• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Cerita

Dalam dokumen Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti (Halaman 123-142)

BAB IV SEMBAHYANG KEPADA LELUHUR

Aktivitas 4.3 Membaca Cerita

Pada aktivitas 4.3 peserta didik diminta untuk membaca cerita seperti yang disajikan pada buku peserta didik.

124 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI

Kisah Kepala Ikan

Alkisah ada seorang raja yang sangat terkenal pericintakasihnya. Raja tersebut mempunyai seorang permaisuri yang sangat disayanginya. Mereka telah hidup rukun selama belasan tahun lamanya, sampai suatu hari timbul masalah. Sang Permaisuri protes kepada suaminya,“Suamiku, saya tahu Kakanda seorang yang baik hati dan dicintai rakyat.

Namun izinkan saya kali ini mengeluarkan uneg-uneg yang sudah lama saya simpan sejak pertama kita menikah.”

Sang Raja terkejut dan berkata dengan penuh kelembutan, “Ada apa, Adinda, yang membuat engkau mempunyai uneg-uneg? Bukankah semua kebutuhanmu, aku selalu berusaha memenuhinya?” “Benar, tapi ada satu hal yang membuat saya tidak tahan,” jawab sang istri. “Apakah gerangan, Adinda tercinta?” tanya sang raja. “Setiap kali kita makan ikan berdua, selalu Kakanda memberi saya bagian kepala ikan. Tahukah Kakanda kalau saya tidak menyukai kepala ikan? Demi menjaga perasaan Kakanda, saya tidak menolaknya, namun akhirnya saya tidak tahan lagi,” terang sang istri. Mendengar penjelasan sang istri, sang Raja tersenyum dan berkata, “Wahai, Adindaku tercinta. Sesungguhnya saya amat menyukai kepala ikan. Namun, demi Adinda, saya rela memberikan bagian yang saya sukai kepada Adinda tercinta.”

“Demikian halnya dengan saya. Saya berusaha ingin menjadi istri yang baik dan penuh pengertian. “Sang istri tersadar bahwa ternyata mereka telah berusaha melakukan yang terbaik untuk pasangannya hanya saja kurang dalam berkomunikasi. Mereka tersenyum bahagia dan menyadari betapa mereka saling mencinta, walaupun apa yang dianggap terbaik bagi pasangannya belum tentu terbaik baginya. Oleh karena itu, dalam mengembangkan Cintakasih kita senantiasa menuntut diri sendiri agar dapat lebih baik dan terus belajar membina diri. Nabi Kongzi memberikan bimbingan bagi umatnya untuk berhati-hati dengan bahaya ‘menyebelah’ seperti yang terdapat dalam Daxue VIII yakni:

125

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

“Adapun yang dikatakan ‘untuk membereskan rumah tangga harus lebih dahulu membina diri’ itu ialah: di dalam mengasihi dan mencintai biasanya orang menyebelah; di dalam menghina dan membenci biasanya orang menyebelah; di dalam menjunjung dan menghormati biasanya orang menyebelah; di dalam menyedihi dan mengasihi biasanya orang menyebelah; dan di dalam merasa bangga dan agungpun biasanya orang menyebelah. Sesungguhnya orang yang dapat mengetahui keburukan dari apa yang disukai dan dapat mengetahui kebaikan dari apa yang dibencinya, amat jaranglah kita jumpai di dalam dunia ini.”

Menyebelah artinya tidak tengah atau condong ke arah tertentu. Misalnya, dalam mengasihi anak, mungkin lebih menyayangi si bungsu ibandingkan si kakak. Atau terhadap orang yang pernah mengecewakan perasaan kita, sangat mudah kita terjebak untuk memandang negatif apapun yang diperbuat oleh orang tersebut. Atau sebaliknya, kita terlalu mencintai seseorang, apapun yang dilakukan orang tersebut seolah-olah semuanya baik dan cenderung kita membelanya jika ada kesalahan. Inilah tantangan utama dalam berpericintakasih kepada sesama. Meskipun secara alamiah dan sewajarnya dalam mencintai seseorang memang ada tingkatan perbedaan. Sebagai contoh mencintai orangtua sendiri dengan orangtua orang lain tentu lah tidak sama. Tentu saja, sayang kepada anak sendiri dengan kepada anak orang lain pasti berbeda. Nabi Kongzi mengajarkan adanya pertingkatan, jika dapat mencintai orangtua sendiri sebaik-baiknya, barulah boleh berharap dapat mengembangkan diri mencintai orangtua orang lain seperti mencintai orangtua sendiri. Kalau tidak, malah kita terjebak dalam kebajikan yang terbalik dan menyalahi kodrat kemanusiaan kita.

