• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Oleh

Burhan Hambali 1204849

PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Oleh

Burhan Hambali

1204849

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

burhan_hambali@yahoo.co.id Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(3)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015

(4)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

BURHANHAMBALI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

DASAR BERMAIN BULUTANGKIS.

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed

Mengetahui,

PLT Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

(5)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

testdengan model individual perfomanceassessment yang dapatmengukurkemampuanparasiswadanatlitsekolahbulutangkissetelahmengikuti

proses pembelajaranataulatihan,

khususnyapadaketerampilandasarbermainbulutangkis (servistinggi, lob bertahan, dropsotdansmes)yang dikembangkankedalamjenissubjective rating test danaccuracy-based test. Penelitiandilakukandenganmenggunakanmetoderesearch

and development (R&D)

dandilaksanakankedalamdelapantahaputamayaituMenentukanatributlatenatau domain tes yang akandiukur, Analisistujuanpembuatantes, Batasanpadatesyang akandikembangkan, Penyusunanspesifikasiisiataukisi-kisi instrument,Spesifikasi format, Perencanaanujicobadanseleksi item,Perencanaanmengumpulkan data normatif, sertaPengujian manual danbahanpendukung.Hasilujicobateroritik yang dilakukanolehparaExpert

JugdmentmemperolehnilaikoefisienvaliditasisidenganteknikanalisisCVR

terentangantara 0.60 sampaidengan 1.00,

sedangkanpadapengujianempirikdilakukanpadasiswasekolahbulutangkisFPOK UPI usia 11-13 tahun, dandilakukandalamdua kali ujicoba,

ujicobatahappertamadilakukanpada 15

siswasedangkanujicobakeduadilakukanpada50 siswa.

Hasilpengujianreliabilitasdanvaliditas ITHB KDBB final yang dilakukanpadaujicobakeduamemperolehnilaiestimasireliabilitasstabilitasdengante kniktest-retestsebesar 0.96 (servistinggi), 0.91 (lob bertahan), 0.89 (dropshot)

dan0.89 (smesh) serta0.96 (ITHB KDBB Keseluruhan).

Sedangkanpadaestimasireliabilitaskonsistensi internal denganteknikinter-rater reliability (objektifitas) model IntraclassCoefisienCorelasi (ICC) memperolehkoefisienreliabilitassebesar 0.98 (servistinggi), 0.95 (lob bertahan), 0.95 (dropshot), 0.96 (smesh), dan 0.96 (ITHB KDBB keseluruhan).

Kemudianpadapengujianvaliditas ITHB KDBB

menggunakanvaliditasprediktifdengankriteriahasilrangkingsiswaatauatlitdenganm

(6)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalammengukurketerampilandasarbermainbulutangkisuntuksiswadanatlitusia11-13 tahun.

Kata Kunci : Instrumen, KDBB, Perfomance Assessment,Reliabilitas, Validitas.

THE DEVELOPMENT OF BADMINTON BASIC SKILL LEARNING OUTCOME INSTRUMENT

BURHAN HAMBALI Abstract

This study aims to develop as well as acquire a learning outcome instrument of badminton basic skill (ITHD KDBB). This instrument is one of the performance test forms promoting individual performance assessment learning model which is able to measure students’ and athletes’ badminton skills after they have gone through the processes of learning or training. Those skills concerning particularly on basic ones such as high serve, clear lob, dropshot, and smash are developed through subjective rating test and accuracy-based test. The method employed in this study is research and development (R&D) carried out within eight main sessions determining the test domain to measure, the analysis of the test making objective, the limitation of the test developed, the arrangement of specific content, the arrangement of specific format, the plan of test piloting and item selection, the plan of normative data collection and the test of manuals and supporting items. reliability and validity results of ITHB KDBB using test-retest technique are 0.96 (high serve), 0.91 (clear lob). 0.89 (dropshot), 0.89 (smash), and 0.96 (the whole ITHB KDBB). However, the consistency estimation of reliability using inter-rater reliability (objectivity) promoting Intraclass Correlation Coefficient (ICC) model consists of the following results: 0.98 (high serve), 0.95 (clear lob), 0.95 (dropshot), 0.96 (smash), and 0.96 (the whole ITHB KDBB). In the meantime, the test of ITHB KDBB validity using predictive validity test comprising students raking criteria with round robin comes up with the following results 0.70 (high serve), 0.69 (clearlob), 0.71 (dropshot), 0.74 (smash), and 0.75 (the shole ITHB KDBB). Based on those test results, it can be conclude that ITHB KDBB being developed is either reliable or valid to measure students’, particularly 11-13 year-olds, badminton basic skills.

(7)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ………. v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL…. ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN .………... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. LatarBelakang ………...………. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 9

C. Pembatasan Masalah ..………... 9

D. Rumusan Masalah ………... 9

E. TujuanPenelitian ...………...……... 10

F. SpesifikasiProduk yang Dikembangkan ………... 10

G. ManfaatPenelitian ……… 10

1. Manfaat Secara Teoritis ………... 10

2.Manfaat Secara Praktis ……… 11

H. AsumsidanKeterbatasanPengembangan …...……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 14

A. Instrumen Tes Hasil Belajar .……… 14

1. Pengertian dan Jenis Instrumen ……….……….. 14

2. Hakikat dan Karakteristik Tes ………... 15

3. Tes Hasil Belajar………...…………... 18

4. Klasifikasi Tes dalam Konteks Olahraga ……… 21

5. Teori Penyusunan Tes ………. 24

6. ReliabilitasdanValiditasInstrumenTes ………. 28

(8)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Penilaian Kinerja(Performance Assessment) ……….. 33

D. Taksonomi Domain Psikomotor ……….. 36

E. Permainan Bulutangkis ……… 38

1. HakikatdanKarakteristikPermainanBulutangkis ... 31

2. Komponen Gerak Dasar dalam Permainan Bulutangkis ... 42

3. Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis ...………... 44

4. Dimensi dan Indikator Keterampilan Dasar BermainBulutangkis …. 54 F. KonstruksiTesHasilBelajarKeterampilanDasarBermainbulutangkis 62 1. Dasar-dasarPenyusunanTesHasilBelajar………... 62

