• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cocokkanlah j awaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes 1 yang t erdapat di bagian akhir modul ini. Hit unglan j awaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini unt uk menget ahui t ingkat penguasaan Anda t erhadap mat eri pokok 1.

Rumus:

�����������������= �����ℎ����������������

5 � 100%

Art i t ingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila Anda mencapai t ingkat penguasaan 80% at au lebih, Anda dapat meneruskan dengan Mat eri Pokok 2. Apabila penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Mat eri Pokok 1, t erut ama bagian yang belum Anda kuasai.

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013 18

MATERI POKOK 2

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DALAM BERCERITA

A. INDIKATOR KEBERHASILAN

Pesert a mampu menj elaskan pengembangan kreat ivit as dalam bercerit a.

B. URAIAN MATERI

Bercerit a bermanf aat unt uk mendorong anak-anak agar mau mendengarkan dan menunj ukkan kemampuannya menggunakan bahasa lisan. Selain it u, cerit a j uga merupakan cara yang menyenangkan unt uk menyebarluaskan sast ra t radisional dan cerit a di masa lalu (Nelson, 1999).

Karena pent ingnya kegiat an mendongeng, dan kegiat an t ersebut perlu dilakukan secara menarik maka mendongeng harus dilaksanakan dengan langkah-langkah t ert ent u.

1.Memilah dan Memilih Materi Cerita

Diant ara berbagai j enis cerit a, cerit a t ent ang pengalaman seseorang dan cerit a t radisional merupakan sumber cerit a t erbaik unt uk anak-anak. Cerit a t ent ang “ Kancil dan Buaya” at au “ Kera dan Kura-Kura” merupakan dongeng t radisional unt uk anak-anak yang melegenda sepanj ang masa. Meskipun demikian, t idak ada salahnya guru mencri mat eri yang lain, sepanj ang mat eri t ersebut sesuai unt uk anak-anak.

Hal pert ama yang perlu dilakukan adalah memilih j udul yang menarik dan mudah diingat . Judul merupakan elemen cerit a yang pert ama kali diingat daripada kalimat -kalimat dalam cerit a. Melalui j udul, pendengar at au pembaca akan memanf aat kan lat ar belakang penget ahuan unt uk

memproses isi cerit a secara t op down. Hal it u digunakan unt uk

pemahaman unit bahasa yang lebih besar, dan hal t ersebut membant u pemahaman dan penyimpanan secara menyeluruh.

Set elah menemukan j udul yang t epat guru baru menemukan mat eri cerit a yang unik. Unt uk it u diperlukan kegiat an memilah dan memilih bahan. Karena begit u banyaknya bahan cerit a yang t ersedia di sekit ar kit a, maka kegiat an menyeleksi menj adi bagian pent ing unt uk dilakukan. Guru dapat melakukan kegiat an sebagai berikut :

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

19

a.

Mencari sumber cerit a yang sebanyak-banyaknya, baik sumber visual

berupa buku, sumber audial berupa dongeng dari mulut ke mulut dan cerit a radio, maupun sumber audio-visual berupa cerit a di t elevisi, video maupun f ilm.

b. Cat at dan urut kan cerit a-cerit a t ersebut dalam sebuah f i l e cerit a. Kegiat an Ini dapat dilakukan dengan menggunakan kart u at au dengan menggunakan lembar not e-book lepas. Tulis dalam f i l e t ersebut j udul cerit a dan nama penulis.

c. Pilahlah dongeng berdasarkan analisis Anda, unt uk usia berapa kira-kira cerit a t ersebut . Lakukan pembacaan sekilas unt uk menent ukan hal t ersebut . Jika belum yakin, lakukan sekali lagi. Tulis hasil pemilahan t ersebut pada f ile. Dengan demikian akan diperoleh ident it as cerit a yang t erkat egorisasikan berdasarkan kesesuian cerit a dengan pendengarnya, sepert i cerit a unt uk anak usia 3 t ahun, 4 t ahun, 5 t ahun, 6 t ahun dan set eusnya. Kat egorisasi j uga dapat dilakukan berdasarkan t ingkat pendidikan, sepert i cerit a A (unt uk Kelompok Bermain), cerit a B (unt uk TK A), cerit a C ( unt uk TK B), dan set erusnya. d. Ident if ikasikan mat eri pendukung yang dapat diusahakan guru sepert i

boneka, wayang, musik, at au cerit a pendukung lain t ermasuk t empat unt uk merekam respon anecdot al dan ide-ide unt uk kegiat an bercerit a yang akan dat ang.

