• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENDAPAT RUPANG DAN JAPAMALA DARI GURU SEJATI

Dalam dokumen OM MANI PADME HUM. Penulis. Pendahuluan (Halaman 38-41)

Pada suatu malam aku merasakan perubahan aneh pada diriku. Aku merasakan tubuhku ringan dan rohku seperti bangkit, sehingga aku seperti merasakan kulit dan tulangku berpisah. Merasakan hal itu aku segera menuju keruang khusus dan mulai mencoba untuk masuk ke dalam meditasi, karena aku merasa seperti akan ada sesuatu yang kualami.

Setelah beberapa lama masuk dalam samadhi, aku melihat seorang anak remaja

perempuan sedang bermain ayunan, kemudian dia masuk kedalam rumah yang berada didekat tempat dia bermain itu, lalu menuju kesuatu kamar di lantai atas rumah

itu. ternyata itu kamarnya, diatas tempat tidur dia berniat nonton televisi, tapi acara tidak ada yang bagus kemudian dia mematikan televisi itu dan berniat untuk tidur, tapi dia seperti terlupa sesuatu lalu bangkit dari tempat tidurnya menuju sebuah lemari baju, dia mengambil sebuah japamala dari lemari itu.

Kemudian dia turun melewati sebuah tangga spiral dan masuk kedalam suatu ruangan, sepertinya ruangan altar, disana terpasang gambar Guru sejatiku Dewi Seribu Tangan Seribu Mata berukuran agak besar. Gadis itu bersujud dan membaca mantera sambil memutar japamala, aku melihat gambar Guru sejatiku itu hidup dan menopangkan tangannya kekepala gadis itu yang sedang bersujud didepannya. Setelah selesai bersembahyang, gadis itu kembali kekamarnya dan tidur.

Saat dia tidur, rohnya keluar dari tubuh dan pergi kelangit melalui jendela, ternyata dia pergi ke alam Sukhavati, disana dia bertemu dengan Guru sejatiku, Dewa Ganesha dan para Dewi lainnya, Guru sejatiku itu memberi sebuah japamala bergambar dirinya kepada gadis itu, setelah itu gadis itu kembali kedalam tubuhnya.

Saat gadis itu bangun, dia kembali keruang altar tadi untuk bersembahyang, tapi tiba-tiba saja gadis itu jatuh pingsan, aku melihat Guru sejatiku keluar dari gambarnya itu dan menolong gadis itu dengan memasukan sesuatu (seperti permata kecil) kedalam dahinya, kemudian gadis itu siuman kembali.

Awalnya aku tidak mengerti mengapa aku melihat hal itu dalam meditasi hari ini, apakah ini suatu petunjuk atau hanya ilusiku saja. Aku menanyakan mengenai hal ini pada Guruku, Guruku bilang bahwa dia pernah memberikan japamala kepadaku pada kelahiranku yang lalu dan akan mendapatkan dariNya melalui orang yang berjodoh juga denganNya . Dan Guru sejatiku juga mengatakan, karena aku belum memiliki rupang diriNya sampai saat ini, aku diminta untuk pergi kesuatu toko didaerah Jakarta disana aku bisa bertemu dengan rupangNya yang berjodoh denganku.

Mendengar itu aku senang sekali, aku segera mengatakan hal ini pada suamiku. Dan kami pergi ketoko tersebut. Ternyata benar apa yang dikatakan Guruku, saat aku masuk ketoko itu aku melihat ada rupang Guru sejatiku sama seperti gambar yang aku miliki sebelumnya, melihat rupang itu aku merasakan perasaan yang berbeda, dan memang di toko itu rupang Guruku cuma ada satu-satunya. Dan anehnya lagi harga rupang itu jumlahnya pas sekali dengan uang yang kami bawa dari rumah padahal sebelumnya tidak kami hitung dulu.

Selang beberapa hari, tiba-tiba saja datang seorang tamu yang sudah pernah kukenal dan berjodoh dengan Dewi Seribu Tangan Seribu Mata kerumahku, dia memberikan sebuah japamala kepadaku sebagai oleh-oleh.

Apakah ini suatu kebetulan, aku rasa tidak. Aku percaya bahwa aku bisa mengetahui apa yang akan kualami dalam kehidupan ini, walaupun belum terjadi. Karena

pembinaan diriku selama inilah yang telah membuat aku bisa mendapatkan kelebihan itu, aku sungguh amat bersyukur.

Pada sore harinya, setelah aku mengalami kebenaran dalam meditasi, saat aku sedang diteras lantai atas rumahku, aku merasa tubuhku agak goyang, sedikit melayang dan ada sesuatu yang naik turun dibelakang kepalaku. Merasakan keganjilan ini aku segera masuk kedalam meditasi. Aku melihat sesuatu yang kuncup dengan ukuran besar, didalamnya seperti ada sesuatu yang bersinar, lalu kuncup itu terbuka, semakin diperhatikan seperti bunga teratai mekar, dan ditengahnya muncul Guru sejatiku dengan seluruh tangannya yang bergerak-gerak duduk diatas teratai itu.

Lalu dibawah teratai itu muncul sebuah tangga yang terbuka turun kebawah satu demi satu, tidak lama kemudian rohku keluar dari tubuh dan naik keatas melalui tangga tersebut. Sesampainya diatas, Guru sejatiku turun dari teratai dan menghampiriku, dia menuntunku untuk duduk disampingnya dan berkata;

“Desi... percayalah pada perkataanku, semua sudah ditetapkan, kau tidak perlu berpikir macam-macam, yang penting jalanilah hidupmu dengan baik dan semua tugas-tugasmu. Biarkan semua berjalan sesuai rencana.”

“Tapi Guru... kenapa sampai saat ini tidak ada tanda apapun?“

“Sesungguhnya itu untuk mengecoh Mara, agar Mara tidak menyadari kalau kau telah mendapat anugrah itu. Jadi alam membuat dirimu seperti orang biasa, karena semua ini masih rahasia.”

“Oh begitu... baiklah Guru saya percaya.”

Akhirnya Guru sejatiku menyuruh aku kembali, dan Dia menghilang.

Sejak mendapatkan anugrah ini, telah sering Guru sejatiku dan para Dewa meyakinkan aku, walaupun aku merasa sedikit bimbang, tapi Guru sejatiku dan para Dewa meminta agar aku mempercayainya. Karena keyakinanku kepada para Dewa harus teguh, dengan begitu jalan dharma bisa berjalan dengan baik.

Aku amat berterima kasih kepada para Buddha, karena berkenan memilih aku untuk menjalankan amanat ini. Walaupun aku sadar, aku bukanlah manusia yang suci dan bersih, tapi merupakan keberuntungan besar bagiku, bisa mendapatkan perlakuan khusus dalam pembinaan diriku selama ini. Semoga segala petunjuk dan bimbingan yang mereka berikan padaku, bisa aku jalankan dengan baik.

Dalam dokumen OM MANI PADME HUM. Penulis. Pendahuluan (Halaman 38-41)