• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Pelabuhan Penyeberangan (ASDP)

Meningkatnya keluasan dan pemerataan Akses PAUD bermutu

2. Membangun Pelabuhan Penyeberangan (ASDP)

Jumlah Pelabuhan Penyeberangan (ASDP) yang terbangun di Kabupaten ditargetkan tahun 2016 sebanyak 2 Pelabuhan ASDP dan pencapaian pada tahun 2016 sebanyak 2 Pelabuhan ASDP, yaitu pelabuhan :

- Bulang Linggi Kec. Bintan Utara - Kecamatan Tambelan

Sasaran Strategis TERHUBUNGNYA PUSAT-PUSAT KEGIATAN DAN PUSAT PRODUKSI (KONEKTIVITAS) ANTAR PULAU dapat tercapai dengan adanya Jaringan transportasi antar pulau.

Permasalahan

a. Kurang kecakapan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi darat, laut, pos telekomunikasi dan kebandaraudaraan.

b. Kurangnya kemampuan pegawai untuk selalu tanggap terhadap setiap permasalahan yang timbul dalam bidang tugasnya dan mencari jalan pemecahannya.

c. Kurangnya keikutsertaan (kemitraan) pelaku ekonomi/swasta dalampembangunan bidang transportasi darat, laut, pos telekomunikasi dan kebandarudaraan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 163 163 Solusi

a. Meningkatkan pelayanan pos telekomunikasi dan

kebandarudaraan yang cepat dan handal sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat sampai kedaerah-daerah terpencill atau pelosok-pelosok, dengan senantiasa menambah kehandalan sarana dan prasarana tranportasi darat, laut dan udara.

a. Memberikan kemudahan kepada Pegawai untuk mengikuti diklat/pelatihan sesuai dengan bidang.

b. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa pelayanan angkutan.

c. Memberikan kemudahan bagi kemitraan dalam ikut serta dalam pembangunan bidang transportasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 164 164

Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : Indikator kinerja Target Realisa

si 2015

Realisasi 2016 %

Persentase Ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat

100%

100% 100% 100%

Persentase Koperasi aktif 55% 85,70 55% 55%

Persentase IKM bersertifikasi mutu produk

45%

- - 0%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :  Persentase Ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat

Persentase Ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat sangat

diperlukan bagi masyarakat.

Uraian Target Tahun

2016 Realisasi Tahun 2016 % Pencapaian Kinerja Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat

100 100 100

Total 100 100 100

Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Koperasi dan UKM dan Perindag memenuhi ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarat untuk tahun 2016 di targetkan 100% dapat tercapai sesuai target yang direncanakan yaitu 100%. Hal ini didukung dengan adanya kegiatan monitoring dan pengamanan barang kebutuhan pokok pada tahun 2016 di Kecamatan –Kecamatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 165 165  Persentase Koperasi aktif

Persensentase Koperasi aktif pada tahun anggaran 2016 tercapai dimana jumlah koperasi aktif sebesar 123 unit koperasi dari 223 unit koperasi. Walaupun jumlah koperasi berkurang satu unit ini dikarenakan ada satu koperasi yang dibubarkan pada tahun 2016.

Tabel 3.22. JUMLAH KOPERASI DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016

NO JENIS KOP AKTIF TIDAK AKTIF ANGGOTA/ ORANG

MODAL SENDIRI RP.JUTA

MODAL LUAR

RP.JUTA VOLUME USAHA RP.JUTA S H U

1 KPRI 24 3 3.250 21.782 6.183 22.879 4.062 2 KUD 2 6 450 850 462 109 15 3 KSU 31 10 810 1.268 347 956 214 4 KOPANTREN 1 1 46 145 2 169 9 5 SEKUNDER 1 0 27 0 0 0 0 6 KOP. LAINNYA 117 27 8.356 17.324 4.372 12.216 1.976 Total 123 100 12.939 41.369 11.366 36.329 6.276

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan Tahun 2016

Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha semaksimal dan optimal mungkin untuk menekan jumlah ini denganpembinaan dan pelatihan perkoperasian dengan program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitifnya serta program pemberdayaan koperasi. Untuk Tahun 2015 persentase koperasi aktif 85,70 % sedangkan Tahun 2016 terealisasi 55% dengan capaian 100%.