1) Jenis Cerit a

Berdasarkan kesesuaian dengan program kegiat an pembelaj aran di Taman Kanak-Kanak, cerit a dapat digolongkan menj adi t iga, yakni cerit a unt uk program int i, cerit a unt uk program pembuka dan penut up, dan cerit a unt uk t uj uan rekreasi pada akhir program. Hal-hal yang perlu dilakukan unt uk memilih cerit a yang akan disuguhkan kepada siswa adalah sebagai berikut :

a) Ambil f ile cerit a sesuai kat egorisasi yang t elah dibuat guru. Baca kembali cerit a demi cerit a, amat i j enis cerit a dan kebaruan cerit a, sert a kemungkinan sesuai t idaknya cerit a t ersebut dengan minat anak-anak

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

20

b) Pilih j enis cerit a yang guru inginkan sesuai dengan t uj uan dan wakt u pembelaj aran at au program kegiat an yakni;

Pilih cerit a t ert ent u unt uk mat eri pembelaj aran yang

t erint egrasi dengan t ema t ert ent u. Cerit a-cerit a yang t ermasuk dalam kat egori ini adalah cerit a ilmiah popular unt uk anak-anak; “ Wort el dan Bayam” . “ Pemilihan Raj a Burung” . Cerit a semacam ini, sesuai unt uk mendampingi program int i dalam RKH dan perlu diberikan pada anak 2 hingga 3 kali dalam sat u minggu.

Pilih cerit a unt uk pembent ukan perilaku. Cerit a at au dongeng dengan t ema t radisional , sepert i “ Lomba Lari (Kancil dan Siput )” melalui cerit a ini anak belaj ar t ent ang kebaikan, kej uj uran, kecerdikan, kerj asama, dan belaj ar mengendalikan kesombongan, rasa bangga diri, dan sif at t amak. Apa yang dilakukan dan diderit a t okoh akan dicerna dan disimpan dalam benak anak selama hidupnya sebagai sebuah pelaj aran at au penguat an.

Cerit a unt uk penyegaran hiburan, hiburan, namun t et ap

memperhat ikan nilai-nilai budi pekert i luhur digolongkan sebagai cerit a dengan bobot ringan. Yang t ermasuk dalam kelompok ini adalah dongeng-dongeng yang mengundang t awa sepert i cerit a t ent ang “ kancil yang cerdik” . Cerit a ini sangat baik diberikan pada akhir program at au pada program penyegaran di akhir minggu. Teknik pembawaan cerit a kelompok ini lebih menoj olkan ef ek kelucuan, dengan pilihan kat a yang cenderung lucu dan ringan. Guru dapat pura-pura salah ucap sepert i “ He …. kura-kura ninj a eh (pura-pura meralat ) bukan. . bukan. . ! Kura-kura hit am…”

Pemilihan j enis-j enis cerit a t ersebut menent ukan kapan sebuah cerit a dihadirkan dihadapan siswa. Ket idaksesuaian j enis cerit a dengan kont eks pencerit aan akan mengurangi keef ekt if an cerit a, bahkan mungkin dapat menimbulkan rasa f rust asi pada anak. Cerit a

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

21 yang membut uhkan kerj a kognit if sepert i cerit a unt uk mat eri aj ar, kurang t epat apabila disaj ikan pada akhir program. Sement ara dongeng t radisional dimaksudkan sebagai penumbuh kesadaran budi pekert i, sedangkan cerit a lucu dimaksudkan sebagai penumbuh sense of humour anak-anak sekaligus sebagai penghibur.