2. Langkah-langkahPenyusunanTesHasilBelajar ……….. 62

3. Penelitian Yang

B. Prosedur atau Proses Pengembangan …..………. 68

C. Lokasi dan Subjek Uji Coba..………...………... 81

1. Lokasi Uji Coba ………... 81

2. Subjek Uji Coba ………... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ...………... 83

E. Teknik Analisis Data………..……….. 84

BAB IVHASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN………….. 90

A. Hasil Pengembangan ……….... 90

1. Pengembangan Item Tugas Gerak atau Task berdasarkan Dimensidan Indikator ……… 90

2. Pengembangan Kriteria Skor pada Rubrik Penilaian ITHB KDBB … 91 B. Hasil Uji Coba Instrumen ITHB KDBB ……….. 108

1. Hasil Uji Coba Teoritik ITHB KDBB ………. 108

2. Hasil Uji Coba Teoritik Rubrik Penilaian ITHB KDBB ………. 116

3. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Lapangan ………. 126

4. HasilPengujianKonsistensiPukulanPadaUjiCobaPertama ……… 144

5. Hasil Perbaikan ITHB KDBB Final Setelah Uji Coba Pertama …….. 146

6. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Lapangan Kedua ………. 154

7. PenentuanKriteriaPenilaian………... 166

(9)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Proses Pengembangan ITHB KDBB ………... 170

2. TelaahPakar(Panel Expert Judgment) ITHB KDBB ... 172

3. Reliabilitas ITHB KDBB ………... 174

4. Validitas ITHB KDBB ………... 179

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI …………... 182

A. Simpulan …...………... 182

B. Implikasi ………... 183

C. Rekomendasi ……… 184

DAFTAR PUSTAKA ………... 185

(10)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Taksonomi Domain Psikomotor ……….. 38

Tabel 2.3

ContohGerakanDasarDalamPermainanBulutangkis …….. 42

Tabel 2.4

PolaGerakDominanPadaCaborPermainanBulutangkis …. 43

Tabel 2.5

KategorisasiKeterampilanGerakDasarMemukulBerdasarkanPosisiR

aketKetikaMelakukanPukulan ……... 49

Tabel

AnalisisKeberhasilanKeterampilanDasar Lob Bertahan …. 57

Tabel 2.9

AnalisisKeberhasilanKeterampilanDasarDropshot ……... 58

Tabel 2.10

IndikatorKeberhasilanPukulanServisTinggi ..………. 60

Tabel 2.11

IndikatorKeberhasilanPukulanLob Bertahan ... 60

Tabel 2.12

IndikatorKeberhasilanPukulanDropshot …...... 61

Tabel

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Servis Tinggi ... 92

Tabel 4.2

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Lob Bertahan ... 93

Tabel 4.3

(11)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

94

Tabel 4.4

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Smash... 95

Tabel 4.5

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBB

Sub Tes Servis Tinggi ……… 96

Tabel 4.6

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBB

Sub Tes Lob Bertahan ... 99

Tabel 4.7

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBBSub

TesDropshot………... 10

2 Tabel

4.8

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBBSub

TesSmash………... 10

5

Tabel 4.9

Hasil Analisis Validitas Isi CVR Sub Tes Servis Tinggi ... 10 8

Tabel 4.10

Hasil Penilaian Dan Saran Expert Sub Tes Servis Tinggi ... 10 9

Tabel 4.11

Hasil Revisi ITHB KDBB Pada Sub Tes Servis Tinggi Yang Sudah

Disepakati Subject Metter Expert………. 11

1

Tabel 4.12

Hasil Analisis Validitas Isi CVR Sub Tes Lob Bertahan, Dropshot

dan Smash……….. 11

2

Tabel 4.13

Hasil penilaian dan saran expertsub teslob bertahan, dropshot dan

smash ………... 11

3 Tabel

4.14

Hasil Revisi ITHB KDBB Pada Sub Lob bertahan, Dropshot dan

Smash Yang Sudah Disepakati Subject Metter Expert…. 11 5

Tabel 4.15

Hasil Analisis CVR Rubrik Penilaian Sub Tes Servis Tinggi 11 6

Tabel 4.16

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesservistinggi ………...

11 8 Tabel

4.17

Hasil Analisis CVR Rubrik Penilaian Sub Tes Lob Bertahan, dropshot dan smash ...

11 9

Tabel 4.18

Saran expertterhadaptelaah rubric pada sub tes lob bertahan. 12 0

Tabel 4.19

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesDropshot………

(12)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesSmash ……….

12 2

Tabel 4.22

HasilAnalisisPenilaian Meta Rubrikdari Para SME ……... 12 4

Tabel 4.23

Hasil Komentardan Saran TerhadapRubrikPenilaian ITHB KDBB

secaraKeseluruhan ………. 125

HasilPerolehanSkorPadaUjiCobaPertama Sub Tes Lob Bertahan

………. 128

HasilAnalisisReliabilitas Test Retest UjiCobaPertama …. 13 4

Rangkumandan saran dari observer dan PEJ padaujicobapertama

………... 144

HasilPerbaikan ITHB KDBB Final Sub TesServisTinggi .. 14 7 Tabel

4.36b

HasilPerbaikan ITHB KDBB Final Lob Bertahan, Dropshot,

Smash………

14 8

Tabel 4.37a

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub

TesServisTinggi ………..

