• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD BERBASIS NETWORKING

Dalam dokumen LABORATORIUM INOVASI KABUPATEN MAJALENGKA (Halaman 49-54)

untuk para perencana di setiap OPD. Selanjutnya pada tahun 2016 diupayakan adanya penerapan inovasi RKPD Online dan memperbanyak aparatur sipil negara yang mengikuti pelatihan Jafung Perencanaan.

Faktor Pendorong Inovasi dalam penyusunan RKPD online adalah :

 Tersedianya sumber daya aparatur dalam mengelola inovasi RKPD berbasis Networking

 Mekanisme jejaring tidak rumit untuk diimplementasikan dalam system yang diterapkan dalam RKPD tersebut

Sedangkan, faktor penghambat Inovasi Penyusunan RKPD berbasis Networking adalah :

 Belum populernya jafung perencana di Kabupaten Majalengka sehingga dikhawatirkan pengelolaan RKPD berbasis Networkinng menjadi terhambat dan mandeg di tengah jalan.

 Dalam pengelolaan Sumberdaya aparatur, perencana memerlukan kebijakan dari Pimpinan Daerah karena bersifat lintas sector. Hal ini dilakukan sebagai landasan hukum dalam menjalankan operasionalisasi kegiatan RKPD berbasis Networking.

 Implementasi RKPD Online memerlukan waktu yang cukup lama dan anggaran yang tidak sedikit. Dengan demikian, dibutuhkan kesabaran dan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran menanggapi lamanya proses yang dijalani dalam pengimplementasian kegiatan tersebut.

Kegiatan RKPD berbasis networking dikelola oleh para aparatur / fungsional umum yang nantinya dikembangkan kapasitasnya sebagai jafung perencana. Jabatan ini diharapkan mampu mendukung penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka. Di samping itu, jafung tersebut harus mampu mengerjakan penyediaan data sektoral sesuai bidangnya dan evaluasi Renja.

Mulai tahun 2015, upaya dukungan penyusunan RKPD Online dirancang melalui kegiatan peningkatan kapasitas perencanaan, khususnya bagi para aparatur/fungsional umum di setiap OPD yang nantinya dikembangkan kapasitasnya sebagai jafung Perencana . Sedangkan, perlu dilakukan advokasi kepada Pimpinan Kepala Daerah, dan melakukan koordinasi dengan BKD terkait pelatihan jafung perencana, agar aparatur/Fungsional Umum tersebut dapat menjadi pejabat

fungsional perencana,. Rencananya tahun 2016 sudah ada gelombang pertama untuk pelatihan jafung Perencana

Kegiatan peningkatan kapasitas aparatur / fungsional umum di setiap OPD yang nantinya dikembangkan kapasitasnya sebagai Jafung Perencana, dilakukan melalui kegiatan yang ada di BAPPEDA melalui kegiatan Optimalisasi Perencanaan Pembangunan Daerah secara reguler setiap tahunnya

Cara-cara untuk mengelola RKPD berbasis networking dimulai dari menginventasirir aparatur / fungsional umum di setiap OPD yang khusus menangani RKPD (pengelola data dan evaluasi renja di setiap OPD). Kemudian, mengadakan pemberian kapasitas perencana bagi para aparatur yang diberi tugas sebagai pengelola data dan evaluasi renja. Selanjutnya, pengangkatan jafung Perencana dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu dilaksanakan melalui pelatihan Jafung Perencana.

Sisi kreatif dan inovatif dari pelaksanaan RKPD Online adalah adanya Aplikasi RKPD Online dengan model pengembangan versi Bappeda Kabupaten Majalengka. Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan pula penyediaan pejabat fungsional perencana di setiap OPD.

C. Mekanisme Inovasi RKPD Berbasis Networking

Inovasi RKPD berbasis inovasi memerlukan tahapan yang efektif dalam rangka menjalankan inovasi tersebut . Tahapan pengelolaan inovasi dibagi ke dalam tahap awal dan tahap pengembangan . Berikut rincian tahapan inovasi tersebut :

Tahap Awal dimulai dengan melakukan pembentukan tim internal akselerasi Inovasi. Langkah selanjutnya dengan menggiatkan koordinasi dan konsolidasi dengan setiap OPD. Setelah terbentuknya koordinasi dan konsolidasi, maka dilakukan pemetaan / penetapan Fungisonal Umum di setiap OPD. Metode yang tidak kalah penting adalah melaksanakan konsultasi dengan beberapa OPD terkait pengelolaan Inovasi RKPD berbasis Networking. Poin inti dari tahapan ini adalah melakukan pengadaan aplikasi RKPD Online dengan memperhatikan basis kebutuhan setiap OPD. Untuk memperkuat pengelolaan Inovasi RKPD ini, perlu dikembangkan penguatan Kapasitas Fungsional Umum yang akan menduduki jafung perencana sebagai pengelola program RKPD.

Selanjutnya, akan dibahas terkait tahap pengembangan dalam penerapan inovasi RKPD berbasis networking. Kronologi tahapan ini dimulai dari melakukan

koordinasi pengadaan jafung perencana pada setiap OPD yang nantiya membutuhkan formasi tersebut. Setelah melakukan pendataan jafung perencana, langkah yang diambil merencanakan dan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan (diklat) jafung tahap pertama. Dalam melaksanakan program, dibutuhkan juga upaya evaluasi terhadap inovasi yang tengah berjalan. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau perkembangan dan menggali rekomendasi dalam pelaksanaan inovasi pada masa mendatang.