Dengan mencintai orang terdekat kita, bukan berarti kita egois, melainkan ini adalah kodrat kemanusiaan kita sebagai manusia. Kita telah menerima budi kasih yang tidak mungkin terbalaskan dari orangtua kita. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita sebagai anak wajib berbakti dan mengasihi orangtua kita lebih dibandingkan dengan orang lain.

126 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI

Alkisah ada seorang raja yang sangat terkenal pericintakasihnya. Dapatkah kamu bayangkan jika ada seseorang yang dapat menghormati dan mencintai orang lain melebihi hormat dan cintanya kepada orangtuanya sendiri? Seperti apakah kira-kira karakter orang tersebut?

Demikian pula halnya terhadap adik atau kakak sendiri; terhadap anak atau istri sendiri, tentulah kita lebih menghormati dan lebih menyayanginya dibandingkan dengan orang lain. Inilah sifat alamiah dari Cintakasih kita sebagai manusia. Inilah kenyataan atau dapat juga dikatakan ”kebenaran” hubungan antara dua manusia. Sekarang coba kamu renungkan, adakah perbedaan antara menyebelah dengan tingkatan dalam mencintai? Menyebelah mengandung arti ”berlebihan”, sedangkan tingkatan dalam mencintai mengandung arti ”adanya perbedaan karena berbeda tingkat”. Menyebelah menyalahi kodrat kemanusiaan kita, sedangkan perbedaan tingkatan dalam mencintai menepati kodrat kemanusiaan kita. Pembinaan diri dimulai dari yang dekat, akhirnya menjangkau yang jauh. Pembinaan diri dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai akhirnya kepada masyarakat, negara dan dunia. Demikian halnya dengan mencintai, dimulai dari yang dekat, lalu dikembangkan hingga menjangkau semua umat manusia. Jika belum dapat membina diri, bagaimana membina keluarga dan membereskan masalah negara? Jika belum dapat mencintai orang yang ada di dekat kita (keluarga) sebaik-baiknya, bagaimana dapat mencintai masyarakat dan negara?

127

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

Aktivitas 4.4 Aktivitas Bersama

Pada aktivitas 4.4 peserta didik diminta untuk membuat kelompok, dan berdiskusi tentang:

- ciri-ciri orang yang berpericintakasih seperti yang diteladani Nabi Kongzi.

- Menjelaskan hubungan ciri-ciri orang yang berpericintakasih dengan perasaan tidak tega

- Mengapa suka belajar dan penuh semangat menjadi ciri orang yang berpercintakasih?

- Peserta didik juga diminta untuk mencari ayat tentang cinta kasih.

PERTEMUAN KEDUA

Aktivitas 4.5 Evaluasi Diri

Pada aktivitas 4.5 peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri melalui skala sikap. Sikap dapat memberi tanda cetang pada kolom di sisi kiri untuk setiap pernyataan yang disajikan menuliskan pada kolom di sisi kanan. Pada setiap pernyataan peserta didik dapat memberikan jawaban setuju, ragu-ragu, atau tidak setuju.

128 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Intrumen Penilaian

Perasaan berbelas kasihan dan tidak tega dimiliki oleh setiap manusia.

Laku bakti dan rendah hati itulah pokok pericintakasih

Cinta kasih itulah kemanusia, dan

mengasihi orangtua itulah yang terbesar. Cinta kasih itu dimulai dari yang dekat, akhirnya sampai juga kepada yang jauh. Cinta kasih itu sepeti laku rang memanah, bila panahnya meleset dari sasaran,

sipemanah memeriksa sebab-sebab kegagalan dari dalam diri sendiri.

