diminta maupun tidak, karena ia hanya mengharap keridaan Allah Swt. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa kewajiban sesamanya tidak hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan. Akan tetapi, diperintahkan juga memberi maaf kepada orang lain yang melakukan kesalahan, baik disengaja ataupun tidak. Oleh karena itu, dalam mendidik sifat pemaaf harus dimulai dari tidak menjadi seorang pemarah.

3. Hasad

Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci,

tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan oran lain. Secara istilah adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia dari Allah Swt. Hasad biasanya timbul karena adanya permusuhan atau persaingan untuk saling menjatuhkan. Hasad

(49)

30

4. Gibah

Secara bahasa, gibah (menggunjing) adalah membicarakan keburukan (keaiban) orang lain. Secara istilah berarti membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan-kesalahanya, baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriyahnya. Gibah tidak terbatas melalui lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan atau gerakan tubuh. Apabila hal ini berhubungan dengan agama seseorang ia akan mengatakan bahwa ia pembohong, fasik, munafik, dan lain-lain (Parabandi, 2011: 56).

Gibah merupakan penyakit hati yang mendatangkan kerusakan

dan membuang waktu secara sia-sia. Allah Swt melarang keras perilaku gibah tersbut dan menyeru untuk menjauhinya, karena gibah

digambarkan dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikan. Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat: 12

ِهْي ِخَا َمْح َل َلُكْأَّي ْنَا ْمُكَدَحَا ُّبْحُيَا

ىلق

اًضْعَب ْمُكًضْعَب ْبَتْغَي َلا َو ا ْوُسَّسَجَت َلا َو

ُه ْوُمُتْه ِرَكَفاًتْيَم

ىلق

(50)

31

5. Namimah

Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu

dengan pihak yang lain. Orang yang mempunyai penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan antara manusia. Namimah termasuk dosa besar yang diharamkan (Karwadi, 2011: 38)

Namimah juga dapat berbentuk provokasi atau memanas-manasi

situasi agar terjadi perselisihan. Perilaku mengadukan ucapan seorang kepada orang lain dengan tujuan merusak dan menciptakan perselisihan agar putus ikatan persaudaraan atau persahabatan.

Adapun contoh perilaku tercela (Ananiyah, Gadab, Hasad, Gibah, dan

Namimah ) Menurut Kawardi (2011: 37) adalah sebagai berikut:

1. Mementingkan diri sendiri.

2. Segala sesuatu diatasi dengan emosi.

3. Tidak senang temannya mendapat nilai baik. 4. Membicarakan orang yang tidak disukai. 5. Mengadu domba anatara satu dengan yang lain 6. Tidak mau bekerja sama dengan teman

7. Jika diingatkan yang baik dia marah. 8. Senang jika temannya tidak berhasil.

(51)

32

Menurut Prabandani (2011: 55) cara menghindari perilaku ananiyah,

gadab, hasad, gibah, dan namimah adalah sebagai berikut:

1. Menyadari segala sesuatu yang dimiliki adalah milik Allah Swt. 2. Menyadari pemasok akan mengalami penyesalan dikemudian hari. 3. Keberhasilan yang kita raih semata-mata karunia dari Allah Swt. 4. Menceritakan kejelekan orang lain.

5. Menyadari mengadu domba di akhirat nanti akan celaka. D. Metode Jigsaw

1. Pengertian metode Mengajar

Metode merupakan cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode tertentu. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Khaldun dalam Abdul Majid (2012: 133) yang mengatakan metode pengajaran sepantasnya melalui tiga langkah berikut ini, yaitu :

(52)

33

persepsinya. Ibnu Khaldun menganggap langkah ini sebagai persiapan untuk memasuki langkah atau tahapan kedua.

b. Guru kembali menyajikan kepada murid pengetahuan yang sama, tetapi tarafnya lebih tinggi dari taraf yang disajikannya pada langkah pertama. Pendidik mengambil point-point yang beraneka ragam dalam pembelajaran itu dengan penjelasan dan keterangan tidak secara global. Dengan demikian, anak didik akan sampai pada taraf persepsi yang lebih tinggi.

c. Pendidik kembali untuk ketiga kalinya mengajarkan topik yang sama secara terperici, mencakup dan mendalam pada segala segi, dan lebih terperinci dalam pembahasan.

Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Dengan mencermati dan mendalami serta mempertimbangkan teori-teori di atas, penulis memilih metode

jigsaw dalam penelitian tindakan kelas ini.

Roger dan Johnson dalamM. Thobroni (2016: 236) mengungkapkan terdapat lima unsur dalam Cooperative Learning agar pembelajaran dapat maksimal, yaitu :

a. Saling Ketergantungan Positif

(53)

34

rasa saling membutuhkan tersebut dapat dicapai melalui rasa saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan hadiah atau penghargaan. b. Tanggung Jawab Perseorangan

Dalam kelompok belajar, setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dikelompoknya secara baik. Meskipun dalam penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap pembelajaran secara individu, baik buruknya skor atau nilai yang didapatkan oleh kelompok bergantung pada seberapa baik skor atau nilai yang dikumpulkan oleh masing-masing anggota kelompok.

c. Tatap Muka

Interaksi antar anggota kelompok sangat penting karena siswa membutuhkan bertatap muka dan berdiskusi. Dengan adanya tatap muka ini, antar anggota kelompok akan membentuk hubungan yang menguntungkan untuk semua anggota.

d. Komunikasi Antar Anggota

Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.

(54)

35

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

2. Metode Jigsaw

a. Pengertian Metode Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawanya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya menurut Nurhadi (dalam M.Thobroni 2016: 243). Pembagian anggota tim terdiri dari 5-6 siswa dan bersifat heterogen. Bahan ajar yang diberikan dalam bentuk teks dan setiap anggota tim bertanggung jawab untuk mempelajari bagiannya masing-masing. Kemudian, para anggota dari berbagai tim yang berbeda bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian yang sama. Lalu, mereka berkumpul membentuk “kelompok pakar”

(expert group) yang bertugas mengkaji bahan tersebut. Selanjutnya,

siswa yang berada dikelompok semula (home teams) untuk mengajarkan anggota lainnya mengenai bahan yang telah dibahas dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, siswa dievaluasi secara individu mengenai bahan yang telah dipelajari.

(55)

36

pembelajarannya sendiri dari orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi-materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada para anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling bergantung satu sama lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan ketrampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam metode jigsaw, guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materipelajaran lebih bermakna. Guru juga mengomentari banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan komunikasi (Miftahul Huda,2014: 204).

b. Langkah-Langah Metode Jigsaw

Menurut Ameliasari (2013: 16) langkah-langkah dalam penerapan teknik jigsaw adalah sebagai berikut :

(56)

37

materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa, dengan materi pembelajaran yang sama, belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal.

3) Misalnya, suatu kelas dengan jumlah 28 siswa. Materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi. Dengan demikian, dari 28 siswa akan terdapat 5 kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga 5 kelompok asal terdiri 5 sampai 6 siswa. Kemudian akan dibentuk 1 kelompok ahli berjumlah 5 siswa yang diambil dari kelompok asal. Setiap kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

(57)

38

kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok tersebut menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan berikut (Hamdayama, 2014: 89):

1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Menurut Arends (2001) dalam penerapan metode jigsaw

sering dijumpai beberapa permasalahan dan kelemahannya yaitu : 1) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung

mengontrol jalannya diskusi.

(58)

39

3) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.

4) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisikan dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan.

5) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan yaitu dengan mengkaji skripsi atau penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Jazuli (2016) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar PAI materi Adap Makan dan Minum dengan

(59)

40

ketuntasan 46,6%, siklus I rata-rata 60,93 dan ketuntasan 16,6% dan siklus II rata-rata 89,16 dengan ketuntasan 83,3%.

