Setelah melakukan analisis serta perencanaan, maka tahap selanjutnya dari pelatihan dan pengembangan adalah melaksanakannya. Terdapat dua metode yang bisa di pilih salah satu atau keduanya., yaitu metode On The Job Training dan
Off The Job Training . Metode On the Job Training adalah
melakukan pelatihan di tempat kerja dan dilaksanakan sambil bekerja pada waktu regular. Sementara itu metode Off the job Training adalah melakukan pelatihan yang dilaksanakan di tempat terpisah atau di luar tempat kerja serta di luar waktu regular.
Metode On The Job Training
Kategori metode on the job terdiri dari dua jenis, yaitu :
Informal on the job Training dan formal the Job Training.
Dalam metode Informal ini tidak tersedia pelatih secara khusus. Peserta pelatihan harus memperhatikan dan mencontoh pekerja lain yang sedang bekerja untuk kemudian melakukan pekerjaan tersebut sendiri. Sementara itu untuk Formal on the job, peserta mempunyai pembimbing khusus. Pembimbing tersebut sambil
104
melaksanakan tugasnya, diberi tugas tambahan untuk membimbing peserta pelatihan yang bekerja di tempat kerjanya. Terdapat beberapa manfaat bila menggunakan metode on the
job training yaitu; karyawan melakukan pekerjaan yang
sesungguhnya, bukan tugas yang disimulasikan, mendapat instruksi dari karyawan senior berpengalaman yang telah melaksanakan tugas dengan baik, pelatihan dilaksanakan di dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya, dalam kondisi normal tanpa membutuhkan fasilitas pelatihan khusus.
Selain itu metode ini bersifat informal, tidak mahal, dan mudah dijadwalkan. Metode ini juga dapat menciptakan hubungan kerjasama langsung antara karyawan dan pelatih serta materi pelatihan sangat relevan dengan pekerjaan dan membantu memotivasi kinerja tinggi Namun terdapat pula beberapa kelemahan dari metode on the job Training. Karena dilakukan di tempat kerja dan sambil bekerja, maka seringkali motivasi pelatih kurang untuk melatih. pelatih kurang memiliki kemampuan melatih orang lain agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalah lainnya adalah pelatih kurang memiliki waktu yang cukup untuk melatih dan kemudian menghapus bagian yang penting dalam proses pelatihan.
Metode Off The Job Training
Metode Off the job Training adalah pelatihan yang dilaksanakan terpisah, di luar tempat kerja dan di luar waktu regular. Yang termasuk dalam metode ini adalah simulasi, sensitivitas , outbond , presentasi informasi dan kursus formal.
105
Dilakukan dengan cara menggunakan alat atau mesin dalam kondisi lingkungan yang dibuat sama dengan sebenarnya. Simulasi mengacu pada materi yang berupaya menciptakan lingkungan pengambilan keputusan yang realistik bagi pelatih. Adapun macam dari metode simulasi adalah studi kasus (case study) , yaitu penyajian tertulis dan naratif serangkaian fakta dari permasalahan yang dinamis dan dipecahkan oleh peserta pelatihan. Pelatih yang menggunakan metode ini hendaknya tidak mendominasi diskusi, memberi kesempatan pada beberapa peserta pelatihan untuk mendominasi diskusi dan mengarahkan diskusi ke arah solusi yang disukainya.
Studi kasus dilakukan dengan cara peserta diminta untuk membahas masalah/kasus tertentu dalam organisasi. Pembahasan bisa tertulis ataupun lisan dan biasanya diambil dari kasus nyata. Sasaran yang ingin dicapai metode studi
kasus ini ialah karyawan mampu menemukan masalah dari
suatu kasus, memiliki kemampuan untuk memisahkan fakta yang penting dari yang tidak penting serta mampu menganalisis pokok masalah dan menggunakan logika untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam fakta yang pada akhirnya adalah menemukan berbagai cara untuk memecahkan masalah.
Metode lain yang termasuk dalam simulasi ini adalah bermain peran ( Role playing). Tujuan pokok bermain peran adalah menganalisis masalah antar pribadi dan memupuk keahlian hubungan manusia. Bermain peran lazim digunakan untuk mengasah kecakapan wawancara, negosiasi, konseling, pendisplinan, penjualan dan tugas pekerjaan lain yang melibatkan komunikasi antar pribadi. Peserta diharapkan memiliki pemahaman pada situasi tertentu dan kondisi tertentu pula, melalui pengalihan peran dan pengalaman.
106
Pelatihan juga dapat dilakukan dengan metode permainan bisnis
(business game) Permainan dalam bisnis adalah bentuk latihan simulasi yang dilakukan dalam kelas. Pengorganisasian para peserta nya dilakukan dengan membagi peserta dalam tim yang bertugas secara kompetitif memecahkan masalah tertentu dari suatu organisasi tiruan. Dengan membandingkan kualitas keputusan pemecahan masalah dan kualitas diskusi yang berlangsung. Sasaran yang ingin dicapai dari metode ini adalah kemampuan untuk mengambil keputusan bersama atau keputusan yang integral
Pelatihan beranda (Vestibule Training) juga dapat dilaksanakan pada situasi dan kondisi teretntu. Vestibule Training adalah metode pelatihan yang digunakan untuk menggambarkan pelatihan dalam sebuah ruang kelas bagi pekerjaan klerikal atau semi ahli. Metode ini tepat untuk keadaan dimana karyawan yang dilatih banyak (untuk jenis pekerjaan yang sama). Penekanan metode ini cenderung pada belajar dibandingkan dengan aktifitas produksi. Pelatihan ini biasanya dipakai untuk melatih klerk, teller bank, operator mesin, juru ketik dan pekerja sejenis. Peserta bisa menggunakan alat atau mesin yang digunakan di tempat kerjanya nanti dengan dibimbing oleh pelatih khusus.
