• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gunadarma

MODUL 6

PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

S1 – ILMU KOMUNIKASI

Skema Sertifikasi :

SB-001/1/LSP-UG/II/2017

JASA PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS –

FOTOGRAFER MADYA

Unit Kompetensi : M.742010.022.01

Mengerjakan Pemotretan Manusia M.742010.023.01

Mengerjakan Pemotretan Benda M.742010.024.01

Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

2020

(2)

UNIVERSITAS GUNADARMA

Skema Sertifikasi : SB-001/1/LSP-UG/II/2017

JASA PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS – FOTOGRAFER MADYA

Unit Kompetensi :

M.742010.022.01 Mengerjakan Pemotretan Manusia

M.742010.023.01 Mengerjakan Pemotretan Benda M.742010.024.01 Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

Penyusun :

Dr. Edy Prihantoro, MMSI Drs. Eko Hartanto, M.Ikom Budi Santoso, ST., M.Ikom Sendy Eka Nanda, S.Ikom., MM

Ahmad Nasher, S.Ikom., MM Iqbal Al Khazim, S.Ikom., MM

Yusuf Maulana, S.Ikom., M.Si Ari Muharif, S.Ikom., MSi

Editor :

Dr. Edy Prihantoro, MMSI

Depok

MODUL 6

PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

S1 – ILMU KOMUNIKASI

(3)

..

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

DAFTAR ISI 3

KATA PENGANTAR 4

I. MENGERJAKAN PEMOTRETAN MANUSIA

1.1.Kerjasama dilakukan dengan model dan tim pemotretan 5 1.2.Peralatan studio dipilih dan digunakan sesuai tema 6

1.3.Properti dipilih sesuai tema 14

1.4.Posisi lampu dan intensitas cahaya terhadap objek manusia diatur sesuai tema 15

1.5.Lokasi pemotretan dipilih sesuai tema 23

1.6.Peralatan pemotretan di luar studio yang digunakan dipilih sesuai tema 24 1.7.Kerjasama dilakukan dengan model dan tim pemotretan 25

1.8.Perlengkapan pendukung dipilih sesuai tema 25

1.9.Rangkuman

1.10. Latihan soal 26

II. MENGERJAKAN PEMOTRETAN BENDA

2.1.Mengidentifikasi karakter benda yang akan dipotret 29

2.2.Mengelola pemotretan benda tunggal 32

2.3.Mengelola pemotretan dua atau lebih benda yang berbeda jenis dan karakter 35

2.4.Rangkuman 40

2.5.Latihan 40

III. MENGERJAKAN PEMOTRETAN ARSITEKTUR

3.1.Fotografi Arsitektur 43

3.2.Menentukan Sudut Pandang Pemotretan Arsitektur 45

3.3.Waktu pemotretan 47

3.4.Perpaduan Cahaya alam dan cahaya buatan pada bangunan 48 3.5.Peralatan pemotretan ditentukan untuk menghasilkan gambar terbaik 50

3.6.Rangkuman 51

3.7.Latihan 51

DAFTAR PUSTAKA 54

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadhirat Allah swt, atas berkat dan dan karunianya, Modul 6 Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Fotografer Muda dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema Jasa Profesional, ilmiah, dan teknis yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi mahasiswa khususnya di program studi Ilmu Komunikasi.

Modul ini terbagi menjadi 3 bab. Bab pertama berisi Mengerjakan Pemotretan Manusia, Bab kedua berisi Mengerjakan Pemotretan Benda, Bab ketiga berisi Mengerjakan Pemotretan Arsitektur.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan modul ini, terutama para dosen dan staff laboratorium di Fakultas Ilmu Komunikasi. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, April 2020

Tim Penyusun (Revisi)

(5)

Mengerjakan Pemotretan Manusia

Objektif :

1. Mengelola pemotretan manusia di studio 2. Mengelola pemotretan manusia di luar studio

1.1 Kerjasama dilakukan dengan model dan tim pemotretan

Ada banyak faktor yang mesti dikuasai dengan baik oleh seorang fotografer untuk mencapai sukses dalam memotret model. Di samping urusan teknis fotografis, seperti teknik pencahayaan dan pemilihan panjang titik api dan diafragma lensa yang tepat, seorang fotografer model dan timnya juga harus menguasai sedikit tentang make-up koreksi, tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model.

Setiap buku panduan teknis memotret model selalu menekankan pentingnya si fotografer untuk membangun hubungan komunikasi yang akrab dengan si model (dalam bahasa Inggris disebut “Rapport”) sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan tercipta kerjasama satu sama lain sehingga mensukseskan jalannya pemotretan dan menghasilkan foto-foto yang paling sesuai dengan keinginan si fotografer, dan sekaligus memuaskan si model.

22

(6)

Setiap fotografer memiliki cara yang unik untuk menyampaikan ide, memilih tata cahaya, make-up dan busana serta posing sehingga memiliki ciri atau style yang khas yang bisa dikenali dengan mudah. Bagi Anda yang baru mulai terjun di dunia motret model, pada awalnya bisa saja, bahkan sah-sah saja, meniru gaya fotogrefer tertentu sebelum menemukan style dan mereknya sendiri.

Sebelum memotret, yang perlu dilakukan adalah merekrut tim pemotretan sesuai kualifikasi, brifing tim dan pembagian job desk, tentukan model yang akan dipakai, brifing bersama model dan tim pemotretan. Sebaiknya fotografer dan tim ketemu langsung dengan si model untuk merumuskan pra pemotretan seperti menentukan busananya, konsep, tema, mempelajari segela kelebihan dan kekurangan fisiknya, juga untuk mengetahui pesonalitinya apakah anda nanti bisa bekerja sama dengan baik dengan model tersebut.

1.2 Peralatan studio dipilih dan digunakan sesuai tema Kamera

Dalam urusan pemotretan studio, hal yang paling penting adalah kualitas foto yang dihasilkan. Kamera dengan sensor full-frame menjadi pilihan favorit para fotografer fashion/modelling. Karena sensor ukuran full frame sama dengan film 35mm, sehingga memiliki sudut pandang yag sama dengan kamera film.

(7)

Lensa

Umumnya, lensa yang populer digunakan di kalangan fotografer fashion/modelling adalah lensa dengan focal length 24 – 200 milimeter. Namun, untuk memulai, bisa menggunakan lensa 70 – 200 milimeter, karena lensa ini tidak hanya dapat digunakan pada pemotretan studio, tetapi juga pemotretan di lokasi luar studio. Lensa 24 – 200 milimeter ideal untuk pemotretan di lokasi, terutama jika ingin “menangkap” latar belakang foto.

Selain menggunakan kamera dan lensa yang sesuai. Dalam fotografi studio untuk menghasilkan karakter cahaya pada fotografi modelling, diperlukan alat bantu berupa aksesoris untuk lampu studio, yang akan mengubah sifat karakter dari sebuah lampu studio menjadi karakter atau kualitas cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan fungsional dari aksesoris lampu tadi.

Dengan seiring perkembangan teknologi, perkembangan berbagai perlengkapan dan alat bantu di bidang fotografi pun bermacam-macam pula kemajuannya baik perkembangan dalam segi bentuk dan fungsinya. Terutama dalam era teknologi digital seperti sekarang, dibutuhkan segala hal yang praktis serta dinamis namun tetap relatif mudah digunakan. Dalam hal ini, peralatan- peralatan fotografi, yang digunakan dalam studio untuk menghasilkan cahaya atau lighting buatan artificial lighting juga makin berkembang. Bagi fotografer yang baru pertama belajar fotografi studio, memang sering dibingungkan dengan berbagai peralatan lampu studio dan perlengkapan pendukungnya atau yang dikenal dengan aksesoris lampu.

Demikian juga dengan masing-masing karakter yang membedakan masing masing fungsi aksesoris tersebut, memang dibutuhkan waktu untuk memahami dan mempelajari karakter kualitas

(8)

dari masing-masing aksesoris tersebut terutama untuk bisa menghasilkan setting atau pengaturan lampu untuk menghasilkan suatu karya foto. Juga diperlukan banyak latihan untuk makin mengasah kualitas cahaya itu dalam prakteknya.

Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa jenis aksesoris yang umumnya digunakan dalam studio dan karakter kualitas cahaya yang dihasilkan oleh tiap jenis aksesoris tersebut.

1. Lamp Head Unit

Umumnya disebut dengan lampu studio, lampu ini yang akan menjadi sumber cahaya dalam studio. Banyak sekali merk dan juga tipe dari lampu studio ini, namun fungsinya sama.

