• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN KOMUNITAS KOMA

Dalam dokumen LABORATORIUM INOVASI KABUPATEN MAJALENGKA (Halaman 31-35)

manusia. Upaya yang sedang dilakukan untuk membatasi kenaikan suhu global maksimal 2oC atau bahkan lebih rendah yaitu 1,5oC pada akhir abad 21.

Berdasarkan hal tersebut di atas, yang menginspirasi untuk membentuk KOMA (Komunitas Masyarakat Anti Api). KOMA adalah merupakan Komunitas Masyarakat Anti Api yang berupaya untuk memperkecil emisi gas rumah kaca dari aktivitas pembukaan lahan, pembersihan lahan, dan kebakaran alamiah pada kawasan hutan dan lahan. Dengan demikian, KOMA adalah komunitas yang perlu diperjuangkan sebagai Unit Komunitas yang berhak untuk mendapatkan insentif dan benefit dari upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim (climate change).

C. Menanggapi Pencegahan Kebakaran Hutan

Sejak kebakaran hutan yang cukup besar yang terjadi pada tahun 1982/83 yang kemudian diikuti rentetan kebakaran hutan beberapa tahun berikutnya, sebenarnya telah dilaksanakan beberapa langkah, baik bersifat antisipatif (pencegahan) maupun penanggulangannya.

Kebakaran hutan yang hampir tiap tahun terjadi merupakan salah satu ancaman terhadap kelestarian hutan di Indonesia, disamping telah mengakibatkan berbagai kerusakan yang merugikan manusia. Peristiwa kebakaran hutan pada umumnya terjadi pada musim kemarau, terutama pada musim kemarau yang panjang. Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab utama yang menghambat keberhasilan pembangunan kehutanan, disamping pencurian kayu, dan kegagalan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit.

Kebakaran hutan yang besar berakibat sangat merugikan bagi negara dan masyarakat. Ratusan ribu bahkan jutaan pohon dan tumbuhan hutan lainnya yang bernilai ekonomis musnah. Beraneka ragam hidupan liar dari jasad renik sampai satwa besar penghuni hutan mati, ekosistem kehidupan manusia rusak, mata air mengering dan kerusakan lainnya yang tidak dapat dihitung dengan uang. Akibat yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah adanya asap yang menggangu dari adanya kebakaran hutan.. Akibat ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di dekat lokasi kebakaran hutan, tetapi juga masyarakat di negara tetangga.

“Lebih baik mencegah daripada memadamkan”, begitulah prinsip yang perlu kita pegang dalam menghadapi masalah kebakaran hutan. Sebagaimana telah diketahui bahwa kebakaran hutan pada umumnya disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karenanya pengetahuan mengenai pencegahan kebakaran hutan sangatlah penting

untuk disebarluaskan kemasyarakat disamping kegiatan-kegiatan teknis dalam mengantisipasi kebakaran hutan.

Pengembangan usaha perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit merupakan faktor penting dalam konversi hutan yang berpengaruh pada kebakaran.

Kebakaran lahan dan kebun, baik yang merupakan milik masyarakat maupun milik perusahaan perkebunan selalu terjadi pada setiap tahunnya sehingga menimbulkan banyak kerugian dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan.

D. Mekanisme Inovasi Membangun Komunitas KOMA

Langkah awal dalam penerapan inovasi membangun komunitas KOMA adalah dengan pengadaan Rapat Pembentukan Komunitas Masyarakat Anti Api (KOMA). Rapat tersebut membahas mengenai pengurusan SK Bupati tentang KOMA ke Bagian Hukum Setda, pengesahan SK Bupati tentang KOMA dan Sosialisasi KOMA

Setelah melakukan sosialisasi inovasi KOMA, diperlukan pengembangan partisipasi masyarakat terkait sistem ronda anti api. Hal itu dilakukan dengan cara melakukan pengembangan kapasitas SDM KOMA

Aktor yang terlibat dalam mendukung keberhasilan masyarakat KOMA adalah Pemerintah Pusat dan Daerah serta Masyarakat sekitar Kawasan Hutan

Sumber daya yang dibutuhkan dalam pengimplementasian komunitas KOMA adalah Handy Talkie, Kentongan, Masker, Sarung Tangan Anti Api dan Sepatu Anti Api