Strategi inovasi RKPD berbasis networking adalah dengan melakukan penyediaan Aplikasi RKPD melalui pihak ketiga. Selanjutnya, mengupayakan penyediaan perencana yang handal melalui bimbingan teknis / pelatihan. Berikutya, operasionalisasi inovasi dikuatkan dengan peraturan Bupati Majalengka.

pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengimplementasian inovasi RKPD berbasis networking adalah terdiri dari unsur kepala daerah dan OPD (termasuk di dalamnya para jafung perencana)

Sumberdaya yang dibutuhkan dalam penerapan inovasi RKPD berbasis networking adalah para perencana di setiap OPD. Instrumen yang dibutuhkan adalah hardware yang terdiri dari PC Server yang memenuhi spesifikasi aplikasi RKPD Online. Sedangkan, sofware yang dibutuhkan adalah Windows dan SQL Server dan sistem aplikasi RPD Online

Output yang ingin dihasilkan dari inovasi tersebut adalah dilaksanakannya penyusunan RKPD yang didukung oleh aparatur yang profesional dan tersebar di setiap OPD

Sistem untuk memantau kemajuan dan melakukan evaluasi adalah dengan menjalankan evaluasi langsung penerapan penggunaan sistem dan evaluasi realisasi kebijakan

Kendala yang dihadapi dalam proses inovasi RKPD Online adalah mensejajarkan kemampuan para perencana dalam menerapkan aplikasi RKPD Online. Namun hal itu dapat diantisipasi dengan melakukan pembinaan dan pemberian bimbingan teknis kepada para perencana tersebut.

D. Dampak Inovasi RKPD Berbasis Networking

Inovasi yang telah dikelola dengan baik mulai dirasakan dampaknya. Dampak yang dapat dirasakan adalah Sebagai berikut :

 Penyusunan RKPD yang tepat waktu. Penyusunan RKPD yang dahulu disusun secara manual menyebabkan lamanya waktu penyelesaian RKPD. Dengan adanya RKPD Online, persoalan tersebut dapat teratasi karena instrument penyusunan RKPD sudah terdapat dalam sistem aplikasi RKPD sehingga jafung perencana dapat menginput RKPD dengan mudah dan cepat.

 Dilakukan oleh aparatur yang professional. Pelaksanaan diklat jafung perencana yang dilakukan oleh OPD menyebabkan skill atau kemampuan jafung tersebut dapat terasah dengan baik sehingga mereka dapat bekerja secara professional dalam mengelola system RKPD Online.

 Dapat terdeteksi di setiap OPD jika terjadi keterlambatan penyusunan RKPD. Sistem RKPD yang saling menghubungkan lintas sector OPD dapat melacak kejadian keterlambatan maupun kekurangan dalam penyusunan RKPD.

 Memungkinkan dilaksanakannya RKPD Online dan Musrenbang Online. Upaya pengembangan yang tengah dilakukan terkait RKPD online adalah melakukan Musrenbang Online. Tentunya, inovasi perlu dibahas lebih lanjut dengan memperhitungkan azas kebutuhan OPD pada masa mendatang.

E. Keberlanjutan Inovasi RKPD Berbasis Networking

Pembelajaran yang dapat dipetik dari pengimplementasian RKPD berbasis networking adalah kemudahan dalam penyusunan RKPD, asas efisiensi dan efektivitas, berani menghargai waktu, kejelasan target penyelesaian

Inovasi ini dapat dikembangkan / direplikasi oleh Pemerintah Daerah lainnya, karena memiliki nilai dan tahapan yang sama dalam penyusunan RKPD. bahkan inovasi ini dapat diterapkan di pemerintahan desa dengan model dan strategi yang disesuaikan

A. Review Inovasi Digitalisasi SIPP

Di Kecamatan Sukahaji mencoba untuk menggunakan Sistem Pelaporan Penduduk (SIPP) secara online atau digitalisasi SIPP dengan memanfaatkan web yang tersedia di Kecamatan. Adapun yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :

 Membuat Sistem Pelaporan Penduduk (SIPP) online di Kecamatan

 Melatih Operator Sistem Pelaporan Penduduk (SIPP) online pada kecamatan dan desa-desa

 Melaksanakan update konten dan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan

 membuat dokumen cara pengelolaan SIPP Online

Dengan menggunakan SIPP online tersebut. Desa-desa dapat melaporkan Pelaporan Penduduk lebih cepat karena hanya dengan membuka web dan langsung mengentry data tersebut, maka data tersebut sudah sampai pada kecamatan. Kemudian, operator di kecamatan mengelola data tersebut untuk disampaikan ke tingkat kabupaten.

B. Esensi Inovasi Digitalisasi SIPP

Jumlah penduduk adalah merupakan potensi pembangunan yang sangat penting keberadaannya baik dari tingkat RT, RW, Desa, Kecamatan dan seterusnya. Maka, Keberadaannya dan mobilisasinya perlu dicatat dengan tepat dan akurat. Hal ini dilakukan agar arah kebijakan pembangunan dapat terarah dan tepat sasaran untuk menuju masyarakat yang maju dan sejahtera.

Kondisi saat ini menunjukkan bahwa Pelaporan Administrasi baik pindah, datang maupun lahir dan mati masih dilakukan secara manual dan berjenjang dari Desa sampai kepada dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil). Dengan demikian, masalah yang timbul adalah pengelolaan data kependudukan menjadi lambat dan kurang efisien serta kurang akurat. Akibatnya, data jumlah penduduk dari setiap instansi menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Hal ini terjadi karena kurangnya pihak yang berwenang dalam mengelola kegiatan pelaporan kependudukan serta karena untuk menyampaikan laporan tersebut

Dalam dokumen LABORATORIUM INOVASI KABUPATEN MAJALENGKA (Halaman 49-54)

Dokumen terkait