Biasanya masing-masing merk akan memiliki jenis-jenis lampu dengan beberapa variasi tingkat kekuatan maksimalnya. Sehingga dengan merk yang sama, ada lampu yang kekuatan maksimal cahayanya lebih besar atau lebih kuat daripada lampu tipe yang lebih kecil kekuatan maksimalnya.

Dalam sebuah unit lampu studio ini, ada 2 bagian lampu dengan 2 kualitas yang berbeda.

Pertama disebut Modelling Light yaitu lampu untuk menghasilkan cahaya yang membantu fotografer untuk menentukan dan melihat arah jatuhnya bayangan pada objek yang akan difoto.

Biasanya ada di lampu studio, yang menyala sebagai continous light atau lampu yang konsisten menyala terus menerus. Memiliki karakter cahaya tungsten yang berwarna kekuning-kuningan pada hasil fotonya. Dalam skala temperature, cahaya tungsten berada di suhu 3200-3400 Kelvin.

Lampu yang kedua yang terdapat pada lampu studio, adalah Flash Light yaitu lampu yang kekuatannya besar bila dibandingkan dengan yang berasal dari modeling light, cahaya dari flash ini bersifat seketika dan sangat cepat. Cahaya yang dihasilkan menyerupai cahaya matahari atau

(9)

berkarakter daylight yang berwarna putih pada hasil fotonya. Dalam skala temperature lampu flash ini berada di suhu 5500 Kelvin.

2. Standard Reflector

Standard reflector adalah salah satu aksesoris yang akan melengkapi lampu studio dalam penggunaannya saat pemotretan.

Merupakan salah satu aksesoris yang paling sering digunakan pada pemotretan studio. Umumnya standard reflector dibuat dari bahan metal dengan bagian lapisan dalamnya berwarna perak atau silver. Standard reflector ini memiliki karakter cahaya yang kuat atau hard light, terarah, bersifat spekular. Namun karakter cahaya yang spekular ini bisa dikombinasikan dengan aksesoris pendukung lainnya yang memang didesain untuk melengkapi standard reflector ini dalam penggunaannya untuk menghasilkan beberapa kualitas cahaya yang lebih kreatif.

(10)

3. Honey Comb

Sebagai salah satu aksesoris lampu yang melengkapi pemakaian standard reflector, bentuk dasarnya seperti namanya honey comb, bentuknya seperti sarang tawon, diletakkan di depan lampu studio yang telah dipasang standard reflector. Pemasangan honey comb ini akan membuat cahaya dari standard reflector lebih terarah secara lebih spesifik, lebih simetris dan memusat, bila dilihat dari hasil cahayanya, sudut penyinaran setelah dipasang honey comb tampak lebih menyempit atau terlokasi, sudut penyinarannya tergantung dengan pemilihan lubang honey comb yang digunakan umumnya ada beberapa ukuran dari yang paling sempit sampai yang paling lebar jarak masing- masing lubangnya, sesuai standar dari masing-masign merk produsennya.

4. Barndoor

Termasuk aksesoris yang digunakan bersama dengan standard reflector, pada pemakaiannya barndoor ini berfungsi untuk mengarahkan sudut pencahayaan yang lebih terarah pada bagian yang diinginkan dan bisa diarahkan untuk membatasi jatuhnya cahaya dari standard reflector ke bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan sehingga terlindung dari cahaya. Salah satu

(11)

fungsi lain dari barndoor adalah membatasi cahaya lampu yangf bisa mengakibatkan efek flare, atau efek jatuhnya cahaya yang langsung tertangkap lensa kamera si fotografer pada hasil foto.

5. Softbox

Softbox adalah aksesoris lampu studio yang memiliki karakter soft light dan cahaya menjadi diffused pada penggunaannya, aksesoris ini membuat cahaya yang berasal dari lampu studio menjadi lembut, merata dan berkarakter meminimalkan bayangan, pancaran cahaya yang dihasilkan juga menjangkau area yang cukup luas.

Bahkan terkadang jangkauan softbox dapat membuat latar belakang foto menjadi lebih terang.

6. Striplight

Striplight pada dasarnya merupakan bagian dari jenis softbox, dengan karakter yang sama, namun secara bentuk, striplight adalah softbox yang ukuran lebarnya lebih kecil dari softbox sehingga bentuknya memanjang. Dengan karakter yang menghasilkan cahaya yang diffused atau soft light juga.

Biasanya fotografer menggunakan striplight ini untuk memfokuskan arah pencahayaan pada lokasi yang sempit namun panjang. Dalam contoh penggunaaannya biasanya fotografer menggunakan striplight ini untuk memotret botol atau benda-benda yang ukurannya tinggi atau memanjang, bisa juga digunakan untuk memotret model untuk mengisi cahaya disisi badan model.

(12)

7. Beauty dish

Beauty dish juga merupakan aksesoris lampu studio yang memiliki karakter diffused atau softlight, aksesoris ini cukup ideal untuk digunakan pada pemotretan potrait atau model.

8. Conical snoot

Conical snoot memiliki karakter yang mirip dengan honeycomb, yang bersifat spekular, termasuk hard light, namun karakter cahaya yang dihasilkan lebih sempit dan kecil, efek spot, juga lebih terfokus dibandingkan dengan honey comb. Pada prakteknya aksesoris ini sangat berguna untuk mengisi bagian yang membutuhkan detail dan terlokasi sehingga meminimalkan daerah lain agar tidak kena cahaya.

(13)

9. Umbrella

Payung dalam studio fotografi memiliki beberapa tipe, ada yang bagian dalamnya silver/ perak, putih, bahkan ada merk yang memproduksi payung yang transparan. Pada dasarnya penggunaan payung sebagai bagian aksesoris lampu studio ini berguna untuk meratakan cahaya agar cahaya yang dipantulkan ke objek menjadi lebih halus dan lembut, namun dibandingkan dengan soft box, karakter cahaya payung masih relatif memiliki kontras yang tinggi, namun lebih lembut bila dibandingkan dengan standard reflector. Cahaya yang dipantulkan melalui payung berpenampang luas, maka hasil pancaran cahayanya juga relatif luas, namun tetap terfokus atau terarah.

Perbedaan lapisan bagian dalam payung pada dasarnya adalah hasil pantulannya, payung dengan lapisan silver/ perak memantulkan cahaya relatif lebih kuat dibanding dengan lapisan putih, sedangkan yang transparan juga menghasilkan cahaya yang lebih diffused lagi. Selain itu pada prakteknya payung yang transparan juga bisa digunakan dengan arah langsung ke model, beda dengan payung lain yang cahayanya dipantulkan. Pada prakteknya, banyak fotografer yang menggunakan payung ini mayoritas untuk pemotretan foto keluarga atau pemotretan yang membutuhkan jangkauan luas, dan tidak terlalu membutuhkan cahaya detail yang lembut.

(14)

1.3 Properti dipilih sesuai tema

Properti atau peralatan yang memperlengkap dan mempermanis sebuah setup dari studio Anda akan sangat berdampak dalam hasil yang anda ciptakan. Pilihlah properti yang juga mendukung konsep Anda, dan jangan lupa untuk meletakkannya secara strategis dalam komposisi Anda, dan gunakan properti ini untuk membantu sang model untuk berpose.

Konsep foto adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto dan dapat menceritakan maksud serta tujuan dari sebuah foto. Penting sekali memiliki sebuah konsep dalam sebuah foto. Dengan mengetahui konsep foto, kita bisa terhindar dari kesalahan baik dalam properti dan seting. Dengan mengetahui konsep, kita bisa mudah menentukan komposisi apa yang akan digunakan. Konsep foto tempo dulu termasuk konsep foto yang digemari Memanfaatkan warna hitam-putih atau sephia untuk memperkuat kesan masa lalu yang ditonjolkan. Tempat, kostum dan properti merupakan hal yang penting dalam konsep foto tempo

(15)

dulu Ornamen-ornamen seperti pintu kayu usang, tembok usang / terkelupas,dan properti antik bisa digunakan. Kostum sebaiknya minimalis dan polos.

1.4 Posisi lampu dan intensitas cahaya terhadap objek manusia diatur sesuai tema

Bila pemotretan di dalam studio, fotografer tidak bisa langsung berkutat dengan kameranya saja, banyak hal yang harus dipersiapkan dari pengaturan lampu studio juga perlengkapan setting properti pemotretan. Pada Fotografi luar ruangan atau outdoor, fotografer bisa lebih spontan dalam berkreasi dimana sudut pengambilan mayoritas sudah apa adanya sesuai dengan lingkungan lokasi pemotretan dan juga cahayanya, semua natural seperti apa adanya, fotografer hanya bisa menambahkan cahaya bantuan dari flash atau mungkin menggunakan reflector pemantul cahaya untuk memaksimalkan pencahayaan dilokasi luar ruangan tadi. Selain itu, bila hendak menghasilkan karya foto senatural mungkin dalam studio, fotografer harus mengingat realitas bahwa sumber cahaya utama normalnya hanya satu, namun diiringi cahaya pendukung yang jumlahnya lebih dari satu, namun sumber cahaya utama inilah yang akan menciptakan bayangan dalam objek foto yang berada dalam frame foto.

