• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadual 1.3. Nama-Nama Responden BAZ Riau

G. Pemandu Teknologi Maklumat

1. Agihan Secara Berterusan (Konsumtif)

4.4. TEMA 2: Sistem Operasional

4.4.1. Menejmen Institusi Zakat

Bertolak dari landasan ideal, institusi zakat BAZ Riau dikelola sedemikian rupa sebagai lembaga formal yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah di propinsi Riau. Sejak pertama terbentuk di tahun 1987 yang

31 Laporan Tahunan Pengurusan Zakat, Lembaga Zakat Selangor Tahun 2011

32

176 bernama Badan Amil Zakat, Infaq, Shadaqah dan Baitulmaal (BAZISMAL) dan saat ini sudah memasuk tahun yang ke 29, namun seperti diakui oleh salah seorang kaki tangan BAZ eksistensinya masih jauh dari yang diharapkan sekalipun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Ibu Hilmamalini bt Damhuri, salah seorang kaki tangan BAZ menjelaskan ketika ditanya oleh pengkaji dalam sesi interview mengenai keberadaan institusinya yang sudah cukup lama berdiri:

“Walau demikian, jika diadakan evaluasi, secara jujur harus diakui bahwa apa yang telah dicapai oleh Badan Amil Zakat Propinsi Riau dalam kurun waktu yang cukup lama, masih belum seperti yang diharapkan. Tetapi Alhamdulillah dari tahun ke tahun ada peningkatan, baik dari segi pengumpulan maupun penyaluran”33

Institusi zakat BAZ dikelola berdasarkan “Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat yang merujuk kepada Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 serta pasal 19 ayat 1 dari Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyrakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama Nomor D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.34

Memandang kepada pedoman teknis tersebut di atas, BAZ dalam operasionalnya dijalankan secara sentralistik dan karenanya harus mengikut segala arahan, petunjuk dan pelaksanaan yang dirancangpusat, dalam hal ini adalah Departemen Agama. Kenyataan itu dipertegas oleh bapak DRS Hj. Auni M. Nur M.SI pengerusi BAZ Riau seperti berikut:

33 Hilmamlini bt Damhuri (Staf BAZ Riau), dalam temubual dengan penulis, 26 November 2009.

34

177 “... semua instansi pada kenyataannya harus tunduk dan mengikuti juklak (petunjuk dan pelaksanaan-pen) atasan, jadi kami hanya melaksanakan sesuai dengan arahannya”35

Beliau setuju dan menambahkan ketika pengkaji menyimpulkan bahwa sistem menejmen BAZ adalah menejmen sentralistik:

“Ya, kita memang serba sentralistik mengikuti kemauan pusat, dan karenanya kita juga harus lapor segala sesuatunya ke atasan”.36

Menejmen sentralistik semakin nampak ketika susunan pengurus institusi BAZ adalah juga khusus dikirim dari pegawai DEPAG seperti dijelaskan oleh Ibu Tri Kasbiati bt M. Ihsan, salah seorang kakitangan senior BAZ Riau berikut ini:

“Bagian pengurusan zakat ini berdiri dibawah naungan KANWIL DEPAG sendiri dan para pengurusnya juga adalah terdiri daripada pegawai dan staf KANWIL DEPAG.37

Dengan mengutus staf dari KANWIL DEPAG untuk mengurus institusi zakat, ini ertinya kerajaan pusat mengendalikan langsung institusi tersebut sekalipun melalui kantor wilayah di tingkat propinsi. Padahal jika memandangkan pada visi institusi zakat BAZ telah jelas dikemukakan agar menjadi institusi yang mandiri sebagaimana disebutkan berikut:

35 Hj. Auni M. Nur M.SI ( Pengerusi BAZ Riau) dalam temubual dengan penulis, 11 November 2013.

36Ibid

37

178 “Terwujudnya badan amil zakat Propinsi sebagai lembaga yang

mandiri yang dikelola dengan menajemen modern dan transparan yang dipercayai oleh masyarakat yang bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan ketentuan agama Islam dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai wujud partisipasi umat Islam dalam pembangunan nasional”38

Berbeza dengan BAZ Riau, LZS Selangor sejak awal operasionalnya dibawah kerajaan negeri, setingkat propinsi di Indonesia. LZS dibawah undang-undang pentadbiran Agama Islam Negeri Selamgor tahun 1952, sebagaimana yang termaktub dalam fasal 108 (1) enakmen pentadbiran Agama Islam Selangor no. 3 tahun 1952. Dengan demikian LZS beroperasi sejak awal pendiriannya mengikut peraturan daerah atau negeri dan tidak diatur langsung oleh kerajaan pusat. Dengan kata lain LZS berada dalam kendali negeri yang otonom, sehingga LZS lebih leluasa dalam mengembangkan kinerjanya seuai dengan tuntutan daerah (negeri).

Kenyataan itu dipertegas dengan inisiatif Majlis Agama Islam Selangor (MAIS) selaku penanggungjawab keberadaan LZS untuk mengkorporatkan institusi zakat tersebut sebagaimana yang berlaku pada tahun 1994 sampai sekarang. En. Mohd. Farid Bin Mohd. Zainal, salah seorang pegawai eksekutif perancangan korporat LZS MAIS dalam hal ini menjelaskan sebagai berikut:

“... lembaga zakat Selangor yang sekian lama bernaung dibawah pengendalian Baitulmal perlu diperkasakan, kerana itu MAIS

38

179 mengambil suatu keputusan untuk mengkorporatkan bahagian

pungutan zakat... dari sini kemudian tercetus ide untuk pembentukan Pusat Zakat Selangor...”39

Korporat yang dimaksudkan adalah menjadikan institusi zakat tersebut bergerak sebagai syarikat dan masih milik kerajaan negeri, bukan swastanisasi institusi.40 Dengan demikian, LZS menjadi lebih terbuka dan leluasa untuk mengembangkan program dan sistem kerjanya dalam rangka memperkasakan ekonomi umat melalui pengumpulan zakat dan penyalurannya secara efektif.

Selanjutnya keluwesan institusi zakat dapat dilihat dari cara pendelegasian wewenang kepada beberapa cawangan. Dalam upaya memperkasakan operasi kerja, LZS juga telah membuka cawangan-cawangan LZS di beberapa tempat di kawasan negeri Selangor dan cawangan-cawangan tersebut mendapat kewenangan untuk berinisiatif dan menentukan sikap dalam penghimpunan dan penyaluran dana agar lebih efektif dan efisien. Sikap demokratis sedemikian ditegaskan oleh Pengerusi LZS, Tan Sri Dato‟ Seri Syed Anwar Ibni Tuanku Syed Putra Jamalullail sebagai berikut:

“... Penekanan utama yang diberi tumpuan ialah, bagi memastikan masyarakat serta pelanggan yang berurusan di cawangan-cawangan LZS menerima perkhidmatan „nilai tambah‟serta keputusan yang

39

Muhammad Farid Bin Mohammad Zainal (Eksekutif Perancangan Korporat LZS, MAIS) dalam temubual dengan penulis, 20 November 2012.

40Lihat.Penjelasan Wikipedia Ensiklopedia tentang korporat atau corporate dalam bahasa Inggris, adalah perkara berkaitan denga syrikat atau perbadanan tertentu.

180 cepat tanpa menunggu arahan daripada ibu pejabat, ini karena

kepuasan pelanggan adalah keutamaan kami”.41