PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN AL-QURAN DAN AL-HADITS
MATERI SURAT AL-KAFIRUN DENGAN
METODE YANBU’A PADA SISWA KELAS IV MI
YAKTI KEBONAGUNG TEGALREJO MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSIDiajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
TATIK SUMARYATI NIM : 114–13–034
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : TATIK SUMARYATI
NIM : 114-13-034
Jurusan : S1-Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli
hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan
dalam acuan daftar pustaka.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 11 Maret 2017 M 12 Jumadil Tsani 1438 H Penulis
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, 11 Maret 2017
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga
هتاكربو للها ةحمرو مكيلع ملاسلا
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :
Nama : TATIK SUMARYATI
NIM : 114-13-034
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan
Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI
Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017
dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.
Demikian untuk menjadikan periksa.
هتاكربو للها ةحمرو مكيلع ملاسلاو
Pembimbing
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Lingkar Salatiga KM 2 Telp (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: www.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QURAN DAN AL-HADITS MATERI SURAT AL-KAFIRUN DENGAN
METODE YANBU’A PADA SISWA KELAS IV MI YAKTI
KEBONAGUNG TEGALREJO MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DISUSUN OLEH TATIK SUMARYATI
114-13-034
Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Pendidikan.
Susunan Dewan Panitia Penguji
Ketua Penguji Dr. Agus Waluyo, M.Ag.
Sekretaris Penguji Imam Mas Arum, M.Pd.
Penguji I Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji II Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Salatiga, 3 April 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd
v MOTTO
Smile is a simple way of enjoying life
Senyum adalah sebuah cara sederhana untuk
menikmati hidup
Jadi diri sendiri, cari jati diri dan dapetin hidup
yang mandiri
Optimis karena hidup terus mengalir dan
kehidupan terus berputar
Sesekali lihat ke belakang untuk melanjutkan
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Almamaterku Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
Ayahanda Bp. H Muh Siswandi dan Ibunda Hj.
Na’imah, Yang tidak henti-hentinya selalu mendo’akan,
membimbing dan mendukungku.
Suamiku tercinta Romdani dan Anakku Sovia Izza Tilla
Aulia
Kakak - kakakku yang selalu menyemangati dan
mendukungku dalm setiap langkah hidupku
Kepala sekolah dan dewan Guru beserta staff MI Yakti
Kebonagung
vii ABSTRAK
Sumaryati, Tatik. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran Dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode
Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci : al-Quran dan al-Hadits, Yanbu‟a
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, apakah melalui metode yanbu‟a dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al-Qur‟an dan al -Hadits materi surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang tahun pelajaran 2016/2017?.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes/penilaian. Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran, metode tes/penilaian digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam mengikuti metode yanbu‟a.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala nikmat kepada makhluk yang ada di alam semesta ini.
Berkat qudrat, iradat serta izin-Nyalah penulis bisa menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran
dan Al-Hadits Materi Surat Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran
2016/2017.
Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul
anbiya, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia
dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.
Banyak pihak yang telah banyak memberikan konstribusi dalam
penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada
mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Kajur Pendidikan Agama Islam
yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing yang selalu
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
5. Bapak Habib Amidy, S.Pd.I., selaku Kepala Madrasah MI Yakti
Kebonagung
6. Segenap dewan guru dan staff MI Yakti Kebonagung
7. Bapak. Dr (HC). Wahyu Gumelar. MHD, SH., yang selalu memberikan
ix
8. Kepada Bapak H. Muh Siswandi dan Ibu Hj. Na‟imah serta keluarga besar saya yang telah mengorbankan segalanya dengan tulus dan ikhlas dan
kebesaran jiwa
9. Kepada suami tercinta yang selalu mendukung dan mendampingi dalam
setiap langkahku
10.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini
yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.
Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah disuguhkan dapat
bermanfaat bagi semua orang khususnya kami selaku penulis. Walaupun jauh
dari kesempurnaan tapi semoga mendekati kepada kebenaran. Semoga Allah
SWT ridha dengan apa yang kita lakukan. Amin.
Salatiga, 11 Maret 2017 M 12 Jumadil Tsani 1438 H Penulis
x DAFTAR ISI
COVER ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian ... 6
E. Hipotesis Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 10
H. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 14
1. Pengertian Hasil Penelitian ... 14
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 15
xi
1. Pengertian Pembelajaran Membaca ... 18
2. Pengertian Pembelajaran Membaca AL-Qur‟an ... 19
C. Metode Yanbu‟a ... 24
1. Pengertian Metode Yanbu‟a ... 24
2. Sejarah Timbulnya Yanbu‟a ... 24
3. Tujuan Penyusunan Yanbu‟a ... 25
4. Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Dengan Metode Yanbu‟a 29 D. Penelitian Yang Relevan ... 36
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang ... 38
1. Identitas Madrasah ... 38
2. Sejarah ... 38
3. Visi dan Misi ... 39
4. Struktur Organisasi ... 40
5. Monografi Madrasah ... 40
B. Penyajian Data ... 42
1. Subjek Penelitian ... 42
2. Pelaksanaan Penelitian ... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 51
B. Pembahasan ... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Saran-saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Hasil Penelitian
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Pembelajaran
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Asli
Lampiran 7 Surat Bukti Observasi
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model PTK
Gambar 2 Struktur Organisasi MI Yakti Kebonagung
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tujuan Pembelajaran Jilid I-VII Yanbu‟a
Tabel 2 Keadaan Siswa MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo
Tabel 3 Struktur Kurikulum MI Yakti Kebonagung
Tabel 4 Data Siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017
Tabel 5 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo
Kabupaten Magelang Pra Siklus
Tabel 6 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tabel 7 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo
Kabupaten Magelang Siklus I
Tabel 8 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 9 Daftar nilai hasil belajar kelas IV MI Yakti Keboagung Tegalrejo
Kabupaten Magelang Siklus II
Tabel 10 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam, sebagai agama paripurna, memiliki perhatian serius terhadap
dinamika pendidikan umat. Sebab aktivitas pendidikan merupakan salah satu
dari enam asas primer kehidupan (al-mabadi‟ as-sittah), yang menjadi cita-cita Islam (maqashid asy-syari‟ah), dimana Islam hadir untuk melindunginya. Yaitu perlindungan agama (hifdhu ad-din), perlindungan jiwa (hifdhu an-nafs), perlindungan intelektual (hifdhu al-„aqli), perlindungan garis genologi (hifdhu an-nasli), perlindungan property (hifdhu al-mal), dan perlindungan harga diri (hifdhu al-„irdhi).