Ini dikarenakan usaha Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha semaksimal dan optimal mungkin untuk menekan jumlah ini dengan pembinaan dan pelatihan perkoperasian dengan program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitifnya serta program pemberdayaan koperasi. Sesuai dengan mandat yang diterima Pemerintah Kabupaten Bintan di Bidang Koperasi dan UKM yaitu :

Meningkatkan peranan koperasi sebagai pelaku ekonomi kerakyatan yang bertumpu kepada mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis sumber daya alam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 166 166 (sda) dan sumber daya manusia (sdm) yang produktif;

Menumbuh kembangkan usaha kecil menengah melalui industri kecil dan dagang kecil dalam rangka menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja sejalan dengan asas ekonomi kerakyatan;

Meningkatkan sumber daya manusia (sdm) industri yang merupakan pelaku usaha yang berdaya saing;

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tentang hak dan kewajiban konsumen/ pelaku usaha;

Meningkatkan kinerja aparatur koperasi, ukm, perindustrian dan perdagangan dalam pelayanan kepada masyarakat.

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :  Persentase IKM bersertifikasi mutu produk

. Industri Kecil adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar. Jumlah Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bintan dapat dilihat di Tabel Berikut

DATA TABEL3.23 IKM AKTIF KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016

No. Kecamatan Jumlah Industri Nilai Investasi (Rp.) Jumlah Tenaga Kerja

1 Teluk Bintan 28 32,340,000 90

2 Seri Kuala Lobam 50 75,460,000 118

3 Bintan Utara 59 21,836,000 215

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 167 167 5 Bintan Timur 83 718,750,000 272 6 Bintan Pesisir 18 63,602,000 67 7 Mantang 30 106,722,000 62 8 Gunung Kijang 46 245,784,000 192 9 Toapaya 23 69,818,400 155 10 Tambelan 12 58,282,000 24 2016 371 1,971,000,000 1275

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan Tahun 2016

Dari data tabel diatas untuk Jumlah IKM Aktif pada akhir tahun 2016 sebanyak 371 unit jumlah industri Sedangkan untuk persentase IKM bersertifikasi mutu produk belum dapat dipenuhi dikarenakan defisit anggaransehingga

Persentase IKM bersertifikasi mutu produk untuk Tahun 2016 belum tercapai. Sasaran Strategis BERKEMBANGNYA INDUSTRI PENGOLAHAN DAN TERJAGANYA STABILITAS HARGA KEBUTUHAN POKOK belum tercapai sepenuhnya untuk Tahun 2016 untuk ketersediaan kebutuhan pokok tercapai, dan koperasi yang aktif tercapai untuk jumlah industri yang dapat mengembangkan industri pengolahan tercapai hanya Persentase Industri Kecil Menengah yang bersertifikasi mutu belum tercapai.

Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan:

a. Hampir semua proposal permohonan yang diajukan justru mengabaikan prosedur yang berlaku, diantaranya tidak adanya rekomendasi dari intansi terkait;

b. Terjadinya dilapangan adalah perubahan data misalnya adanya kelompok anggota yang telah pindah namun data yang diverifikasi belum begitu maksimal.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 168 168 a. Dianjurkan kepada TIM Verifikasi bantuan sosial, harus betul-betul

menyeleksi untuk calon penerima bantuan terutama data yang menyangkut tentang identitas koperasi dan kelompok.

b. Untuk meningkat akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan kelompok yang menerima bantuan sosial perlu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha koperasi dan kelompok.

Permasalahan :

a. Kelompok yang sudah terbentuk rata-rata masih kekurangan modal

b. Kurangnya pengetahuan kelompok dalam mengelola keuangan, pamasaran maupun kualitas dari produksi yang mereka hasilkan.

Solusi :

a. Perlu adanya dukungan untuk mendapatkan permodalan serta akses pemasaaran.

b. Adanya pelatihan pembukuan keuangan/ akuntansi, pelatihan tentang peningkatan mutu dan informasi pasar

Permasalahan :

a. Dana yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan oleh koperasi/UKM untuk kegiatan yang cukup beragam, tidak semuanya Koperasi/UKM menggunakan dana sesuai tujuan program bantuan Pemerintah dan rencana awal Koperasi/UKM bersangkutan.

b. Modal bukanlah satu-satunya faktor penghabat berkembangnya Koperasi/UKM, faktor-faktor lain yang juga menjadi penghambat berkembangnya Koperasi/UKM penerima bantuan adalah kualitas SDM, seleksi, perencanaan, pengawasan serta kebijakan Pemerintah.

