• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memotret Interior

Dalam dokumen MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI (Halaman 50-55)

Mengerjakan Pemotretan Arsitektur

2. Memotret Interior

2.1. Karakter bagian-bagian bangunan dan penataan barang interior diidentifikasi untuk menentukan sudut pandang pemotretan.

Bila ingin berbicara tentang desain biasanya dimulai dengan usaha memformulasikan pengertian tentang desain, membuat definisi desain dan mencari arti desain. Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut: (If we want to know about design,first we must formulated, and search about definition of design. Definition od interior design explained by D.K. Ching (2002:46) as follows :

Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior

adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.

(Interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.)

Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain interior merupakan seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.(from definiton above, we can conclude that interior design is an art and science to know about people’s habbit in a room, this intent on being a fungsional room in the building structure which designed by an architec)

Sedangkan beberapa hal yang harus dilakukan dalam menetukan sudut pandang pada pemotretan interior bangunan antara lain adalah:

1. Sebelum mulai memotret interior bangunan, penting untuk menyediakan beberapa waktu untuk menganalisis dalam ruangan. Cobalah berjalan sepanjang jalan di sekitar ruangan.

Ciptakan kesan pertama ketika kali pertama melihat suatu ruangan yang mencakup warna, ruangnya, dan isi ruangannya. Detail dari ruang-ruangnya, desain dan warna cahaya yang ada, tekstur, dan dekorasinya harus dipertimbangkan.

2. Cobalah sudut pandang yang tinggi untuk memberikan keutungan tersendiri yakni sudut pandang yang lebih luas. Dalam area publik manusia berperan memberikan kesan skala/ukuran sedangkan bangunan yang bertingkat mampu memperkuat kesan jarak.

3. Objek tangga yang berbentuk memutar juga menjadi objek favorit karena akan tampil sangat menarik dari atas.

4. Tonjolkan bentuk kotak seperti perabot berbentuk kotak mampu memberikan kesan rapi dan simpel. Hal ini berlaku pula dalam gambar bahwa bentuk kotak menarik secara visual.

5. Untuk memaksimalkan efek, padu padankan garis vertikal dan horizontal pararel dengan furniture.

6. Tampilkan area reflektif seperti kaca yang mampu memberikan kesan mewah dan kesan luas, namun hati-hatilah terhadap refleksi anda sendiri.

7. Bantuan filter polarizer atau UV juga bermanfaat menghilangkan silau dan menampilkan kaca dalam bentuk terbaiknya.

8. Carilah ruangan yang memiliki pemandangan seperti ruangan dengan kaca/jendela yang mengarah keluar sehingga kita mendapatkan nilai plus dari sisi background.

Gambar: Interior Bangunan

2.2. Waktu pemotretan ditentukan untuk menyesuaikan arah cahaya alam yang tepat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pengambilan gambar exteriror dan interior bangunan, karena tidak setiap saat cahaya alami dapat menghasilkan kombinasi cahaya yang bagus untuk kepentingan gambar. Untuk cahaya alami, waktu yang dapat dimanfaatkan adalah pada :

1. Waktu pagi hari, khusus di Indonesia sekitar pukul 06.30 – 09.30. pada waktu seperti ini warna kebiruan dari cahaya langit mampu menonjolkan suatu detail dari bangunan.

2. Waktu sore hari, khusus di Indonesia Pukul 15.00 – 17.00 (kadangkala pencahayaan pukul 18.00 masih dapat dimanfaatkan untuk obyek-obyek tertentu), pada waktu seperti ini, cahaya keemasan bisa memberikan kesan megah dari bangunan.

Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada jam tersebut masih cukup lembut, pada saat itu bayangan akan terlihat sangat jelas, dan dapat menampilkan sisi gelap terang pada fotografi. Sehingga perbedaan antara bagian yang terkena bayangan dan yang tidak masih relatif menghasilkan tekstur yang halus. Di luar waktu tersebut, maka bayangan yang muncul akan menjadi sangat kuat dan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik di dalam capture foto yang diambil. Pada saat mempertimbangkan pencahayaan sebaiknya faktor bayanagan yang muncul pada bangunan juga perlu diperhatikan, apakah bayangan yang muncul disana ikut membantu menonjolkan obyek atau justru menghilangkan detail yang seharusnya muncul pada obyek.

2.3. Cahaya alam dan cahaya buatan pada interior bangunan dipadukan sehingga menghasilkan gambar.

Dengan memaksimalkan perencanaan pencahayaan, keindahan dan kesan interior dapat ditonjolkan secara maksimal. Pencahayaan buatan tidak hanya berfungsi sebagai penerang di malam hari. Penguasaan teknik pencahayaan buatan mampu memperlihatkan bentuk, warna, ukuran, serta detail ruang secara lebih jelas dan lebih cantik, sehingga keindahan atmosfer suatu ruang dapat ditampilkan lebih baik.