Pendidikan dalam Islam merupakan suatu kewajiban yang sudah dari
dulu diserukan kepada umat. Bahkan ketika Rasulullah diangkat menjadi
Rasul yang pertama diajarkan oleh Allah melalui Malaikat-Nya yaitu perintah
untuk membaca melalui turunya wahyu pertama surah al-Alaq (96) ayat 1-5.
Secara jelas bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi
kehidupan manusia.
2
perantaran kalam, (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi
setiap muslim. al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan
manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan
sesame (hablum min Allah wa hablum min annas), serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah)
diperlukan pemahaman terhadap kandungan al-Qur‟an dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Di era ini, masyarakat muslim secara khusus, orang tua, ulama, guru
dituntut untuk memiliki sifat isfag (sikap peduli, khawatir, dan prihatin terhadap kondisi dan dunia anak-anak) sebagai generasi penerus. Hal ini
3
SWT adalah Rabb (Tuhan) mereka dan al-Qur‟an adalah firman-Nya, sehingga ruh al-Qur‟an dapat bersemayam pada jiwa mereka, cahayanya
bersinar dalam mereka, indra mereka dan agar mereka menerima aqidah al-
Qur‟an sejak kecil dan tumbuh pikirannya, intelektualitas menjadi dewasa atas
kecintaan kepada al-Qur‟an.
Madrasah Ibtidaiyyah merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar
yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik untuk
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Madrasah juga dipercaya
sebagai satu-satunya cara agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup
mantap di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
tergantung pada proses belajar-mengajar di kelas. Salah satunya mata
pelajaran yang ditawarkan yang merupakan subtansi dari Pendidikan Agama
Islam ialah mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits.
Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana
pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan
baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak
positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu guru
sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam penggunaan metode dan
media akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang
disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami yang akan
mengakibatkan siswa menjadi apatis. Khusunya dalam mata pelajaran
4
Metode yanbu‟a merupakan sebutan dari nama pondok pesantren di
daerah kudus yang sekaligus pencipta metode yanbu‟a, yaitu Robithotul
Huffadh Lima‟had Yanbu‟ul Qur‟an “Majelis Nuzulis Sakinah”
(Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus) adalah suatu metode
mengenai tata cara membaca, menulis dan menghafal al-Qu‟an yang mudah
dan praktis dan melatih kefasihan dalam membaca al-Qur‟an mulai usai anak
-anak hingga dewasa (Arwani, 2004: i).
Peneliti menemukan fakta pada saat melakukan observasi dan
interview dengan guru bahwa proses pembelajaran masih dilakukan dengan
metode yang klasik atau biasa. Guru biasanya dalam mengajar mata pelajaran
al-Qur‟an dan al-Hadits khususnya mengenai membaca ayat-ayat al-Qur‟an
hanya menggunakan metode menyimak/mendengarkan dan membenarkan dari
apa yang di baca oleh siswa tanpa dikombinasikan dengan metode yang lain
yang menarik bagi siswa. Hal ini dikarenakan adanya kendala dari sumber
daya guru dan sarana prasarana sekolah belum memadai untuk diadakan
adanya pengkombinasian metode pembelajaran.
MI Yakti terletak di Desa Kebonagung Kecamatan Tegalrejo
Kabupaten Magelang. Jumlah siswa kelas IV ada 16 anak, dengan 8 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki. Dari jumlah siswa tersebut kurang dari 50%
atau sekitar 40 % siswa yang lancar dalam membaca al-Quran dan dari hasil
belajar yang masih di bawah standar KKM. Untuk KKM mata pelajaran
al-Qur‟an dan al-Hadits adalah 70. Biasanya guru dalam mengajar mata
al-5
Qur‟an hanya menggunakan metode menyimak atau mendengarkan dan
membenarkan dari apa yang di baca oleh siswa tanpa dikombinasikan dengan
metode yang lain yang menarik bagi siswa, sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam pemahaman materi serta hasil belajar membaca al-Qur‟an pun
belum memuaskan. Penulis berpendapat bahwa penerapan metode yanbu‟a ini
membuat ingatan siswa tentang suatu materi meningkat dan mempengaruhi
hasil belajar siswa menjadi lebih memuaskan dan mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
Dari latar belakang di atas maka kami penulis ingin mencoba meneliti
dari permasalahan diatas yang kami simpulkan dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Quran Dan Hadits Materi Surat
Al-Kafirun Dengan Metode Yanbu‟a Pada Siswa Kelas IV MI YAKTI
Kebonagung Tegalrejo Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka skripsi ini akan mengacu
pada permasalahan pokok yaitu apakah melalui metode yanbu‟a dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits materi
surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang
6 C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Objektif
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran
Al-Quran dan Al-Hadits materi surat al-kafirun dengan metode yanbu‟a pada
siswa kelas IV MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang tahun
pelajaran 2016/2017 setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
metode yanbu‟a.