2) Bobot Cerit a

Guru dit unt ut unt uk dapat memilih cerit a berdasarkan bobot nya. Bobot t ersebut dit ent ukan oleh berbagai unsur pembangun sebagai berikut :

a) Pilih cerit a yang memiliki karakt erist ik yang logis, yang guru sendiri t ert arik unt uk menikmat inya. Karakt er t okoh yang dilukiskan secara imaj inat if dan menggugah emosi cenderung memiliki daya pikat t inggi dan lebih meninggalkan kesan mendalam bagi anak.

b) Pilihlah cerit a yang memiliki t ema yang kont ekst ual dan lebih dekat dengan kehidupan anak-anak.

c) Pilihlah cerit a yang memiliki alur yang j elas, mudah diikut i, memilikikait an hubungan perist iwa yang logis dan t idak dibuat -buat .

d) Hindari cerit a yang kurang sesuai dengan perkembangan anak sepert i t erlalu kasar, t erlalu vulgar dan t erlalu mengekspose aspek seksual.

e) Pilihlah cerit a yang memiliki gaya penut uran yang bervariat if , t idak monot on, kaya kosa kat a, lincah, t et api memiliki alur pemikiran yang j elas.

f ) Gunakan bahasa yang j elas dan mengena sert a st rukt ur yang runt ut sert a mudah dipahami

g) Pilih cerit a yang memiliki pola cerit a yang j elas, t idak t ercampur aduk dengan cerit a yang lain.

h) Pilih cerit a yang memiliki alur cerit a yang j elas, t idak bert ele-t ele dan t inggalkan cerit a yang ket ika membacanya guru sendiri mengalami kebingungan apa sebenarnya yang ingin dicerit akan pengarangnya.

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013 22 3) Kebaruan Cerit a

Hal yang t ak kalah pent ing dalam memilih cerit a unt uk anak adalah unsur kebaruan cerit a. Cerit a yang memiliki kebaruan memiliki beberapa nilai posit if . Karena t idak ada cerit a yang dicipt akan secara khusus unt uk anak didik kit a, sesuai dengan kont eks budaya, t ingkat perkembangan, minat anak dan wakt u pencerit aan.

Oleh karena it u kebaruan sebuah cerit a menj adi t unt ut an yang perlu dipenuhi guru. Sebuah cerit a akan memiliki kebaruan set elah guru melakukan sent uhan t erhadap unsur-unsur cerit a, dan t ent unya hal-hal t ersebut disesuaikan dengan pot ensi, minat anak didik, t uj uan, kont eks budaya dan wakt u yang t ersedia.

Unt uk memperoleh kebaruan cerit a, guru dapat melakukan dua cara. Pert ama. Mencari sumber-sumber cerit a yang khusus diperunt ukkan bagi anak usia dini, khususnya Taman Kanak-kanak. Kedua, mengubah sendiri cerit a-cerit a yang dapat dit emukan guru dari berbagai sumber. Pengubahan t ersebut harus disesuaikan dengan t uj uan program, karakt erist ik pert umbuhan anak, dan kont eks budaya anak didik. Guru dapat melakukan beberapa perubahan kecil t erhadap bagian yang dianggap kurang, t et api guru j uga dapat melakukan penambahan seperlunya.

4) Minat Anak

Cerit a yang baik harus sesuai dengan minat penikmat nya at au memberikan t awaran hal baru yang mungkin akan diminat i anak. Observasi menunj ukkan bahwa anak Taman Kanak-kanak sangat menyukai cerit a-cerit a heroist ik dan pet ualangan. Cerit a yang disaj ikan secara audio visual di t elevisi memberikan pemuasan pada anak-anak. Sayangnya, cerit a-cerit a t ersebut membuat anak-anak lebih mengenal budaya asing daripada budayanya sendiri. Tidak sedikit pendidik yang mengkhawat irkan ef ek t ayangan f ilm cerit a semacam it u.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