Penelitian yang dilakukan oleh Suhaiyanto dengan judul “Aplikasi

Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas X MA Assultoniyah kota probolinggo”, yang menyatakan bahwa penerapan

metode jigsaw terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadist. Hasil motivasi belajar tersebut dilihat dari bertambahnya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dan tidak tampak adanya rasa malas, mereka selalu menampakan aura senang dan selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Hasil tersebut dapat di lihat dari hasil rata-rata pada setiap siklus. Pra siklu dengan rata-rata 80,4, siklus I dengan rata-rata 83,3 dan siklus II dengan rata-rata 86,8. Berdasarkan data yang di peroleh bahwasanya metode

(60)

41 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Sunan Giri Salatiga

1. Sejarah Singkat SMP Islam Sunan Giri Salatiga

SMP Islam Sunan Giri Salatiga berdiri pada tahun 2015. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 7/VII/04/05 dengan tanggal SK pendirian 07-04-2015.

SMP Islam Sunan Gri Salatiga merupakan sekolah menengah yang ada di Kecamatan Argomulyo dan sekolahan ini mulai berkembang dengan mengacu pada sekolahan-sekolahan lain yang ada di sekitarnya. Berikut profil lengkap SMP Islam Sunan Giri Salatiga dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3. 1Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga

1. Identitas Sekolah SMP Islam Sunan Giri Salatiga

2. NPSN 69946657

3. Provinsi Jawa Tengah

4. Kota Salatiga

5. Kecamatan Argomulyo

6. Desa/Kelurahan Ledok

7. Jalan dan Nomor Jl. Argowilis 15-16 Krasak Ledok Argomulyo Kota Salatiga

8. Daerah Pedesaan

9. Telepon 0298322179

10. Kode Pos 50732

11. Status Sekolah Swasta 12. Kelompok Sekolah Inti

13. Akreditasi Belum terakreditasi 14. Surat keputusan 7/VII/04/05

(61)

42

16. Tanggal SK Izin Operasional 25-07-2015 17. Luas Tanah 1300 m2 / SHM *

18. Kurikulum KTSP

19. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi 20. Terletak Pada Lintasan Desa 21. Jarak Ke Kecamatan 4 km 22. Jarak Ke Kota 3 km 23. Organisasi Penyelenggara Yayasan

24. Email smpi.sunangiri@gmail.com

2. Visi dan Misi SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Visi dan Misi SMPIslam Sunan Giri Salatiga adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menyiapkan generasi muda muslim yang sholeh dan sholehah, terampil, disiplin, cerdas dan tanggap terhadap perkembangan zaman, serta mampu bersaing baik ditingkat daerah maupun nasional.

b. Misi

1) Mengembangkan kurikulum yang mengkolaborasikan antara agama, ilmu, teknologi dan kecakapan.

2) Menanamkan semangat dan jiwa kemandirian pada siswa.

(62)

43

4) Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif.

5) Menciptakan hubungan social yang harmonis antar warga sekolah dalam rangka mewujudkan suasana sekolah yang kondusif.

3. Sejarah Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga

SMP Islam Sunan Giri ini termasuk sekolahan baru dan tentunya kepala sekolahnya pun baru satu generasi saja untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 2 Kepemimpinan SMP Islam Sunan Giri Salatiga No Nama TahunMenjabat

1 Mustaqim 2015 sd sekarang

4. Keadaan Siswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Jumlah siswa SMP Sunan Giri Salatiga Tahun ajaran 20016/2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 3 JumlahSiswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII 35 25 60

VIII 29 30 59

IX 21 14 35

(63)

44

5. Struktur Organisasi SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Keterangan :

Kepala Sekolah : Mustaqim, M.Pd

a. Kurikulum : Novi Tazkiyatun NihayahS.Pd.I b. Kesiswaan : Isna Irawati, S.S.T

c. Bendahara : Siti Rohmatun, S.S d. TU :Slamet Piyata

e. Komite : H. Chamim, S.H, M.Pd f. Penjaga sekolah : Sumedi

6. Daftar Guru SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Daftar guru yang mengajar di SMP Islam Sunan Giri Salatiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Kepala Sekolah

TU Komite

(64)

45

Tabel 3. 4 Daftar Guru Islam Sunan Giri Salatiga NO Nama

1 Mustaqim, M.Pd 2 Siti Rohmatun, S.S

3 Jumiyatun Khasanah, S.Pd 4 Isna Irawati, S.Pd

5 Novi Tazkiyatun N, S.Pd 6 Nanang Himsanul Z,S.PdI 7 Ulfi Diana, S.ST 13 Dra. Yekti Widowati 14 Era Destiyandani, S.Pd 15 Muhammad Fatoni 16 Rendra Gumirang, S.Pd 17 Nur Said, S.Pd

7. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga

Guna menunjang proses belajar mengajar serta demi kelancaran kegiatan belajar mengajar, SMP Islam Sunan Giri Salatiga menyediakan berbagai macam sarana dan prasarana untuk belajar. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 5 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga

(65)

46

11 Gudang 1 Baik

8. Kegiatan Ekstrakulikuler

Untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, SMP Islam Sunan Giri Salatiga mengadakan kegiatan di luar jam pembelajaran, antara lain :

a. Qiroah Tilawah b. Pramuka c. Dramblek d. Kaligrafi e. Rebana

B. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah siswa dikelas VIII A tahun pelajaran 2017/2018 semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Di dalam kelas, siswa cenderung pasif dan tidak percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemilihan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas VIII A SMP Islam Sunan Giri khususnya pembelajaran PAI.

Adapun data siswa yang menjadi obyek penelitian adalah sebagai berikut :

(66)

47

4 Arum Aufanillah 5 Atina Rusyda

6 Carenina vanesa Priyadi 7 Danu Rifai Muhamat R 8 Davi Alvin Tijar 9 Fasfahis Shofhal A 10 Fina Chamidah 11 Haqee Ibnu Mukti 12 Imro’atul Istiqomah 13 Inika Sri Wahyu Ningsih 14 Kaila Azka Huwaina 15 Lukluul Maghfiroh 16 Muhammad misbakhudin 17 Muhammad Aziz An-nafi 18 Muhammad Sauqil Ma’ruf 19 Nurul Hidayati

20 Siti Masruroh 21 Sri Rahayu

22 Trimatun Qomariah 23 Umi Nur Alimah 24 Wasilatul Haniah 25 Dewi Ismawati 26 Hendri Kurniawan 27 Andi Wildan 28 Fahreza Fadil S

C. Pelaksanaan Penelitian

(67)

48 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan pada hari 04 Oktober 2017 dengan materi pokok Menghindari Perilaku Tercela. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan a) Membuat RPP.

b) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok asal dan kelompok ahli menjadi 5 bagian materi.

c) Guru menerangkan metode belajar tipe jigsaw kepada peserta didik.

d) Menyusun lembar evaluasi 2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pendahuluan: a) Guru mengucapkan salam

b) Menyuruh siswa berdo’a, dan absensi

c) Appersepsi dan motivasi dengan Tanya jawab materi Menghindari Perilaku Tercela

Kegiatan Inti: a) Menyetting kelas

(68)

49

c) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagikan kepada siswa. d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

e) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok asal untuk membaca, memahami, mendiskusikan, serta meringkas materi pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-masing kelompok dengan memberikan pertanyaan. f) Masing-masing dari perwakilan kelompok mengirimkan

peserta didik ke kelompok lainnya untuk berdiskusi memberikan informasi tentang materi yang telah diperoleh dikelompok ahli.

g) Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok asalnya lalu masing-masing peserta didik menyampaikan hasil yang diperoleh selama dikelompok ahli kepada kelompok asalnya.

h) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi pelajaran i) Guru memberikan kuis berupa soal essay.

3) Observasi

Observasi dengan melakukan format observasi selanjutnya menganalisa hasil tes siklus I.

Tabel 3. 7 Hasil Observasi Siswa Siklus 1

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1 Minat Siswa √

(69)

50 3 Kesadaran siswa dalam

pencapaian tujuan pembelajaran

4 Kerjasama siswa dalam proses pembelajaran

5 Kemampuan siswa dalam mengikuti memahami materi pembelajaran

4) Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II. 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2017 dengan materi pokok menghindari perilaku tercela. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan a) Membuat RPP

b) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

c) Guru menerangkan metode belajar tipe jigsaw kepada peserta didik sampai mereka benar-benar mengerti.

d) Menyusun lembar evaluasi. 2) Pelaksanaan Tindakan

(70)