c. Semua Koperasi/UKM yang mendapatkan bantuan dana, khususnya pinjaman dari Pemerintah ternyata belum mengembalikan dana tersebut secara total, meski sudah ada yang mencicil, namun cicilan tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan dana yang dipinjamkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 169 169 Solusi:

a. Pemerintah melakukan pembinaan berkesinambung agar koperasi/ UKM bisa mengembangkan usahanya sesuai dengan tujuan Pemerintah. Bentuk pembinaan yang dilakuak antara lain melalui pembinaan managemen, adminstrasi, kelembagaan, dan kewirausahaan terutama kepada koperasi/ UKM yang belum berhasil meningkatkan kinerjannya.

b. Perlu memperhatikan kondisi koperasi/UKM yang akan diberikan bantuan dan memilah-milah jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi/UKM dilapangan. Pola Top Down sudah tidak lagi diterapkan. Tidak Semua Koperasi/UKM membutuhkan bantuan yang sama. Oleh Karena itu, perlu dilakukan iventarisasi kebutuhan koperasi/UKM. Dengan demikian, diharapkan bantuan yang diberikan bisa tepat Sasaran.

c. Diharapkan juga harus memilah koperasi/ UKM yang perlu dibantu, tidak semua koperasi/ UKM harus dibantu. Sebagai contoh, koperasi/ UKM yang sudah maju dan memiliki managemen yang sudah baik lagi Dibantu secara finansial. Koperasi/ UKM seperti ini harus di dorong untuk mentranfer pengetahuan dan pengalamannya kepada koperasi yang belum maju.

Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perizinan

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : Indikator kinerja Target Realisa

si 2015

Realisasi 2016 %

Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD

1,251

962.04 US$ 76,90% %

Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 170 170  Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta

USD

Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten dituntut untuk mampu memecahkan berbagai permasalahan dan tantangan di daerah, dalam melayani/memenuhi kebutuhan masyarakat serta memajukan daerah melalui peningkatan kinerjanya. hal ini bertujuan untuk membuka dan mendorong peluang investasi di Kabupaten Bintan. Dalam rangka pemenuhan atas tuntutan itu, maka diperlukan pengembangan dan penetapan sistem serta prosedur kerja yang cepat, tepat, jelas dan nyata serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga penyelenggaraan tugas-tugas pada Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan harus bisa berlangsung secara berdayaguna dan berhasil guna. Hal ini dilakukan melalui

a) Penumbuhan Iklim ekonomi dan peningkatan investasi.

Semua kebijakan pembangunan daerah yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi. Untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi terlebih dahulu harus memiliki wawasan penumbuhan iklim usaha yang kondusif artinya program pembangunan daerah harus memiliki kontribusi positif terhadap tumbuhnya penanaman modal (investasi). Kebijaksanaan diarahkan terlebih dahulu mengatasi masalah kesempatan kerja dan peluang usaha dengan kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan iklim usaha investasi di berbagai sektor maka percepatan pertumbuhan ekonomi akan berjalan, semakin berkembang, dan ini akan berpengaruh kepada masyarakat, juga dengan terciptanya lapangan usaha dan lapangan kerja yang sejalan dengan asas ekonomi kerakyatan.

Pengembangan wilayah yang strategis dan berpotensi bagi penciptaan ekonomi juga perlu diwujudkan dalam kebijakan ini, artinya potensi daerah Kabupaten Bintan harus dapat dimanfaatkan dipersiapkan untuk mencari komoditas dan produk unggulan daerah, sehingga dapat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 171 171 meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan tersedianya peluang usaha dan kesempatan kerja, melalui promosi dan investasi serta dapat membangun citra Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investor yang menarik, aman dan nyaman.

b) Peningkatan Arus Informasi dan Pelayanan Kepada Pelaku Usaha / investor dengan potensi sumber daya daerah.

Strategi ini dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan pembinaan terhadap peningkatan kualitas pelayanan, pelaku usaha, investor dan masyarakat secara efektif dan efisien dalam pelayanan perizinan dan pengelolaan aktifitas melalui penyederhanaan system dan prosedur melalui pelayanan satu pintu.

c) Kebijakan peningkatan Kualitas Aparatur , Sarana dan Prasarana

Adalah sangat berperan dalam rangka penciptakan suasana yang kondusif untuk bekerja bagi jajaran Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja mewujudkan Misi.