Namun kelebihan dari Fotografi studio yang harus mempersiapkan segala sesuatunya tadi, pada dasarnya bisa mendukung kekurangan yang biasanya tidak bisa didapatkan bila fotografer memotret di outdoor. Dengan memotret dalam studio fotografer tidak perlu pusing dengan cuaca yang bisa berubah ubah, fotografer bisa mendapatkan setting-an lampu yang sama dan konsisten kekuatannya, fotografer bisa mengaplikasikan semua ide sesuai dengan konsep awalnya, baik dari segi lokasi dan cahaya semuanya bisa diatur sesuai konsepnya. Dengan kata lain bila fotografer menguasai pemahaman mengenai sifat karakter dan kualitas cahaya, maka fotografer itu bisa membuat setting seperti apapun dalam sebuah studio.

Tipe Karakter Cahaya

Hard Light, adalah cahaya yang umumnya berasal dari sumber cahaya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran objek yang akan difoto. Karakter dari bayangan yang dihasilkan juga relatif terlihat kuat dan jelas, serta memiliki bagian atau area yang umumnya dikenal dengan istilah shadow edge transfer yang relatif pendek. Shadow edge transfer adalah daerah atau area transisi perpindahan dari area bayangan berbatasan dengan area yang terkena cahaya. Dalam hal ini area batas perpindahan antara bagian bayangan dan cahaya sangat pendek.

(16)

Jarak antara sumber cahaya ke objek juga memberikan pengaruh yang besar pada ketajaman bayangan. Karena makin jauh jarak sumber cahaya ke objek, maka ukuran sumber cahaya relatif mengecil dibandingkan dengan jarak yang dekat antara sumber cahaya ke objek.

Secara teori dikatakan bahwa semakin kecil area yang mengeluarkan cahaya dari sumber cahaya maka semakin keras cahaya yang keluar. Namun itu juga tergantung dari ukuran masing-masing sumber cahaya dan objeknya. Dengan sumber cahaya yang sama, dan dengan jarak yang sama tentu hasil bayangan yang didapat bila objeknya manusia dan objeknya diganti kotak korek api, tentunya efek bayangan yang didapat tetap berbeda.

Soft light, pada dasarnya kebalikan dari hard light dimana cahaya umumnya berasal dari sumber cahaya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran objek yang akan difoto.

Karakter dari bayangan yang dihasilkan juga relatif terlihat lembut dan rata, lebih diffused, serta memiliki bagian atau area shadow edge transfer yang relatif panjang dibanding hard light. Shadow edge transfer pada soft light biasanya lebih tampak seperti gradasi. Semakin besar area yang mengeluarkan cahaya dari sumber cahaya maka semakin lembut cahaya yang keluar.

Pada penggunaannya fotografer bisa memilih menggunakan tipe soft light atau hard light sesuai kebutuhan pemotretannya dan tergantung dengan karakter objek yang akan difoto. Umumnya secara teori, tipe hard light akan membuat permukaan suatu benda relatif lebih dominan dimensi, tekstur dan stukturnya. Sebab karakter hard light yang kuat pada dasarnya menyebabkan cahaya lebih mudah terpantul, dan lebih banyak bayangan dibanding dengan penggunaan soft light, tentunya tergantung objeknya.

(17)

Arah Sumber Pencahayaan

1. Front Light (Pencahayaan Dari Arah Depan)

Sumber cahaya terletak di depan objek foto. Jika lampu berada di belakang atau berdekatan dengan posisi kamera. Sudut antara objek foto dan kamera tidak lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang mengurangi tekstur objek yang difoto.

Pencahayaan front light ini biasanya digunakan untuk menonjolkan make-up model serta untuk menampilkan objek foto dengan kuliut halus dan warna makeup yang natural.

2. Side Light (Pencahayaan Dari Arah Samping)

Pencahayaan dari arah samping dapat dihasilkan bila sudut sumber cahaya, posisi objek foto dan posisi kamera adalah 90 derajat. Side light dapat diletakkan di samping kiri atau kanan objek foto. Efek yang dihasilkan adalah menonjolkan bentuk dan permukaan atau tekstur obyek foto ini. Ini disebabkan karena bayangan yang kuat dari sumber cahaya. Efek ini dipakai bila ingin menampilkan profil dan menonjolkan lebih banyak karakter dan profil objek yang kita foto.

Misalnya pada foto-foto portrait.

(18)

3. Top Light (Pencahayaan Dari Arah Atas)

Ini dilakukan dengan menempatkan sumber cahaya di atas objek yang akan kita foto sehingga arah cahaya jatuh dari atas.

Arah pencahayaan ini akan memberikan efek yang dramatis. Efek top light dapat dibandingkan dengan cahaya matahari yang terpancar pada tengah hari.

4. Bottom Light (Pencahayaan Dari Arah Bawah)

Sumber cahaya yang diletakkan di bawah akan menghasilkan arah pencahayaan yang disebut bottom light atau base light.

Cara pencahayaan seperti ini banyak digunakan sebagai fill-in light (cahaya pengisi) untuk mengurangi kontras dari main light (cahaya utama).

5. Back Light (Pencahayaan Dari Arah Belakang)

Pencahayaan dari arah belakang ini disebut sebagai back lighting. Arah sumber cahaya ini letaknya berlawanan dengan posisi kamera. Posisi sumber cahaya diletakkan di belakang objek, dipantulkan atau langsung mengenai objek. Efek yang dihasilkan secara umum akan menciptakan siluet, atau objek dikelilingi oleh rim light yakni cahaya yang ada di sekitar objek foto. Perlu diperhatikan juga bahwa cahaya yang langsung mengenai kamera akan menimbulkan pantulan cahaya dan flare

(19)

(masuknya cahaya yang tidak diinginkan). Untuk itu arah sumber cahaya dari belakang perlu dikontrol dengan baik.

Pola Pencahayaan atau dalam Bahasa Inggris disebut Lighting Pattern dapat didefinisikan dimana cahaya dan bayangan terbentuk pada wajah untuk menciptakan bentuk yang berbeda.

Secara sederhana ada empat pola pencahayaan dalam pemotretan secara umum, yaitu:

a. Paramount/Hollywood/Butterfly

Pencahayaan jenis ini sering dipakai di Hollywood pada era tahun 1940- 1950an, efek yang ditimbulkan oleh teknik ini adalah bayangan yang mengikuti garis bawah lubang hidung dan jika diamati akan memiliki bentuk seperti bentuk kupu-kupu. Teknik pencahayaan untuk mendapatkan bayangan tadi diambil dengan menggunakan lampu yang di arahkan tepat di depan model pada posisi yang lebih tinggi butterfly/paramount lighting, Sumber cahaya akan diletakkan diatas kamera (bisa di depan atau dibelakang kamera) membentuk sudut 25 derajat mengarah pada model/wajah. Shape yang akan terbentuk pada lighting pattern ini sesuai namanya kupu-kupu, bayangan yang berada pada bawah hidung ini akan terlihat jelas pada sesorang yang memiliki struktur wajah yang bagus atau sempurna, Umumnya pemotretan jenis fashion/beauty lebih cocok dengan pencahayaan jenis ini.

(20)

b. Loop

Efek yang didapat dari teknik pencahayaan ini adalah timbul bayangan di salah satu sisi samping lubang hidung. Bisa berada di sisi sebelah kiri atau sisi sebelah kanan sesuai dengan letak lampu yang di arahkan ke model. Pencahayaan ini mudah digunakan untuk pemotretan keluarga besar atau perorangan.

c. Rembrandt

Seperti pada pembahasan pencahayaan Rembrandt dengan Window Lighting, selanjutnya ide ini diikuti oleh para fotografer dengan meletakan posisi lampu agak tinggi dari objeknya (dapat disebelah kiri atau kanan objek).

Efek yang didapat adalah bayangan segitiga yang terdapat pada bagian wajah mata disalah satu sisi wajah. Pencahayaan ini biasanya digunakan fotografer yang ingin menampilkan sebuah potret yang menonjolkain nilai artistik.