14 9

Tabel 4.37b

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub Tes Lob

Bertahan, Dropshot, Smash ………

(13)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.37c

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesServisTinggi (Task : Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…

15 0

Tabel 4.37d

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub Tes Lob Bertahan (Task : Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…

15 1

Tabel 4.37e

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesDropshot (Task :Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)……

15 2

Tabel 4.37f

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesSmash (Task :Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…………

DeskriptifStatistikSkorHasilTes Retest SubjekUjiCoba .. 15 5

HasilAnalisisReliabilitas Test Retest UjiCobaKedua …… 15 7

Hasilestimasipenilaianpara expert pada proses standard setting sub

tesservistinggi ……… 16

7

Tabel 4.44b

Hasilestimasipenilaianpara expert pada proses standard setting sub

tes lob betahan, dropshot&smesh ……….. 16

7

Tabel 4.45a

Klasifikasikriteriapenilaianpada sub tesservistinggi ……. 16 8 Tabel

4.45b

Klasifikasikriteriapenilaianpada sub tes lob bertahan,

dropshotdansmash ………... 16

8 Tabel

4.45c

Klasifikasikriteriapenilaian ITHB KDBB Keseluruhan ….. 16 8

(14)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Halaman

Gambar 2.1 BaganPembagianTesHasilBelajar ……… 20

Gambar 2.2 Lapangan Bulutangkis ... 41

Gambar 2.3 Contoh Gambar Peganga Raket ... 46

Gambar 2.4 Contoh Gambar Posisi Siap ... 47

Gambar 2.5 ContohGambarPergerakanLangkah Kaki PergerakanKedapan ………... 48

Gambar 2.6 ContohGambarKategoriJenisPukulan ……….. 50

Gambar 2.7 ArahdanJatuhnyaSatelkokPukulanServisTinggi …… 51

Gambar 2.8 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanLob Bertahan 52 Gambar 2.9 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanDropshot... 53

Gambar2.10 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanSmash…….. 54

Gambar2.11 KerangkaKonseptualDimensi KDBB 55 Gambar 3.1 Langkah-langkahpengembanganITHB KDBB ……….. 68

Gambar 3.2 KerangkaKonseptual KDBB ………... 72

Gambar 4.1 Diagram PerolehanSkor Sub TesServisTinggi ………. 128

Gambar 4.2 Diagram PerolehanSkor Sub Tes Lob Bertahan………. 129

Gambar 4.3 Diagram PerolehanSkor Sub TesDropshot……… 130

Gambar 4.4 Diagram PerolehanSkor Sub Tes Smash ……… 131

(15)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Format Validasi Isi Penyusunan ITHB KDBB …………. 190

Lampiran 2 Format Validasi Isi PenyusunanRubrikPenilaian ITHB KDBB ………... 196

Lampiran 3 Daftarnama expert judgment ……….………... 211

Lampiran 4 Data danHasilValidasi Isi Item TugasGerak ITHB KDBB ……….. 212

Lampiran 5 Data danHasilValidasi Isi Rubrikpenilaian ITHB KDBB 216 Lampiran 6 ITHB KDBB KonsepPertama ………... 222

Lampiran 7 RubrikPenilaian KDBB KonsepPertama ……… 220

Lampiran 8 Format PenilaianRubrikPenilaian ………... 240

Lampiran 9 Data UjiCobaPertama ………. 242

Lampiran 10 Data danHasilPenilaianRubrik ITHB KDBB ………... 279

Lampiran 11 HasilPerbaikan Item TugasGerak ……….... 282

Lampiran 12 SampelHasilPerbaikanRubrikPenilaian ………. 284

Lampiran 13 Rekapitulasi Data UjiCobaKedua ………... 289

Lampiran 14 HasilSkorPenilaian ITHB KDBB danSkorHasilPertandingan ………. 313

Lampiran 15 Out Put PengujianReliabilitas Product Moment ……….. 317

Lampiran 16 Out Put PengujianReliabilitasCronbach Alpha ………… 328

Lampiran 17 Out Put PengujianReliabilitas ICC ………... 337

Lampiran 18 Out Put HasilPengujianValiditasPrediktif ……….. 347

Lampiran 19 DokumentasiPenelitian ………. 351

Lampiran 20 Final ProdukPedomanInstrumenTesHasilBelajar KDBB ……….... 353

Lampiran 21 Final ProdukRubrikPenilaianInstrumenTesHasilBelajar KDBB ………... 381

Lampiran 22 SuratIjinPenelitian ………... 413

(16)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(17)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan

yang sudah populer dan banyak digemari oleh masyarakat, baik ditingkat nasional

maupun internasional. Ini terbukti, masih dipertandingkannya cabang olahraga

permainan bulutangkis pada kejuraan multievent antar negara, seperti Olimpiade,

Asian Games, Sea Games, dan kejuaraan-kejuaraan lain yang masih diselenggarakan

pada tiap tahunnya. Di negara Indonesia, cabang olahraga permainan bulutangkis

menjadi salah satu olahraga yang sangat populer,bahkan menjadi salah satu

cabang olahraga penting yang bisa mengharumkannama baik Indonesia. Hal

tersebut dilihat dari prestasi yang pernah dicapai oleh para pebulutangkis

Indonesia pada kejuaraan-kejuaran yang telah diikuti, baik yang bersifat

multievent, maupun perorangan, diawali dengan atlit tunggal putra Alan Budi

Kusuma dan tunggal putri Susi Susanti yang merebut mendali emas pada

olimpiade tahun 1992 di Barcelona,kemudian disusulpada olimpiade berikutnya

oleh pasangan ganda putra Riki Subagja dan Rexy Maenaki pada tahun 1998,

ganda putra Toni Gunawan dan Chandra Wijaya tahun2002, tunggal putra Taufik

Hidayat tahun 2004 dan terakhir pada olimpiade Beijing China tahun 2008 pasangan

gandaputra Markis Kido dan Hendra Setiawanberkontribusi menyumbangkan

mendali emas untuk kontingen Indonesia.

Dilihat dari prestasi yang dicapai oleh para putra-putri terbaik Indonesia

pada event paling bergensi tersebut tentu saja tidak terlepas dari pola pembinaan

yang dilakukan oleh pemerintah dan pengurus PBSI yang cukup baik pada masa

itu. Namun, kondisi umum prestasi bulutangkis nasional dalam waktuenam tahun

terakhir yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2015menjadi sangat

memprihatinkandanstagnan, yaitu dengan banyaknya penurunan prestasi pada

kejuaran-kejuaran yang diikuti oleh para pemain Indonesia, baik dalam

(18)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

London tahun 2012 cabang olahraga bulutangkis tidak menyumbangkan lagi mendali

emas,kemudiangagalnya tim piala Sudirman dan Thomas – Uber pada tahun

2013-2014 memboyong tropi juara, serta yang terakhir gagalnya para pemain Indonesia

mempersembahkan gelar juara pada kejuaran Indonesia open tahun 2015.