Seorang yang pandai memutar kata-kata dan bermanis muka, sesungguhnya jarang berpericinta kasih.”

“Seorang yang tidak berpericinta kasih, tidak tahan lama di dalam penderitaan dan tidak tahan lama di dalam kesenangan. Bila cipta selalu ditujukan kepada cinta kasih, tiada sarang bagi kejahatan.

Seorang yang berperi cinta kasih hati-hati dalam bicara.

TS RR

129

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

NO

10

Intrumen Penilaian

Yang dapat memperlakukan orang lain dengan contoh yang dekat (diri sendiri), sudah cukup untuk dinamai seorang yang berpericinta kasih. TS RR SS Pedoman Penskoran Poin

Pernyataan positif mengarahkan pada sikap atau respon yang positif, maka penskoran sebagai betikut:

poin 100 jika pilihan : Setuju poin 75 jika pilihan : Ragu-Ragu poin 0 jika pilihan : Tidak Setuju

Nilai

Nilai diperoleh dari: Jumlah skor dibagi jumlah istrumen soal.

Aktivitas 1.63 Evaluasi Bab IV

Pada aktivitas 1.13 peserta didik melaksanakan tes tertulis sebagai penilaian dalam bentuk ulangan harian untuk mengukur pencapaian terhadap materi yang sudah dipelajari. Bentuk soal uraian sebanyak empat soal.

130 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI

Soal dan Kunci Jawaban

1. Apa yang ada di dalam Watak Sejati (Xing) manusia seperti yang disampaikan oleh Mengzi ...

Jawab:

Yang di dalam watak sejati (xing) manusia itu ialah: Ren : Cintakasih

Yi : Kebenaran lI : Susila Zhi : Biajaksana

2. Apa yang tertulis dalam kitab Zhongyong Bab Utama ayat 1 tentang Watak Sejati manusia?

Jawab:

Firman Tian Yang Maha Esa itulah dinamai watak sejati. Berbuat mengikuti watak sejati, itulah dinamai menempuh jalan suci. Bimbingan untuk menempuh jalan suci itulah dinamai agama. 3. Jelaskan kembali mengapa dikatakan bahwa laku Cintakasih itu

dimulai dari yang dekat!

Jawab:

Yang di dalam watak sejati (xing) manusia itu ialah: Ren : Cintakasih

Yi : Kebenaran lI : Susila Zhi : Biajaksana

4. Jelaskan pedoman Tepasalira yang dibimbingkan oleh Nabi Kongzi!

Jawab:

Tepasalira atau tenggang rasa berarti tidak melakukan sesuatu kepada orang lain, jika hal itu tidak kita harapkan berikan kepada kita. Atau secara lebih sederhana berarti: Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain.

Pedoman Penskoran

• Poin setiap butir soal : 10 • Jumlah soal : 4 • Skor Maksimal : 40

131

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

4. Kegiatan Penutup (10 Menit)

1. Kegiatan diakhiri dengan menyimpulkan secara bersama-sama bahwa Laku Bakti berati memuliakan hubungan. Laku bakti tidak hanya sekedar antara anak dengan orangtua, namun juga menyangkut aspek pemeliharaan lingkungan.

2. Guru menutup dengan berdoa bersama-sama bersama-sama yang dipimpin oleh seorang peserta didik dan mengucapkan salam penutup.

REMIDIAN DAN PENGAYAAN

A. Remidian

Remedial dilakukan apabila peserta didik belum mencaapai ketuntasan minimal yang diharapkan maka dilakukan pembelajaran materi ulang dan dilakukan penilaian kembali sebanyak 3 kali dan apabila remedial belum mencapai ketuntasan minimal maka dilakukan pembelajaran kembali dengan teori dan materi yang sama tetapi dengan tingkat kesukaran yang lebih rendah.

B. Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan melebihi peserta didik yang lain sehingga dibutuhkan materi tambahan/pengayaan untuk menambah pengetahuan peserta didik tersebut.