51

a) Guru mengucapkan salam, menyuruh siswa berdo’a, dan absensi

b) Appersepsi dan motivasi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti:

a) Menyetting kelas.

b) Guru menyiapkan materi diskusi yang diberikan kepada siswa c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (kelompok

asal)

d) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok asal untuk membaca, memahami, mendiskusikan, serta meringkas materi pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-masing kelompok dengan memberikan pertanyaan.

e) Masing-masing dari perwakilan kelompok mengirimkan peserta didik ke kelompok lainnya untuk berdiskusi memberikan informasi tentang materi yang telah diperoleh di kelompok ahli. f) Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok

asalnya lalu masing-masing peserta didik menyampaikan hasil yang diperoleh selama dikelompok ahli kepada kelompok asalnya.

g) Salah satu dari peserta didik dari kelompok menanggapi pendapat, kritik dan saran dari kelompok lain.

(71)

52

i) Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal.

3) Observasi

Observasi dengan melakukan format observasi, selanjutnya menganalisa hasil tes siklus II.

Tabel 3. 8 Hasil Observasi Siswa siklus 11

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1 Minat Siswa √

2 Keaktifan Siswa √

3 Kesadaran siswa dalam

pencapaian tujuan pembelajaran

4 Kerjasama siswa dalam proses pembelajaran

5 Kemampuan siswa dalam mengikuti memahami materi pembelajaran

4) Refleksi

(72)

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Pra Siklus

(73)

54

Kondisi demikian menyebabkan hasil belajar rendah dan prosentase ketuntasan juga sedikit, seperti tabel brikut :

Tabel 4. 1 Daftar Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

NO Nama Nilai Keterangan

1 Adi Siam Ma’ruf 46 Belum Tuntas 2 Arif Lukman Hakim 50 Belum Tuntas 3 Arifatul khasanah 48 Belum Tuntas 4 Arum Aufanillah 60 Belum Tuntas 12 Imro’atul Istiqomah 50 Belum Tuntas 13 Inika Sri Wahyu Ningsih 75 Tuntas 14 Kaila Azka Huwaina 60 Belum Tuntas 15 Lukluul Maghfiroh 50 Belum Tuntas 16 Muhammad misbakhudin 45 Belum Tuntas 17 Muhammad Aziz An-nafi 70 Belum Tuntas 18 Muhammad Sauqil Ma’ruf 65 Belum Tuntas 19 Nurul Hidayati 55 Belum Tuntas

20 Siti Masruroh 76 Tuntas

21 Sri Rahayu 40 Belum Tuntas

22 Trimatun Qomariah 30 Belum Tuntas 23 Umi Nur Alimah 35 Belum Tuntas 24 Wasilatul Haniah 55 Belum Tuntas

25 Dewi Ismawati 75 Tuntas

26 Hendri Kurniawan 60 Belum Tuntas

(74)

55

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas 58,23 Peserta didik yang tuntas sebanyak 5 siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 23 siswa.

Setelah penulis melakukan evaluasi kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan meminta masukan kepada guru yang bersangkutan maka dapat penulis identifikasi penyebab rendahnya hasil belajar tersebut. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar yang dapat penulis catat adalah peserta didik kurang memperhatikan dan memahami proses pembelajaran, mungkin penyampaian guru kurang menarik, kegiatan belajar kurang menyenangkan dan guru belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi tersebut. Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa harus ada perbaikan tindakan kelas adalah metode mengajarnya, yaitu menggunakan metode jigsaw.

2. Siklus I

Pada siklus I peneliti mencoba menggunakan metode Jigsaw pada proses pembelajaran PAI materi menghindari perilaku tercela, yang dilaksanakan pada hari Rabu 04 Oktober 2017. Beberapa tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

(75)

56

2) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

3) Guru menerangkan metode belajar tipe jigsaw. 4) Menyusun lembar evaluasi

b. Tindakan

Tindakan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario diantaranya:

1) Guru memasuki kelas dan mengkondisikan kelas 2) Menyuruh siswa berdoa dan absensi

3) Apersepsi

4) Menyetting kelas

5) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran 6) Proses pelaksanaan metode jigsaw.

7) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi menjadi 5 topik diskusi.

8) Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok, dengan membagi kartu nomor. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik (kelompok asal). Pembagian kelompok dibagi secara acak tanpa memperhatikan peserta didik.

(76)

57

pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-masing kelompok ahli dengan memberi pertanyaan. 10) Masing-masing kelompok asal mengirimkan 1 peserta didik ahli

ke kelompok asal lainnya untuk berdiskusi dan memberikan informasi tentang materi yang telah diperoleh dikelompok asal. 11) Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok

asalnya lalu masing-masing peserta didik menyampaikan hasil yang diperoleh selama dikelompok ahli kepada kelompok asalnya.

12) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi pelajaran 13) Guru memberikan tes berupa soal esay sebanyak 5 soal.

14) Peserta didik mengerjakan dan setelah selesai jawaban dikumpulkan.

15) Guru memberi gambaran ulang tentang materi yang dipelajari tadi dan memberi umpan balik dengan memberi kuis pertanyaan kepada peserta didik.

16) Guru mengajak peserta didik berdo’a bersama dan salam.

(77)

58

Tabel 4. 2 Daftar Hasil Nilai Tes Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 Adi Siam Ma’ruf 68 Belum Tuntas 2 Arif Lukman Hakim 65 Belum Tuntas 3 Arifatul khasanah 70 Belum Tuntas

4 Arum Aufanillah 75 Tuntas

5 Atina Rusyda 77 Tuntas

6 Carenina vanesa Priyadi 60 Belum Tuntas 7 Danu Rifai Muhamat R 75 Tuntas 8 Davi Alvin Tijar 70 Belum Tuntas 9 Fasfahis Shofhal A 80 Tuntas 10 Fina Chamidah 50 Belum Tuntas 11 Haqee Ibnu Mukti 60 Belum Tuntas 12 Imro’atul Istiqomah 70 Belum Tuntas 13 Inika Sri Wahyu Ningsih 80 Tuntas 14 Kaila Azka Huwaina 75 Tuntas 15 Lukluul Maghfiroh 65 Belum Tuntas 16 Muhammad misbakhudin 65 Belum Tuntas 17 Muhammad Aziz An-nafi 75 Tuntas 18 Muhammad Sauqil Ma’ruf 70 Belum Tuntas 19 Nurul Hidayati 65 Belum Tuntas

20 Siti Masruroh 80 Tuntas

21 Sri Rahayu 60 Belum Tuntas

22 Trimatun Qomariah 55 Belum Tuntas 23 Umi Nur Alimah 50 Belum Tuntas 24 Wasilatul Haniah 60 Belum Tuntas

25 Dewi Ismawati 77 Tuntas

26 Hendri Kurniawan 65 Belum Tuntas

27 Andi Wildan 70 Belum Tuntas

28 Fahreza Fadil S 75 Tuntas

Jumlah 1907

(78)

59

Sedangkan kategori nilai peserta didik dapat dilihat pada tabeh yang ada dibawah ini.

Tabel 4. 3 Kategori Nilai Peserta Didik Siklus 1

Nilai Kategori

Siklus I

Peserta didik % Keterangan 85- 100 Sangat Baik 0 0% Tuntas

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktifitas belajar mengajar adalah sebagai berikut :

1) Guru kurang variatif dalam memberikan penjelasan kepada peserta didik mengenai materi menghindari perilaku tercela. 2) Peserta didik kurang memahami bagaimana pelaksanaan metode

Jigsaw yang sebenarnya.

3) Peserta didik terlalu mengandalkan materi yang ada dibuku, sehingga bila ada pertanyaan di luar buku kesulitan menjawab. 4) Peserta didik belum maksimal memanfaatkan diskusi dalam

kelompok ahli, masih banyak yang main-main sendiri. d. Refleksi

(79)

60

Suanan Giri Salatiga, yang mncapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memperoleh nilai lebih dari 75 berjumlah 10 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 18 siswa.

Secara keseluruhan nilai rata-rata tes formatif siklus 1 adalah 68,1, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik belum memenuhi standar KKM yang telah ditetapkan. Rendahnya hasil rata-rata tersebut juga disebabkan karena kurangnya peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru.