2. Tujuan Subjektif
Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis
dibidang pendidikan agama Islam dan guna memenuhi persyaratan
akademis untuk memperoleh gelar S1 dalam bidang Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pembangunan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan agama Islam dan
dapat memperkaya referensi dan literatur kepustakaan dan sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacana keilmuan
7
ilmu yang diperoleh melalui bangku perkuliahan. Selain itu penelitian ini
dapat bermanfaat bagi
a. Manfaat bagi guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperkaya metode dalam pembelajaran, dan
keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi siswa
1) Proses belajar dan mengajar di MI Yakti Kebonagung Tegalrejo
Magelang menjadi menarik dan menyenangkan.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur‟an
dan al-Hadits.
3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa tindakan
atau rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian
tindakan kelas. Hipotesis penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah apabila
penerapan metode yanbu‟a dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an melalui
mata pelajaran al-Qur‟an dan al-Hadits materi surat al-kafirun dapat berjalan
dengan efektif, maka hasil belajar dalam membaca al-Qur‟an siswa akan
8 F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini
peneliti menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam
pembahasan ini :
1. Peningkatan
Peningkatan adalah menaikkan derajat taraf dan sebagainya
mempertinggi memperhebat produksi dan sebagainya proses cara
perbuatan meningkatkan usaha kegiatan dan sebgainya kini telah diadakan
di bidang pendidikan menteri kesehatan menentukan perlunya pengawasan
terhadap usaha perdagangan eceran obat (Salim, 1995: 160).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil
(Product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional
(Purwanto, 2009:44).
3. Membaca al-Qur‟an
Membaca adalah adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis itu (Poerwadarmita, 1985: 71). Sedangkan
al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan
menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, membahas tentang
pembelajaran (Ismail, 2008: 11).
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa membaca
9
dan melisankan apa yang tertulis dalam al-Qur‟an (sebagai sumber hukum,
pedoman hidup dan merupakan ibadah bagi yang membacanya) pada
peserta didik.
4. Mata Pelajaran al-Quran al- Hadits
Mata Pelajaran al-Quran al- Hadits adalah salah satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an dan al-Hadits dengan benar, serta hafalan
terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, pengenalan arti atak makna
secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits
tentang akhlaq terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
melalui keteladanan dan pembiasaan.
5. Metode Yanbu‟a
Metode secara bahasa (etimologi) istilah metododlogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan
Logos artinya ilmu. Sedangkan secara istilah (sematik) metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan
efisien (Tayar, 1997: 1).
Yanbu‟a adalah suatu metode mengenai tata cara membaca,
menulis dan menghafal al-Qu‟an yang mudah dan praktis dan melatih
kefasihan dalam membaca al-Qur‟an mulai usai anak-anak hingga dewasa
10 G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah penelitian lapangan (Maslikhah: 2013) dalam hal ini yang menjadi
objek kajian penelitiannya adalah pembelajaran mata pelajaran al-Qur‟an
dan al-Hadits materi surat al-kafirun pada kelas IV MI Yakti Kebonagung
Tegalrejo Magelang dengan menggunakan metode yanbu‟a sebagai upaya
peningkatan prestasi belajar membaca al-Quran siswa. Dalam penelitian
kerjasama ini pihak yang melakukan tindakan adalah guru sedangkan yang
melakukan pengamatan selama berlangsungnya tindakan adalah peneliti.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung
Tegalrejo Magelang. Subyek ini perlu ditingkatkan prestasi belajarnya
karena siswa yang mengikuti mata pelajaran ini rata-rata belum bisa
membaca al-Quran secara benar. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam membaca al-Quran di kelas ini digunakan metode yanbu‟a.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Wawancara
Dengan metode ini dapat diperoleh data tentang sistem
pengajaran dan usaha untuk mengembangkan pembelajaran dengan
11
MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang, metode ini ditujukan
kepada guru kelas dan subyek penelitian.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang
bersumber pada dokumen. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang nama siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo
Magelang.
c. Tes membaca/ Musyafahah
Metode musyafahah nama lain dari belajar al-Qur‟an yang mana dalam metode ini ada tiga macam yaitu guru membaca dulu
kemudian siswa menirukan; murid membaca, guru mendengarkan bila
ada yang salah dibetulkan; dan guru membaca murid mendengarkan
(Arwani, 2006: 2). Dalam metode ini akan dipraktikkan metode
yanbu‟a kepada siswa dengan menggunakan buku panduan yanbu‟a
juz I.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data dari data kualitatif hasil penelitian pertama
akan diperoleh hasil yang menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan
digunakan untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran selanjutnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa teknik analisis yang digunakan yaitu
12 5. Model Penelitian
Menurut beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan bahan secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazin di lalui, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan c. Pelaksanaan
b. Pengamatan d. Refleksi
13 H. Sistematika Pembahasan
Sebagai gambaran-gambaran umum dalam skripsi ini, penulis akan
paparkan sekilas tentang sistematika penulisan dalam skripsi ini dengan
menggunakan system sebagai berikut :
Bab I: merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran
singkat dari penelitian ini, bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: merupakan bab kajian pustaka yang didalamnya akan diuraikan
mengenai tinjauan umum tentang prestasi belajar membaca, metode yanbu‟a,
pembelajaran membaca al-Qur‟an dan penelitian yang relevan.
Bab III: pada bab ini akan di paparkan mengenai paparan data dan
temuan penelitian dengan menggunakan dua metode yaitu, metode wawancara
dan observasi, yang didalamnya akan dipaparkan mengenai gambaran umum
MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang dan penyajian data.