Melihat hal tersebut faktor pembinaan menjadi sangatlah penting untuk

menjadi perhatian bagi para pengurus olahraga dalam melakukan pembinaan agar

mencapai prestasi yang maksimal, hal ini didukung oleh pandangan Purwanto,

Danardono & Novembri, (2009) bahwa “prestasi yang tinggi dalam olahraga

merupakantantangan bagi dunia olahraga nasional.” Artinyaketika pola

pembinaan yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik, maka prestasi yang

maksimal pun akan tercapai. Salah satu yang paling mendasar dalam upaya

memperbaiki pembinaan pada cabang-cabang olahraga khususnya bulutangkis

adalah dengan memusatkan perhatian pada pembentukan olahraga sedini mungkin,

yaitu dengan membina dan mengembangkan olahraga bagi generasi muda sejak

usia dini (Juliante, et al. 2007), Tarigan (Hidayat, 2012:8) menjelaskan bahwa

pembinaan olahraga sejak usia dini merupakan salah satu strategi untuk mencapai

keberhasilan dan meningkatnya prestasi olahraga bulutangkis. Oleh karena itu,

pembinaan dan pendidikan yang dilakukan pada saat ini dipusatkan dengan

banyaknya didirikan pusatpendidikan dan latihan (PUSDIKLAT) atau

sekolah-sekolah bulutangkis baik ditingkat Kabupaten-Kota maupun tingkat Provinsi.

Salah satu tujuan dan kompetensi dasar yang paling penting yang diterapkan

di PUSDIKLAT atau sekolah-sekolah bulutangkis adalah siswa atau atlit diharapkan

memiliki keterampilan dasarbermain bulutangkis dan mampu mendemonstrasikan

setelah melalui proses pembelajaran atau latihan(Subarjah, 2009), terutama pada

keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis. Hal tersebut mengacu pada

pandangan Tohar (Subarjah, 2009) yang mengemukakan bahwa “Keterampilan

dasar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dipahami dan dikuasai

oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis.” Oleh karena

itu, keterampilan dasar bermain bulutangkis dianggap penting dan diharapkkan

(19)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang merupakan tujuan dari keberhasilan dalam program pendidikan

dan latihan, khususnya ditingkat PUSDIKLATdan sekolah bulutangkis.

Keberhasilan suatu program pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan (Nurhasan, 2007. hlm.20), salah satunya yaitu dengan

melakukan pengukuranterhadap hasil belajar, khususnya pengukuran pada

konteks keterampilan olahraga dan kemampuan motorik. Hal ini sependapat

dengan pandangan Morrow, Jackson, Dish & Mood (2005. hlm.308) yang

berpendapat“the measurment of sport skill and motor abilities is one of the

fundamental aspects of the measurment of human perfomance”. Artinya bahwa

pengukuranketerampilanolahragadankemampuan motorikmerupakansalah satu

aspekfundamental daripengukuranpenampilanseseorang. Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran dan latihan, tes dan pengukuran merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi atau penilain (Nurhasan, 2007. hlm.1).

Evaluasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran dan latihan (Kumar&Kalidasan, 2013), hal tersebut bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana perubahan kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai

keterampilan teknik dasar setelah mengikuti proses pembelajaran atau latihan

(Nurhasan, 2007; Kumar & Kalidasan, 2013), sehingga guru atau pengajar dapat

melihat kemampuan para siswa atau atlit secara objektif (Kumar & Kalidasan,

2013), danmengacu pada tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu terdapatnya

perubahan perilaku yang mencakup pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Perubahan perilaku yang terjadi setelah proses pembelajaran dinamakan

dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan peserta didik

terhadap tujuan belajar dalam jangka waktu tertentu (Subarjah, 2010),

sehinggadapat diukur dengan menggunakan alat ukur atau instrumen yang

dinamakan dengan tes hasil belajar (Susetyo, 2011. hlm.7). Tes hasil belajar

merupakan sarana yang dapat membantu guru dalam memberikan penilaian

kepada peserta didik dengan hasil yang lebih tepat dan lebih dapat dipercaya

(Susetyo, 2011. hlm.8).Oleh karena itu, dengan adanya tes hasil belajar pelatih

atau staf pengajar akan mengetahui secara objektif dan menilai kemampuan yang

(20)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam konteks olahraga, tes hasil belajar merupakan salah satu tes yang

bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan siswa atau atlit dalam

proses pembelajaran dan pelatihan permainan olahraga, hal tersebut mengacu

pada pandangan Purashwani dalam Kumar & Kalidasan (2013) yang

mengemukakan bahwa “Tes keterampilan dirancang untuk mengukur keterampilan

dasar yang dapat digunakan dalam suatu permainan olahraga.” Misalnya pada tes

keterampilan dasar bermain futsal (Marhaendro, Saryono & Yudanto, 2009), tes

keterampilan dasar bermain bulutangkis (Girce, 1988; Nurhasan, 2007; Subarjah,

2010; Hidayat, 2012; Kumar&Kalidasan, 2013), Tes keterampilan Shooting pada

Bola Basket (Uzicanin, Separovic & Pojskic, 2009).Selain itu, teshasil belajar

keterampilanmembantupeserta didik untuk mengevaluasipenampilan

merekadalamketerampilan dasardanmemberikanmasukanuntuk perbaikan, serta

membantuguruatau pengajaruntuk mengukurdanmengevaluasiefektivitas proses

pembelajaran yang telah dilakukan (Kumar & Kalidasan, 2013).

Alat ukur atau instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar,

sudah selayaknya memenuhui kriteria kelayakan sebagai instrumen tes yaitu (1)

obyektif, (2) layak, (3) reliabel, dan (4) valid (Ali, 2011. hlm.139). Objektif

berarti sebuah instrumen tes hasil belajar haruslah dapat menggambarkan keadaan

yang sebenarnya, artinya instrumen tes hasil belajar tersebut dapat menilai

kemampuan peserta didik secara objektif, kemudian layak, artinya bahwa

instrumen yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar keterampilan dasar

bermain bulutangkis dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan yang

akan diukur, selain itu, reliabel dan valid, artinya instrumen tes hasil belajar

tersebut harus mempunyai tingkat kestabilan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur, yaitu bagaimana instrumen tersebut dapat benar-benar

mengukur keterampilan bermain bulutangkis yang mempunyai kestabilan dalam

pengukuran. Mengacu pada pandangan diatas, maka sudah selayaknya seorang

guru, pelatih atau staf pengajar mempunyai instrumen tes hasil belajar yang baik

dan termasuk kedalam instrumen tes hasil belajar yang baku, khususnya pada tes

(21)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

melihat kemampuan para siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar

bermain bulutangkis secara objektif.

