• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur

Tahap pertama dalam penelitian pengembangan ini adalah menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur. Mengacu pada konsep yang telah dikemukan pada tujuan penelitian.Atribut laten yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar bermain bulutangkis (KDBB), oleh karena itu, domainyang akan diukur dan dikembangkan kedalam instrumen KDBB adalah domain psikomotor yang mengacu pada domain psikomotorikHarrow (1972). Pada dasarnya taksonomi Harrow berkaitan dengan tujuan psikomotorik dengan membagi kedalam enam level gerakan yaitu (1) Reflex Movement, (2) Basic FundamentalMovement, (3) Perceptual Abilities, (4)Physical Abilities,(5) Skilled Movement(6) Nondiscursive Movements(Harrow dalam Kusaeri&Suprananto, 2012 &Morrow, et al. 2005).

Setelah ditetapkannya atribut laten dan domain tes yang akan diukur, yaitu keterampilan dasar bermain bulutangkis pada domain psikomotor, langkah selanjutnya adalah menetukan suatu definisi tentang atribut laten yang akan dikur menjadi definisi konseptual dan definisi operasional.

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual Hidayat (2013:11) mengemukakan bahwa Keterampilan dasar bermain bulutangkis adalah “kemampuan melakukan gerakan atau teknik gerakan dasar yang dibutuhkan dalam olahraga bulutangkis secara efektif dan

efisien.”Keterampilan dasar merupakan salah satu keterampilan yang harus

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bulutangkis (Tohar dalam Subarjah & Hidayat, 2007:31) Hal ini dikarenakan merupakan salah satu faktor pendukung pokok untuk menjadi atlet yang berprestasi. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, terdapat empat dimensi dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, dimensi tersebut meliputi (1) keterampilan pegangan raket(grip), (2) keterampilan posis siap(ready postion), (3) keterampilan gerakan kaki (footwork), (4) keterampilan teknik memukul (strokes) (Hidayat, 2013; Subarjah, 2010; Hidayat, 2008; Kumar, 2006). Secara konseptual keempat dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Keterampilanpegangan raket(grip) merupakan kemampuan dalam memegang raket dengan benar untuk melakukan pukulan forehand maupun backhand, menurut hidayat (2013:12) “keterampilam cara memegang raket memainkan peran sangat penting sebab kualitas baik tidaknya pukulan sangat

ditentukan oleh cara memegang raket yang benar.” Keterampilan posisi

siap(ready position) adalah posisi dasar menunggu didekat bagian tengah lapangan yang sama jaraknya dari semua sudut lapangan (Grice, 2002). Keterampilan gerakan kaki(foot work) “merupakan gerakan-gerakan langkah kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai

posisinya.”(Subarjah, 2009).Sedangkanketerampilan memukul(storke) adalah

“cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan kok kebidang lapangan lawan dengan menggunakan

raket.”(Hidayat, 2013).Hal tersebut dikuatkan oleh pandanganTohar (Subarjah &

Hidayat, 2007:47) yang berpendapat bahwa “Teknik pukulan diartikan sebagai cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan satelkok kebidang lapangan lawan.”Terdapat empat pokok teknik

pukulan bulutangkis yang harus dikuasai dalam permainan bulutangkis yaitu (1) Pukulan servis ,(2) Pukulan lob bertahan, (3) Pukulan dropshot, (4) Pukulan smes (Grice, 2002; Subarjah, 2010; Hidayat, 2012). Keempat teknik pukulan tersebut secara konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut :

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Pukulan Servis Panjang (High Servis). Pukulan servis panjang merupakan pukulan yang dilakukan dari bawah yang mengarahkan satelkok tinggi jauh kebelakang didaerah garis back bouandary line. Pandangan tersebut diperkuat oleh (Grice, 2002) yang mengemukakan bahwa “servis panjang adalah servis dasar yang mengarahkan satelkok tinggi dan jauh kebelakang”

b.Pukulan Lob Betahan (Clear Lob). Subarjah & Hidayat (2009:2.53) mengemukakan bahwa pukulan lob atau clear merupakan “pukulan dari atas kepala yang hasil pukulannya melambung tinggi dan diarahkan kebagian belakang lapangan permainan.”

c. Pukulan Dropshot. Hidayat (2012) mengemukaka bahwa dropshotmerupakan “salah satu jenis keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan kok jatuh sedekat mungkin dengan net didaerah permainan lawan.” Pada dasarnya pukulan dropshot sama halnya dengan pukulan lob bertahan, hanya saja pada pukulan dropshot satelkok hanya didorong pelan ketika perkenaan antara raket dan satelkok, sehingga jatuh didaerah depan permainan lawan atau shortservice lineatau garis daerah servis pendek (Hidayat, 2012; Grice, 2002; Subarjah&Hidayat, 2009).

d.Pukulan smashmerupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk mematikan lawan (Subarjah&Hidayat, 2009:2.55). Hal tersebut diperkuat oleh Grice (2002:85) yang mengemukakan bahwa pukulan smashmerupakan “pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas.”

Kempatteknik pukulantersebut merupakan gambaran dari keterlaksanaannya komponen-komponen dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik pada grip, ready position (stand), foot work, maupun stroke . sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran keempat pukulan tersebut dibagi kedalam tiga tahapan gerakan utama yaitu tahap persiapan pukulan, tahap pelaksanaan pukulan dan tahap penyelsaian akhir pukulan sebagai dari pembelajaran proses gerakan, serta tahap hasil akhir pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan sebagai hasil dari proses pembelajaran atau produk pukulan (Grice, 2002; Hidayat, 2013, Pool 1988, Nurhasan, 2007). Oleh karena itu, definsi konseptual yang telah dijelaskan diatas,

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

disederhanakan dalam kerangka konseptual KDBB hasil adaptasi dan modifikasi dari hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 & Pool, 1988 yang akan disajikan dalam bagan 3.2 pada halaman 72

Bagan 3.2Kerangka Konseptual KDBB

Berdasarkan kerangkan konseptual diatas, dimensi yang akan dikembangkan dalam tes keterampilan bermain bulutangkis dengan sub tes servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes adalah dimensi tahapan pada proses pembelajaran yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian akhir dan hasil pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan (Hidayat, 2014; Kumar&Kalidasan, 2013; Grice, 2002; Subarjah, 2010& Pool, 1988)

2. Definisi Operasional KDBB Grip Ready Position Foot Work Stroke

Servis Tinggi, Lob Bertahan, Dropshot, Smesh

T. Persiapan

T. Pelaksanaan

T. Penyelesaian

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan definisi konseptual diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar bermain bulutangkis merupakan kemampuan seseorang dalam menampilkan teknik gerakan melakukan pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkandan diukur dengan empat komponen utama yaitu (1) keterampilan pegangan raket, (2) keterampilan sikap siap (3) ketarampilan gerakan kaki, (4) keterampilan memukul. Keempatkomponen tersebut akan dituangkan kedalam sub tes (1) servis panjang, (2) lob bertahan, (3) dropsot dan (4) smes yang terbagi kedalam empat dimensi tahap pembalajaran yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir serta tahap hasil akhir pukulan dan dikembangkan kedalam indikator-indikatorketercapaian untuk memudahkan dalam penyusunan item-item atau tugas yang akan dinilai oleh para observersebagai dari hasil belajar dan latihan selama proses pembelajaran atau pelatihan.

Skor yang diperoleh adalah jumlah skor dari item-item prilaku atau task yang dapat ditampilkan oleh para peserta tes berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh siswa atau atlit dalam tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut.

Tahap 2 :Menentukan Tujuan Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis

Dokumen terkait