(21)

d. Split

Teknik ini menonjolkan sebuah foto yang lebih tertuju pada nilai artistiknya. Efek yang dihasilkan berupa bayangan pada wajah yang terlihat setengah gelap dan setengah terang.

Posisi lampu diarahkan tepat disamping kiri atau kanan dan searah dengan model. Biasanya kesempurnaan split ini akan terlihat pada karakter wajah yang memiliki kulit putih dan struktur hidung yang bagus.

Untuk memberikan kesan cahaya yang berbeda, teknik short lighting dan broad lighting bisa dicoba. Pasalnya short lighting adalah pencahayaan yang menempatkan posisi sumber cahaya sehingga menerangi permukaan wajah yang lebih sempit. Dengan demikian bayangan banyak yang jatuh di bagian wajah yang lebih luas. Akibatnya, wajah model akan terlihat lebih tirus.

Sebaliknya, jika menerangi bagian yang luas (broad lighting), bayangan akan jatuh di bagian wajah yang sempit sehingga model terlihat sedikit lebih gemuk.

Short Lighting 1 Board Lighting 1

(22)

Pengertahuan tentang tata cahaya dasar untuk pemotretan studio, yaitu:

1. Key light

Key light merupakan sinar utama yang ditujukan kepada subjek dan akibatnya penyinaran ini akan menimbulkan bayangan. Penempatan key light ini pada sudut 30 derajat ke samping kiri atau kanan garis hidung.

2. Fill light

Jenis sinar ini digunakan untuk mengurangi atau bahkan kalau mungkin menghilangkan sama sekali bayangan yang ditimbulkan oleh jenis penyinar Key light, dengan demikian fill light mampu menghilangkan segala efek yang ditimbulkan oleh key light tadi.

3. Back light

Pemasangan back light pada sisi lain dari key light atau dipasang di belakang tepat tengah- tengah dan membentuk garis hidung. Penyinaran melalui back light ini akan membentuk garis tepi dari bentuk subjek, sehingga memisahkan dari latar belakang dekorasinya. Selain itu fungsi back light sebagai efek adalah untuk memberi warna pada rambut dan bahu.

Gabungan antara key light, fill light dan back light (three point lighting) akan menghasilkan kesan gambar tiga dimensi, detail objek terlihat, bayangan pada objek tidak tampak, tetapi bayangan yang jatuh pada background terlihat jelas. Sedangkan gabungan antara key light, fill light, back light, dan background light (four point lighting) akan menghasilkan kesan gambar tiga dimensi, cahayanya terkesan lembut, detail objek terlihat, bayangan pada objek tidak tampak, dan bayangan yang jatuh pada background juga tidak tampak.

Perbandingan ”High light” (bagian ruang yang paling terang) dan ”Shade” (bagian yang gelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut ”HI contrast”, karena dapat menimbulkan perbedaan cahaya yang mencolok, disini bisa menggunakan reflektor untuk menambah cahaya pada objek dengan cara memantulkan cahaya pada objek.

Lighting rasio atau jumlah key light tidak boleh sama dengan yang lain, key light jumlahnya harus lebih banyak dari yang lain. Karena jika rasio atau jumlahnya sama akan menghasilkan flat light (cahaya datar, kurang hidup atau kurang cerah).

(23)

Mengelola pemotretan manusia di luar studio

1.5 Lokasi pemotretan dipilih sesuai tema

Pemotretan di luar studio (outdoor) tentunya berbeda sekali dengan pemotretan di studio dan hasilnya pun memiliki keunggulan tersendiri. Meskipun didalam studio fotografer dapat mengatur sumber dan arah cahaya dari lampu studio namun hasilnya sama sekali tidak bisa menyamai hasil foto outdoor. Pemotretan diluar studio memerlukan kecermatan dalam memilih sudut pengambilan dan lokasi pemotretan untuk mendapatkan hasil foto yang artistik dan maksimal dari segi pencahayaan.

Menentukan lokasi adalah langkah pertama yang harus Anda lakukan dalam fotografi outdoor. Lokasi adalah faktor yang sangat menentukan bagus tidaknya foto. Jangan asal memilih lokasi pemotretan, pilihlah lokasi yang betul-betul indah untuk diabadikan dan sesuai dengan tema konsep pemotretan. Lakukan survey lokasi agar sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan.

Intinya pilih lokasi pemotretan yang sesuai dengan tema pemotretan. Jika Anda yang memilih tema piknik misalnya, taman kota adalah pilihan terbaik. Namun jika tema vintage adalah yang diinginkan, maka lokasi gedung bersejarah atau bangunan tua bisa menjadi alternatif.

Setelah sudah menentukan lokasi, cobalah untuk memotret beberapa kali untuk melihat kualitas cahaya di lokasi tersebut. Dan pastikan Anda telah mendapatkan izin lokasi untuk pemotretan. Beberapa lokasi tertentu memerlukan izin tertulis, lisan, atau mengharuskan Anda

(24)

membayar sejumlah uang kepada petugas setempat untuk melakukan kegiatan ini. Jangan sampai pemotretan Anda harus tertunda atau gagal karena kurang memperhatikan masalah perizinan.

1.6 Peralatan pemotretan di luar studio yang digunakan dipilih sesuai tema

Peralatan dalam pemotretan outdoor hamper sama dengan peralatan fotografi lainnya.

Yaitu kamera yang berkualitas baik dan bersensor full frame, lensa-lensa yang sesuai dan asesories pendukung lainnya seperti filter UV, filter ND, cable shutter release, tripod, reflektor untuk memantulkan cahaya natural dan lain sebagainya.

Tetapi jika berbicara mengenai teknik foto model untuk lokasi pemotretan outdoor, pastilah kita harus diskusikan tentang sumber cahaya yang tepat. Perdebatan yang paling sering terdengar adalah apakah sebaiknya menggunakan sumber cahaya tambahan, seperti flash, atau apakah pencahayaan natural sudah cukup ? Mari kita simak lebih dalam lagi.

Teknik foto menggunakan flash pada saat pemotretan model sangatlah luas dan dalam. Jika sang fotografer telah menguasai teknik penggunaan flash, maka seakan-akan sebuah pintu menuju ke dunia baru terbuka untuknya. Sang fotografer sekarang mampu menciptakan dan mengontrol sumber cahaya dari segi sudut, kekuatan, dan kualitas dari cahaya tersebut.

Namun secara singkat, yang kita ingin capai dengan menggunakan flash adalah untuk menambah estetika dari foto model Anda. Sang model tentunya akan terlihat lebih menawan jika lighting nya membantu untuk memunculkan dimensi. Dengan menambahkan soft box atau membias cahaya dari flash, kita dapat menciptakan lighting yang berkualitas lembut (soft lighting).

Ini biasanya sangat dianjurkan untuk pemotretan close-up di bagian wajah, karena akan membantu kulit model untuk terlihat lebih mulus.

(25)

.

Keuntungan dari menggunakan flash adalah kita memegang kendali dari situasi pencahayaan secara keseluruhan. Matahari terlalu terik ? Tidak masalah. Mendung ? Bisa diatasi.

Bahkan kita dapat memanipulasi cahaya flash sehingga tampak natural dan terlihat seperti matahari pada saat sunset.

1.7 Kerjasama dilakukan dengan model dan tim pemotretan

Sama halnya dengan pemotretan di studio, pemotretan outdoor memerlukan kerjasama yang baik antara tim dengan fotografer dan dengan modelnya. Wajib membangun hubungan komunikasi yang baik agar lebih akrab dan nyaman ketika proses pemotretan berlangsung.

Menciptakan atmosfer kerja yang bagus. Sehingga memberikan efek yang positif dan menghasilkan karya yang berkualitas tinggi serta sesuai dengan keinginan bersama.

1.8 Perlengkapan pendukung dipilih sesuai tema

Tidak jauh berbeda dengan pemotretan di studio, properti atau perlengkapan pendukung wajib ada dan disesuaikan dengan tema pemotretan. Properti tersebut bisa berupa topi, pernak pernik, payung yang berwarna-warni, wardrobe pendukung dan lain sebagainya. Hal tersebut harus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama. Contohnya jika konsep foto natural, maka pilih tempat yang mempunyai suasana natural yang kental, make-up natural, kostum elegan atau

(26)

casual. Properti berupa elemen-elemen alami seperti daun, ranting, bunga, rumput dll. Susunan elemen-elemen ini perlu dibuat untuk bisa menjadi pemanis dalam foto.

Konsep foto Retro, sebaiknya pakaian menyesuaikan model 80’an, misalkan blazer pada pria dan dress casual pada wanita, lalu ditambahkan dengan menggunakan tren saat ini sebagai pendukung. Pemakaian properti seperti kacamata dan topi bisa menjadi pemanis, tambahkan kesan retro dengan mobil dan motor retro.