23 Guru j uga dapat membuat cerit a t ent ang ef ek yang dirasakan seorang anak set elah melihat f ilm t ert ent u yang menurut guru kurang mendidik. Dengan kat a lain, guru dapat membuat cerit a apa pun yang berkisar t ent ang problemat ika yang dialami anak didiknya, sepert i t akut hant u, malas membant u orang t ua, ef ek kesehat an, ket idakpat uhan pada orang t ua, dan pert engkaran dengan t eman. Selain cerit a f iksi modern dan dongeng t radisional, anak-anak j uga meminat i cerit a yang mengambil t ema kehidupan keseharian, t erut ama menyangkut permasalahan yang dihadapi anak. Asal disaj ikan dengan baik, cerit a yang mengangkat permasalahan anak t et ap menimbulkan ef ek penasaran dan menimbulkan rasa ingin t ahu, namun t idak menyent ak karena krit ik dan nasihat yang t erlalu kent ara. Cerit a yang t erolah dengan baik mengundang daya t arik t inggi bagi anak. Adapun permasalah yang dapat dipilih guru ant ara lain adalah sebagai berikut :

a) Membina kedisiplinan

b) Membina sikap t anggung j awab c) Bersyukur menerima yang ada d) Bekerj a keras

e) Kasih sayang t erhadap sesama f ) Rela berkorban demi kebenaran g) Rendah hat i

h) Raj in bekerj a i) Ramah t amah j ) Maaf memaaf kan k) dan sebagainya

2. Memilih Tokoh Cerita

Kekuat an sebuah cerit a ant ara lain t erlet ak pada bagaimana karakt er t okoh dimunculkan di dalamnya. Semakin sempurna karakt er t okoh dit ampilkan, semakin menarik cerit a it u disimak. Semakin j elas pembawaan karakt er t okoh, semakin mudah cerit a t ersebut diikut i. Pembawaan karakt er t okoh yang mendekat i “ kesepert ihidupan”

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

24

memudahkan pendengar memahami cerit a sekaligus membuat cerit a t ersebut t ampak lebih hidup.

Karakt er cerit a mengacu pada dua pengert ian, yakni t okoh-t okoh cerit a yang dit ampilkan, dan sif at t okoh yang meliput i sikap, ket ert arikan, keinginan, emosi dan prinsip moral yang dimiliki t okoh.

Agar dapat menampilkan t okoh cerit a guru t erlebih dahulu harus dapat menghayat i sif at -sif at t okoh dan memahami relevansi ant ara nama dan sif at -sif at yang dimilikinya. Menghayat i berart i mengert i dan mengandaikan diri sebagai t okoh. Guru dalam hal ini, dit unt ut mampu menghayat i bagaimana menj adi t okoh j ahat dan bagaimana menj adi t okoh baik. Ket ika memerankan dialog t okokh-t okoh t ersebut , guru diharapkan dapat menghayat i bagaimana perasaan dan emosi t okoh pada saat berdialog.

Menghayat i karakt er t okoh j uga berart i menghayat i hal-hal yang dirasakan, dipikirkan, dan diinginkan t okoh-t okoh t ersebut . Dalam cerit a “ Bawang Maerah Bawang Put ih” misalnya, guru dit unt ut menghayat i set idaknya 4 karakt er, yakni (1) Bawang Put ih yag t ert indas, pasrah, dan penuh rasa t akut , (2) Bawang Merah yang mudah cemburu, mudah khawat ir, dan emosional, (3) Ibu t iri yang keras, mudah marah, dan cenderung kej am dan (4) Nenek yang seram, keras namun baik hat i. Dengan penghayat an yang baik, guru akan dapat membawakan dialog dengan baik ket ika Bawang Put ih menyadari dan melaporkan pada ibunya kalau baj u ibu t irinya it u t erhanyut ke sungai.

Walaupun cerit a anak dimaksudkan unt uk konsumsi anak, bukan berart i guru sebagai orang dewasa meremehkannya. Just ru karena imaj inasi anak TK sedang berkembang dan kemampuan mencerna nilai-nilai moral mereka baru t umbuh it ulah, maka guru dit unt ut dapat memberikan pelaj aran bagaimana merasakan penderit aan, kemarahan, ket akut an, kegembiraan dan ket ulusan orang lain. Hal it u t idak akan t ercapai apabila guru t idak berusaha menghayat i karakt er t okoh cerit a.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

25 Penghayat an menent ukan karakt erist ik suara para t okoh, dan karakt erist ik suara t ersebut mempengaruhi int erpret asi dan pemahaman anak sebagai pendengarnya. Karakt er t okoh memiliki karakt erist ik suara yang mudah dikenali. Emosi, perasaan, dan perilaku t okoh t erekspresikan dalam nada, volume, int onasi dan warna suaranya, begit u pula sebaliknya. Dari sinilah penghayat an t erhadap karakt er suara menj adi sebuah keharusan. Tanpa penghayat an, guru t idak dapat t ampil prima.

Karakt er t okoh, kait annya dengan karakt erist ik suara, mungkin dapat dipilah menj adi beberapa kat egori:

a.

Karakt er berdasarkan j enis kelamin. Guru harus dapat membedakan

bagaimana karakt er t okoh laki-laki dan perempuan, t ermasuk karakt erist ik suara ant ara t okoh laki-laki dan perempuan.

b. Karakt er t okoh berdasarkan usia. Karakt er anak-anak berbeda dengan karakt er remaj a, dan berbeda pula dengan karakt er orang dewasa. Dengan lat ar belakang penget ahuannya, guru akan dapat membuat pembedaan karakt erist ik suara berdasarkan penghayat annya t erhadap t okoh anak-anak, remaj a dan dewasa.

c. Karakt er t okoh berdasarkan sif at . Sepert i halnya dunia nyat a, dalam cerit a pun dikenal adanya t okoh j ahat dan baik. Tokoh baik dalam dongeng umumnya memiliki sif at sabar, pemaaf , j uj ur, mengalah, dan t okoh j ahat memiliki sif at rakus, t amak, suka menipu, pendengki, pemarah, dan emosional. Tokoh baik dalam cerit a modern umumnya memiliki sif at pemberani, cerdas, gigih, dan sport if . Perbedaan ini harus dimengert i guru, supaya t idak t erperangkap pada int erpret asi yang menyamarat akan.

d. Karakt er t okoh berdasarkan kondisi emosi. Pada saat t ert ent u, dalam perist iwa cerit a, t okoh mengalami perasaan dan emosi, sepet i t akut , marah, sedih, senang, menyesal, mengasihani, dan menyayangi. Emosi dan perasaan t ersebut memerlukan penghayat an sehingga guru sebagai pencerit a dapat “ memberit ahukannya” kepada anak melalui kat a-kat a t okohnya. Guru harus dapat merasakan ket erbat a-bat aan t okoh, ket erisakan, kekasaran, kepasrahan, dan kekalut anna sehingga apa yang diucapkan t okoh melalui guru dapat menghayut kan emosi anak, dan menggugah perasaan mereka.

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

26

Karakt er t okoh ceit a anak adakalanya dibuat lebih adapt if dan mudah mengalami perubahan sif at . Tokoh yang semula berlaku salah, misalnya, akhirnya menyesal. Perubahan sif at t okoh cerit a t ersebut umumnya mengarah ke posit if , dan t idak sebaliknya. Hal it u t idak t erlepas dari f ungsi didakt ik cerit a anak. Perubahan sif at ini umumnya dicerit akan langsung oleh pengarang, dalam beberapa kalimat t erakhir. Cerit a yang memiliki cirri demikian di ant aranya, “ Dongeng Hart a Benda Terpendam” dari Bali. Dalam cerit a t ersebut t okoh ant agonis yang berwat ak malas dan rakus, t iba-t iba sadar dan berubah menj adi baik.

Walaupun karakt er t okoh dalam cerit a anak umumnya dicerit akan secara analit ik (diberit ahukan langsung kepada pendengar), bukan berart i apa yang dikat akan t okoh menj adi t idak pent ing. Apa yang diucapkan t okoh dan bagaimana cara bert ut ur harus mendukung karakt er t okoh t ersebut . Jangan guru bercerit a dengan gaya monot on dan t idak ada pembedaan karakt er t okoh sehingga anak dibuat bingung, t okoh siapa yang sedang berbicara. Apabila guru t idak dapat menghayat i karakt er t okoh, cerit a yang disaj ikan j ust ru akan t idak menarik, oleh karena it u dapat menghambat minat anak.

