• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.5 Meminta

Basa-basi meminta berfungsi tuturan untuk mengekpresikan harapan baik ketika sesuatu yang berhubungan dengan masa depan sesorang akan terjadi dan merupakan kategori dari basa-basi berbahasa. Kategori ini dianalisis berdasarkan wujud , penanda dan maksud tuturan basa-basi. Berikut adalah analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.

Jakobson dalam tesis Waridin (2008:15) mendefinisikan bahwa basa-basi adalah tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau memutuskan komunikasi untuk memastikan berfungsinya saluran komunikasi dan untuk menarik perhatian lawan bicara atau menjaga agar kawan bicara tetap memperhatikan. Dengan demikian, sebuah tuturan dikatakan basa-basi memintai jika tuturan tersebut menimbulkan keuntungan berupa rasa dihargai dan dapat

memastikan berfungsinya komunikasi untuk menarik perhatian mitra tutur agar tetap memperhatikan penutur.

Cuplikan tuturan 23

P : silahkan duduk di sini (E1) Mt : injih kanjeng, matur swun P : apa yang bisa saya bantu?

Mt : niki kanjeng bade tangklet-tangklet kaitanipun basa bagongan kanjeng

(konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika

penutur telah selasai berbicara dengan mitra tutur lainya. Suasana santai dan ramah. Penutur memanggil mitra tutur dan mempersilahkan duduk mitra tutur dengan menujuk kursi menggunakan ibu jari. Mitra tutur pun maju dan duduk di di depan meja penutur)

Cuplikan tuturan 24

P : kinten-kinten saget mboten menawi tugas mekaten? (E2) Mt : insyaallah saget kanjeng

(konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika

penutur sedang bercakap dengan mitra tutur. Suasana tenang dan santai. Penutur menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur untuk meminta bantuan dari mitra tutur)

Cuplikan tuturan 25

P: injih mekaten, menika sak lajengipun kula caosi perso njih? (E3) Mt : injih kanjeng, matur suwun

(konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika

penutur sedang menjelaskan rencana kerja kepada mitra tutur. Suasana tenang dan santai. Penutur menyerahkan semua tugas kepada mitra tutur dan mempercayai mitra tutur. Selanjutnya penutur meminta laporan untuk seterusnya)

4.2.5.1 Wujud Basa-basi Linguistik

Wujud basa-basi linguistik tuturan di atas berupa hasil transkrip tuturan lisan basa-basi antara keluarga kesultanan dan masyarakat di lingkungan keraton Yogyakarta yang meminta. Berikut masing-masing wujud basa-basi linguistik tuturan yang meminta tersebut.

a. Tuturan (E1): “silahkan duduk di sini

c. Tuturan (E3): “injih mekaten, menika sak lajengipun kula caosi perso

njih?”

4.2.5.2 Wujud Basa-basi Nonlinguistik

Wujud basa-basi nonlinguistik tuturan yang memberi salam dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai basa-basi nonlinguistik masing-masing tuturan yang memberi salam.

Tuturan (E1) Penutur telah selasai berbicara dengan mitra tutur lainya. Penutur memanggil mitra tutur dan mempersilakan duduk mitra tutur dengan menujuk kursi menggunakan ibu jari. Mitra tutur pun maju dan duduk di depan meja penutur

Tuturan (E2): Penutur sedang bercakap dengan mitra tutur. Penutur menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur untuk meminta bantuan dari mitra tutur.

Tuturan (E3): Penutur sedang menjelaskan rencana kerja kepada mitra tutur. Penutur menyerahkan semua tugas kepada mitra tutur dan mempercayai mitra tutur. Selanjutnya penutur meminta laporan untuk seterusnya.

4.2.3.3Penanda Basa-basi Linguistik

Penanda basa-basi linguistik tuturan yang meminta dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing penanda basa-basi linguistik tuturan yang meminta.

a. Tuturan (E1) dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedangpada pengucapan tuturan silahkan duduk, intonasi perintah,

serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata tidak baku silahkan.

b. Tuturan (E2) dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedang pengucapan tuturan kinten-kinten saget mboten, intonasi tanya,

c. Tuturan (E3) dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedangsak lajengipun kula caosi perso njih?, intonasi tanya, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis sak dan njih

4.2.5.4 Penanda Basa-basi Nonlinguistik

Penanda basa-basi nonlinguistik tuturan yang meminta dapat dilihat pula berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Adapun uraian konteks meliputi penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana. Berikut uraian konteks masing- masing tuturan yang meminta.

Tuturan (E1) yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 09.15 WIB di Dwarapura ruang kerja keraton. Suasana di ruangan tersebut santai dan ramah. Saat itu penutur telah selesai berbicara dengan mitra tutur lainya. Penutur memanggil mitra tutur dan mempersilakan duduk mitra tutur dengan menujuk kursi menggunakan ibu jari. Mitra tutur maju dan duduk di depan meja penutur. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan merupakan masyarakat lingkungan keraton. Tuturan penutur menggunakan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk menghormati mitra tutur yang baru saja datang

menemui penutur. Adapun tuturan penutur ditegaskan dengan kinestetik penutur dengan mengacungkan ibu jari tanda mempersilahkan.

Tuturan (E2) yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 09.15 WIB di Dwarapura ruang kerja keraton. Suasana di ruang tersebut ramah dan santai.Tuturan terjadi ruang kerja keraton ketika penutur sedang bercakap dengan mitra tutur. Penutur menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur untuk meminta bantuan dari mitra tutur. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga merupakan laki-laki dan merupakan masyarakat skitar lingkungan keraton yang sedang di minta untuk membantu pekerjaan keraton. Tuturan penutur menggunakan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk menghormati mitra tutur yang baru saja datang menemui penutur.

Tuturan (E3) yaitu tuturan terjadi pagi hari 09.15 WIB di Dwarapura ketika penutur sedang berbincang dengan mitra tutur. Suasana di ruang tersebut tenang dan santai. Tuturan terjadi ruang kerja keraton ketika penutur sedang menjelaskan rencana kerja kepada mitra tutur. Penutur menyerahkan semua tugas kepada mitra tutur dan mempercayai mitra tutur. Selanjutnya penutur meminta laporan untuk seterusnya. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga merupakan laki-laki dan merupakan masyarakat skitar lingkungan keraton yang sedang di minta untuk membantu pekerjaan keraton. Tuturan penutur menggunakan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk menghormati mitra tutur yang baru saja datang menemui penutur.

Secara umum, maksud basa-basi berbahasa yang meminta yaitu penutur, menghormati, dan menyenangkan hati mitra tuturnya. Berikut uraian masing- masing maksud dari tuturan yang memberi salam.

a. Tuturan (E1) memiliki maksud berupa rasa menghormati penutur kepada mitra tutur untuk mempersilahkan duduk

b. Tuturan (E2) memiliki maksud berupa rasa menghormati penutur kepada mitra tutur atas apa yang akan dilakukan mitra tutur.

c. Tuturan (E3) memiliki maksud berupa rasa senang dan menghormati penutur kepada mitra tuturatas penjelasan atau pemberitahuan yang ingin diketahui penutur.

Dokumen terkait