132 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI

Glosarium

• Bei Chen : Malaikat bintang utara • Bacheng Zhengui : Delapan keimanan

• Baoxin Bade : Sikap delapan kebajikan • Beitang : Balairung/aula utara • Bo : Badan/Jasad

• Chunqiu : Zaman Chunqiu

Chuyi dan Shiwu : Sembahyang DianXiang Tanggal 1 dan 15

Kongzili

• Chengzhi Guishen: Sepenuh pervaya adanya nyawa dan roh

• Chengyang Xiaosi : Sepenuh iman memupuk cita berbakti

• De : Kebajikan • Daling : Genta besar

• Dongzhi : Sembahyang kepada Tian, pada saat matahari tepat berada pada titik 23½ derajat Lintang Selatan.

• DianXiang : Membakar dupa (sembahyang) pada saat Chuyi dan Shiwu

• Dingli : Menghormat dengan merangkapkan

tangan (Bai) kepada yang lebih tua (posisi di atas dahi)

• Etimologi : Ilmu tentang karakter huruf

• Fagao : Kue mangkuk sajian sembahyang • Fude ZhengShen : Maliakat Bumi

• Fu : Rahmat • Guishen : Nyawa dan Roh

133

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

• Gan Sheng : Tanda-tanda gaib • Hun : Arwah

Jiao : Agama • Junzi : Luhur Budi

Jinduo : Genta dengan lidah pemukul dari logam. • Kongsang : Lembah tempat Nabi Kongzi dilahirkan. • Kongzili : Penanggalan Nabi Kongzi

• Li : Kesusilaan • Ling : Sukma

Liji : Catatan Kesusilaan

Muduo : Genta dengan lidah pemukul dari kayu. • Maoshi : Waktu antara pukul 05.00-07.00

• Ming : Cerah

• Miao : Kuil/kelenteng rumah ibadah Khonghucu • Oo : Malaikat ruang Barat Daya Rumah

• Pra : Sebelum

• Pasca : Sesudah • Qing : Terang

• Qi : Roh

• Qilin : hewan suci yang muncul menjelang kelahiran dan wafat Nabi Kongzi.

• RuJiao : Istilah agama Khonghucu.

• Shangdi : Tian Yang Mahatinggi/Mahakuasa • Shiyi : Sepuluh Kewajiban

• Shouming : Menerima Firman • Suwang : Raja tanpa mahkota

134 Untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI

• She : Lidah pemukul genta

Shanzai : Demikian yang sebaik-baiknya • Shen Zhu : Papan Arwah

Shenzu Gan : Rumah Arwah • Shujing : Kitab Sejarah Suci • Tian, Di, Ren : Tian, Alam, Manusia

Tian Zhi Muduo : Genta Rohani utasan Tian. • Taishi : Maha Guru

• Wen : Urusan sipil

Wulun : Lima Hubungan Kemasyarakatan • Wu : Urusan militer

Weishi : Waktu antara pukul 13.00-15.00 • Wu Fu Linmen : Lima Keberkahan Menyertai penghuni

Rumah

Xianglu : Tempat menancapkan dupa • Xiang : Dupa

• Xianhwee : Miao Leluhur (Zumiao) • XiangWei : Tempat pendupaan • Xincidian : Kamus baru

• Xinnian : Tahun baru • Zao Jungong : Malaikat dapur

• Zhongting : Rumah abu umum Chunqiu • Zhou : Dinasti ketiga di Zhongguo (penutup doa)

• Zumiao : Miao (kuil) leluhur • Zhong Shi : Awal dan akhir • Zu ZongWei : Meja Abu Leluhur

• Zi Si : Waktu antara jam 23.00 - 01.00 (malam) • Zhong : Genta (besar)

Zhouli : Kitab Kesusilaan dinasti Zhou

• Zhizhuo Dingshihu : Yang akan menetapkan hukum abadi dan membawakan damai bagi dunia

135

Daftar Pustaka

1 Ongkowijaya Bratayana, SE. Widya Karya Edisi Harlah Nabi --- 2542 th. 1991.

2 C. Alexander Simpkins, Ph.D. dan Annellen Simpkins, Ph.D.

---“Simple Confusianism” PT. Buana Ilmu Populer. Jakarta 2006.

