• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

2. Memilih Tokoh Cerit a

Kekuat an sebuah cerit a ant ara lain t erlet ak pada bagaimana karakt er t okoh dimunculkan di dalamnya. Semakin sempurna karakt er t okoh dit ampilkan, semakin menarik cerit a it u disimak. Semakin j elas pembawaan karakt er t okoh, semakin mudah cerit a t ersebut diikut i. Pembawaan karakt er t okoh yang mendekat i “ kesepert ihidupan”

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

24

memudahkan pendengar memahami cerit a sekaligus membuat cerit a t ersebut t ampak lebih hidup.

Karakt er cerit a mengacu pada dua pengert ian, yakni t okoh-t okoh cerit a yang dit ampilkan, dan sif at t okoh yang meliput i sikap, ket ert arikan, keinginan, emosi dan prinsip moral yang dimiliki t okoh.

Agar dapat menampilkan t okoh cerit a guru t erlebih dahulu harus dapat menghayat i sif at -sif at t okoh dan memahami relevansi ant ara nama dan sif at -sif at yang dimilikinya. Menghayat i berart i mengert i dan mengandaikan diri sebagai t okoh. Guru dalam hal ini, dit unt ut mampu menghayat i bagaimana menj adi t okoh j ahat dan bagaimana menj adi t okoh baik. Ket ika memerankan dialog t okokh-t okoh t ersebut , guru diharapkan dapat menghayat i bagaimana perasaan dan emosi t okoh pada saat berdialog.

Menghayat i karakt er t okoh j uga berart i menghayat i hal-hal yang dirasakan, dipikirkan, dan diinginkan t okoh-t okoh t ersebut . Dalam cerit a “ Bawang Maerah Bawang Put ih” misalnya, guru dit unt ut menghayat i set idaknya 4 karakt er, yakni (1) Bawang Put ih yag t ert indas, pasrah, dan penuh rasa t akut , (2) Bawang Merah yang mudah cemburu, mudah khawat ir, dan emosional, (3) Ibu t iri yang keras, mudah marah, dan cenderung kej am dan (4) Nenek yang seram, keras namun baik hat i. Dengan penghayat an yang baik, guru akan dapat membawakan dialog dengan baik ket ika Bawang Put ih menyadari dan melaporkan pada ibunya kalau baj u ibu t irinya it u t erhanyut ke sungai.

Walaupun cerit a anak dimaksudkan unt uk konsumsi anak, bukan berart i guru sebagai orang dewasa meremehkannya. Just ru karena imaj inasi anak TK sedang berkembang dan kemampuan mencerna nilai-nilai moral mereka baru t umbuh it ulah, maka guru dit unt ut dapat memberikan pelaj aran bagaimana merasakan penderit aan, kemarahan, ket akut an, kegembiraan dan ket ulusan orang lain. Hal it u t idak akan t ercapai apabila guru t idak berusaha menghayat i karakt er t okoh cerit a.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

25 Penghayat an menent ukan karakt erist ik suara para t okoh, dan karakt erist ik suara t ersebut mempengaruhi int erpret asi dan pemahaman anak sebagai pendengarnya. Karakt er t okoh memiliki karakt erist ik suara yang mudah dikenali. Emosi, perasaan, dan perilaku t okoh t erekspresikan dalam nada, volume, int onasi dan warna suaranya, begit u pula sebaliknya. Dari sinilah penghayat an t erhadap karakt er suara menj adi sebuah keharusan. Tanpa penghayat an, guru t idak dapat t ampil prima.

Karakt er t okoh, kait annya dengan karakt erist ik suara, mungkin dapat dipilah menj adi beberapa kat egori:

a.

Karakt er berdasarkan j enis kelamin. Guru harus dapat membedakan

bagaimana karakt er t okoh laki-laki dan perempuan, t ermasuk karakt erist ik suara ant ara t okoh laki-laki dan perempuan.

b. Karakt er t okoh berdasarkan usia. Karakt er anak-anak berbeda dengan karakt er remaj a, dan berbeda pula dengan karakt er orang dewasa. Dengan lat ar belakang penget ahuannya, guru akan dapat membuat pembedaan karakt erist ik suara berdasarkan penghayat annya t erhadap t okoh anak-anak, remaj a dan dewasa.

c. Karakt er t okoh berdasarkan sif at . Sepert i halnya dunia nyat a, dalam cerit a pun dikenal adanya t okoh j ahat dan baik. Tokoh baik dalam dongeng umumnya memiliki sif at sabar, pemaaf , j uj ur, mengalah, dan t okoh j ahat memiliki sif at rakus, t amak, suka menipu, pendengki, pemarah, dan emosional. Tokoh baik dalam cerit a modern umumnya memiliki sif at pemberani, cerdas, gigih, dan sport if . Perbedaan ini harus dimengert i guru, supaya t idak t erperangkap pada int erpret asi yang menyamarat akan.

d. Karakt er t okoh berdasarkan kondisi emosi. Pada saat t ert ent u, dalam perist iwa cerit a, t okoh mengalami perasaan dan emosi, sepet i t akut , marah, sedih, senang, menyesal, mengasihani, dan menyayangi. Emosi dan perasaan t ersebut memerlukan penghayat an sehingga guru sebagai pencerit a dapat “ memberit ahukannya” kepada anak melalui kat a-kat a t okohnya. Guru harus dapat merasakan ket erbat a-bat aan t okoh, ket erisakan, kekasaran, kepasrahan, dan kekalut anna sehingga apa yang diucapkan t okoh melalui guru dapat menghayut kan emosi anak, dan menggugah perasaan mereka.