Bab IV: pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data, meliputi:
analisis deskripsi, analisis uji hipotesis, dan pembahasan
Bab V: merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil
(Product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional
(Purwanto, 2009:44). Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang
ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan
perubahan (Djamarah 2002: 13).
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk
memperoleh suatu tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya, yang menyangkut kognitif, efektif
dan psikomotorik (Djamarah 2011: 141).
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses
15
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah
laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan
atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecapakan. Jadi berhasil
tidaknya seseorang dalam proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil prestasi
belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern (Slameto, 1995: 54-72).
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi hasil prestasi
belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara
lain :
a. Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi
prestasi belajar. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak
dituntut harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam
pengembangan prestasi belajar anak.
b. Status ekonomi sosial orang tua
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan
pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu.
16
c. Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah
Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam
pendidikan dan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang
kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala
sekolah. Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain,
agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan
untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik
d. Media yang di pakai guru
Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan
pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang
digunakan dalam pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang
tersedia melahirkan media yang baik dalam pendidikan yang berlainan
untuk setiap sekolah.
e. Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang
dilakukannya terhadap siswa dengan metode atau program tertentu.
Metode atau program disusun untuk dijalankan demi kemajuan
pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik
tidaknya program pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang
tersedia melahirkan metode pendidikan yang berlainan untuk setiap
17
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi hasil pretasi
belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara
lain :
a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan
lebih mudah dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang kondisi
kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga akan lebih
baik.
b. Kecerdasan / intelegensia
Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan
seseorang dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki
intelegensi yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan
memecahkan masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki
intelegensi rendah. Dengan demikian intelegensi memegang peranan
dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang memiliki tinggi,
prestasi belajarnya juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki
intelegensia rendah maka prestasi yang diperoleh juga akan rendah.
c. Cara belajar
Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil
18
psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang
belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil dibandingkan
dengan orang yang belajar di luar bakatnya.
e. Minat
Seorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka
hasil yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
kurang berminat dalam belajar.
f. Motivasi
Motivasi sebagai faktor intern berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi
maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.
B. Pembelajaran Membaca al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran Membaca
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh
karena itu menurut pendapat Miarso ada lima interaksi yang dapat
19
a. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik;
b. Interaksi antar sesama peserta didik atau antar sejawat;
c. Interaksi peserta didik dengan narasumber;
d. Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang
sengaja dikembangkan;
e. Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan
social.sedangkan membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau
dapat melisankan apa yang tertulis itu (Poerwadarmita, 1985: 71).
Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran
membaca merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran, karena pada
saat bayi dilahirkan mereka telah mendengar berbagai bunyi disekitarnya,
di situlah bayi mendapatkan stimulasi dan akhirnya menirukan suara itu
untuk mengemukakan keinginannya.
2. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Setelah menjelaskan pengertian pembelajaran membaca al-Qur‟an,
penulis akan menjelaskan beberapa pengertian tentang mengajar dan
belajar. Mengajar dan belajar merupakan 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru
sebagai pengajar, sedangkan belajar menunjuk pada apa yang harus
dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta
20
Menurut Nana Sudjana mengajar adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta
didiksehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar (Sudjana, 2000: 28).
Pendapat diatas dapat disimpulkan mengajar adalah usaha untuk
melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam proses mengajar tidak hanya
proses penyampaian materi, akan tetapi yang paling penting adalah proses
membelajarkan peserta didik. Jadi pendidik harus bisa menciptakan
suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan kreatif, dinamis,
dan logis.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar berarti belajar
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa, 1994: 17). Menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada dari seseorang (Sudjana,
1995: 28).
Pengertian di atas belajar merupakan suatu proses kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar tidak hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan perubahan terhadap tingkah laku.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang dan sebagai hasil
21
individu dengan lingkungannya. Bahwa pelaksanaan proses belajar dan
mengajar supaya dapat belajar dengan efektif dan efisien maka diperlukan
perencanaan yang tersusun secara sistematis, sehingga proses belajar
mengajar lebih bermakna dan berjalan dengan baik.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membaca buku, belajar
di kelas atau di sekolah dan dalam prosesnya diwarnai interaksi antara
berbagai komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta
didik, sehingga dari pengertian di atas, timbul pertanyaan apa
pembelajaran membaca al-Qur‟an itu? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut terlebih dahulu akan penulisan bahasa tentang definisi al-Qur‟an
itu sendiri.
Al-Qur‟an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Al
-Qur‟an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru
sama dengan yang dibaca (Ash-Shiddieqy, 2009: 1-2). Menurut istilah ahli
agama („uf syara‟) ialah nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf. Para ahli ushul fiqh
menetapkan bahwa al-Qur‟an adalah nama bagi keseluruhan al-Qur‟an dan
nama untuk bagian-bagiannya.
Menurut sebagian ulama al-Qu‟ran jika dibaca “Qur‟an” dengan
tidak membaca al di depannya, adalah nama bagi segala yang dibaca.