Tujuan yang ingin dicapai dari Inovasi membangun komunitas KOMA adalah terwujudnya sistem penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan secara terintegrasi berbasis masyarakat

Output dari pengimplementasian inovasi KOMA adalah Sistem Ronda Anti Api. Diharapkan sistem ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan serta meningkatkan Kekuatan Personel Tenaga Pemadaman jika kebakaran tetap terjadi

Kendala yang ditemui selama proses inovasi KOMA adalah

 Belum memadainya sarana dan prasarana untuk penanggulanngan bencana kebakaran hutan dan lahan, serta solusinya dengan mengajukan usulan program dan kegiatan KOMA melalui mekanisme Musrenbang

 Kesadaran masyarakat akan pentingnya Kelestarian Sumber Daya Hutan dan Lahan masih rendah, solusinya melalui Sosialisasi dan Kampanye

E. Dampak Inovasi Membangun Komunitas KOMA

Dampak yang telah dirasakan dari penerapan inovasi membangun komunitas KOMA adalah Penyusunan Baseline Pengembangan KOMA sebagai Institusi Partisipasi Penurun Emisi Gas Rumah Kaca dan Kebakaran Hutan dan Lahan, sehingga diharapkan adanya income tambahan bagi masyarakat sekitar hutan dalam penyelenggaraan Ragam Skema Perdagangan Korban Dunia (Carbon Trade).

F. Keberlanjutan Inovasi Membangun Komunitas KOMA

Perjalanan inovasi KOMA diharapkan mampu membiayai Sistem Ronda Anti Api dan Sistem Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan secara Mandiri. Dengan demikian, upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat terlaksana dengan baik

Melihat kesuksesan pelaksanaan inovasi KOMA, hal ini menunjukkan inovasi dari dinas kehutanan sangat dimungkinkan untuk dijadikan bahan replikasi sesuai karakteristik wilayah.

A. Review Inovasi Simplifikasi Sistem Agenda Dan Informasi

Sejalan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini menuntut suatu organisasi atau instansi membutuhkan sistem media komputer atau elektronik. Kecamatan Rajagaluh dalam rangka memberikan informasi yang cepat mengenai agenda kegiatan dan Pelaporan Agenda Kegiatan untuk mendorong pada kinerja pegawai dan pelayanan yang optimal. Hal ini masih terkendala yaitu

 Tidak terhimpunnya dan terkelolanya data agenda kegiatan dari para kasi subag, sekretaris camat dan camat

 Informasi masih menggunakan Papan Manual (White Board) yang kadang tidak dituliskan secara lengkap

 Belum terkendalinya seluruh agenda kegiatan dari para kasi, kasubag, Sekcam dan camat

Beranjak dari masalah tersebut, pimpinan (camat) memandang perlu adanya solusi dengan menugaskan kesekretariatan kecamatan melalui sekretaris camat untuk membuat inovasi Simplifikasi Sistem Agenda Dan Informasi.

B. Mengulik Inovasi Simplifikasi Sistem Agenda dan Informasi

Inovasi yang diusung oleh kecamatan Rajagaluh mengenai Simplifikasi Sistem Agenda dan Informasi. Tujuan inovasi ini adalah untuk memberikan layanan informasi mengenai agenda kegiatan dan informasi Pelaporan kecamatan yang harus terinformasikan setiap hari. Bentuk pelaporan kegiatan dapat dijadikan sebagai perwujudan dari kinerja pegawai kecamatan dalam rangka memberikan layanan pada masyarakat, Namun ada kendala yang dapat menghambat inovasi yang dikarenakan oleh informasi yang jarang tersampaikan dan belum adanya pengelolaan agenda serta lambatnya laporan kegiatan yang diinformasikan. Media yang ada sementara masih menggunakan papan informasi manual yang kadang tidak secara utuh disampaikan dalam penyampaian agenda kegiatan kecamatan. Penyampaian agenda kecamatan secara utuh dan akurat seharusnya dilakukan dengan cara (1) menghimpun data agenda kegiatan dari para kasi, kasubag, sekretaris camat dan camat; (2) Pengelolaan data melalui Computer dengan layar monitor sebagai papan informasi elektronik

Dalam dokumen LABORATORIUM INOVASI KABUPATEN MAJALENGKA (Halaman 31-35)

Dokumen terkait