(27)

Rangkuman

Fotografi Indoor dan Outdoor menitikberatkan kepada membangun komunikasi yang baik antara tim fotografer dan model. Hal ini bertujuan agar menciptakan atmosfer pemotretan yang positif dan nyaman. Membuat perencanaan pra pemotretan baik itu dari tema konsep, make-up, peralatan dan teknik pencahayaan dalam pemotretan. Sehingga memudahkan ketika proses pemotretan dan pasca pemotretan.

Latihan Soal Piihan Berganda

1. Fotografi dari seorang tokoh atau sekelompok orang yang menyimpan ekspresi, kepribadian dan perasaan dari subyek tersebut. Fokus dari fotografi tersebut biasanya wajah orang tersebut, meskipun seluruh bagian tubuh dan latar belakang atau konteks juga dapat dimasukkan. Dari penjabaran diatas, jenis foto apakah ini?

a. Foto Potrait b. Foto Jurnalistik c. Foto Still Life d. Foto Landscape

2. Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pemotretan di luar ruangan adalah . . .

a. Cari Model b. Lokasi c. Motret d. Peralatan

3. Salah satu aksesoris lampu yang melengkapi pemakaian standard reflector yang berbentuk seperti sarang tawon, diletakkan di depan lampu studio yang telah dipasang standard reflector disebut…

a. Softbox b. Barndoor c. Honey Comb

(28)

d. Conical Snoot e. Beauty Dish

4. Pencahayaan dari arah samping dapat dihasilkan bila sudut sumber cahaya, posisi objek foto dan posisi kamera adalah 45-90 derajat. Teknik pencahayaan ini disebut…

a. Front Light b. Side Light c. Bottom Light d. Top Light

5. Lensa dengan Focal length berapa yang paling populer untuk melakukan fotografi modeling/portrait adalah …

a. Lensa 16 – 35 mm b. Lensa 18 – 55 mm c. Lensa 70 – 200 mm d. Lensa 24 – 105 mm

Latihan Soal Essay

1. Jelaskan mengapa fotografer harus bisa berkomunikasi dengan si model ? 2. Jelaskan karakter soft dan hard light ?

3. Jelaskan apa itu short dan board lighting ?

4. Sebutkan peralatan yang dibutuhkan dalam fotografi indoor ?

5. Jelaskan keuntungan menggunakan pencahayaan buatan dalam fotografi outdoor ?

Studi Kasus

Anda diminta untuk melakukan pemotretan modelling di studio. Dengan berbagai teknik dan arah datangnya cahaya.

(29)

Praktikum

Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan : 1. Kamera

2. Lensa 3. Tripod

4. Lampu Studio dengan berbagai macam perlengkapannya 5. Aksesoris pendukung

Kegiatan Praktikum

1. Potretlah model dengan arah cahaya dari depan, belakang, atas, bawah dan samping.

2. Potretlah model dengan teknik pencahayaan butterfly, loop, split, Rembrandt, short dan board lighting.

(30)

Mengerjakan Pemotretan Benda

Objektif :

1. Mengidentifikasi karakter benda yang akan dipotret 2. Mengelola pemotretan benda tunggal

3. Mengelola pemotretan dua atau lebih benda yang berbeda jenis dan karakter

2.1 Mengidentifikasi karakter benda yang akan dipotret A. Pengertian Tekstur

Tekstur adalah kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat dari struktur 3 dimensi dan juga merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.

Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan yang dapat terasa kasar, halus, licin, keras, ataupun lunak. Terdapat dua jenis tekstur yaitu tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang bersifat nyata, yaitu dapat ditangkap melalui indera penglihat maupun peraba.

Sedangkan tekstur lihat adalah tekstur yang bersifat semu, karena tekstur akan nampak saat dilihat namun tidak terasa ketika diraba. (Sanyoto, 2009: 120)

Tekstur merupakan kesan halus dan kasarnya, atau perbedaan tinggi rendahnya suatu permukaan suatu lukisan atau gambar. Pengertian tekstur juga dapat diartikan sebagai rona visual yang menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis tekstur yaitu tekstur nyata, yaitu nilai permukaanya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya, dan tekstur semu yang muncul karena penguasaan teknik gelap terang namun tidak terasa ketika diraba. (Bahari, 2008:101 -102).

23

(31)

Pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu dan sebagainya. Tekstur merupakan karakteristik instrinsik suatu citra yang terkait dengan tingkat kekerasan (roughness), granulitas (granulation), dan keteraturan (regularity) susunan struktural piksel. Aspek tekstural dari sebuah citra dapat dimanfaatkan sebagai dasar dari segmentasi, klaifikasi, maupun interpretasi citra. Tekstur adalah titik-titik kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya, seperti misalnya ukuran besar kecil, warna terang gelap, bentuk bulat, persegi atau tak beraturan sama sekali atau lain-lain. Suatu tekstur yang susunannya agak teratur, maka dapat maka dapat disebut sebagai corak (pattern).

Skala, jarak pandang, dan cahaya adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi persepsi terhadap tekstur dan permukaan yang ditunjukkannya. Semua material mempunyai tingkat tekstur tertentu. Tetapi, semakin halus skala pola teksturnya, akan semakin halus pula penampilannya. Skala relative suatu tekstur dapat mempengaruhi penampilan dan posisi actual suatu bidang dalam ruang. Tekstur dengan urat-urat yang mempunyai arah tertentu dapat mempertegas panjang atau lebar suatu bidang. Tekstur yang kasar dapat membuat sebuah bidang terlihat seakan-akan lebih dekat, memperkecil skalanya, dan menambah bobot visualnya. Secara umum, tekstur cenderung mengisi secara visual ruang di mana tekstur itu berada.

B. Jenis-jenis Tekstur

Berdasarkan strukturnya, tekstur dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan,yaitu:

1. Makrostruktur. Tekstur makrostruktur memiliki perulangan pola lokal secara periodik pada suatu daerah citra, biasanya terdapat pada pola-pola buatan manusia dan cenderung mudah untuk direpresentasikan secara matematis.

(32)

2. Mikrostruktur. Pada tekstur mikrostruktur, pola-pola lokal dan perulangan tidak terjadi begitu jelas sehingga tidak mudah untuk memberikan definisi tekstur yang komprehensif

Jenis-jenis tekstur lainnya adalah sebagai berikut :

1. Tekstur buatan (Artificial texture), merupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil penemuan: kertas, logam, kaca, plastik dan sebagainya.

2. Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah ada secara alami, tanpa campur tangan manusia: batu, pasir, kayu, rumput, dan lain sebagainya.

3. Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya terdapat dilihat dari jarak dekat.

4. Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan visual yang proporsional dari jarak jauh.

Berdasarkan jenis dasarnya tekstur terbagi menjadi 2,yaitu :

1. Tekstur rill adalah tekstur yang memang nyata dan dapat dirasakan dengan sentuhan.

2. Tekstur visual adalah tekstur yang hanya terlihat dengan mata.

Menurut bentuknya, tekstur dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Tekstur halus, adalah permukaannya dibedakan oleh elemen-elemen yang halus atau oleh warna.

(33)

2. Tekstur kasar, adalah permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda baik corak, bentuk maupun warna.

C. Fungsi Tekstur

Dapat memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, seperti misalnya pada suatu bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna yang gelap terlihat sebagai bayangan warna yang terang sehingga timbul kesan seolah-olah bidang tersebut tidak rata. Secara keseluruhan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan pengolahan tekstur yang baik, maka tata ruang luarnya akan menghasilkan kesan dan kualitas ruang yang lebih menarik.

2.2 Mengelola pemotretan benda tunggal

Jenis fotografi ini mulai dikenal pada sekitar abad je-19, yang jauh sebelumnya pada sekitar abad ke-15 banyak diterapkan oleh para pelukis. Dalam fotografi still-life ini hampir seluruh objek yang akan difoto adalah benda mati yang ditata sedemikian rupa menjadi bentuk visual yang menarik. Objek-objek pemotretan ni sangat sering dan banyak ditemui diberbagai tempat disekililing kita.