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

26

Karakt er t okoh ceit a anak adakalanya dibuat lebih adapt if dan mudah mengalami perubahan sif at . Tokoh yang semula berlaku salah, misalnya, akhirnya menyesal. Perubahan sif at t okoh cerit a t ersebut umumnya mengarah ke posit if , dan t idak sebaliknya. Hal it u t idak t erlepas dari f ungsi didakt ik cerit a anak. Perubahan sif at ini umumnya dicerit akan langsung oleh pengarang, dalam beberapa kalimat t erakhir. Cerit a yang memiliki cirri demikian di ant aranya, “ Dongeng Hart a Benda Terpendam” dari Bali. Dalam cerit a t ersebut t okoh ant agonis yang berwat ak malas dan rakus, t iba-t iba sadar dan berubah menj adi baik.

Walaupun karakt er t okoh dalam cerit a anak umumnya dicerit akan secara analit ik (diberit ahukan langsung kepada pendengar), bukan berart i apa yang dikat akan t okoh menj adi t idak pent ing. Apa yang diucapkan t okoh dan bagaimana cara bert ut ur harus mendukung karakt er t okoh t ersebut . Jangan guru bercerit a dengan gaya monot on dan t idak ada pembedaan karakt er t okoh sehingga anak dibuat bingung, t okoh siapa yang sedang berbicara. Apabila guru t idak dapat menghayat i karakt er t okoh, cerit a yang disaj ikan j ust ru akan t idak menarik, oleh karena it u dapat menghambat minat anak.

a. Menirukan Bunyi dan Karakter Suara

Yang dimaksud dengan bunyi dalam t ulisan ini adalah bunyi esensial yang t idak memiliki makna secara linguist ik. Bunyi binat ang yang dikenal dengan onomot ope, bunyi benda j at uh, bunyi ledakan, dan bunyi t abrakan dikat egorikan sebagai “ bunyi” dalam art i ini. Bunyi- bunyi it u memberikan gambaran sebuah perist iwa, memberikan inf ormasi t okoh f abel apa yang sedang berbicara, dan bagaimana t okoh memulai berbicara. Bunyi-bunyian it u harus dihadirkan dalam cerit a, karena membuat cerit a semankin dramat is dan menarik. Bandingkan cont oh berikut :

1) Cerit a t anpa unsur bunyi

Anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin j auh ke huj an. Tiba-t iba dat anglah pak harimau….

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

27 2) Cerit a dengan unsur bunyi

“ t ek…kot ek…. kot ek” , anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin masuk ke hut an. Tiba-t iba ….

“ Krusek. . krusek…haummmm…haummm” , dat anglah pak harimau.

Dari ilust rasi it u t erlihat , cerit a dengan unsur bunyi lebih memberikan gambaran perist iwa yang t erj adi daripada cerit a t anpa bunyi. Bunyi “ kot ek” menunj ukkan akt ivit as t okoh anak ayam yang sedang mencari induknya. Selain it u, suara di balik semak “ krusek…kr usek” , menimbulkan ket egangan t ersendiri bagi anak. Demikian j uga dengan suara auman harimau. Pemenggalan kat a t iba-t iba membuat suasana cerit a semakin dramat is. Hal ini merupakan salah sat u kekuat an cerit a guru, karena dengan demikian, imaj inasi anak akan lebih berkembang. Bunyi suara binat ang yang minimal harus dapat diperagakan guru, ant ara lain adalah:

Bunyi cicit t ikus (cit . . cit . . cit )

Bunyi kokok ayam j ant an (kukuruyuk, kongkorongok, dsb)

Bunyi kot ek anak ayam (pet ek-pet ek, kot ek-kot ek, t ek-t ek, dsb)

Bunyi ringkik kuda (hikk…hikk…hikk)

Bunyi desis ular (zzzzz…. zzzzz)

Bunyi embik kambing (embek…. embek…)

Bunyi salak anj ing (guk…guk…guk! )

Bunyi meongan kucing (meong…meong. . )

Bunyi kerik j engkering (krik-krik-krik…. )

Bunyi lenguh sapi (emoooh…at au moooh)

Bunyi korek kat ak (t eot t eblung …t eot . . t eblung)

Dokumen terkait