• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memotret Eksterior Bangunan

Dalam dokumen MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI (Halaman 44-49)

Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

1. Memotret Eksterior Bangunan

Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

Objektif

 Memotret eksterior bangunan.

 Memotret interior.

1. Memotret Eksterior Bangunan

1.1. Karakter bangunan diidentifikasi untuk menentukan sudut pandang pemotretan.

Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga memperhatikan kaidah-kaidah fotografi itu sendiri.

Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya.

Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. Bukan hanya persoalan bayangan saja, tetapi juga dalam penggunaan kaidah-kaidah pencahayaan.

Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi.

Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.

Kemanapun tempat yang akan dikunjungi maka pasti dijumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis fotografi arsitektur ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.

24

Ada kalanya pada sebuah bangunan bisa sangat menarik saaat diambil bentuk gambarnya secara keseluruhan, dan ada kalanya pada sebuah bangunan akan sangat menarik bila diambil gambarnya per bagian. Hal ini sangat bergantung pada keahlian seorang fotografer melihat moment dan sudut pandang.

Secara umum Fotografi Arsitetur dapat kita bedakan menjadi beberapa sub topic:

a. Fotografi Eksterior Bangunan

Fotografi eksterior merupakan pemotretan yang bertujuan untuk memotret tampilan luar bangunan. Eksterior menggambarkan detail tampilan luar dari bangunan itu sendiri.

Menggambarkan keindahan dari seni gedung, jembatan, dan lainnya yang dibuat oleh manusia.

Sering kali kita dibuat kagum dengan melihat bagian luar sebuah rumah ataupun gedung.

Keindahan bentuk atap ataupun permainan bentuk dinding dan warna gerbang atau pagar membuat kita ingin berlama-lama melihat karena keindahannya.

Dari hal diatas kita dapat menyimpulkan pengertian atu definisi dari desain eksterior, yaitu perencanan bagian luar dari suatu bangunan. Tampilan luar suatu bangunan sangat berpengaruh pada kesan pertama suatu bangunan, apa bila bangunan tersebut memiliki eksterior desain yang bagus dan indah maka bangunan tersebut memiliki kesan yang baik saat dilihat dan menimbulkan rasa kagum dengan rumah tersebut. Perencanaan eksterior sangatlah penting dalam suatu bangunan, sebagai contoh apabila kita hendak menawarkan satu perumahan, tentu saja harus sangat memperhatikan tampilan luar (Eksterior) dari perumahan tersebut agar menarik konsumen.

Sehingga perencanaan eksterior menjadi kebutuhan bagi pembangunan sebuah bangunan.

b. Fotografi Interior Bangunan

Fotografi Interior adalah merekam berbagai bentuk bagian dalam bangunan. Interior lebih memfokuskan pada detail dalam ruangan. Fotografi interior dapat menampilkan keindahan dan kemewahan dari tataan ruang. Interior fotografi arsitektur juga dapat dilakukan dengan cahaya ambient ditularkan melalui jendela dan skylight, serta perlengkapan pencahayaan interior. Fotografer arsitektur akan menggunakan pencahayaan tambahan untuk meningkatkan pencahayaan di dalam bangunan.

Menentukan sudut pandang pemotretan arsitektur

Hampir semua orang menghabiskan sebagian besar hidupnya didalam bangunan, seperti rumah, kampus atau bahkan rumah sakit kesemuanya adalah hasil karya arsitektur. Karya arsitektur yang kita tempati tersebut bisa menjadi objek yang menarik, namun tidak semua orang tau cara membingkainya.

Fotografi arsitektur membutuhkan sensitivitas yang besar untuk merasakan tempat. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam menetukan sudut pandang pada pemotretan exterior bangunan :

1. Sebelum mulai memotret exterior bangunan, penting untuk menyediakan beberapa waktu untuk menganalisis bangunan.

2. Pertimbangkan dari sudut pandang yang lebih tinggi. Cobalah berdiri di tempat yang tinggi karena seringkali dari sudut ini akan mendapatkan perspektif yang lebih luas sehingga objek dapat masuk dalam 1 frame.

3. Setelah mengambil dari sudut pandang yang tinggi disarankan untuk bereksperimen dari berbagai sudut pandang yang lain, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.

4. Gunakan komposisi leading lines seperti dengan memilih jalan setapak atau jalanan perkotaan untuk memandu mata menuju poin utama pada exterior bangunan.

Gambar: Eksterior Ruangan

1.2. Waktu pemotretan ditentukan untuk menyesuaikan arah cahaya alam yang tepat.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah pencahayaan yang akan diaplikasikan di dalam sebuah frame foto. Pencahayaan sangat perlu diperhitungkan, apakah harus menggunakan sumber cahaya alami atau bahkan menggunakan cahaya buatan. Pencahayaan menggunakan cahaya alami merupakan salah satu faktor terpenting penunjang pemotretan arsitetektur khususnya pada exterior bangunan. Sedangkan pada pemotretan interior bangunan umumnya cahaya alami digunakan untuk mengambil bayangan yang masuk melalui kaca jendela, sehingga membentuk suatu dimensi dan kesan tersendiri didalam suatu ruangan.

Pada jam-jam tertentu kemegahan bangunan tampak serasi dengan warna langit. Di dunia fotografi ada istilah yang disebut dengan golden hour. Golden hour adalah momentum cahaya yang dianggap terbaik, yaitu pada kisaran pukul 06.00 – 09.00 di pagi hari, atau sore hari jelang matahari tenggelam. Pada jam-jam seperti ini warna biru kontras dengan bangunan yang kerap dilindungi kaca berwarna silver atau biru metalik. Penggunaan mode auto ISO pada kamera akan mempermudah Anda mendapat eksposur pas, serta dynamic range yang baik.

Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada jam tersebut masih cukup lembut, pada saat itu bayangan akan terlihat sangat jelas, dan dapat menampilkan sisi gelap terang pada fotografi. Sehingga perbedaan antara bagian yang terkena bayangan dan yang tidak masih relatif menghasilkan tekstur yang halus. Di luar waktu tersebut, maka bayangan yang muncul akan menjadi sangat kuat dan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik di dalam capture foto yang diambil. Pada saat mempertimbangkan pencahayaan sebaiknya faktor bayanagan yang muncul pada bangunan juga perlu diperhatikan, apakah bayangan yang muncul disana ikut membantu menonjolkan obyek atau justru menghilangkan detail yang seharusnya muncul pada obyek.

Pengambilan gambar pada malam hari biasanya akan menonjolkan sebuah bangunan arsitektur, karena biasanya bangunan tersebut akan bermandi cahaya sementara disekelilingnya hitam. Keanggunan bangunan tersebut pun lebih menonjol. Pada saat akan mengambil foto arsitektur pada malam hari pilihlah speed lambat atau gunakanlah long exposure hal ini di sarankan agar gambar terambil dengan jelas dan jangan lupa untuk menggunakan tripod pada saat memotret, hal ini perlu di lakukan karena jika tidak foto atau gambar yang di hasilkan di takutkan akan tidak stabil karena memotret hanya dengan tangan kosong di perlukan tekhnik tersendiri jika anda belum menguasainya di sarankan untuk memakai tripod, karena hasilnya

akan berbeda dengan memotret foto bangunan dengan tidak menggunakan tripod, hasil gambar yang di peroleh dengan menggunakan tripod pasti akan stabil.

Untuk dapat menghasilkan efek bangunan yang luas dan juga megah, maka di perlukan posisi yang tinggi pada saat memotret. Selain itu adapun hal penting yang perlu di kuasai seorang fotografer pada saat akan memotret foto bangunan pada saat malam hari yaitu bagaimana cara mendapatkan fokus pada suatu objek atau bangunan yang akan kita potret. Adapun cara untuk mendapatkan Fokus Bangunan pada saat memotret bangunan di malam hari agar kamera

mendapatkan focus yang tajam dan tidak blur. Ada dua mode pemfokusan yang perlu di ketahui yaitu :

1. Mode Autofokus: Pada mode ini system kamera akan mendapatkan focus secara otomatis pada saat kita menekan tombol shutter setengah tekan.

2. Mode Manual Fokus: Pada mode ini system kamera tidak akan mendapatkan focus secara otomatis akan tetapi pemfokusan di lakukan sendiri dengan cara mencari dan mengatur fokus hingga sampai memperoleh objek yang tajam.

Karena adanya Mode Autofokus ini umumnya orang lebih memilihnya di bandingkan dengan mode manual. Mode autofocus sering di gunakan karena penggunaannya yang mudah tanpa harus mengatur pemfokusan terlebih dahulu, namun di samping kelebihan dari mode autofocus ini ada kekurangan yang tersimpan kadang kala mode ini tidak seterusnya berfungsi dengan baik ada kalanya mode ini gagal untuk mendapatkan fokusnya pada saat memotret di malam hari di mana pada saat ini cahaya sangatlah minim dan terlalu gelap.

1.3. Cahaya alam dan cahaya buatan pada bangunan dipadukan sehingga menghasilkan gambar.

Fotografi eksterior rumah membutuhkan kontrol/pengendalian yang cermat terhadap cahaya.

Memilih waktu disiang hari serta memadukan dengan cahaya buatan akan sangat dibutuhkan.

Beberapa fotografer interior hanya menggunakan cahaya alami sesuai dengan “gayanya” namun lebih banyak yang memadukan cahaya alami dan buatan.

Dalam memilih tipe pencahayaan agar berfungsi maksimal, Arah sinar matahari akan memengaruhi kualitas foto Anda. Contohnya, sinar matahari yang menyilaukan di tengah hari tidak akan berguna untuk menekankan sudut atau ruang yang diperlukan untuk menghasilkan foto yang menarik. Lebih baik Anda memotret di pagi hari saat cahayanya alami dan jernih, atau di

awal sore hari saat suasananya hangat dan menenangkan. Pada kedua waktu tersebut, cahaya datang dari samping sehingga bisa menekankan kekuatan suatu bangunan. Awal pagi hari juga mungkin ideal dengan alasan bahwa lebih sedikit orang yang berjalan di sekitar Anda. Pelajari peta udara bangunannya untuk memastikan waktu matahari menyinari bangunan tersebut. Apakah matahari akan menutupi bangunan dengan bayangan dari bangunan lainnya pada saat kita ingin melakukan pemotretan

1.4. Peralatan pemotretan ditentukan untuk menghasilkan gambar.

Dalam menghasilkan foto yang baik dan hasilnya memuaskan faktor kamera dan lensa menjadi hal yang utama. Untuk fotografi arsitektur disarankan menggunakan kamera yang bersensor full frame. Kenapa? Karena dalam fotografi arsitektur memerlukan sudut pengambilan yang luas. Dengan kamera berformat full frame, tidak akan mengakibatkan effect cropping dari kamera tersebut.

Lalu untuk menunjang keberhasilan dalam menghasilkan foto yang adorable fotgari arsitektur interior maupun eksterior biasanya memiliki 5 aksesori berikut.

Dalam dokumen MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI (Halaman 44-49)

Dokumen terkait