(34)

Fotografi still-life dapat didefinisikan dengan ‘alam benda” atau “hidup sunyi”, tetapi pada zaman sekarang ini definisi tidak berlaku lagi karena sekarang ini banyak modifikasi pada fotografi still-life nampak menjadi hingar bingar yang penuh dengan permainan warna dan macam-macam objek didalamnya, seperti portrait, landscape, bahkan foto produk, interiur sampai makanan juga merupakan bagian foto dari still-life. Dalam pengambilan gambar fotografi still-life terdapat dua cara yang bisa dilakukan, pertama bisa dilakukan dengan cara wajar (candid), dimana objek tidak dirancang melainkan dibiarkan apa adanya dengan sumber cahaya juga apa adanya, tetapi yang perlu diperhatikan adalah komposisi dan sudut pandang yang menarik.

Cara kedua fotografi still-life dirancang dan diatur sedemikian rupa, mulai dari mengatur objek, cahaya, dimensi, karakter dan komposisi, sehingga hasilnya akan menarik sesuai dengan kehendak fotografer. Foto still-life bisa menceritakan sesuatu dari objek karena fotografi sebagai bahasa visual dengan perbendaharaan sendiri seperti tekstur, bentuk, garis dan warna. Pemilihan bahasa visual dan penyusunannya tergantung pada selera sang fotografer sehingga apa yang ingin dikomunikasikan bisa tersampaikan melalui karya sebuah foto.

Lokasi pembuatan foto still-life pun dapat dilakukan didalam atau diluar luar ruangan.

Diluar ruangan dapat menggunakan cahaya natural yaitu matahari. Sedangkan, didalam ruangan dapat menggunakan cahaya buatan atau biasa yang disebut cahaya artifisial. Hal yang paling dan harus diperhatikan dalam membuat sebuah foto adalah ide. Benda yang akan menjadi objek pada foto still-life, sekalipun itu adalah benda sederhana, akan tanpil lebih indah hasilnya apabila memiliki konsep yang kuat. Konsep pemotretan sama halnya seperti seorang wartawan saat menyusus suatu berita, konsepnya harus mengandung 5W + 1H (What, Who,Where, When, Why dan How) yakni : apa yang difoto, siapa objeknya, dimana dan kapan pemotretannya, apa yang akan dikomunikasikan dan dengan teknik pemotretan seperti apa yang akan digunakan. Konsep akan selalu mempengaruhi keberhasilan dalam menghasilkan suatu karya foto melalui sebuah perencanaan yang tepat.

Konsep dalam fotografi still-life biasanya tergantung pada apa yang ingin dikomunikasi dalam foto tersebut. Dalam perkembangannya, foto still-life seringkali dikombinasikan dengan elemen-elemen penunjang seperti properti pendukung. Elemen-elemen penunjang tersebut dapat berupa unsur manusia ataupun benda mati lainnya seperti miniatur mobil dan sebagainya. Hal yang lain yang harus diperhatikan selain membuat konsep yang tepat adalah pengusaan terhadap alat

(35)

dan kemampuan teknis dalam diri seorang fotografer. Jadi apabila dipadupadankan antara konsep atau ide, pengusaan alat dan kemampuan diri dari fotografernya maka akan menghasilkan suatu karya foto yang mempunyai nilai tinggi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa objeknya merupakan benda mati atau sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri dan pada umumnya berukuran kecil. Fotografi still life adalah manisfestasi jargon fotografi dari to-make-pictures. Karena seorang fotografer harus bisa membuat foto. Fotografi still life membuat seorang fotografer berusaha bagaimana menciptakan, membuat foto dan membuatnya tampak lebih hidup.

Peralatan pemotretan yang dibutuhkan dalam pemotretan suatu benda antara lain:

a. Kamera b. Lampu Studio c. Reflektor d. Lensa e. Flash meter f. Softbox g. Snoot

h. Properti pendungkung

Macam-macam arah cahaya yang perlu diketahui dalam pemotretan benda

a. Front Light. Cahaya depan menghasilkan foto yang relative tanpa bayangan sehingga tercipta efek yang mengurangi tekstur dari benda yang akan difoto. Sehingga objek tampak flat atau datar

(36)

b. Side Light. Cahaya samping menghasilkan efek menonjolkan bentu dan tekstur objek foto, dengan pencahayaan samping akan tercipta kesan tiga dimensional dan objek terpisah dari latar belakang

c. Top Light. Cahaya atas menghasilkan efek yang dramatis, objek atau benda tidak cukup terpisah dari latar belakang dan hanya terdapat bayangan kecil saja

d. Bottom Light. Cahaya bawah dapat digunakan dalam pemotretan benda sebagai pengisi untuk mengurangi kontras dari pencahayaan utama.

e. Back Light. Cahaya belakang menghasilkan efek siluet atau objek tersebut dikelilingi oleh rim light yakni cahaya di sekitar objek

2.3 Mengelola pemotretan dua atau lebih benda yang berbeda jenis dan karakter A. Foto Makanan (Food Photography)

Saat ini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap. Bagi sebagian orang, foto makanan yang sudah disajikan mempunyai nilai estetika dan makna tersediri. Ada yang digunakan sebagai sarana untuk promosi lalu diposting ke media sosial untuk mendapatkan pengakuan atau mungkin karena terlalu menyukai makanan tersebut. Banyak juga foto-foto yang betemakan hidanganang di posting ke social media seperti instagram yang secara tidak langsung memberikan penafsiran tersendiri bagi foto tersebut. bisa saja ada yang tertarik,ada yang tidak suka bahkan ada yang langsung ingin mencicip hidangan tersebut.Dari sebuah foto, setiap orang pasti memiliki penafsiran yang berbeda. Seorang fotografer makanan yang professional dapat menghasilkan foto yang tidak hanya enak dilihat, tetapi juga foto yang membangkitkan selera, serta menyeragamkan persepsi.

Yang perlu diperhatikan saat memotret makanan yaitu:

1. Jenis makanan yang akan difoto

Makanan yang akan kita poto tergantung pada tema yang akan dipilih. Misalnya tema kebudayaan daerah Indonesia, maka makanan yang kita pilih yaitu makanan khas dari beberapa suku di Indonesia yang tentunya menarik perhatian pembacanya.

2. Bagian yang akan ditonjolkan

(37)

Misalkan pada pemotretan objek es krim yang enak, maka harus menonjolkan kesegaran dari es krim tersebut dengan memotret dari bagian samping atau atasnya.

3. Cara penyajian dari makanan tersebut

Melalui foto yang diambil, fotografer harus membuat orang lain tertarik untuk mencobanya makanan tersebut. Maka dari itu harus memperhatikan penyajian dari makanan itu.

4. Mencoba bereksperimen

Mulai mengiris atau membedah sedikit makanan tersebut. Pintar-pintar dalam mengenali objek. Terkadang walaupun “simple” namun indah, artinya jangan ada saling tindih antar frame.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam pengambilan foto still life:

1) Komposisi dan angle. Memilih aksesoris yang membuat makanan tersebut tampak lebih menarik, misalnya sendok yang berwarna-warni.

2) Lighting. Cahaya yang secara tidak langsung datang ke makanan melalui celah jendela misalnya, akan menambah keindahan dari makanan tersebut. Kita hanya perlu mengatur posisi makanan agar cahaya yang menghampirinya menjadi indah.

3) Background. Cari background atau latar yang bagus dan menarik dan yang pasti kontras dengan foto makanan tersebut.

4) White Balance. Mengatur white balance yang sesuai dengan foto makanan yang kita potret.

Kalau foto makanan kita lebih berwarna terang, sebaiknya menggunakan tone warm.

5) Tripod. Tripod juga diperlukan dalam mengambil gambar makanan yang akan kita potret, tetapi harus menyesuaikan situasi tempat dan kondisi. Misal kita ingin memotret makanan jalanan yang pengunjungnya ramai dan berdesakan, maka kita sebaiknya tidak perlu menggunakan tripod agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain.

6) Detail. Memperhatikan detail makanan tersebut, satu komponen pun dari makanan tersebut sebaiknya jangan terlewatkan agar tidak mengurangi keindahan maupun bagian dari makanan tersebut.

7) Motret Macro. Motret macro adalah mengambil foto dengan jarak yang sangat dekat untuk mendapatkan detail yang sangat tinggi pada sebuah objek berukuran kecil dan tekstur dari foto makanan tersebut.

(38)

8) Be creative. Membuat makanan tersebut lebih menarik dengan kreativitas sang pemotret, misalnya membubuhkan minyak zaitun ke makanan agar makanan tersebut tampak lebih berkilau.

Cara membuat foto makanan yang menarik : 1. Perhatikan teknik pencahayaan

Memotret makanan biasanya dilakukan dalam ruangan atau studio. Karenanya lampu flash amat diperlukan, pastikan arah lampu flash bukan dari depan objek namun dari samping atau belakang. Teknik fotografi ini mudah dilakukan terlebih lagi bila latarbelakangnya putih karena warna putih mampu menetralisir cahaya. Dan lebih bagus lagi bila Anda menggunakan cahaya matahari. Teknik sederhananya adalah dengan menggunakan cermin kecil untuk memfokuskan cahaya pada bagian-bagian tertentu dari piring untuk membantu mengurangi bayangan yang keras atau untuk menarik perhatian pada area yang diinginkan.

