• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Rumus 4.1 Mencari Rata-rata

4.1.5.1 Ahli Psikolog Anak

Validasi penilaian alat peraga papan perkalian dan album penggunaan alat peraga papan perkalian dilakuakan pada tanggal 13 Maret 2017. Ahli psikolog untuk penilaian Alat peraga Papan Perkalian didapatkan hasil rata- rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,6 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi tersebut Alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar kelas III sekolah dasar dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi. Komentar umum atau saran perbaikan didapat sebagai berikut:

1. Alat peraga cukup ringan sehingga mudah digunakan oleh siswa

2. Konsep Matematika yang disajikan pada alat peraga bertahap hingga memperoleh jawaban perkalian. Siswa akan terbantu untuk memahami konsep.

3. Pemilihan warna pada media membantu siswa membedakan fungsi dari setiap warna yang ditampilkan. Hanya saja, warna dasar kayu cukup gelap segingga warna yang ditampilkan cukup gelap. Warna angka pada kartu hasil (jawaban) kurang terlihat perbedaannya dengan bagian soal (perbedaa warna terlihat jika dipehatikan secara cermat).

4. Apabila alat hasil pemikiran peneliti, maka peneliti dapat mengajukan HAKI untuk mematenkan alat peraga.

Penilaian Album penggunaan alat peraga papan perkalian didapakan hasil rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3 tergolong dengan katagori baik. Pada Validasi tersebut Album penggunaan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba dengan revisi sesuai saran. Komentar umum atau saran perbaikan didapat sebagai berikut:

1. Perhatikan bahasa yang digunakan, terutama struktur kalimat.

2. Warna background album sebaiknya menggunakan warna cerah dan polos.

3. Warna background album berwarna biru, maka warna tabel (halaman 5) jangan menggunakan warna biru.

4. Foto yang ditampilkan perlu memperhatikan cahaya sekitar sehingga blitz kamera tidak mengganggu foto. Foto sebaiknya dilakukan saat kondisi terang (pagi atau siang hari) dan memanfaatkan cahaya alami (di luar ruanangan). Perhatikan pula bayangan yang mungkin terjadi saat pengambilan foto.

5. Beri judul setiap gambar.

Sebelum mengujicobakan Album penggunaan alat peraga papan perkalian, telah melakukan perbaikan dan revisi serta penilaian ulang pada tanggal 5 April 2017. Pada penilaian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,81 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi kedua tersebut Album alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba dengan revisi sesuai saran. Komentar umum atau saran perbaikan didapat sebagai berikut:

1. Ada background foto yang dapat mengganggu fokus perhatian pada alat peraga.

2. Ada background tabel yang cukup gelap sehingga tulisan tidak terlalu terlihat.

3. Tentukan fokus penggunaan Album.

4.1.5.2Ahli Matematika

Validasi penilaian alat peraga papan perkalian dan album penggunaan alat peraga papan perkalian dilakuakan pada tanggal 29 Maret 2017 bersama Ahli Matematika. Penilaian Alat peraga Papan Perkalian didapatkan hasil rata-rata sebagai berikut:

Skor akhir = = ,8

Hasil rata-rata 3,53 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi tersebut Alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba dengan revisi sesuai saran. Komentar umum atau saran perbaikan didapat sebagai berikut:

1. Perlu dipertimbangkan untuk pembuatan kartu refleksi agar membantu siswa melakukan refleksi.

2. Berat dan ukuran alat perlu dipertimbangkan untuk dikurangai.

3. Warna lingkaran pada kotak butiran perkalian perlu dibuat lebih cerah agar menarik.

Penilaian Album penggunaan alat peraga papan perkalian didapakan hasil rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,81 tergolong dengan katagori baik. Pada Validasi tersebut Album alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba dengan revisi sesuai saran. Komentar umum atau saran perbaikan didapat sebagai berikut:

1. Revisi jenis huruf agar menimbulkan efek menyenangkan untuk siswa 2. Revisi warna dasar background.

Peneliti melakukan revisi berupa masukan yang diberikan ahli matematika untuk alat peraga papan perkalian dan album penggunaan alat peraga perkalian. Alat peraga papan perkalian yaitu merubah warna lingkaran

pada kotak butiran perkalian merubah warna hijau mudah seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.10 Kotak butiran perkalian Gambar 4.11 Kotak butiran perkalian Sebelum revisi Sesudah revisi

Serta untuk ukuran dan berat pada papan perkalian tidak dapat dirubah lagi. Papan perkalian sudah didesain praktis dengan membelah papan perkalian terlipat terbagi dua agar papan mudah di bawah oleh anak lambat belajar pada kelas III SD.

Album penggunaan alat peraga papan perkalian memperbaiki bagian background serta tulisan pada album tulisan sebelumnya menggunakan Times

New Roman dan sekarang merubah ke Comic Scan mc. Penilaian alat peraga

papan perkalian dan album penggunaan papan perkalian dilakukan penilaian dua kali.

Validasi yang kedua untuk alat peraga papan perkalian dilakukan pada 4 April 2017 didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,6 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi tersebut Alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat

belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi. Komentar umum atau saran perbaikan tidak ada.

Validasi yang kedua untuk album penggunaan alat peraga papan perkalian didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 4 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi tersebut Album penggunaan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi. Tidak ada komentar umum atau saran perbaikan.

4.1.5.3Guru kelas III SD

Validasi penilaian alat peraga papan perkalian dan album penggunaan

alat peraga papan perkalian dilakuakan pada tanggal 29 Maret 2017. Guru SD kelas III selaku wali kelas yang mengampuh siswa lambat belajar. Penilaian alat peraga Papan Perkalian didapatkan hasil rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,6 tergolong dengan katagori sangat baik. Pada Validasi tersebut Alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi. Komentar umum atau saran perbaikan didapat yaitu alat peraga papan perkalian sangat baik, oke sekali untuk anak lambat belajar.

Skor akhir = =

Penilaian Album penggunaan alat peraga papan perkalian didapatkan hasil rata-rata sebagai berikut:

Hasil rata-rata 3,45 tergolong dengan katagori baik. Pada Validasi tersebut Album penggunaan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi. Tidak ada komentar umum atau saran perbaikan yang didapat.

Dari hasil ketiga validator, ahli Matematika, ahli Psikolog anak dan guru kelas III yaitu Alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan dapat digunakan atau uji coba tanpa revisi.

Penilaian album penggunaan alat peraga papan perkalian mendapatkan masukaan-masukan yang diberikan oleh ahli Matematika, ahli Psikolog anak dan guru kelas III maka peneliti melakukan revisi album penggunaan alat peraga papan perkalian untuk siswa dengan lambat belajar dapat terlihat perbedaan pada tabel 4.8 di bawah ini perubahan album penggunaan alat peraga sebulum revisi dan setelah revisi.

Tabel 4.8 Perubahan sebelum dan sesudah perubahan pada album penggunaan alat peraga papan perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan.

Album penggunaan alat peraga papan perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di kelas III SD Muhammadiyah Sagan.

Sebelum Revisi Sesudah revisi Nama Gambar Tindak Lanjut Gambar

Cover - Perubahan warna untuk background. - Penambahan materi perkalalian pada halaman pertama.

Lembar pengenala n alat peraga papan perkalian -Foto papan perkalian dirubah untuk tidak menggunakan flas dan warna background dirubah menjadi warna polos. -Background pada gamabar juga dirubah menjadi berwarna putih -Jenis tulisan diubah menjadi comic scan. -Perubahan background pada gambar dan alat peraga. Halaman 3 Halaman 4

Perubahan pada album penggunaan alat peraga yaitu perubahan warna background yang sebelumnya berwarna biru sekarang berubah menjadi warna putih atau polos walaupun warna background polos tetap saja menarik karena adanya gambar-gambar alat peraga papan perkalian. Perubahan background pada setiap gambar diubah menjadi warna polos agar tidak mengganggu

Langkah- langkah penggunaa n alat peraga papan perkalian -Perubahan warna tabel.dan beckground belakang foto. -Penambahan contoh RPI setelaha halaman langkah- langkah penggunaan alat peraga papan perkalian.

fokus atau kosenterasi anak lambat belajar saat membaca album penggunaan alat peraga papan perkalian. Perubahan jenis tulisan menjadi comic scan agar siswa tidak terlalu formal melihat album penggunaan alat peraga papan perkalian. Siswa diajak santai membaca album penggunan alat peraga papan perkalian.

4.1.6 Uji Coba Produk

Peneliti melakukan uji coba prototipe alat peraga papan perkalian untuk siswa dengan lambat belajar kelas III di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta gedung 2 atau unit 2 pada hari Selasa, 11 April 2017. Peneliti melakukan uji coba prototipe alat peraga papan perkalian dengan dua siswa lambat belajar Bunga (disamarkan) dan Roso (disamarkan) dengan dua jam pelajaran yaitu 50 menit. Tempat pada saat uji coba prototipe adalah ruangan kantor untuk menyambut datangnya tamu.

Sebelum masuk uji coba prototipe Alat Peraga Papan Perkalian dan Album Penggunaan Alat Peraga Papan Perkalian, peneliti bertanya kabar Bunga dan Roso. Setelah melakukan sesi perkenalan, peneliti melakukan sesi tanya jawab yaitu, dengan menayakan pengertian perkalian dengan mengajukan pertanyaan, “Adakah yang tau pengertian perkalian?”. Jawaban yang dilontarkan Bunga yaitu, “Perkalian itu ya dikali-kali Bu”, sama seperti jawaban Roso, “Perkalian itu ya… (lama dengan suara “ya”) ya dikali, kali sama dikali Bu (ketawa kecil)”. “Sampai mana kalian menguasi perkalian satuan atau puluhan?”, kata peneliti. Bunga dan Roso menjawab spontan tidak tau. “Perkalian 3 x 4 adakah yang tau hasilnya berapa?”. Roso hanya diam saja sambil memikirkan hasil, berbeda dengan Bunga sambil

memejamkan matanya dan menghitung dengan jari duabelas (dengan suara kecil). “Apakah kalian tau konsep dasar perkalian?”. Jawaban Bunga, “Saya tidak tahu Bu (langsung menutup muka)”; sedangkan Roso dengan rasa semangat dan tertawa menjawab, “Tahu Bu, perkalian itu persamaan, contoh ya Bu perkalian 3 x 4 sama saja dengan perkalian 4 x 3.”.

Peneliti menjelaskan bahwa perkalian merupakan penjumlahan berulang. Bilangan pertama pada perkalian disebut dengan pengali, sedangkan bilangan kedua disebut penjumlah. Peneliti memberi intruksi, “Sekarang kita akan belajar tentang perkalian. Ambilah satu lembar kertas tulis nama dan kelas kalian. Sekarang kerjakan soal berikut dengan jalannya. Soal pertama perkalian 3 x 4 soal kedua perkalian 4 x 3 kerjakan bersama jalannya. Bunga dan Roso mengerjakan dua soal yang telah diberikan. Bunga menyelesaikan soal dengan waktu sepuluh menit, sedangkan Roso memerlukan waktu sekitar dua belas menit. Bunga dan Roso mengerjakan soal tanpa alat bantu apapun, dan hasilnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.16 Hasil kerja pertama Roso (disamarkan)

Sebelum menggunakan prototipe sangat terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan konsep perkalian menurut Bunga dan Roso. Mereka masih keliru tentang penerapan konsep perkalian dasar, padahal peneliti sudah menjelaskan konsep dasar perkalian. Bunga dan Roso masih bingungg tentang jalannya mencari perkalian 3 x 4 dengan perkalian 4 x 3, memang hasilnya sama akan tetapi jalannya berbeda. Peneliti melakukan penjelasan ulang tentang konsep dasar perkalian dengan memperkenalkan alat peraga Matematika, yaitu Alat Peraga Papan Perkalian dan Album Penggunaan Alat Peraga Papan Perkalian. Alat Peraga Papan Perkalian dan Album Penggunaan Alat Peraga Papan Perkalian akan membantu siswa dalam memahami konsep dasar Matematika perkalian 1-10. Peneliti memperkenalkan komponen- komponen Papan Perkalian ini. Papan ini terdiri dari tiga komponen yaitu Papan Perkalian, Kotak Isi. Alat peraga ini memiliki bagian yang lain, yaitu Album Penggunaan Alat Peraga Papan Perkalian yang berguna untuk menjelaskan cara Alat Peraga Papan Perkalian. Peneliti menjelaskan bagian yang terdapat pada Kotak Isi dengan bantuan Album Penggunaan Alat Peraga Papan Perkalian. Peneliti meminta bantuan dari Roso untuk meperagakan

penggunaan setiap bagian yang ada pada Papan Perkalian yang disertai penjelasan fungsi komponen-komponen yang ada di dalam Kotak Isi kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah dalam menggunakan papan perkalian, Setelah memperkenalkan bagian-bagian Alat Peraga Papan Perkalian beserta fungsinya, peneliti mengajak Roso dan Bunga untuk memilih soal pada Kotak Isi.

Alat Peraga Papan Perkalian bisa dipakai siswa secara individu dan bekerja secara berkelompok sehingga mereka dapat memahami konsep perkalian bersama. Hal ini dapat dilakukan selama salah satu siswa memakai dan mempraktikkannya secara jelas kemudian siswa yang lain memperhatikan apa yang dikerjakan temannya dan mencatatat soal yang sama. Pertama dimulai dari Bunga, mengerjakan setiap tahap-tahapan yang sudah di jelaskan oleh peneliti. Bunga mengambil soal perkalian 5 x 4 kemudian Bunga meletakan soal pada Papan Perkalian diatas deret penjumlah. Bunga menggeser deret pengali ke angka lima dan megeser deret penjumlah ke angka empat (dengan sangat cepat). Kemudian Bunga mengisi kotak dengan Kotak Butiran Perkalian. Setelah mengisi setiap kotak kosong pada Papan Perkalian dengan Kotak Butiran Perkalian sesuai dengan batasannya, Bunga menghitung dengan semangat walaupun malu-malu. Bunga mencari angka 20 pada Kotak Hasil di Kotak Isi. Setelah menemukan Kotak Hasil, Bunga menggantungkanya ke deret penjumlah di bagian pemberhentian terakhir. Bunga dapat mengetahui jawabannya benar atau salah dengan membalik Kartu Soal, dan jawabanya benar.

Setiap selesai menggunakan Papan Perkalian peneliti mengambil kesimpulan dari soal yang diambil acak oleh siswa. Konsep dasar perkalian akan tertanam dengan sendirinya. Soal perkalian pertama adalah 5 x 4. Jadi, dari perkalian 5 x 4 ada berapa banyak kotak perkaliannya? Bunga dan Roso menyimpulkan bahwa 5 x 4 berarti ada empat Kotak Butiran Perkalian sebanyak lima kali.

Selanjutnya adalah giliran Roso menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian. Roso terlihat senang sekali. Roso mengambil soal perkalian 6 x 4. Kemudian Roso meletakan soal pada Papan Perkalian diatas deret penjumlah. Roso menggeser deret pengali ke angka enam dan megeser deret penjumlah ke angka empat (dengan sangat cepat). Setelah itu Roso mengisinya dengan Kotak Butiran Perkalian dan batasan-batasan yang sudah diletakan pula. Sesudah mengisi setiap kotak-kotak kosong pada Papan Perkalian dengan butiran perkalian sesuai dengan batasannya, kemudian Roso menghitung dengan semangat hingga sampai pertengahan menghitung dia lupa sampai mana dia menghitung. Roso menghitung dari awal lagi dengan suara yang sangat keras, kemudian dari hasil menghitung tadi Roso mencari angka 24 pada Kotak Hasil di Kotak Isi. Setelah menemukannya, Roso menggantungkan pada deret terakhir penjumlah. Pada soal kedua perkalian peneliti menanyakan berapakah kotak butiran yang ada pada kotak perkalian 6 x 4? Bunga dan Roso menyimpulkan bahwa 6 x 4 berarti ada empat Kotak Butiran Perkalian sebanyak enam kali.

Bunga dan Roso mengerjakan sebanyak sepuluh soal perkalian dan meminta mereka untuk menarik kesimpulan secara lisan setiap mereka selesai

mengerjakan soal dengan bantuan Papan Perkalian. Peneliti melihat perkembangan Bunga dan Roso yang begitu pesat, jika membandingkan keadaan mereka antara sebelum dan sesudah menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian ini.

Sebelum Bunga menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian, dia masih bingung dengan konsep dasar perkalian, namun setelah menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian, Bunga memahami konsep dasar perkalian dan tata letak pada Alat Peraga Papan Perkalian ini dengan cukup cepat. Meskipun dia memerlukan dua sampai tiga kali penjelasan, seiring berjalannya waktu, Bunga mampu menyelesaikan soal dengan cepat.

Bunga dan Roso mengalami perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian. Roso yang sebelumnya meyakini bahwa perkalian itu sama seperti perkalian 3 x 4 sama dengan perkalian 4 x 3, setelah menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian Roso mengalami perubahan dalam memahami konsep dasar perkalian. Memang pada awalnya dia merasa bingung dengan tata letak yang ada pada Papan Perkalian sehingga dia membutuhkan empat sampai lima kali penjelasan untuk benar-benar memahami bagian-bagian dan tata letak pada Alat Peraga Papan Perkalian ini. Roso memang memerlukan konsentrasi yang lebih. Hal ini terlihat dari caranya mengerjakan soal yang sangat terburu-buru membuatnya kerap kali melakukan kekeliruan dalam megingat atau menyusun komponen dalam Alat Peraga Papan Perkalian. Peneliti menanamkan sikap hati-hati dan pelan tetapi pasti dalam mengerjakan soal. Setelah peneliti menamakan sikap itu, Roso menjadi paham dan mengerjakan

soal-soal berikutnya dengan hati-hati. Setelah memahami tata letak dan konsep dasar perkalian, Roso dengan mudahnya mengerjakan soal-soal yang diambil dari Kotak Soal.

Bunga dan Roso mengerjakan soal perkalian secara bersamaan dengan menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian. Mereka mengerjakan sepuluh soal dengan menulisnya di kertas dan menjelaskan jawabannya secara lisan. Sebelum mengerjakan soal, Bunga dan Roso tidak menggunakan kertas. Mereka hanya mengambil soal pada Kotak Isi, kemudian mereka dibantu oleh tahapan-tahapan yang ada dalam Album Penggunanan Alat Peraga Papan Perkalian. Namun selanjutnya mereka menegerjakan soal sebanyak sepuluh nomor secara mandiri dengan bantuan Album Penggunanan Alat Peraga Papan Perkalian. Berikut ini merupakan hasil kerja soal dengan menuliskannya di kertas.

Gambar 4.14 Hasil Kerja Roso pada Gambar 4.15 Hasil Kerja Bunga Pada saat menggunakan Papan Perkalian saat menggunakan Papan Perkalian

setelah menggunakan alat peraga, peneliti mengajarkan Roso dan Bunga cara mengerjakan perkalian tanpa menggunakan papan perkalian yaitu dengan penjumlah berulang. Berikut adalah hasil kerja Roso dan Bunga tanpa menggunakan papan perkalian dan setelah mengenal alat peraga papan perkalian.

Gambar 4.16 Hasil Kerja Roso Setelah Gambar 4.17 Hasil Kerja Bunga Setelah menggunakan papan perkalian menggunakan papan perkalian

60 menit, peneliti belajar bersama dua siswa lambat belajar menggunakan alat peraga papan perkalian. Peneliti menayakan kesan dan pesan pada Bunga dan Roso setelah menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian ini. Menurut Bunga, dia merasa sangat senang mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian. Bunga menyatakan bahwa Alat Peraga Papan Perkalian ini dapat membantunya mengerjakan soal perkalian dengan mudah. Begitu pula dengan Roso, yang merasa terbantu menggunakan Alat Peraga Papan Perkalian dalam mengerjakan soal perkalian dengan mudah.

4.1.7 Revisi Produk

Melakukan ujicoba prototipe alat peraga papan perkalian dan album penggunanan alat peraga papan perkalian setiap prosesnya peneliti melihat kekesulitan yang dihadapi oleh Bunga dan Roso. Selama proses uji coba prototipe kesulitan yang mecolok pada alat peraganya yaitu cara melepaskan kotak butiran perkalian pada papan perkalian memerlukan waktu yang cukup lama untuk melepaskan kotak butiran perkalian setelah menggunakan papan perkalian. Mengerjakan soalnya memakan waktu yang sedikit sedangkan melepaskan kotak butiran perkalian memerlukan waktu yang cukup lama untuk anak-anak. Melihat kesulitan yang ada maka peneliti tidak akan merubah bentuk alat peraga papan perkalian tetapi peneliti menambahkan tongkat pencokel agar mudah mencongkel kotak butiran perkalian dengan mudah. Tongka pencokel ini terbuat dari kayu dan ujung pada tongkat seperti benda tumpul yang dapat menembus sela-sela kecil pada papan perkalian. Berikut adalah gambar tongkat pecongkel:

Gambar 4.18 Tongkat Pecongkel

4.2 Pembahasaan

Jannah dan Darmawanti (2004:15) mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau

perkembangan mengalami kelainan seperti penyimpangan fisik, mental- intelektual, sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya, sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Berdasarkan wawancara kepala sekolah dan guru kelas III di SD Muhammadiyah Sagan peneliti menemukan masalah bawah ada dua siswa kelas III yang mengalami keterlambatan belajar dalam memahami semua mata pelajaran, dua siswa ini sangat lambat dibandingkan dengan siswa yang lain pada umumnya. Kurangnya penggunaan alat peraga dalam membantu siswa lambat belajar menjadi hambatan dalam mengatasi masalah yang ada.

Anak berkebutuhan khusus lambat belajar yaitu menurut kamus besar bahasa Indonesia kata lambat artinya tidak tangkas, tidak cekatan dalam bekerja, jadi anak lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan tugas (Ningrum, 2013:29). Siswa lambat belajar dalam memahami suatu materi harus dengan banyak menggunakan benda-benda konkret dibandingkan verbalisasi atau penejelasan secara lisan karena hanya dapat membingungkan siswa lambat belajar itu sendiri (Desiningrum, 2016:14).

Dari hasil observasi pada pembelajaran matematika materi perkalian di kelas bahwa dua siswa lambat belajar mengalami keterlambatan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru serta dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, dua siswa kebanyakan melamun serta tidak

Dokumen terkait