BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisis Data
4.2.3 Memberi Salam
Basa-basi memberi salam berfungsi untuk menyatakan rasa senang karena bertemu seseorang dan merupakan kategori dari basa-basi berbahasa. Kategori ini dianalisis berdasarkan wujud, penanda dan maksud tuturan basa-basi. Berikut adalah analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.
Ibrahim (1993:37)mengatakan bahwa basa-basi sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak masuk dalam klasifikasi acknowledgements. Acknowledgements merupakan
tuturan yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitra tutur atau dalam kasus-kasus di mana ujaran berfungsi secara formal, kehendak penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan sosial untuk mengekspresikan perasaan dan kepercayaan tertentu. Dengan demikian, sebuah tuturan dikatakan basa-basi memberi salam jika tuturan tersebut menimbulkan keuntungan berupa rasa senang dan dapat membentuk serta memelihara hubungan atau kontak antara penutur dengan mitra tutur.
Cuplikan tuturan 16
P: selamat pagi (C5) Mt : selamat pagi kanjeng P : mau penelitian lagi? Mt: iya kanjeng
P: oh. monggo dilajengaken
(konteks tuturan: tuturan terjadi di pelataran keraton ketika penutur berpapasan
dengan mitra tutur. Penutur memberis salam kepada mitra tutur sehingga mitra tutur pun merespons dan berjabat tangan dengan penutur. suasan tenang dan ramah)
Cuplikan tuturan 17
P : oh sudah datang, monggo (C6)
Mt : iya kanjeng, maaf mengganggu lagi pagi ini P : lha ini sudah siang mbak,hehe
Mt : hehehe, iya maksudnya siang kanjeng P : iya, gimana-gimana?
(konteks tuturan: tuturan terjadi di Parentahageng ruang kerja keraton. Sembari
berjabat tangan penutur memberi salam dengan candaan. Suasana ramah dan santai. Penutur menjabat tangan mitra tutur sembari memberi salam dengan beberapa candaan sebelum menerima maksud kedatangan mitra tutur)
Cuplikan tuturan 18
P : hallo, kok mlampah-mlampah mawon? (C7)
Mt : injih kanjeng, saking mlebet tepas Parentahageng wau P : oh, monggo-monggo
Mt: monggo kanjeng
(konteks tuturan: tuturan terjadi di pelataran keraton ketika penutur berapasan
dengan mitra tutur. Suasana ramah dan santai. Penutur menegur mittra tutur dengan salam sapaan, mitra tutur pun merespons dengan memberi salam balik. Setelah memberi salam sapaan penutur pun melanjutkan perjalananya)
Wujud basa-basi linguistik tuturan di atas berupa hasil transkrip tuturan lisan basa-basi antara keluarga kesultanan dan masyarakat di lingkungan keraton Yogyakarta yang memberi salam Berikut masing-masing wujud basa-basi linguistik tuturan yang memberi salam tersebut.
a. Tuturan (C5): “selamat pagi?”
b. Tuturan (C6): “oh sudah datang, monggo”
c. Tuturan (C7): “hallo, kok mlampah-mlampah mawon? 4.2.3.2 Wujud Basa-basi Nonlinguistik
Wujud basa-basi nonlinguistik tuturan yang memberi salam dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai basa-basi nonlinguistik masing-masing tuturan yang memberi salam.
Tuturan (C5): Penutur sedang duduk didalam ruang kerja dan di hampiri oleh mitra tutur. Mitra tutur memberi salam dan penutur pun merespons salam tersebut sembari mempersilahkan duduk dan menayakan keperluan mitra tutur.
Tuturan (C6): Sembari berjabat tangan penutur memberi salam dengan candaan. Penutur menjabat tangan mitra tutur sembari memberi salam dengan beberapa candaan sebelum menerima maksud kedatangan mitra tutur.
Tuturan (C7): Penutur berapasan dengan mitra tutur. Penutur menegur mitra tutur dengan salam sapaan, mitra tutur pun merespons dengan memberi salam balik. Setelah memberi salam sapaan penutur pun melanjutkan perjalanannya.
Penanda basa-basi linguistik tuturan yang memberi salam dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing penanda basa-basi linguistik tuturan yang memberi salam.
a. Tuturan (C5) dikatakan penutur dengan nada sedang ekspresi snang, tekanan sedang pada pengucapan tutuean selamat pagi, intonasi tanya, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis selamat.
b. Tuturan (C6) dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi senang, tekanan sedang pada pengucapan tuturan oh sudah datang, intonasi tanya, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis oh.
c. Tuturan (C7) dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedang pada pengucapan tuturan hello, intonasi tanya, sedangkan pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis hello.
4.2.3.4 Penanda Basa-basi Nonlinguistik
Penanda basa-basi nonlinguistik tuturan yang memberi salam dapat dilihat pula berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Adapun uraian konteks meliputi penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana. Berikut uraian konteks masing-masing tuturan yang memeberi salam.
Tuturan (C5) yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 10.00 WIB di pelataran keraton. Suasana di ruang tersebut tenang dan ramah. Saat itu ketika penutur berpapasan dengan mitra tutur. Penutur memberis salam kepada mitra
tutur sehingga mitra tutur pun merespons dan berjabat tangan dengan penutur. suasan tenang dan ramah. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga seorang laki-laki dan merupakan mahasiwa yang sedang melakukan penelitian di lingkungan Keraton
Tuturan (C6) yaitu tuturanterjadi pada pagi hari pukul 10.00 WIB di Parentahageng ruang kerja keraton. Sembari berjabat tangan penutur memberi salam dengan candaan. Suasana di ruangan tersebut ramah dan santai. Penutur menjabat tangan mitra tutur sembari memberi salam dengan beberapa candaan sebelum menerima maksud kedatangan mitra tutur. suasan tenang dan ramah. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga seorang laki-laki dan merupakan mahasiwa yang sedang melakukan penelitian di lingkungan keraton. Tuturan penutur merespons tuturan dari mitra tutur dengan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk menanggapi salam dari mitra tutur walaupun penutur sudah mengetahui maksud dari tuturan mitra tutur.
Tuturan (C7) yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 10.00 WIB di pelataran keraton. Ketika sedang berjalan di pelataran keraton penutur berapasan dengan mitra tutur. Suasana pada saat itu ramah dan santai. Penutur menegur mitra tutur dengan salam sapaan, mitra tutur pun merespons dengan memberi salam balik. Setelah memberi salam sapaan penutur pun melanjutkan perjalanannya. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga seorang laki-laki dan merupakan mahasiwa yang sedang melakukan penelitian di lingkungan keraton. Tuturan penutur merespons tuturan dari mitra
tutur dengan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk menanggapi salam dari mitra tutur walaupun penutur sudah mengetahui maksud dari tuturan mitra tutur.
4.2.3.5 Maksud Basa-basi Berbahasa yang Memberi Salam
Secara umum, maksud basa-basi berbahasa yang memberi salam yaitu penutursenang, menghormati, dan menyenangkan hati mitra tuturnya. berikut uraian masing-masing maksud dari tuturan yang memberi salam.
a. Tuturan (C5) memiliki maksud berupa rasa senang dan menghormati penutur kepada mitra tutur karena dapat bertemu kembali.
b. Tuturan (C6) memiliki maksud berupa rasa senang dan menghormati penutur kepada mitra tutur karena dapat bertemu kembali.
c. Tuturan (C7) memiliki maksud berupa rasa senang dan menghormati penutur kepada mitra tutur karena dapat bertemu kembali.