Selain itu, dengan mengenali tipe-tipe pencahayaan buatan sehingga pencahayaan buatan dapat terencana lebih baik, mampu menciptakan suasana atau karakter tertentu terhadap suatu ruang. Kemampuan dalam menguasai teknik pencahayaan, seperti permainan cahaya dan pemilihan sumber cahaya yang tepat, mampu menunjang konsep/tema suatu ruang. Melalui penataan cahaya yang apik juga mampu memberikan sentuhan khusus pada elemen interior maupun ruang. Dalam memilih tipe pencahayaan agar berfungsi maksimal, ada beberapa tipe pencahayaan yang sebaiknya disesuaikan dengan fungsi dan aktivitas di dalam ruang, seperti berikut:

a. Pencahayaan umum (General lighting)

Pencahayaan umum atau yang juga dikenal dengan ambient lighting merupakan pencahayaan pada umumnya yang sumber cahayanya berasal dari sumber cahaya yang cukup besar seperti lampu pada plafon atau langit langit, sehingga mampu menerangi keseluruhan ruang. Sifat cahaya yang menyebar ke segala arah dibantu oleh plafon yang berfungsi memantulkan atau sebagai reflektor, sehingga pencahayaan dapat diteruskan

ke seluruh penjuru ruang. Pencahayaan umum bisa dikatakan sebagai pencahayaan terbaik, karena sifatnya yang menyebar merata ke seluruh ruangan.

b. Accent lighting

Accent lighting merupakan pencahayaan khusus yang biasanya memiliki penerangan minimal tiga kali lebih kuat daripada general lighting. Namun penggunaannya bisa dipadukan dengan general lighting untuk menonjolkan elemen-elemen interior yang khusus maupun detail arsitektur.

Fungsinya lebih banyak dimanfaatkan dalam unsur artistik dan estetika daripada penerangan. Misalnya untuk menonjolkan lukisan, patung, benda seni, detail dinding, dan sebagainya, sehingga tampilan ruang menjadi lebih menarik karakter ruang serta kesan ruang lebih tercipta.

c. Task lighting

Task lighting merupakan jenis pencahayaan yang diperlukan untuk mempermudah dan memperjelas pekerjaan spesifik yang dilakukan dalam ruang. Contoh penggunaannya misalnya lampu pada cooker hood (penyedot asap di atas kompor) saat memasak, lampu meja saat menggambar dan melukis, head lamp saat merakit komputer, lampu sudut atau lampu meja saat belajar dan bekerja. Fungsi dari tipe pencahayaan ini adalah untuk memperjelas pandangan, membantu untuk lebih focus pada kegiatan yang dilakukan, serta tidak membuat mata lelah.

d. Decorative lighting

Decorative lighting mudah dikenali dari bentuknya yang unik, memiliki pola dan tema tertentu, karena berfungsi sebagai aksen atau elemen dekoratif dalam tatanan ruang, terlepas dari fungsi utamanya sebagai penerang. Dikarenakan lebih menonjolkan bentuk, decorative lighting umumnya dikombinasikan dengan penggunaan ambient lighting atau general lighting agar penerangan dalam ruang lebih optimal.

e. Kinetic lighting

Kinetic lighting merupakan pencahayaan dengan sumber tidak langsung dan bersifat dinamis. Sumber yang dimaksud misalnya dari sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela sehingga menampilkan pencahayaan yang unik dan bergerakgerak karena bantuan bayangan pohon. Selain itu sumber pencahayaan kinetic lighting bisa juga dari api, maupun pendar cahaya lilin yang bergerakgerak terkena hembusan angin.

2.4. Peralatan pemotretan ditentukan untuk menghasilkan gambar.

Dalam menghasilkan foto yang baik dan hasilnya memuaskan faktor kamera dan lensa menjadi hal yang utama. Untuk fotografi arsitektur disarankan menggunakan kamera yang bersensor full frame. Kenapa? Karena dalam fotografi arsitektur memerlukan sudut pengambilan yang luas. Dengan kamera berformat full frame, tidak akan mengakibatkan effect cropping dari kamera tersebut.

Lalu untuk menunjang keberhasilan dalam menghasilkan foto yang adorable fotgari arsitektur interior maupun eksterior biasanya memiliki 5 aksesori berikut.

Dalam dokumen MODUL 6 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI (Halaman 50-55)

Dokumen terkait