2. Teknik pengambilan angle

Gambar terbaik akan dihasilkan baik dengan mengambil gambar serendah mungkin.

Maksudnya ambil sudut terendah dari objek namun bukan dari bawah objek.

3. Memotret sesegera mungkin

Makanan yang baru saja selesai dimasak akan terlihat begitu segar, jadi segera ambil gambar saat komposisi warna makanan masih terlihat fresh di mata kamera. Gunakan minyak untuk membantu menciptakan efek mengkilat pada makanan dengan cara mengoleskannya.

4. Gunakan warna netral untuk latar belakang objek

Warna putih juga bisa mengimbangi komposisi warna jika objek foto adalah makanan dengan bahan-bahan yang colourful. Efek mewah juga akan terpancar jika kamu menggunakan piring putih saat penyajiannya.

5. Fokuskan pada detail objek

Misalnya kamu akan memotret sepiring steak, pastikan bekas tanda panggangan yang berselang-seling pada daging terlihat jelas dan berada pada posisi yang sempurna di atas piring.

Atau jika kamu akan memotret sushi, maka pastikan setiap potongan ditempatkan secara menarik. Usahakan tidak terlalu membuat isi piring terlalu penuh yang justru akan mengurangi keindahannya.

6. Crop in tightly

(39)

Usahakan untuk mengedit hasil foto dengan komposisi objek benar-benar mendominasi frame.

Step terakhir ini akan lebih mudah dilakukan jika saat memotret kamu sudah mengambil objek foto dengan fokus yang baik. Dengan demikian akan lebih mudah terlihat hal-hal detail pada objek foto.

B. Foto Iklan (Advertising Photography)

Iklan selalu menjadi hiasan berbagai media cetak dan elektronik. Iklan yang setiap harinya kita lihat baik di televisi, internet, maupun iklan yang dipasang dipinggir jalan tidak terlepas dari adanya peran fotografi didalamnya. Sebagai hiasan, iklan hadir membawa manfaat misalnya untuk memberitahukan berita, mengucapkan rasa sukacita dan belasungkawa, mempromosikan suatu produk, bahkan iklan saat ini digunakan sebagai sarana untuk berpolitik. Foto-foto yang dibuat sesuai dengan teknik-teknik fotografi yang benar dan aturan yang baik akan menghasilkan gambar yang baik pula, serta dapat memunculkan keinginan untuk membeli bagi orang yang melihatnya, bilaman iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan suatu produk.

Media iklan yang baik akan memuat foto-foto yang representatif, yaitu foto-foto yang menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang benar serta konsep yang sudah dirancang dengan matang sesuai dengan karakter produk tersebut. Daya tarik sebuah foto iklan yang bersifat komersial maupun non komersial harus mampu memikat public yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dari produk atau jasa yang disajikan, karena pada sebuah foto iklan terdapat konsep desain

(40)

yang bertujuan persuasif atau mengajak masyarakat untuk mengikuti pembuat iklan tersebut. Fotografi iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan ide atau ilusi.Fotografi iklan mempunyai cakupan yang sangat luas. Objek apapun dapat dijadikan karya foto yang memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga tiap fotografer yang menggeluti bidang ini perlu memiliki bekal atau dasar pengetahuan fotografi yang luas terhadap hal yang berkaitan dengan aktivitasnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Perangkat pemotretan 2. Aksesoris pendukung 3. Perangkat lighting

4. Manajemen dan wawasan untuk mendukung kreatifitas dan kelancaran kerja

Fotografi iklan harus memiliki konsep dan desain yang matang karena foto merupakan bagian terpenting dalam sebuah pemotretan. Konsep tersebut harus mengandung 5w + 1 H (what, who, when, why, where + how). Fotografi iklan dapat bersifat:

1. Hard selling: Menjual produk secara langsung

2. Soft selling: Menjual produk tetapi kita tidak dapat melihatnya secara langsung, biasanya yang dijual adalah sebuah pencitraan di dunia fotografi komersial, mulai dari still life, table top, background table, product shot dan pack shot semuanya mempunyai satu kesamaan. Fotografi iklan ditujukan untuk memvisualisasikan komoditas (bisa berupa produk secara nyata maupun tidak) guna memenuhi tuntutan klien dalam mengiklankan bentuk usahanya

Peran seorang fotografer dalam hal pembuatan foto iklan adalah membuat foto iklan tersebut dengan aspek teknis dan estetika yang dimiliki sehingga foto tersebut menjadi foto yang memiliki nilai jual dan membuat khalayak tertarik dan berminat. Terdapat beberapa hukum yang mencangkup foto komersial dalam kebutuhan periklanan, yaitu semakin besar ukuran sensor (ukuran film pada fotografi analog), maka foto yang dihasilkan akan semakin baik pula. Sifat dari foto produk mempunyai jam kerja yang lama dan cukup "slow", dalam pengertian ini foto harus dilayout dan di-style oleh fotografer dan stylist sampai menjadi foto"matang".

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan foto ini adalah:

a) Jenis kamera b) Ukuran lensa

(41)

c) Luas studio d) Lighting system

e) Pemahaman teknis fotografi dan lighting

f) Fidelity (detail-detail yang tercipta dari hight light dan shadows)

Seorang fotografer biasanya mendapat sebuah arahan dari seorang pengarah kreatif (Creative Director) atau pengarah seni (Art Director) dan Stylist. Fotografer bertugas memberikan sebuah respon kepada Art Director atau Creative Director agar dapat diketahui sejauh manakah konsep tersebut dipahami guna meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan.

Menurut kegunaannya, foto iklan di bagi dalam beberapa jenis:

1) Editorial Fotografi; adalah foto yang dibuat untuk mengilustrasikan suatu cerita atau ide dalam kontek sebuah penerbitan atau majalah.

2) Coorporate Fotografi; biasanya foto yang dibuat digunakan sebagai alat publik relation dari korporasi-korporasi besar, biasanya berbentuk company profile.

3) Stock Fotografi; adalah pembuatan stok foto untuk dijual ke agensi-agensi stok foto.

Rangkuman

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengelola dan merancang pemotretan benda. Pekerjaan yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi karakter benda yang akan dipotret, mengelola pemotretan benda tunggal, dan mengelola pemotretan dua atau lebih benda yang berbeda jenis dan karakter.

Latihan Soal

1. Berdasarkan struturnya tekstur diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu a. Tekstur kasar dan tekstur halus

b. Tekstur rill da tekstur visual c. Makrostruktur dan mikrostruktur * d. Testur primer dan tekstur sekunder

2. Salah satu dari arah cahaya yang membuat tekstur objek benda lebih menonjol adalah

(42)

a. Front light b. Top light c. Side Light * d. Bottom Light

3. Apabila memotret objek benda dengan menggunakan arah cahaya dari depan, maka efek yang ditimbulkan terhadap tekstur objek benda tersebut adalah

a. Tekstur objek benda terlihat datar atau flat * b. Tekstur objek benda terlihat tidak simetris c. Tekstur objek benda semakin nampak

d. Tekstur objek benda terlihat mempunyai dimensi

4. Peralatan pencahayaan yang digunakan untuk memfokuskan titik cahaya pada tepat tertentu pada objek benda adalah

a. Softbox b. Drybox c. Snoot * d. Beauty dish

5. Jenis tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya terdapat dilihat dari jarak dekat disebut tekstur

a. Tekstur kasar dan tekstur halus b. Tekstur rill da tekstur visual c. Makrostruktur dan mikrostruktur d. Testur primer dan tekstur sekunder *

Soal Esaay

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam arah cahaya dan efek yang dihasilkan terhadap testur objek?

2. Jelaskan jenis tekstur berdasarkan jenis teksturnya ? 3. Jelaskan perbedaan tekstur halus dan tektur kasar?

(43)

4. Jelaskan 2 cara pengambilan objek benda dalam fotografi still life?

5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam pengambilan foto still life ?

Studi Kasus

Anda terlibat dalam tim fotografi “Food Fotografi” yang diberikan tugas memotret buah-buahan.

Langkah-langkah apa yang harus anda lakukan dalam mengerjakan tugas tersebut?