Namun demikian, pembinaan olahraga bulutangkis yang dilakukan di

PUSDIKLAT atau di sekolah bulutangkis, pada umumnya belum diikuti dengan

adanya tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang dapatmengukur hasil

belajar para siswa atau atlit sebagai dari penilaian keberhasilan proses pembelajaran

atau latihan. Kondisi faktual menunjukan bahwa penilaian hasil belajar yang

dilakukan pada siswa atau atlit, masih berorientasi pada penilaian kasat mata, yaitu

penilaian pada saat bermain bulutangkis yang dielaborasi dengan

kelompok-kelompok kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa atau atlit. Hal

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor jumlah jam

yang belum memadai untuk melakukan tes, keterbatasan pelatih atau staf pengajar

dalam melaksanakan tes yang tidak sebanding dengan jumlah siswa atau atlit yang

mengikut pendidikan dan latihan, belum adanya alat ukur atau instrumen standar

yang dapat mengukur kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis, serta belum

tersedianya alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes yang sesuai dan

objektif.

Hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis pada beberapa

PUSDIKLAT dan sekolah bulutangkis, pada umumnya masih mengabaikan tes dan

pengukuran terhadap keterampilan para siswa atau atlit, sehingga penilaian dari

keberhasilan suatu proses pembelajarannya hanya melihat dari kemampuan

individual saja, yaitu kemampuan secara keseluruhan ketika mereka bermain

bulutangkis pada proses latihan.Kemudian, selain itu juga, belum adanya suatu

instrument tes hasil belajar yang khusus dapat digunakan untuk mengukur dan

menilai keterampilan dasar bermain bulutangkisbagipara siswa atau atlit, artinya

kondisi tersebut menjadi kendala untuk para pengajar atau pelatih dalam melakukan

tes hasil belajar secara objektif.

Sejauh penulis ketahui, saat ini terdapat instrumen tes untuk mengukur

keterampilan dasar bermain bulutangkis yang telah dikembangkan, salah satunya

pada keterampilan dasar memukul seperti (1) tes keterampilan servis panjang

(22)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengukur ketepatan memukul satel kok kearah sasaran servis panjang, (2) tes lob

bertahan yang telah dikembangkan oleh French pada tahun 1941 dengan tujuan

untuk mengukur ketepatan memukul satel kok dengan pukulan lob bertahan ke

arah yang telah ditentukan, (3) tes keterampilan dropshot, tes ini bertujuan untuk

mengukur ketepatan memukul satelkok dengan pukulan dropshot dan

mengarahkan satelkok jatuh sedekat mungkin dengan net didaerah permainan

lawan, (4) tes keterampilan smash, tes ini bertujuan untukmengukur kemampuan

dan skill memukul smash.

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan bekerjasama dengan Pusat Pembinaan dan Pelatihan Bulutangkis Usia

Dini BM 77 Bandung mengembangkan suatu instrumen tes keterampilan dasar

bermain bulutangkis, selanjutnya, diadaptasi dan dimodifikasi oleh Hidayat pada

tahun 2004 yang dikembangkan untuk siswa atau atlit usia 10-12 tahun, jenis tes

tersebut adalah (1) Servis panjang (high service) mempunyai tingkat validitas 0,60

dan reliabilitas 0,87, (2) Lob bertahan(clear lob) mempunyai tingkat validitas 0,76

dan reliabilitas sebesar 0,91. (3) Dropsot (dropshot) mempunyai tingkat validitas

0,74 dan reliabilitas 0,90. (4) Smes (smash) mempunyai tingkat validitas 0,74 dan

reliabilitas 0,90. Kemudian Kumar& Kalidasan (2013) mengembangkan kembali

instrumen tes keterampilan bermain bulutangkis pada keterampilan dasar servis

tinggi dan lob bertahan untuk atlit top. Keempat jenis tes tersebut merupakan tes

yang berorientasi pada hasil (produk), yaitu pada ketepatan pukulan yang dilakukan

oleh siswa atau atlit terhadap sasaran yang telah ditentukan.

Selain tes keterampilan dasar bermain bulutangkis berorientasi pada hasil

ketepatan pukulan, tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi

pada proses gerakanjuga harus dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mengukur

kemampuan melakukan keterampilan gerak dasar yang dilakukan oleh siswa atau

atlit dengan benar dan sistematis melaui observasi personal (Hidayat, 2012.

hlm.96). Sama halnya dengan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis

berorientasi hasil ketepatan pukulan, Subarjah (2008) dan Hidayat&Mudjhihartono

(2014) telah mengembangkan suatu instrumen tes untuk mengukur keterampilan

(23)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dasar usia 10-12 tahun, namun instrumen tes hasil belajar tersebut belum sesuai

dengan tahapan-tahapan pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh para siswa di

PUSDIKLAT dan sekolah bulutangkis, selain itu, pengembangan dan validasi

pada instrumen tersebut masih berorientasi pada proses gerakan dan hasil pukulan

(out come) secara terpisah.

Melihat hal tersebut, Inilah yang menjadi suatu kejanggalan atau GAPbagi

penulis, dimana konsep-konsep teoritis yang seharusnya sejalan dengan harapan

yang diinginkan, ternyata fakta dilapangannya belum sesuai dengan yang

diharapkan, konsep teoritis menyatakan bahwa pengukuran tes hasil belajar

merupakan faktor esensial dalam proses pembelajaran atau latihan, yang bertujuan

untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran atau latihan sudah

tercapai, tentunya, dengan menggunakan alat ukur atau instrumen berupa tes hasil

belajarsebaga alat ukurnya, sehingga adanya penilaian yang objektif terhadap

siswa atau atlit, namun demikian, fakta dilapangan tidak terjadi seperti keadaan

ideal yang diharapkan, penilaian pada hasil belajar permainan bulutangkis masih

berbasis pada penilaian subjektif, dimana belum diadakannya tes yang dapat

mengukur dan menilai secara objektif keberhasilan siswa atau atlit dalam

menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis sesuai dengan kompetensi

dasar yang diharapkan. Hal tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya, katerbatasan waktu, belum adanya instrumen tes hasil belajar

keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik beroriantasi pada penilaian proses

maupun hasil, serta belum adanya alat-alat tes yang mendukung proses tes hasil

belajar.