3. Siklus II

Setelah penelitian melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I serta mencari solusi dari permasalahan yang timbul dalam siklus I, peneliti melakukan penelitian kembali yang dilaksanakan pada Rabu 11 Oktober 2017. Beberapa pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan 1) Membuat RPP.

2) Guru merancang kelompok koperatif yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

3) Guru menerapkan metode belajar jigsaw.

4) Menyusun lembar evaluasi b. Tindakan

(80)

61

1) Guru memasuki kelas dan mengkondisikan kelas 2) Menyuruh siswa berdoa dan absensi

3) Apersepsi

4) Menyetting kelas

5) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran 6) Proses pelaksanaan metode jigsaw.

7) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi menjadi 5 topik diskusi.

8) Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok, dengan membagi kartu nomor. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik (kelompok asal). Pembagian kelompok dibagi secara acak tanpa memperhatikan peserta didik.

9) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok asal untuk membaca, memahami, mendiskusikan, serta meringkas materi pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek pemahaman masing-masing kelompok ahli dengan memberi pertanyaan. 10) Masing-masing kelompok asal mengirimkan 1 peserta didik ahli

ke kelompok asal lainnya untuk berdiskusi dan memberikan informasi tentang materi yang telah diperoleh dikelompok asal. 11) Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok

(81)

62

yang diperoleh selama dikelompok ahli kepada kelompok asalnya.

12) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi pelajaran 13) Guru memberikan tes berupa soal esay sebanyak 5 soal.

14) Peserta didik mengerjakan dan setelah selesai jawaban dikumpulkan.

15) Guru memberi gambaran ulang tentang materi yang dipelajari tadi dan memberi umpan balik dengan memberi kuis pertanyaan kepada peserta didik.

16) Guru mengajak peserta didik berdo’a bersama dan salam.

Pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif atau evaluasi dengan hasil tampak sebagai tabel berikut:

Tabel 4. 4 Daftar Hasil Nilai Tes Siklus II

NO Nama Nilai Keterangan

(82)

63

15 Lukluul Maghfiroh 95 Tuntas 16 Muhammad misbakhudin 89 Tuntas 17 Muhammad Aziz An-nafi 85 Tuntas 18 Muhammad Sauqil Ma’ruf 100 Tuntas

19 Nurul Hidayati 100 Tuntas

Tabel 4. 5 Kategori Nilai Peserta Didik Siklus II

Nilai Kategori

Siklus II

Peserta didik % Keterangan 85 – 100 Sangat Baik 25 89,30% Tuntas

75 – 84 Baik 1 3,60% Tuntas

65 – 74 Cukup 2 7,1% Tidak Tuntas 0 - 64 Kurang 0 0% Tidak Tuntas

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 28 siswa kelas VIII A SMP Islam Suanan Giri Salatiga, yang mncapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memperoleh nilai lebih dari 75 berjumlah 26 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa.

Gambar

Tabel 3. 1 Profil SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Tabel 3. 3 JumlahSiswa SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Tabel 3. 5 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Islam Sunan Giri Salatiga
Tabel 3. 6 Siswa Kelas VIII A
+7

Referensi

Dokumen terkait

tipe Jigsaw berbantuan alat peraga terhadap hasil belajar siswa kelas VIII.. materi fungsi MTs Sunan Kalijogo Kalidawir terdapat perbedaan nilai

Jigsaw berbantuan alat peraga terhadap hasil belajar siswa kelas VIII. materi fungsi MTs Sunan Kalijogo Kalidawir adalah 1,16 di

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Materi Fungsi di MTs Sunan Kalijogo

Terdapat perbedaan yang signifikan perilaku agresif siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Salatiga pada kelompok eksperimen setelah mengikuti bimbingan kelompok teknik

Dengan demikian dapat dibuktikan adanya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 2

Skripsi dengan judul “Pengaruh Spiritual Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran PAI di SMP PGRI Kalimulya Depok” oleh Saidatul

PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE JIGSAW DENGAN METODE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PPKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMPEL1. SEMESTER 1 TAHUN

terhadap prestasi belajar matematika di MI Maarif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?(2) Adakah