3 Ronnie M Dani “The Power Of Emotional & Adversity Quotient For --- Teachers.” Hikmah Populer Jakarta 2006.

4 Wijanarko Jarot, Ir. Kisah-kisah Ciptakan Nilai Jakarta 2006. 5 Js. Tjiog Giok Hwa, Jalan Suci yang ditempuh para tokoh agama

Khonghucu. --- Matakin Solo.

6 Tang Machael C. “Kisah-kisah Kebijaksanaan Cina Klasik”

7 Mary Ng En Tzu, Inspiration From The Doctrine of The Mean, PT Elek --- Media Komputindo, Jakarta 2011.

8 Nio Joe Lan ‘Peradaban Tionghoa Selayang Pandang’ --- Gramedia Jakarta. hal.128.

9 Si Shu Kitab Yang Empat, Matakin Solo.

10 Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu, Matakin Solo.

11 Tjan K dan Kwa Tong Hay, ‘Berkenalan dengan Adat dan --- Ajaran Tionghoa,’ Jakarta. Kanisius.

12 Wu Jing Kitab Yang Lima, Matakin Solo.

13 Xiao Jing Kitab Bakti - Matakin Solo.

14 Tjhie Tjay Ing Xs., PanDuan Pengajaran Dasar Agama Khonghucu. Matakin --- Solo.

15 Xiao Jing Kitab Bakti - Matakin Solo.

16 Yu Dan 1000 Hati Satu Hati Gerbang Kebajikan Ru Jakarta 2010.

137

138

PROFIL PENULIS

Riwayat Pekerjaan

1. Ketua Yayasan Sekolah Budhi Bhakti Ciampea Bogor 2. Dosen Pendidikan Agama Khonghucu STIE Kesatuan Bogor 3. Dosen Mata Kuliah Agama Khonghucu Institut Pertanian Bogor. 4. Ketua Umum Generasi Muda Khonghucu Indonesia (GEMAKU)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar

1. S1. Ekonomi Manajemen Universitas Pakuan Bogor 2009

2. Paska Sarjana. IlmuPerbandingan Agama/Universitas Islam Negeri Jakarta/2013

Judul Buku yang Pernah Ditulis (10 tahun terakhir)

1. Modul MKDU Mata Kuliah Ilmu Agama Khonghucu Universitas (2014) 2. Buku Teks Pendidikan Agama Khoghucu dan Budi Pekerti Kelas X (2013)

3. Buku Teks Pendidikan Agama Khoghucu dan Budi Pekerti Kelas XI (2013)

4. Buku Teks Pendidikan Agama Khoghucu dan Budi Pekerti Kelas XII (2013)

NamaLengkap : Kristan, SE, MA Telp. Kantor/HP : 081574084553 Email : [email protected] Akun Facebook : [email protected] Alamat Kantor : MATAKIN

Komp Royal Sunter D6 Jakarta 14350

Bidang Keahlian : Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

139

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 tahun terakhir)

1. Pemikiran Politik Konfusius, Mencius dan Xunzi (2017) 2. Barat dan Konfusianisme (2015)

Lahir di Bogor, 23 Februari 1982. Saat ini menetap di Bogor. Aktif di kepengurusan Generasi Muda Khonghucu Indonesia Pusat sebagai Ketua Umum.

140

PROFIL PENELAAH

Aktifitas yang pernah digeluti :

- Koordinator Widya Karya ( WiKa )

Confucianism Study & Discussion Forum (2004 - sekarang)

- Sekretaris ; Yayasan Kelenteng Eng An Kiong - Malang , Jatim ( 瑪 琅 永 安 宮 福 利 基 金 會 ) 2003 - 2014

- Ketua Bidang Agama ; Yayasan Kelenteng Eng An Kiong - Malang , Jatim ( 瑪 琅 永 安 宮 福 利 基 金 會 ) 2014 - 2015

- Sekretaris ; Perkumpulan Sosial Panca Budhi - Malang , Jatim ( Ang Hien Hoo - 瑪 琅 洪 興 和 ) 2006 - 2013