Praktikum

Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan : 1. Kamera

2. Baterai

3. Media Penyimpanan 4. Reflektor

5. Tripod

6. Lampu studio dan aksesories 7. Flash meter

8. Perlengkapan pendukung yang digunakan

Kegiatan Praktikum

Potretlah 3 objek buah yang berbeda tekturnya dengan arah cahaya dari depan, belakang, atas, bawah dan samping dan bedakan hasilnya

Potretlah objek dengan teknik pencahayaan butterfly, loop, split, Rembrandt, short dan board lighting

(44)

Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

Objektif

 Memotret eksterior bangunan.

 Memotret interior.

1. Memotret Eksterior Bangunan

1.1. Karakter bangunan diidentifikasi untuk menentukan sudut pandang pemotretan.

Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga memperhatikan kaidah-kaidah fotografi itu sendiri.

Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya.

Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. Bukan hanya persoalan bayangan saja, tetapi juga dalam penggunaan kaidah- kaidah pencahayaan.

Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen- elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi.

Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.

Kemanapun tempat yang akan dikunjungi maka pasti dijumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis fotografi arsitektur ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.

24

(45)

Ada kalanya pada sebuah bangunan bisa sangat menarik saaat diambil bentuk gambarnya secara keseluruhan, dan ada kalanya pada sebuah bangunan akan sangat menarik bila diambil gambarnya per bagian. Hal ini sangat bergantung pada keahlian seorang fotografer melihat moment dan sudut pandang.

Secara umum Fotografi Arsitetur dapat kita bedakan menjadi beberapa sub topic:

a. Fotografi Eksterior Bangunan

Fotografi eksterior merupakan pemotretan yang bertujuan untuk memotret tampilan luar bangunan. Eksterior menggambarkan detail tampilan luar dari bangunan itu sendiri.

Menggambarkan keindahan dari seni gedung, jembatan, dan lainnya yang dibuat oleh manusia.

Sering kali kita dibuat kagum dengan melihat bagian luar sebuah rumah ataupun gedung.

Keindahan bentuk atap ataupun permainan bentuk dinding dan warna gerbang atau pagar membuat kita ingin berlama-lama melihat karena keindahannya.

Dari hal diatas kita dapat menyimpulkan pengertian atu definisi dari desain eksterior, yaitu perencanan bagian luar dari suatu bangunan. Tampilan luar suatu bangunan sangat berpengaruh pada kesan pertama suatu bangunan, apa bila bangunan tersebut memiliki eksterior desain yang bagus dan indah maka bangunan tersebut memiliki kesan yang baik saat dilihat dan menimbulkan rasa kagum dengan rumah tersebut. Perencanaan eksterior sangatlah penting dalam suatu bangunan, sebagai contoh apabila kita hendak menawarkan satu perumahan, tentu saja harus sangat memperhatikan tampilan luar (Eksterior) dari perumahan tersebut agar menarik konsumen.

Sehingga perencanaan eksterior menjadi kebutuhan bagi pembangunan sebuah bangunan.

b. Fotografi Interior Bangunan

Fotografi Interior adalah merekam berbagai bentuk bagian dalam bangunan. Interior lebih memfokuskan pada detail dalam ruangan. Fotografi interior dapat menampilkan keindahan dan kemewahan dari tataan ruang. Interior fotografi arsitektur juga dapat dilakukan dengan cahaya ambient ditularkan melalui jendela dan skylight, serta perlengkapan pencahayaan interior. Fotografer arsitektur akan menggunakan pencahayaan tambahan untuk meningkatkan pencahayaan di dalam bangunan.

(46)

Menentukan sudut pandang pemotretan arsitektur

Hampir semua orang menghabiskan sebagian besar hidupnya didalam bangunan, seperti rumah, kampus atau bahkan rumah sakit kesemuanya adalah hasil karya arsitektur. Karya arsitektur yang kita tempati tersebut bisa menjadi objek yang menarik, namun tidak semua orang tau cara membingkainya.

Fotografi arsitektur membutuhkan sensitivitas yang besar untuk merasakan tempat. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam menetukan sudut pandang pada pemotretan exterior bangunan :

1. Sebelum mulai memotret exterior bangunan, penting untuk menyediakan beberapa waktu untuk menganalisis bangunan.

2. Pertimbangkan dari sudut pandang yang lebih tinggi. Cobalah berdiri di tempat yang tinggi karena seringkali dari sudut ini akan mendapatkan perspektif yang lebih luas sehingga objek dapat masuk dalam 1 frame.

3. Setelah mengambil dari sudut pandang yang tinggi disarankan untuk bereksperimen dari berbagai sudut pandang yang lain, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.

4. Gunakan komposisi leading lines seperti dengan memilih jalan setapak atau jalanan perkotaan untuk memandu mata menuju poin utama pada exterior bangunan.

Gambar: Eksterior Ruangan

(47)

1.2. Waktu pemotretan ditentukan untuk menyesuaikan arah cahaya alam yang tepat.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah pencahayaan yang akan diaplikasikan di dalam sebuah frame foto. Pencahayaan sangat perlu diperhitungkan, apakah harus menggunakan sumber cahaya alami atau bahkan menggunakan cahaya buatan. Pencahayaan menggunakan cahaya alami merupakan salah satu faktor terpenting penunjang pemotretan arsitetektur khususnya pada exterior bangunan. Sedangkan pada pemotretan interior bangunan umumnya cahaya alami digunakan untuk mengambil bayangan yang masuk melalui kaca jendela, sehingga membentuk suatu dimensi dan kesan tersendiri didalam suatu ruangan.

Pada jam-jam tertentu kemegahan bangunan tampak serasi dengan warna langit. Di dunia fotografi ada istilah yang disebut dengan golden hour. Golden hour adalah momentum cahaya yang dianggap terbaik, yaitu pada kisaran pukul 06.00 – 09.00 di pagi hari, atau sore hari jelang matahari tenggelam. Pada jam-jam seperti ini warna biru kontras dengan bangunan yang kerap dilindungi kaca berwarna silver atau biru metalik. Penggunaan mode auto ISO pada kamera akan mempermudah Anda mendapat eksposur pas, serta dynamic range yang baik.

Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada jam tersebut masih cukup lembut, pada saat itu bayangan akan terlihat sangat jelas, dan dapat menampilkan sisi gelap terang pada fotografi. Sehingga perbedaan antara bagian yang terkena bayangan dan yang tidak masih relatif menghasilkan tekstur yang halus. Di luar waktu tersebut, maka bayangan yang muncul akan menjadi sangat kuat dan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik di dalam capture foto yang diambil. Pada saat mempertimbangkan pencahayaan sebaiknya faktor bayanagan yang muncul pada bangunan juga perlu diperhatikan, apakah bayangan yang muncul disana ikut membantu menonjolkan obyek atau justru menghilangkan detail yang seharusnya muncul pada obyek.

Pengambilan gambar pada malam hari biasanya akan menonjolkan sebuah bangunan arsitektur, karena biasanya bangunan tersebut akan bermandi cahaya sementara disekelilingnya hitam. Keanggunan bangunan tersebut pun lebih menonjol. Pada saat akan mengambil foto arsitektur pada malam hari pilihlah speed lambat atau gunakanlah long exposure hal ini di sarankan agar gambar terambil dengan jelas dan jangan lupa untuk menggunakan tripod pada saat memotret, hal ini perlu di lakukan karena jika tidak foto atau gambar yang di hasilkan di takutkan akan tidak stabil karena memotret hanya dengan tangan kosong di perlukan tekhnik tersendiri jika anda belum menguasainya di sarankan untuk memakai tripod, karena hasilnya

Gambar

Gambar  terbaik  akan  dihasilkan  baik  dengan  mengambil  gambar  serendah  mungkin

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis bivariabel menggunakan Uji Chi-square diketahui bahwa hubungan kadar glukosa darah dengan osteoarthritis lutut kurang bermakna karena

Untuk mendapatkan respons steady state rangkaian terhadap eksitasi non-sinusoidal periodik ini diperlukan pemakaian deret Fourier, analisis fasor ac dan prinsip superposisi..

Penggunaan karung plastik untuk fermentasi kopi Arabika ternyata menghasilkan mutu fisik biji kopi beras lebih baik daripada penggunaan mesin fermentor.. Pada penelitian

bahwa sehubungan dengan peningkatan kelas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka untuk menyesuaikan kebutuhan dan beban kerja organisasi serta untuk memenuhi mutu

According to Aldridwicahsono (2011), listening without response is easier than need response because it will hard to repeat back what was we heard. However giving response in

Sehingga Pelayanan kebidanan komunitas pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam

Pada buku pedoman ini dijelaskan cara pengutipan berdasarkan format APA (American Psychological Association). Pada format APA, kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian