• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencegah dan Menindak Terjadinya Pelanggaran (W8 – T6)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3) Mencegah dan Menindak Terjadinya Pelanggaran (W8 – T6)

Dalam upaya mencegah terjadi penyusutan lahan sawah irigasi, diperlukan upaya pencegahan melalui sosialisasi (melalui berbagai media) tentang peraturan perundangan terkait pemberlakuan sanksi bagi pelanggaran pemanfaatan ruang dan melakukan langkah-langkah penertiban terhadap pelanggaran mendirikan bangunan di atas lahan sawah irigasi yang peruntukannya juga diarahkan sebagai pertanian.

Untuk jelasnya strategi perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Tangerang berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dapat dilihat pada Tabel 22.

Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT tersebut perlu dilaksanakan guna perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu disusun pelaksanaan strategi dalam rentang

waktu. Dalam penelitian ini rentang waktu yang digunakan mengikuti masa RPJMD yaitu sampai dengan tahun 2018. Secara jelasnya strategi, kegiatan, indikasi kawasan, serta waktu pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 22 Matriks SWOT strategi perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Tangerang Kekuatan (Strenghts)

S1 = Produktivitas Padi Sawah GKG Tinggi

S2 = Intensitas Panen Padi Sawah S3 = Potensi Lahan Sawah Irigasi S4 = Potensi Cetak Sawah sesuai RTRW S5 = Jenis dan Tekstur Tanah

Kelemahan (Weaknesses) W1 = Motivasi Petani Rendah W2 = Kondisi Ekonomi Petani W3 = Tingkat Pendidikan Petani W4 = Sifat Kepemilikan Tanah Warisan W5 = Belum adanya RDTR Kecamatan Sepatan W6 = RTRW Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah

Irigasi

W7 = Lemahnya Proses Penyusunan RTRW W8 = Penyusutan Lahan Pertanian Sawah W9 = Kepemilikan lahan sawah yang terbatas W10 = Harga Lahan

W11= Dukungan Pemerintah dalam Pemeliharaan Saluran Irigasi

Peluang (Opportunities)

O1 = Dukungan Kebijakan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota

O2 = Kebijakan Agropolitan (pada Perda RTRW Kabupaten Tangerang)

O3 = Penetapan Kabupaten Tangerang sebagai Lahan Sawah Irigasi Teknis

O4 = Pendataan lahan pertanian pangan beserta cadangannya

O5 = Potensi lahan sawah di Kabupaten Tangerang O6 = Permintaan beras yang besar untuk wilayah

Jakarta

O7 = Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Tangerang

Strategi S – O

1.Pengembangan Sistem Informasi Spatial untuk Lahan Potensi Sawah Irigasi (S1, S2, S3 – O3, O5, O6)

2.Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang (S3, S4 – O1, O4)

Strategi W – O

1. Percepatan Penyusunan dan Penetapan Perda RDTR Kecamatan Sepatan (W5, W6 – O1, O2, O3, O5)

2. Peningkatan Peran Koperasi (W2 – O6, O7) 3. Pembentukan Badan Usaha dan Kemitraan

dengan Perbankan (W1, W2 – O7) Faktor Internal

Kekuatan (Strenghts)

S1 = Produktivitas Padi Sawah GKG Tinggi

S2 = Intensitas Panen Padi Sawah S3 = Potensi Lahan Sawah Irigasi S4 = Potensi Cetak Sawah sesuai RTRW S5 = Jenis dan Tekstur Tanah

Kelemahan (Weaknesses) W1 = Motivasi Petani Rendah W2 = Kondisi Ekonomi Petani W3 = Tingkat Pendidikan Petani W4 = Sifat Kepemilikan Tanah Warisan W5 = Belum adanya RDTR Kecamatan Sepatan W6 = RTRW Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah

Irigasi

W7 = Lemahnya Proses Penyusunan RTRW W8 = Penyusutan Lahan Pertanian Sawah W9 = Kepemilikan lahan sawah yang terbatas W10 = Harga Lahan

W11= Dukungan Pemerintah dalam Pemeliharaan Saluran Irigasi

Ancaman (Threats)

T1 = Jarak Kecamatan Sepatan dengan Bandara Soekarno Hatta dan Kota Tangerang T2 = Konsistensi Perencanaan RTRW

T3 = Proporsi Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang T4 = Penyusutan Luas Lahan Pertanian Kabupaten

Tangerang

T5 = Arahan Peruntukan Ruang RTRW tidak Mendukung Pertanian Sawah

T6 = Lemahnya Pengendalian terhadap Pelanggaran Tata Ruang

T7 = Tidak adanya Pengendalian Harga Tanah sesuai Arahan Peruntukan Ruang

Strategi S – T

1. Penghentian Perpanjangan Ijin Pemanfaatan Ruang di Lahan Peruntukan Pertanian (S3, S4 – T6) 2. Melakukan Peninjauan Kembali dan

Revisi Perda RTRW Kabupaten Tangerang (S3 – T2, T5)

3. Sosialisasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang sesuai RTRW (S3 – T1)

Strategi W – T

1. Pengembangan Pelatihan Sektor Pertanian (W2, W3 – T3)

2. Penetapan NJOP sesuai Arahan Peruntukan Ruang RTRW (W4, W10 – T7)

3. Mencegah dan Menindak Terjadinya Pelanggaran (W8 – T6)

Faktor Internal

Tabel 23 Strategi, kegiatan, dan tahun pelaksanan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Tangerang

No Strategi Kegiatan Indikasi

Kawasan

Tahun Pelaksanaan 2016 2017 2018 1 Pengembangan Sistem Informasi Spatial untuk Lahan Potensi

Sawah Irigasi

- Deliniasi penggunaan lahan sawah irigasi s-S, ((s12-15)-S),

l-S, l15-S

- Deliniasi lahan potensi menjadi sawah irigasi (cetak sawah)

- Pengembangan sistem informasi spasial yang berisi lahan baku sawah

2 Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang

- Pendataan lahan baku sawah s-S, ((s12-15)-S),

l-S, ((s12-15)-L)

- Identifikasi kepemilikan lahan sawah irigasi - Sosialisai penyusunan rancangan Perda LP2B

pada RDTR dan Perda KP2B pada RTRW - Penetapan LP2B dalam Perda RDTR 3 Percepatan Penyusunan dan Penetapan Perda RDTR Kecamatan

Sepatan

- Penyusunan materi RDTR Kecamatan Sepatan - Persetujuan Substansi

- Penetapan Perda RDTR

4 Peningkatan Peran Koperasi - Identifikasi masalah-masalah koperasi Kecamatan Sepatan - Mengaktifkan kembali koperasi petani

5 Pembentukan Badan Usaha dan Kemitraan dengan Perbankan - Identifikasi potensi produksi sawah Kecamatan Sepatan - Penyiapan pendirian badan usaha

- Penyiapan kemitraan dengan perbankan 6 Penghentian Perpanjangan Ijin Pemanfaatan Ruang di Lahan

Peruntukan Pertanian

- Identifikasi masa berlakunya ijin penggunaan l15-S

((s12-15)-S),

- Sosialisasi pemberlakuan RTR - Penghentian ijin

7 Melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi Perda RTRW Kabupaten Tangerang

- Peninjauan kembali terhadap perda RTRW khususnya untuk lahan pertanian/sawah irigasi

Kabupaten Tangerang - Melakukan Revisi RTRW

No Strategi Kegiatan Indikasi Kawasan

Tahun Pelaksanaan 2016 2017 2018 8 Sosialisasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang sesuai RTRW - Identifikasi petani/masyarakat yang berada pada

lahan tersebut

s-S, ((s12-15)-S),

s-L, ((s12-15)-L)

- Sosialisasi terhadap adanya sanksi bagi pelanggaran Tata Ruang dn UU no 41

9 Pengembangan Pelatihan Sektor Pertanian - Identifikasi kebutuhan pelatihan sektor pertanian

s-S, ((s12-15)-S),

s-L, ((s12-15)-L)

- Pelaksanaan pelatihan sektor pertanian

10 Penetapan NJOP sesuai Arahan Peruntukan Ruang RTRW - Melakukan review terhadap kebijakan NJOP yang ada

s-S l-S l15-S

- Identifikasi dan deliniasi hak atas tanah dan rencana peruntukan ruang

- Identifikasi dan deliniasi penggunaan lahan - Identifikasi dan deliniasi rencana peruntukan

ruang

- Penetapan NJOP berdasarkan ke 4 kegiatan di atas

11 Mencegah dan Menindak Terjadinya Pelanggaran - Sosialisasi Rencana Tata Ruang ((s12-15)-L)

- Identifikasi upaya penyelesaian

- Penertiban pelanggaran (pencabutan ijin, pembongkaran)

- Pengembalian fungsi ke penggunaan pertanian ((s12-15)-L) = Penggunaan sawah irigasi menjadi penggunaan lain indikasi pelanggaran RTRW

((s12-l15)-L) = Penggunaan sawah irigasi menjadi penggunaan lain sesuai RTRW

((s12-15)-L) = Penggunaan sawah irigasi berpeluang tinggi berubah ke penggunaan lain sesuai RTRW

((s12-15)-S) = Penggunaan sawah irigasi tetap sawah irigasi sesuai RTRW

(l15-S) = Penggunaan lain berpeluang tinggi jadi sawah irigasi (cetak sawah) sesuai RTRW

6

SIMPULAN

Perda No 13 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Tangerang 2011-2031 merencanakan alih fungsi lahan sawah irigasi ke penggunaan non sawah sebesar 23,755.19 ha atau 52 % dari total luas lahan sawah irigasi yang ada (45,710.12 ha). Adapun luas lahan sawah irigasi yang dipertahankan oleh arahan peruntukan ruang RTRW Kabupaten Tangerang sebesar 21,954.94 ha atau 48% dari total luas sawah irigasi yang ada, serta perluasan lahan sawah baru yang direncanakan sebesar 2,800.51 ha.

Perubahan penggunaan lahan sawah irigasi yang sesuai RTRW di Kecamatan Sepatan pada tahun 2012-2015 adalah sebesar 101.61 ha atau 11.05%. Untuk indikasi pelanggaran sebesar 22.44 ha atau 2.44%. Untuk lahan sawah irigasi yang berpeluang tinggi berubah menjadi lahan non sawah sesuai RTRW sebesar 345.64 ha atau 37.58%. Untuk sawah yang tetap bertahan menjadi sawah sebesar 329.05 ha atau 35.77%. Untuk lahan non sawah yang berpeluang tinggi menjadi sawah (cetak sawah) sebesar 121.07 ha atau 13.16%.

Berdasarkan hasil analisis swot terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, maka dapat dirumuskan 11 strategi perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Tangerang yaitu pengembangan sistem informasi spatial untuk lahan potensi sawah irigasi, penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan pada rencana tata ruang, percepatan penyusunan dan penetapan Perda RDTR Kecamatan Sepatan, peningkatan peran koperasi, pembentukan badan usaha dan kemitraan dengan perbankan, penghentian perpanjangan ijin pemanfaatan ruang di lahan peruntukan pertanian, melakukan peninjauan kembali dan revisi perda RTRW Kabupaten Tangerang, sosialisasi pengendalian pemanfaatan ruang sesuai RTRW, pengembangan pelatihan sektor pertanian, penetapan NJOP sesuai arahan peruntukan ruang RTRW, serta mencegah dan menindak terjadinya pelanggaran.

Dokumen terkait