- Sekretaris ; Yayasan Rumah Sakit Panti Nirmala - Malang , Jatim ( Tiong Hoa Ie Sia - 瑪 琅 中 華 醫 社 ) 2006 - 2013

- Sekretaris ; Forum Komunikasi Warga Tionghoa Malang - Raya , Jatim ( 瑪 琅 華 裔 聯 誼 會 ) 2005 - 2015

- Presidium ; FKAUB - Kota Malang , Jatim

( Forum Komunikasi Antar Umat Beragama ) 2006 - sekarang Nama Lengkap : Bratayana

Ongkowijaya, SE, XDS Telp. Kantor/HP : 021- 6509941

/65308090-93 0818.531.996

0812.3066.6400

alamat email : bratayana_ouyang@yahoo. com

Alamat Kantor : Kompleks Royal Sunter Blok D - 6 Jl. Danau Sunter Selatan. Jakarta Utara 14350 Bidang Keahlian : Cendikiawan Khonghucu

141 - Konsultan ; Perguruan Setia Bhakti Tangerang - Banten

( 忠 孝 學 院 ) 2011 - sekarang

- Konsultan ; Yayasan Budhi Bhakti Ciampea - Bogor ( 賢 孝 學 校 ) 2016 - sekarang

- Ketua ; Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia - MATAKIN , Jakarta, Bidang Hubungan Rumah Ibadah ( 印 尼 孔 教 最 高 理 事 會 ) 2006 - 2010

- Ketua ; Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia - MATAKIN , Jakarta, Bidang Organisasi dan Lintas Agama ( 印 尼 孔 教 最 高 理 事 會 ) 2010 - 2014

- Wakil Ketua Umum Matakin - Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia. ( 印 尼 孔 教 最 高 理 事 會 ) 2014 - sekarang

Menulis beberapa buku diantaranya :

1. Buletin Confucianism Study and Discussion Forum, penerbit WIKA Surabaya

2. Kelenteng dan Shenming, penerbit WIKA Eng An Kiong Malang 3. Pendidikan Budi Pekerti (Dizigui untuk pendidikan dasar dan menengah, penerbit Perguruan Setia Bhakti)

4. Sejarah Suci (RuJiao Shengshi, penerbit Matakin Provinsi Banten) 5. Hikayat Nabi Kongzi (Sheng Jitu, penerbit Matakin Provinsi

Banten)

6. 72 murid Nabi kongzi (qishier xian, penerbit Matakin Banten) 7. Sishu Bilingual, penerbit Matakin dan Kemenag RI

Lahir di Pekalongan, 11 Januari 1961. Menikah dan dikaruniai 2 anak. Saat ini menetap di Malang, Jawa Timur. Aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan/keagamaan, juga diberbagai kegiatan di bidang pendidikan. Menjadi narasumber di berbagai seminar baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU

DAN BUDI PEKERTI

TUNADAKSA DAN TUNANETRA SMALB KELAS XI

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Buku Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XI ini disusun berdasarkan SI dan

SKL Kurikulum 2013. Buku ini berfokus pada bagaimana kesadaran menjadikan peserta didik menyadari keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Bahwa watak sejati (Xing) karunia Tuhan yang berupa benih suci menjadikan manusia berkemampuan untuk berbuat bajik. Watak sejati juga menjadi tanggung jawab manusia untuk menggemilangkannya, sehingga menjadi tetap baik sampai pada akhirnya. Sementara daya hidup jasmani (Jing) yang berupa rasa gembira (xi), marah (nu), sedih (ai), dan senang (le) sebagai kemampuan manusia untuk menggenapi kehidupannya.

(Le). Keempat daya rasa inilah yang menjadikan manusia dapat mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya. Tetapi nafsu-nafsu ini pulalah yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan bila manusia tidak dapat baik-baik memelihara dan mengendalikannya. Agama bertujuan membimbing agar manusia mengerti bagaimana mengendalikan bila nafsu-nafsu yang ada di dalam dirinya itu timbul. Mengendalikannya agar tidak melampaui batas tengah.

Dalam dokumen Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti (Halaman 123-142)

Dokumen terkait