Dengan metode ini, organisasi bisa menghindar dari kerugian karena terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh peserta. Peserta juga terhindar dari tekanan dan kebingungan dealam bekerja sehingga berkosentrasi pada materi, sehingga diharapkan organisasi dapat memperoleh tingkat kemahiran tertentu dengan lebih cepat. Metode terakhir yaitu Laboratory
Training dilaksanakan dengan cara peserta dibawa ke dalam
107
sendiri tentang suatu keadaan atau peran sehingga pelatihan dapat lebih mantap dan lebih berkesan.
Metode Sensitivitas
Metode pelatihan sensitivitas adalah metode pelatihan untuk meningkatkan sensitivitas antar pribadi dengan menuntut diskusi yang terbuka dan jujur tentang perasaan, sikap dan perilaku peserta pelatihan. Partisipasi dalam pelatihan ini didorong agar memberitahukan kepada peserta lainnya secara jujur bagaimana perilakunya di mata orang lain dan perasaan orang lain terhadap perilaku nya. Tujuan pelatihan sensitivitas ialah ; agar karyawan menjadi kompeten dalam hubungan pribadi seseorang, mengetahui lebih banyak tentang dirinya sebagai pribadi, mengetahui bagaimana orang lain bereaksi serta mengetahui dinamika formasi kelompok.
Dalam pelaksanaanya, metode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: Tahap T-grouping, yang berisi tata cara pengorganisasian peserta pelatihan. Para peserta dibagi ke dalam kelompok kecil 8-12 orang untuk melakukan pertemuan terus-menerus secara tatap muka selama kurang lebih 2 minggu.
Tahap Exercise merupakan lanjutan dari tahap ini yaitu
penerapan teknik yang biasa digunakan dalam diskusi pada pertemuan yang dilakukan dalam T-group. Teknik tersebut antara lain ; in basket, panel discussion, business game, leaderless group, intergroup competitive exercises, role playing dan case study. Tahap terakhir yaitu Tahap Theory Session , digunakan untuk menjelaskan secara teoritis dan konseptual apa yang terjadi selama kegiatan T-grouping dan exercise. Selama theory session kepada peserta dijelaskan konsep, prinsip dan teori perilaku manusia serta perilaku organisasi.
108
Metode Outbond
Metode pelatihan alam (Outbond) terbuka adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan program pengembangan manajemen dan eksekutif yang berlangsung di alam terbuka yang meliputi pendakian gunung, pelayaran, berkano, arung jeram, sepeda gunung, dan lain-lain. Tujuan pelatihan alam terbuka bukanlah pengembangan keahlian teknis namun lebih pada pengembangan dan pengasahan keahlian antar pribadi seperti : keyakinan diri, penghargaan diri, kerja tim, penetapan tujuan dan kepercayaan.
Metode Presentasi Informasi
Merupakan metode pengembangan yang berupa penyampaian informasi terkait hal-hal yang akan dikembangkan. Adapun macam penyampaian yang digunakan antara lain; lecture, conference, transactional analysis, video presentation dan programmed instruction. Metode kuliah (Lecture) adalah penyajian informasi secara lisan dari pelatih yang diucapkan secara ilmiah untuk tujuan pengajaran dan kuliah merupakan pelatihan yang paling umum. Cara ini bersifat teori dan dapat menampung peserta dalam jumlah yang besar.
Sementara seminar (Conference) dilakukan secara kelompok, berisi diskusi yang diawasi oleh evaluator. Setelah diskusi selesai, evaluator menilai dan mengukur keseluruhan diskusi yang telah dilakukan perserta. Metode berikutnya adalah analisa transaksi (Transactional Analysis) yaitu Peserta dibimbing untuk menganalisis hubungan antar pribadi dan memahami tiga keadaan ego manusia, yaitu ; ego orang tua, ego anak dan ego orang dewasa. Keadaan ego orang tua cenderung
109
mempertimbangkan, merendahkan dan menghukum, keadaan ego anak, ada yang berjiwa bebas, kreatif, dan spontan, sangat pemberontak atau sangat penurut. Ego orang dewasa berkaitan dengan kenyataan yang sedang dihadapi, mendengar pikiran terbuka dan menyatakan opini secara singkat, aktif terlibat memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi, serta pengambilan keputusan rasional
Selanjutnya metode presentasi video (Video Presentation) dilakukan dengan cara penyampaian informasi
melalui video interaktif dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat melihat kembali apa yang telah dilakukannya, untuk dijadikan bahan pelajaran dan penyempurnaan. Seementara itu instruksi terprogram ( Programmed Instruction) dilakukan dengan cara presentasi informasi yang sudah menggunakan pola terprogram.
Metode Kursus Formal
Metode off the job dengan cara karyawan mengikuti kursus di luar agar mampu menambah keahliannya. Metode ini tidak selalu berhasil karena tergantung dari karyawan itu sendiri.
110