22
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum
dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, membahas tentang
pembelajaran (SM, 2008: 11). Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang
berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran ayat pertama
(lima ayat yang merupakan wahyu pertama) berbicara tentang keimanan
dan pembelajaran, yaitu: Surat al-'Alaq ayat 1-5 :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan
melalui malaikat Jibril diturunkan secara berangsur-angsur dengan lafal
dan maknanya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
membaca al-Quran adalah upaya untuk membelajarkan al-Qur‟an (sebagai
sumber hukum, pedoman hidup dan merupakan ibadah bagi yang
membacanya) pada peserta didik. Adapun cara mempelajari al-Qu‟ran
23
a. Pertama, tingkat mengenal huruf dengan baik dan membacanya
dengan tepat. Bentuk huruf al-Qur‟an diawali kata, bentuk ditengah
-tengah kata, dan terletak di akhir kata.
b. Kedua, membaikkan (membaguskan) bacanya. Dalam hal ini ada ilmu
tersendiri baginya, yaitu apa yang disebut dengan “ilmu tajwid” (ilmu
membaguskan bacaan al-Qur‟an).
c. Ketiga, mempelajari maknanya (arti kata-kata) karena al-Qur‟an
diturunkan dengan bahasa arab : Allah berfirman dalam Surat Yusuf
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
d. Keempat, mempelajari tafsirannya al-Qur‟an sebagai dasar pokok
ajaran Islam, ia hanya mengemukakan hal-hal yang amat pokok saja,
akan tetapi isinya sangat luas dan dengan sastra yang amat tinggi. Oleh
sebab itu, untuk dapat dipahami dan dilaksanakan perlu adanya
penafsiran.
Dalam membaca al-Qur‟an diperlukan ilmu tajwid. Adapun hukum
24 C. Metode Yanbu’a
1. Pengertian Metode Yanbu’a
Yanbu‟a berasal dari kata “Naba‟a” yang artinya sumber.
Yanbu‟a merupakan sebuah nama buku yang mengambil dari kata
Yanbu‟ul Qur‟an yang berarti sumber al-Qur‟an. Jadi metode yanbu‟a
adalah metode yang digunakan untuk membaca dan menulis al-Qur‟an
yang tersusun secara sistematis, terdiri dari tujuh jilid, cara membacanya
langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar dan tidak putus-putus
disesuaikan dengan makhrojul huruf dan ilmu tajwid. Dan yanbu‟a juga diambil dari ayat al-Qur‟an yaitu Surat al-Isra' ayat 90:
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk Kami,
2. Sejarah Timbulnya Yanbu’a
Timbulnya yanbu‟a adalah dari usulan dan dorongan Alumni
Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, supaya mereka selalu ada hubungan
dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga
Pendidikan Ma‟arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.
Awalnya dari pihak pondok sudah menolak, karena menganggap
cukup metode yang sudah ada, tapi karena desakan yang terus menerus
dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara
alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman
25
tersusun kitab yanbu‟a yang meliputi thoriqoh baca tulis dan al-Qur‟an (Arwani, 2004: 1).
3. Tujuan Penyusunan Yanbu’a
a. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca
al-Qur‟an dengan lancar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Para ulama dahulu dan sekarang menaruh perhatian besar
terhadap tilawah (cara membaca) al-Qur‟an sehingga pengucapan lafadz-lafadz al- Qur‟an menjadi baik dan benar. Cara membaca ini
dikalangan mereka dikenal dengan Tajwidul Qur‟an.
b. Memasyarakatkan al-Qur‟an dengan Rosm Utsmaniy.
Rosm Utsmaniy merupakan rosm (bentuk ragam tulisan) yang telah diakui dan di warisi oleh umat Islam sejak masa khalifah Utsman
bin Affan (Anwar, 2008:48). Sebagaimana al-Qur‟an yang dicetak
atau asli dari Saudi. Sedangkan al-Qur‟an yang dicetak dari Indonesia
tidak menggunakan Rosm Utsmaniy, namun ditulis dengan menggunakan pola penulisan standar (Rosm Imla‟i).
Yanbu‟a ingin memasyarakatkan al-Qur‟an dengan Rosm
Utsmaniy, karena banyak orang yang kesulitan dalam membaca
al-Qur‟an. Sehingga diharapkan dengan belajar membaca al-Qur‟an
menggunakan buku yanbu‟a seseorang akan mudah dan terbiasa
membaca al-Qur‟an dengan Rosm Utsmaniy.
26
Seperti yang sering kita dengar memang banyak orang yang
bisa membaca al-Qur‟an, namun kebanyakan dari mereka cara
membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang benar, maka
dari itu yanbu‟a diharapkan agar orang-orang Islam khususnya dapat
membaca al-Qur‟an dengan lebih baik lagi.
Sebagaimana kita ketahui pula banyak buku-buku tentang cara
membaca al-Qur‟an, namun materi-materi dan penjelasan yang ada
dirasakan masih kurang lengkap, oleh karena itu yanbu‟a hadir
sebagaimana sarana untuk belajar membaca al-Qur‟an yang benar dan
sebagai penyempurna yang kurang.
d. Mengajak selalu membaca al-Qur‟an dengan tadarus dan musyafahah
al-Qur‟an sampai khatam.
Metode yanbu‟a isinya disusun guna mengembangkan potensi
anak disesuaikan menurut umur dan tingkatannya dimulai jilid I, II, III,
IV, V, VI, VII, dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran yang
berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I-VII adalah sebagai berikut
(Arwani, 2004: 1[):
Jilid / Juz Tujuan Pembelajaran
I
Anak bisa membaca huruf yang berharakat fathah, baik yang sudah berangkai atau belum dengan
lancar dan benar
Anak mengetahui nama-nama huruf hijaiyah dan angka-angka arab
Anak bisa menulis huruf yang belum berangkai dan
27 II
Anak bisa menulis huruf yang berharokat kasroh
dan dlummah dengan benar dan lancar
Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik
berupa huruf
Mad atau harakat panjang dengan benar dan lancar Anak bisa membaca huruf lain yaitu Waw/Ya‟
sukun yang didahului Fathah dengan lancer dan benar
Mengetahui tanda-tanda harakat fathah, kasroh dan
dlummah juga fathah panjang, kasroh panjang dan
dlummah panjang dan sukun.
Dan memahami angka arab puluhan, ratusan dan
ribuan
Bisa menulis huruf-huruf yang berangkai dua atau
tiga (Arwani, 2004: 9).