a. Menirukan Bunyi dan Karakter Suara

Yang dimaksud dengan bunyi dalam t ulisan ini adalah bunyi esensial yang t idak memiliki makna secara linguist ik. Bunyi binat ang yang dikenal dengan onomot ope, bunyi benda j at uh, bunyi ledakan, dan bunyi t abrakan dikat egorikan sebagai “ bunyi” dalam art i ini. Bunyi-bunyi it u memberikan gambaran sebuah perist iwa, memberikan inf ormasi t okoh f abel apa yang sedang berbicara, dan bagaimana t okoh memulai berbicara. Bunyi-bunyian it u harus dihadirkan dalam cerit a, karena membuat cerit a semankin dramat is dan menarik. Bandingkan cont oh berikut :

1) Cerit a t anpa unsur bunyi

Anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin j auh ke huj an. Tiba-t iba dat anglah pak harimau….

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

27 2) Cerit a dengan unsur bunyi

“ t ek…kot ek…. kot ek” , anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin masuk ke hut an. Tiba-t iba ….

“ Krusek. . krusek…haummmm…haummm” , dat anglah pak harimau.

Dari ilust rasi it u t erlihat , cerit a dengan unsur bunyi lebih memberikan gambaran perist iwa yang t erj adi daripada cerit a t anpa bunyi. Bunyi “ kot ek” menunj ukkan akt ivit as t okoh anak ayam yang sedang mencari induknya. Selain it u, suara di balik semak “ krusek…kr usek” , menimbulkan ket egangan t ersendiri bagi anak. Demikian j uga dengan suara auman harimau. Pemenggalan kat a t iba-t iba membuat suasana cerit a semakin dramat is. Hal ini merupakan salah sat u kekuat an cerit a guru, karena dengan demikian, imaj inasi anak akan lebih berkembang. Bunyi suara binat ang yang minimal harus dapat diperagakan guru, ant ara lain adalah:

Bunyi cicit t ikus (cit . . cit . . cit )

Bunyi kokok ayam j ant an (kukuruyuk, kongkorongok, dsb)

Bunyi kot ek anak ayam (pet ek-pet ek, kot ek-kot ek, t ek-t ek, dsb)

Bunyi ringkik kuda (hikk…hikk…hikk)

Bunyi desis ular (zzzzz…. zzzzz)

Bunyi embik kambing (embek…. embek…)

Bunyi salak anj ing (guk…guk…guk! )

Bunyi meongan kucing (meong…meong. . )

Bunyi kerik j engkering (krik-krik-krik…. )

Bunyi lenguh sapi (emoooh…at au moooh)

Bunyi korek kat ak (t eot t eblung …t eot . . t eblung)

3. Memilih dan Mempersiapkan Tempat

Unt uk menyaj ikan cerit a secara menarik, diperlukan beberapa persiapan, mulai dari penyiapan t empat , penyiapan alat peraga, hingga penyaj ian cerit a. Persiapan cerit a t erkait erat dengan t eknik penyaj ian cerit a, yakni cara-cara dan alat -alat yang digunakan guru dalam menyampaikan cerit a.

2

MP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2013

28

Teknik dalam art i ini mengandung pengert ian daya upaya, usaha-usaha, at au cara-cara yang digunakan guru unt uk mencapai t uj uan langsung dalam pelaksanaan kegiat an bercerit a.

Akt ivit as bercerit a t idak harus dilakukan di dalam kelas. Kegiat an bercerit a dapat dilakukan di manapun asal memenuhi krit eria kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Jika j umlah anak sedikit , bercerit a dapat dilakukan di berbagai t empat , sepert i di halaman, di bawah pohon, di ruang t amu, di kebun binat ang, di dalam mobil, bahkan di arena bermain anak-anak. Prinsipnya t empat t ersebut dapat menampung semua anak, nyaman, t eduh, bersih dan aman.

Apabila j umlah anak relat if banyak sebaiknya dipilih t empat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan t empat yang paling memenuhi syarat . Meskipun demikian, dalam acara t ert ent u, cerit a dapat disaj ikan di halaman sekolah, di t anah lapang, at au di t empat -t empat rekreasi. Sedapat mungkin, t empat -t empat yang dipilih dapat mendukung

Dokumen terkait