Tabel 3.24

PERKEMBANGAN PMA DAN PMDN S/D TAHUN 2016

TAHUN 2015 N

o Status Jumlah

Investasi ( US$/Rp ) Tenaga Kerja Rencana Realisasi

1 PMA (US$) 199 1,483 962.04 US$

TKI : 11.631 TKA : 164 2 PMDN (Milyar Rp) 61 334.39 Rp. 475.257.923.6 85 TKI : 3.048 TKA : -

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 172 172 sudah memberikan konstribusi terhadap perkembangan tingkat perekonomian masyarakat baik lapisan bawah maupun menengah. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan perkembangan kawasan tersebut maka dibentuklah Kepres Nomor 19 tahun 2013 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bintan Bebas agar Bintan dapat diterapkan menjadi kawasan investasi kondusif dan menarik.

Untuk tahun 2016 ini perkembangan pada pertumbuhan investasi di Kabupaten cukup mengembirakan dengan munculnya pusat pertumbuhan investasi baru bidang pariwisata di wilayah Trikora Kecamatan gunung Kijang yang pada awalnya hanyalah merupakan kawasan pariwisata masyarakat lokal/ setempat dengan sarana/prasarana yang memadai. Dengan demikian, adanya peningkatan pada perkembangan investasi yakni pada masuknya Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) di wilayah Kabupaten Bintan selama 5 tahun terakhir sebanyak 199 PMA dan 61 PMDN, sehingga total keseluruhan perusahaan hingga Desember 2016 adalah 199 PMA dan 61 PMDN. (Lihat Tabel 6).

Dengan adanya perkembangan PMA dan PMDN di Kabupaten Bintan dapat meningkatkan jumlah investor dan nilai investasi yang masuk di Kabupaten Bintan makan Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD untuk Tahun 2016 tercapai dengan nilai investasi 962.04 US$. Untuk Meningkatkan jumlah investor dan nilai investasi yang masuk di Kabupaten Bintan dapat juga dilakukan melalui kegiatan Pameran / Expo dalam negeri Tahun 2016 yaitu :

1. Pameran MTQ di Tanjungpinang 2. Pameran Apkasi di Bandung

3. Pameran Publikasi di Kijang Kecamatan Bintan Timur.

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :  Lama proses perijinan

Lama Proses Perizinan adalah jangka waktu lamanya pembuatan perizinan. Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Penanaman Modal dan Promosi daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 173 173 Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal perizinan investasi dan perizinan non investasi yang berorientasi pada peningkatan daya saing dilakukan adalah melakukan pelayanan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan memberikan pelayanan terhadap 74 jenis layanan perizinan dan Non perizinan sesuai dengan PERBUP No. 5 Tahun 2016 Tentang Pelimpahan Wewenang Perizinan dan Non Perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan Sebagai Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Untuk Tahun 2016 jenis layanan perizinan yang dilakukan kurun waktu Januari sampai dengan Desember adalah sebanyak 33 jenis perizinan dengan jumlah izin yang dikeluarkan sebanyak 1.156 jumlah izin.

Pencapaian ini ini dilakukan melalui kegiatan peningkatan kualitas pelayanan perizinan investasi dan Kegiatan Optimalisasi Peran Badan Pengusahaan Kawasan Wilayah Bintan Kabupaten Bintan dan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Perizinan. Berikut tabel jenis perizinan dan jumlah yang telah dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2016.

Tabel 3.25

TABEL JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SERTA JUMLAH YANG DIKELUARKAN OLEH BPMPD TAHUN 2016

NO JENIS PERIZINAN JUMLAH YANG DIKELUARKAN

1 Izin Prinsip Penanaman Modal 19

2 Izin Usaha untuk berbagai sektor Usaha -

3 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal -

4 Izin Usaha Perluasan untuk berbagai sektor usaha -

5 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal 3

6 Izin Usaha Usaha Perubahan untuk berbagai sektor

usaha -

7 Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan Penanaman

Modal -

8 Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman

Modal untuk berbagai sektor usaha -

9 Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) 49

10 Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi ( SIUJK ) 32

11 Izin Undang - Undang Gangguan ( HO ) 210

12 Izin Usaha Ketenaga Listrikan -

13 Izin Penggalian 14 Izin Timbun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 174 174 15 Izin Pemanfaatan Air (SIPA)

16 Jasa Penyalur BBM 17 Izin Pangkalan Gas

18 Izin Penimbunan BBM -

19 Izin Usaha Kawasan Industri 1

20 Izin Perluasan Kawasan Industri -

21 Tanda Daftar Industri ( TDI ) -

22 Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) 215

23 Tanda Daftar Gudang ( TDG ) 17

24 Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) 154

25 Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) 44

26 Izin Tempat Usaha – Minuman Beralkohol 17

27 Tanda Daftar Usaha Daya Tarik Wisata

28 Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata -

29 Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Wisata - 30 Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata 1 31 Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman -

32 Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi 17

33

Tanda Daftar Usaha Penyelenggara Kegiatan

hiburan dan Rekreasi -

34 Tanda Daftar Usaha Penyelenggara pertemuan,

perjalanan insentif, konferensi dan pameran - 35 Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Pariwisata - 36 Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Pariwisata -

37 Tanda Daftar Usaha Jasa Pramuwisata -

38 Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta -

39 Tanda Daftar Usaha SPA -

40 Izin Memperkerjakan Tenaga Asing ( IMTA)

Perpanjangan 101

41 Izin Lembaga Pelatihan Kerja/Kursus

42 Izin Operasional Rumah Sakit Tipe D 4

43 Izin Klinik 1

44 Izin Praktek Bidan 62

45 Izin Praktek Perawat 108

46 Izin Tukang Gigi

47 Izin Operasional Pemberantasan Hama

48 Izin Apotek 12

49 Izin Toko Obat 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 175 175

51 Izin Pengobat Tradisional 16

52 Izin Air Minum Dalam Kemasan

53 Izin air minum isi ulang 5

54 Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (

P-IRT ) 20

55 Keterangan Sertifikasi Laik Sehat (tempat pengelolahan makanan,minuman/jasa boga,restoran dan rumah makan )

18

56 Izin Pangkalan Gas 13

57 Izin Trayek Angkutan Darat --

58 Izin Operasi Angkutan Darat -

59 Izin Usaha Pelayaran (SIUPP) -

60 Izin Operasi Perusahaan non Pelayaran (

SIOPNP ) -

61 Izin Usaha Perusahaan Pelayaran Rakyat (SIUPPER) -

62 Izin Kerja Refraksionis Optisen 1

63 Izin Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) -

64 Surat Izin Usaha Tally -

65 Surat Izin Usaha Depo Peti Kemas -

66 Penata Anastesi 1

67 Izin Praktek Dokter Hewan -

68 Izin Klinik Hewan -

69 Sertifikat Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga(PKRT) 5

70 Izin Perkebunan 1

71 Izin Usaha Perkebunan -

72 Persetujuan Prinsip -

73 Izin Lokasi (IL) 6

74 Izin Usaha Mikro Obat Tradisional 1

JUMLAH 1.156

Sasaran Strategis MENINGKATNYA REALISASI INVESTASI DAN PELAYANAN PERIZINAN dapat tercapai dengan adanya perkembangan PMA dan PMDN di Kabupaten Bintan dan adanya pelayanan perizinan di Kabupaten Bintan yang dilakukan secara pelayanan terpadu satu pintu sehingga dapat meningkatkan investasi dan dan pelayanan perizinan di Kabupaten Bintan.

Permasalahan dan solusi Permasalahan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 176 176 1. Masih adanya tim teknis perizinan yang masih duduk di OPD masing masing

sehingga membuat proses pelayanan agak terhambat. Solusi

1. Agar tim teknis yang masih duduk di OPD bergabung ke PTSP sehingga memudahkan pelayanan.

Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olah raga

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : Indikator kinerja Target Realisa

si 2015

Realisasi 2016 %

Persentase organisasi kepemudaan yang aktif

60% 50

60% 100%

Jumlah Prestasi Olah Raga Yang diraih

33% 43

33% 100%

Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :  Persentase organisasi kepemudaan yang aktif

Pemuda adalah warga negara Indonesia yang Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia berusia 16 (enam belas) sampai 30(tiga puluh) tahun.

Dalam masa Pembangunan sekarang peran strategis organisasi kepemudaan yang aktif sangat diharapkan sebagai :

1. Organisasi kepemudaan yang dapat memainkan peran strategis sebagai mitra Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional serta mengantisipasi dan menanggulangi perubahan dan perkembangan global;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2016 Bab 3 - 177 177 dan menjadi wahana memperkuat empati sosial serta memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah nasional dan internasional;

3. Organisasi Kepemudaan menjadi kawah candradimuka untuk menempa para pemuda sebagai kader-kader pemimpin bangsa pada masa kini dan masa yang akan datang;

4. Organisasi Kepemudaan menjadi sarana konglomerasi pemikiran, gagasan dalam upaya mencapai kemajuan bangsa;

5. Organisasi Kepemudaan dapat memanfaatkan KNPI sebagai wadah

Dokumen terkait