III
Anak bisa membaca huruf berharokat fathatain,
kasrotain, dan dlummatain dengan lancar dan benar Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun
dengan makhroj yang benar dan membedakan huruf-huruf serupa
Anak bisa membaca qolqolah dan hams
Anak bisa membaca huruf yang bertasydid dan
28
merangkai huruf yang
belum dirangkai (Arwani, 2004: 11).
IV
Anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun, tanwin
yang dibaca dengung atau tidak
Anak bisa membaca mad jaiz, mad wajib, mad lazim baik kilmiy maupun harfiy, mutsaqqol
maupun mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang
Anak memahami huruf-huruf yang tidak dibaca Mengenal huruf fawatihus suwar dan huruf-huruf
tertentu yang lain. Mengetahui persamaan antara
huruf latin dan arab dan beberapa kaidah tajwid
(alif, waw dan ya‟) yang tetap dibaca panjang atau
yang dibaca pendek yang boleh wajah dua, baik
washol maupun ketika waqof
Anak bias mengetahui cara membaca hamzah
29
Anak bisa mengetahui kalimat-kalimat yang sering
dibaca salah (Arwani, 2004: 20).
VII
Anak bisa membaca al-Qur‟an dengan benar dan
lancar yang berarti sudah bias mempraktekkan
tajwid dan ghorib dengan benar
Setelah mengajarkan ilmu tajwid, diadakan
mudarosah atau musyafahah al-Qur‟an dan setiap anak membaca bacaan yang ada pelajaran tajwid.
Tabel. 1
Tujuan Pembelajaran Jilid I-VII
4. Pembelajaran al-Qur’an dengan Metode Yanbu’a
a. Kurikulum Metode Yanbu‟a dalam Pembelajaran Al-Qur‟an
Kurikulum (Curriculum) merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran (Instruction) yaitu keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar
mengajar. Pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidikan, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik sebagai murid/siswa. (Sagala, 2006: 61)
Karakteristik kurikulum metode yanbu‟a
1) Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik secara
individual/klasikal.
2) Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam
30
3) Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan pencapaian kompetensi (membaca dan menulis)
(Kurniawati, 2009: 12).
Kurikulum adalah syarat mutlak dan ciri untuk pendidikan
formal sehingga tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan
pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu baik aspek pengetahuan (Cognitive), sikap (affective)
maupun keterampilan (Psikomotorik). Untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut perlu adanya bahan atau materi yang disampaikan
melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan media
yang cocok dengan karakteristik bahan pembelajaran.
b. Materi Yanbu‟a
Materi atau bahan adalah merupakan perangkat lunak
(software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri.
Contohnya, buku teks (Warsita, , 2008: 209).
Materi yanbu‟a dimulai dari jilid 1 sampai dengan jilid 7.
Adapun materi pokok pembelajaran yanbu‟a adalah sebagai berikut:
1) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 1 (satu)
a) Pengenalan huruf berharokat fathah gandeng dan tidak gandeng.
31
2) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 2 (dua)
a) Pengenalan huruf berharokat fathah, kasroh, dlummah gandeng dan
b) tidak gandeng.
c) Pengenalan mad atau huruf yang dibaca panjang.
d) Pengenalan fathah panjang, kasroh panjang, dlummah panjang. e) Pengenalan angka arab puluhan sampai ratusan.
3) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 3 (tiga)
a) Pengenalan tanwin (fathah tanwin, kasroh tanwin, dlummah tanwin).
b) Pengenalan huruf yang dibaca sukun. c) Pengenalan huruf qolqolah.
d) Pengenalan huruf bertasydid.
e) Bacaan hamzah washol dan al-ta'rif.
4) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 4 (empat)
a) Pengenalan lam jalalah.
b) Pengenalan kaidah tajwid dasar.
c) Pengenalan fawatihus suwar. d) Pengenalan Arab pegon.
e) Pengenalan huruf latin dan tulisan arab.
5) Pokok pelajaran yanbu‟a jilid 5 (lima)
32
6) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 6 (enam)
a) Pengenalan hukum mad. b) Pengenalan bacaan ghorib.
7) Pokok pelajaran metode yanbu‟a jilid 7 (tujuh)
a) Adabut tilawah
b) Kaidah tajwid
c) Makhorijul huruf
c. Metode
Metode adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk
menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik agar terwujud
tujuan yang ingin dicapai (Uhbiyati, 1997: 136).
Periode awal dari perkembangan anak bahwa sebelum
anak-anak belajar Pada membaca dan menulis dan belajar untuk
menghafalkan surat-surat pendek dari al-Qur‟an secara lisan. Caranya
guru mengulang beberapa kali membaca al-Qur‟an , kemudian murid
-murid disuruh mengikuti secara bersama-sama.
Metode pembelajaran yang nantinya akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1) Sorogan / individual / privat
Mengajar dengan memberikan meteri pelajaran secara
individual sesuai kemampuannya menerima pelajaran. Pada waktu
menunggu giliran belajar secara individu, maka murid yang lain
33 2) Klasikal-Individual
Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan
pengajaran secara massal, bersama-sama kepada sejumlah murid
dalam satu kelompok atau kelas. Dengan tujuan dapat
menyampaikan pelajaran secara garis besar dan prinsip-prinsip
yang mendasarinya, serta memberi motivasi murid untuk belajar.
Dengan demikian, strategi mengajar dengan klasikal
individual adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian waktu yang lain
untuk mengajar secara individual.
3) Talqin ( metode memahamkan secara lisan )
Dalam sistem pendidikan tradisional adalah pembelajaran
lisan, yaitu memahamkan bacaan al-Qur‟an sesuai dengan makhroj
dan shaifatul huruf. Untuk pembelajaran materi tambahan di RA Masyithoh shibyan guru menggunakan metode secara tradisional
yang drill, siswa menulis apa yang telah disampaikan dan ditulis
guru di papan tulis. Yang dimaksud hukuman disini adalah
perbaikan untuk mendidik anak agar belajar dengan
sungguh-sungguh lewat pemberian tugas yang dikerjakan di rumah, tidak
berupa tindak kekerasan.
d. Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
34
perantara atau pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau
sumber/source) kepada si penerima (komunikan atau audience/
receiver) (Warsita, 2008: 121).
Sedangkan media pembelajaran adalah sarana komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pembelajaran.
Dengan demikian, media pembelajaran adalah media yang dirancang
secara khusus untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik sehingga terjadinya proses pembelajaran.
Penggunaan media untuk keperluan pembelajaran diawali
dengan digunakannya alat bantu visual (AVA) dalam upaya
menyajikan pengalamn konkret melalui visualisasi dengan tujuan
antara lain untuk memperkenalkan, memperkaya, atau memperjelas
konsep yang abstrak dan mendorong timbulnya kegiatan peserta didik
lebih lanjut. Dengan penggunaan bahan visual maka suatu konsep yang
sifatnya abstrak akan menjadi lebih konkret atau untuk menghindari
verbalisme (Warsita,2008: 122).
e. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono,2009:1). Untuk melaksanakan
evaluasi tentang prestasi belajar atau pendapatan maka subjek evaluasi
adalah guru (Arikunto, 2001:19). Evaluasi menempati urutan terakhir
35
yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran antara
lain:
1) Evaluasi awal (pretest)
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam
melaksanakan suatu program pembelajaran (Sudijono,2009:69),
ialah mengadakan pretest. Tujuan ialah untuk mengakui
kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan
(mengenal huruf arab) secara baik dan benar berdasarkan
makhrojnya.
2) Evaluasi harian (formatif)
Evaluasi formatif berfungsi pengumpulan data pada waktu
pembelajaran berlangsung (Arikunto, 2005:222) yaitu bacaan
siswa dari materi buku yanbu‟a. Secara individual guru
mentashihkan bacaan murid, sedangkan murid membaca sendiri
guru membimbing santri. Apabila murid salah membaca, cukup
member peringatan dengan ketukan. Lewat evaluasi guru dapat
memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri
sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai
“teacher Centered”.
3) Evaluasi kenaikan jilid (sumatif)
Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi formatif
36
dapat mengikuti tes jilid/kenaikan jilid melalui ustadz yang
ditunjuk/guru yang lebih ahli dalam ilmu Qiro‟atil Qur‟an.
Pelaksanaan disesuaikan dengan banyak sedikitnya santri.
4) Tahtiman/wisuda
Tahtiman/wisuda dilaksanakan setelah siswa mengikuti
proses pembelajaran dengan menyelesaikan juz I-IV dan memasuki
tingkat atas sampai siswa mengkhatamkan al-Qur‟an dan
mempraktekkan kaidah tajwid dan ghorib langsung dalam membaca al-Qur‟an dengan bimbingan seorang guru/ustadz.
D. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tutik Imfani ( 2011) yang berjudul
Implementasi Pembelajaran Al-Qur‟an Dengan Metode Yanbu‟a Di RA
Masyithoh Yayasan Sunan Prawoto Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan metode yanbu‟a dalam pembelajaran membaca al Qur'an di
RA Masyithoh Yayasan Sunan Prawoto dilaksanakan dengan 2 sistem
yaitu pembelajaran klasikal dan individual, Pembelajaran untuk RA
Masyithoh jilid 1-2 sedangkan 3-7 di M.I dan kurikulum pembelajaran
disesuaikan masing-masing jilid yang telah ditentukan LMY (Lajnah
37
sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (tadarrus), talqin
(metode memahamkan lisan). Evaluasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran berupa tes harian dan tes kenaikan jilid ditetapkan kepala
sekolah bekerjasama dengan guru.
2. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rahmawati (2009) yang
berjudul “Penerapan Metode Yanbu‟a Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al
-Qur‟an di Taman Pendidikan Al-Qur‟an Husnut Tilawah Payaman Mejobo
Kudus” menunjukkan bahwa penerapan metode Yanbu‟a dalam
pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an siswa jilid I sudah mengikuti seperti
yang ada dalam panduan metode Yanbua. Materi yang diajarkan
diutamakan materi membaca dari pada menulis. Strategi pembelajaran
yang digunakan yaitu pembelajaran individual.
Dari penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan
penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu terletak dari segi metode dan
objek. Adapun metode yang dipakai tetap sama melaikan dari segi jilid
keperuntukan anak didik yang sesuai pada tingkatannya. Sedangkan objek
disini sangat beda yaitu anak-anak yang sedang belajar pada tingkatan sekolah
38 BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang 1. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyyah (MI) YAKTI
Alamat : Dusun Tosari, Desa Kebonagung, Kecamatan
Tegalrejo, Kabupaten Magelang
NSM : 111233080135
Status/Terakreditasi : Swasta/ Akreditasi B
Berdiri Tahun : 1974
Status Tanah/Luas : Wakaf/ 525 m
Nama Yayasan : YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah
Islam )
2. Sejarah
MI Yakti Kebonagung Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang
secara resmi berdiri pada tahun1974 dibawah naungan Yayasan LP
Ma‟arif NU. Dengan semangat perjuangan para ulama Nahdlatul Ulama,
para tokoh masyarakat, serta perangkat desa dalam mencerdaskan
masyarakat, maka timbullah suatu pemikiran untuk mendirikan Lembaga
Pendidikan Islam. Akhirnya setelah melalui pengkajian, pendekatan dan
39
Kebonagung yang terletak di Dususn Tosari Desa Kebonagung Kecamatan
Tegalrejo Kabupaten Magelang.
Disamping pemikiran diatas, pendirian MI Yakti Kebonagung
Tegalrejo Magelang dilator belakangi oleh rasa kekhawatiran terhadap
masyarakat sekitar akan minimnya pendidikan agama Islam yang akan
menjadi dasar kehidupan mereka yang akan datang. Adapun para
pendiri/pengurus yayasan MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo Magelang
adalah:
Pelindung : Edi Suprayitno
Penasehat : K. Mulyadi
Ketua : Daroji
Prawito
Sekretaris : Bakroni
Slamet Sakroni
Bendahara : Muh Tamyiz
Sastro Warsito
3. Visi dan Misi
VISI: Terwujudnya Peserta Didik Yang Berakhlakul Karimah,
Berpengetahuan Luas, dan Mempunyai Kecakapan Hidup.
MISI:
a. Melaksanakan pendidikan umum dan agama
b. Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup
40
d. Melaksanakan kegiatan kemasyarakatan dengan komite, orang tua dan
pemerintah.
4. Struktur Organisasi
Gambar. 2
Struktur Organisasi MI Yakti Kebonagung
5. Monografi MI Yakti Kebonagung Teaglrejo Magelang
a. Keadaan Guru dan Karyawan MI Yakti Kebonagung Tegalrejo
MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Magelang hanya memiliki
beberapa guru. Dari kedelapan guru termasuk Kepala Sekolah, hanya
satu guru yang bersatus Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan sisanya
masih berstatus pegawai swasta. Rata-rata guru yang dimiliki
merupakan sarjana dari berbagai jurusan. Masing-masing jurusan
41
b. Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Keadaan Siswa MI YAKTI Kebonagung Tegalrejo
c. Struktur Kurikulum
Tingkat Kelas Alokasi Waktu
42
JUMLAH 28 28 28 50 50 50
Tabel.3 Struktur Kurikulum
B. Penyajian Data 1. Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Pelaksana penelitian ini adalah peneliti, sedangkan sebagai
subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV MI Yakti Kebonagung
Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan
jumlah peserta didik 16 siswa, yang mana terdiri dari 9 siswa laki-laki
dan 7 siswa perempuan. Selama proses penelitian semua siswa
mengikuti pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan.
NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN
1 2 3
1. ACHMAD NIZAR A Laki-laki
2. AFIYATUL HAYATI Perempuan
3. AHMAD ULINUHA Laki-laki
4. DIAN KHOIRUNNISA Perempuan
5. FATIMAH Perempuan
6. LINDA MAGHFIROH Perempuan
7. MUHAMMAD DAYYAN RIFKI Laki-laki
8. MUHAMMAD FAISAL Laki-laki
9. MUHAMMAD MULLI WADIQ Laki-laki
10. MUHAMMAD ZAENUDDIN Laki-laki
11. NURUL HUDA Laki-laki
43
13. USWATUN WAHIDAH Perempuan
14. LIYATUL MUNAJAT Perempuan
15. ANA MALIKHA Perempuan
16. M.A.F.C WULAN Perempuan
Tabel.4
Data Siswa kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017
b. Kolaborator Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis
penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kagiatan belajar
mengajar dan peneliti menyiapkan media pembelajaran dan melakukan
observasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama
44 2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perancangan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan pada dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua yang
telah direncanakan.
Untuk lebih rincinya, rencana penelitian tindakan kelas ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Pra Siklus
Prasiklus dilakukan untuk bisa mendapatkan data dari hasil
penguasaan materi peserta didik, yang dijadikan sebagai tolak ukur
perbandingan penguasaan materi sebelum dan sesudah adanya
penelitian tindakan kelas. Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran
seperti biasa, dengan menggunakan metode biasa seperti ceramah atau
demonstrasi. Kemudian di akhir pembelajaran diadakan evaluasi
dengan memberi Lembar Kerja Siswa atau pre test, yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan pada siklus I.
b. Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : dalam
45
tahap kedua dari siklus 1 yaitu tahap acting (pelaksanaan tindakan)
b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan dikelas : dalam hal ini peneliti mempersiapkan
media pembelajaran atau sarana pendukung lainnya yang juga
diperlukan saat pembelajaran dilaksanakan.
c) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan : dalam hal ini peneliti
membuat instrumen yang diperlukan untuk merekam dan
menganalisis data mengenai proses belajar maupun hasil
pembelajaran.
d) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan
Ktiteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
(1).Persentase ketuntasan siswa menguasai materi minimal
90%
(2).Rata-rata skor dari siswa minimal 70
(3).Skor aktivitas guru dan siswa sekurang-kurangnya 80
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) a) Kegiatan awal 30 menit untuk
(1).Guru membaca salam sebagai pembuka
(2).Guru membaca hadlarah
(3).Murid membaca al Fatihah dan do'a pembuka
46 b) Kegiatan inti 60 menit untuk
(1).Materi surat al-kafirun
(2).Materi yanbu‟a
Sebelum membaca guru menerangkan pokok bahasan yang
akan dipelajari (yang bergaris bawah) kemudian dibaca
secara klasikal.
c) Istirahat 30 menit
d) Penutup (Materi tambahan dan doa)
Guru menutup pelajaran dengan hamdalah dan salam.
3) Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
siswa ketika mengikuti pelajaran Pada tahap ini menggunakan
praktik membaca al-Qur‟an secara individu.
4) Tahap Refleksi (Reflecting)
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus selanjutnya.
(1).Kendala yang dihadapi.
(a)Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
(b)Sebagian siswa masih ragu-ragu dalam menyebutkan