Masalah pokok yang paling utamaadalah belum adanya suatu instrumen

yang sudah baku dan mempunyai kriteria kelayakan sebagai instrumen untuk

dijadikan alat ukur yang handal dan bisa mengukur hasil belajar keterampilan

dasar bermain bulutangkis untuk para siswa atau atlit. Sebagaimana telah

dikemukakan oleh Zainul&Nasoetion (1993. hlm.23) bahwa “kelemahan pokok

pengukuran hasil belajar dilembaga pendidikan pada umumnya terletak pada

(24)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mampu mengkontruksi suatu tes dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Oleh karena itu, masalah pokok tersebut haruslah menjadi perhatian dan

dicarikan pemecahan masalahnya, sebab, ini menjadi suatu urgensi bersama

dalammemperbaiki kualitas proses pembelajaran dilembaga pendidikan, khususnya

di PUSDIKLAT atau sekolah bulutangkis.

Ada beberapa cara penilaian yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan

tes hasil belajar, yaitu (1) Penilaian Portopolio, (2) Penilaian Perfomance

(Perfomance Assessment), (3) Penugasan (Project) dan (4) Hasil Kerja (Product)

(Depdiknas, 2003 dalam Susanto, 2010). Mengacu pada pandangan tersebut,

perfomance assessment merupakan salah satu penilaian yang sering dilakukan

dalam konteks olahraga (Susanto, 2010). Popham (2011.hlm.187) mengemukakan bahwa “perfomance assessment is an approach to measuring a student status based on the way the student completes a specified task.” Artinya bahwa

penilaian perfomance merupakan sebuah pendekatan untukmengukurstatus siswa

atau atlitberdasarkan caramenyelesaikantugas tertentu. Ini berarti, untuk bisa

melihat hasil belajar siswa atau atlit dalam kaitannya dengan keterampilan dasar

bermain bulutangkis dapat dilakukan dengan perfomance assessment, yaitu

dengan diadakannya tes yang dapat mengukur keterampilan dasar bermain

bulutangkis atau badminton basic skillperfomancetest.

Oleh karena itu, berdasarkan paparan diatas, penulis berusaha untuk

mengembangkan suatu instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain

bulutangkis yang berorientasi pada penilain proses maupun hasil sebagai dari

perfomance test dengan bentuk perfomance assessment, yang diharapkan dapat

membantu dalam meningkatkan kulitas proses pembelajaran, terutama pada aspek

tes dan pengukuran sebagai media penilain yang objektif untuk mengukur hasil

belajar yang dicapai oleh para siswa atau atlit setelah melalui proses pembelajaran.

Ini diasumsikan karena pada dasarnya, selama ini instrumen tes keterampilan

dasar bermain bulutangkis yang telah dikembangkan hanya berorientasi pada hasil

(produk) dan dikembangkan oleh orang-orang di luar negeri, selain itu, para guru,

pelatih dan praktisi olahraga selama ini hanya menjadi user atau pamakai

(25)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ketepatan instrumen tes tersebut dalam mengukur objek yang hendak diukurnya.

Selain itu penelitian-penelitian dalam konteks pengembangan instrumen tes hasil

belajar, khususnya pada perfomancetestdan perfomance assessment masih jarang

dilakukan dalam konteks olahraga terutama dalam permainan bulutangkis. Atas

dasar tersebut, penelitian ini memiliki nilai yang strategis dan inovatif dalam

kaitannya dengan upaya mengembangkan instrumen tes keterampilan dasar

bermain bulutangkis, baik yang berorientasi pada hasil ketepatan pukulan

terhadap sasaran maupun berorientasi pada proses teknik gerakan yang obyektif,

layak, reliabel serta valid, sehingga dapat digunakan untuk menilai kemampuan

siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis. Oleh

karena itu, pokok-pokok pikiran yang telah diungkapkan diatas akan dituangkan

dalam sebuah judul penelitian “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkanlatar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi

beberapa masalah yang terjadi di lapangan yaitu sebagai berikut :

1. Belumadanya alat ukur atau instrumen standar yang dapat mengukur

kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis, khususnya untuk siswa atau atlit.

2. Belum tersedianya alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes yang sesuai

dan objektif.

C.Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka penulis membatasi masalah-masalah tersebut menjadi

satumasalah pokok, yaitu belum adanya alat ukur atau instrumen yang dapat

mengukur kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis untuk siswa atau atlit,

sehingga fokus penelitian tesis ini hanya pada pengembangan instrumen tes hasil

belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis serta pedoman penilaiannya yang

dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai

(26)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bertahan, dropshot dan smes, yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk

melihat keberhasilansiswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain

bulutangkis setelah melalui proses pembelajaran atau latihan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok uraian pada batasan masalah yang sudah dijelaskan diatas,

masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses yang

harus dilakukan untuk memperoleh instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar

bermain bulutangkis ? “

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang sudah

dikemukakan diatas, tujuan utama pada penelitian ini adalah memperoleh satu

instrumen tes yang dapat mengukur hasil belajar keterampilan dasar bermain

bulutangkis (ITHB KDBB) atau Badminton Basic Skill Perfomance TestInstrumen.

F.Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan

sebelumnya, produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil

belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis (ITHB KDBB) yang dapat

digunakan oleh pelatih atau stafpengajardalam mengukur kemampuan siswa atau

atlit terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain

bulutangkis.Pengembanganinstrumenteshasilbelajarketerampilandasarbermainbulut

angkisdalampenelitianinidimaksudkanuntukmenyusunpetunjukpelaksanaansertanor

mapenilaiannya, denganharapanagar instrumen yang

dikembangkantersebutmenjadilebihbaikdanmudahdigunakanolehparastafpengajarat

aupelatih. Oleh karena itu, spesifikasi produk yangdikembangkan dalam penelitian

ini adalah instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yangdisajikan

dalam sub (1) servis tinggi, (2) lob bertahan, (3) dropshot, (4) smes dan dituangkan

dalam bentuk pedoman observasi beserta rubrik penilaian sebagai dari instrumen

(27)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

G.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam upaya mengembangkan

sebuah instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi

pada penilaian hasil ketepatan pukulan terhadap sasaran, maupunpada penilaian

proses teknik gerakan, dengan mempunyai kriteria instrumen obyektif, layak,

reliabel dan valid, sehingga dapat digunakan untuksiswa atau atlit sebagai

instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, serta berguna

untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar siswa atau atlit setelah melalui

proses pembejalaran. Selain itu, penelitian ini menemukan suatu model proposisi

sebuah instrumen yang handal, sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang

penilaian dan pengukuran hasil belajar pada bidang keolahragaan.

2. Manfaat Secara Praktis

Adapun secara praktis, instrumen yang dihasilkan pada penelitian ini dapat

digunakan sebagai instrumen teshasil belajar keterampilan dasar bermain

bulutangkis, yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar

dengan mempunyai kriteria kelayakan instrumen yang handal. Selain itu, hasil

penelitian ini dapat memberikan panduan kepada staf pengajar dan para pelatih

bulutangkis, tentang suatu instrumen penilaian unjuk kerja (perfomance assessment)

pada tesketerampilan dasar bermain bulutangkis, sehingga diharapkan dapat

diterapkan sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa

atau atlit.

H.Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dasar pada pengembangan ITHB KDBB pada dasarnya diasumsikan

karena selama ini instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang

telah dikembangkan hanya berorientasi pada hasil (produk) dan dikembangkan

(28)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

selama ini hanya menjadi user atau pamakai instrumen tes yang sudah ada,

sehingga mereka belum mengetahui ketepatan instrumen tes tersebut dalam

mengukur objek yang hendak diukurnya. Kemudian, penelitian-penelitian dalam

konteks pengembangan instrumen tes hasil belajar, khususnya pada

perfomancetestdan perfomance assessment masih jarang dilakukan dalam konteks

olahraga terutama dalam permainan bulutangkis.

Beberapa hasil penelitian tentang pengembangan instrumen tes keterampilan

dasar bermain bulutangkis, pada dasarnya hanya bertujuan untuk mengukur

kemampuan teknik dasar yang berorientasi pada penilaian hasil akhir teknik

pukulan atau dalam konteks pengukuran olahragadisebut denganAccuracy-Based

Test(Morrow, Jackson, Dish & Mood. 2005. hlm.315), yaitu salah satu tes yang

mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkan

(Morrow et el. 2005; Hidayat, 2012). Kumar&Kalidasan (2013) mengembangkan

instrumen untuk mengukur kemampuan pada keterampilan low servis, high servis,

high spin dan fast drive dengan nilai koefisien reliabilitas test-retest

masing-masing teknik sebesar 0.89 (low servis), 0.82 (high servis), 0.83 (high spin), dan

0.82 (fast drive). Namun demikian, semua teknik yang dikembangkan pada

dasarnya bertujuan untuk mengukur kemampuan teknik dasar pada atlit-atlit top.

Kemudian Wang Jianyu & Liu Wen Hau (2009) mengembangkan keterampilan

teknik dasar bermain bulutangkis, hasil penelitian yang dikembangkan oleh Wang

Jianyu & Liu Wen Hau (2009) hanya menghasilkan level dan kategorisasi

keterampilan pada permaian bulutangkis. Selain itu Hidayatat.el(2014)

mengembangkan suatu instrumen yang menilai keterampilan dasar bermain

bulutangkis pada teknik servis tinggi, lob bertahan dan dropshot, dimana

pengembangan pada ketiga teknik tersebut bertujuan pada pengukuran hasil

belajar keterampilan yang berbasis proses pelaksanaan dan hasil pukulan. Hasil

pengembangan yang dilakukan oleh Hidayat at al (2014) menghasilkan dua jenis

instrumen tes secara terpisah, yaitu tes keterampilan teknik dasar bermain

bulutangkis yang bertujuan untuk mengukur proses dari tahapan teknik gerakan

yang dinamakan dengan subjective rating test (Morrow at al. 2005; Hidayat 2012)

(29)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengukur hasil akhir dari ketepatan pukulan pada bidang sasaran yang telah

ditentukan atau Accuracy-Based Test(Morrow at al. 2005; Hidayat 2012). Namun

demikian kedua instrumen tes tersebut dikembangkan untuk anak usia 10-12

tahun atau dapat digunakan untuk siswa kelas IV sampai VI SD sebagai dari

penilaian hasil proses belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis. Oleh

karena itu, hasil kajian dari beberapa penelitian dan pengembangan menjadi salah

satu dasar asumsi pengembangan instrumen tes keterampilan teknik dasar bermain

bulutangkis yang akan digunakan untuk siswa atau atlit, pengembangan ITHB

KDBB ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit dalam

menguasai hasil belajar keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis yang akan

dituangkan pada teknik pukulan servis panjang, lob bertahan, dropshot dan smes.

Adapun keterbatasan pengembangan ini hanya pada pengembangan

instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis yaitu pada

keterampilan dasar memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes),

yang akan dituangkan dalam tes perbuatan (perfomancetest) dan penilaian unjuk

kerja (perfomance assessment) sebagai instrumen penilaian yang terdiri dari tugas

gerak (task) serta kriteria skor (rubrik penilaian). Selain itu, dibatasinya pada

empat keterampilan dasar memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan

smesh) dalam ITHB KDBB ini diasumsikan karena pada keempat keterampilan

tersebut merupakan teknik yang paling mendasar yang harus dikuasi oleh siswa

(30)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

dan pengembangan atau Research and Development (R&D)yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009. hlm.407), hal tersebut dikuatkan

oleh Ali (2011. hlm.393) yang mengemukakan bahwa Research and

Development“pada hakikatnya merupakan suatu upaya dalam pengembangan

prototipe suatu alat atau perangkat berbasis riset.”Produk yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah instrumen tes keterampilan dasar bermainbulutangkis. Firman

(Muryanto, 2013. hlm.36) mengemukakan bahwa “pengembangan tes adalah suatu

proses perancangan dan perbaikan alat ukur tes agar menjadi alat ukur yang berkualitas baik.”

Pemilihan metode Research and Development (R&D) pada penelitian ini

diasumsikan, karena pada dasarnya tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh satu instrumen yang dapat mengukur hasil belajar keterampilan dasar

bermain bulutangkis pada teknik memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot

dan smes) yang mempunyai nilai estimasi reliabilitas dan validitas yang handal

dan menjadi suatu instrumen tes yang baku, sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis oleh para siswa sekolah

bulutangkis dan para atlit, khususnya atlit bulutangkis.

Dalam pengembangan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis terdapat

tahapan-tahapan yang biasanya disusun dalam suatu rangkai tahapan

pengembangan.Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tahapan yang

digunakan dalam penelitian dan pengembanganini mengacu pada pandangan

Thorndike (1982, 11-22) yang membagi kedalam sepuluh tahapan yaitu : (1)

(31)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembuatan tes, (3) Batasan pada tes yang akan dikembangkan, (4) Penyusunan

spesifikasi isi atau kisi-kisi instrument, (5) Spesifikasi format, (6) Perencanaan uji

coba dan seleksi item, (7) Perencanaan analisis butir item, (8) Perencanaan

mengumpulkan data normatif, (9) Pengujian manual dan bahan pendukung, (10)

Penyusunan jadwal / schedule. Dari kesepuluh tahapan tersebut penulis

memodifikasi menjadi delapan tahapan utama yang dilaksanakan pada tahapan

pengembangan, dan membagi kedalam tiga tahapan utama yaitu tahap studi

pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi. Berikut modifikasi

tahapan pengembangan instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis

akan disajikan pada gambar 3.1 dibawah ini :

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan ITHB KDBB (Sumber: Thorndike, 1982: 11-22)

B.Proseduratau Proses Pengembangan

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah menghasilkan satu instrumen tes

hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis (ITHB KDBB), oleh karena TAHAP PENGEMBANGAN

domain tes yang akan diukur

(32)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

itu, perlu adanya satu prosedur pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan

instrumen tersebut. Prosedur pengembangan dalam hal ini mengacu pada delapan

modifikasi tahapan pengembangan yang kemukakan oleh Throndike

(1982),berawal dari menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur

sampai dengan pengujian manual dan bahan pendukung. Tahapan atau proses

pengembangan instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bulutangkis dalam

penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

Tahap 1 :Menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur

Tahap pertama dalam penelitian pengembangan ini adalah menentukan

atribut laten atau domain tes yang akan diukur. Mengacu pada konsep yang telah

dikemukan pada tujuan penelitian.Atribut laten yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah keterampilan dasar bermain bulutangkis (KDBB), oleh

karena itu, domainyang akan diukur dan dikembangkan kedalam instrumen

KDBB adalah domain psikomotor yang mengacu pada domain

psikomotorikHarrow (1972). Pada dasarnya taksonomi Harrow berkaitan dengan

tujuan psikomotorik dengan membagi kedalam enam level gerakan yaitu (1)

Reflex Movement, (2) Basic FundamentalMovement, (3) Perceptual Abilities,

(4)Physical Abilities,(5) Skilled Movement(6) Nondiscursive Movements(Harrow

dalam Kusaeri&Suprananto, 2012 &Morrow, et al. 2005).

Setelah ditetapkannya atribut laten dan domain tes yang akan diukur, yaitu

keterampilan dasar bermain bulutangkis pada domain psikomotor, langkah

selanjutnya adalah menetukan suatu definisi tentang atribut laten yang akan dikur

menjadi definisi konseptual dan definisi operasional.

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual Hidayat (2013:11) mengemukakan bahwa Keterampilan

dasar bermain bulutangkis adalah “kemampuan melakukan gerakan atau teknik

gerakan dasar yang dibutuhkan dalam olahraga bulutangkis secara efektif dan

efisien.”Keterampilan dasar merupakan salah satu keterampilan yang harus

(33)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bulutangkis (Tohar dalam Subarjah & Hidayat, 2007:31) Hal ini dikarenakan

merupakan salah satu faktor pendukung pokok untuk menjadi atlet yang

berprestasi. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, terdapat

empat dimensi dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, dimensi tersebut

meliputi (1) keterampilan pegangan raket(grip), (2) keterampilan posis siap(ready

postion), (3) keterampilan gerakan kaki (footwork), (4) keterampilan teknik

memukul (strokes) (Hidayat, 2013; Subarjah, 2010; Hidayat, 2008; Kumar, 2006).

Secara konseptual keempat dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Keterampilanpegangan raket(grip) merupakan kemampuan dalam

memegang raket dengan benar untuk melakukan pukulan forehand maupun backhand, menurut hidayat (2013:12) “keterampilam cara memegang raket memainkan peran sangat penting sebab kualitas baik tidaknya pukulan sangat

ditentukan oleh cara memegang raket yang benar.” Keterampilan posisi

siap(ready position) adalah posisi dasar menunggu didekat bagian tengah

lapangan yang sama jaraknya dari semua sudut lapangan (Grice, 2002).

Keterampilan gerakan kaki(foot work) “merupakan gerakan-gerakan langkah

kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa

sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai

posisinya.”(Subarjah, 2009).Sedangkanketerampilan memukul(storke) adalah

“cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan kok kebidang lapangan lawan dengan menggunakan

raket.”(Hidayat, 2013).Hal tersebut dikuatkan oleh pandanganTohar (Subarjah &

Hidayat, 2007:47) yang berpendapat bahwa “Teknik pukulan diartikan sebagai

cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan satelkok kebidang lapangan lawan.”Terdapat empat pokok teknik

pukulan bulutangkis yang harus dikuasai dalam permainan bulutangkis yaitu (1)

Pukulan servis ,(2) Pukulan lob bertahan, (3) Pukulan dropshot, (4) Pukulan smes

(Grice, 2002; Subarjah, 2010; Hidayat, 2012). Keempat teknik pukulan tersebut

(34)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Pukulan Servis Panjang (High Servis). Pukulan servis panjang merupakan

pukulan yang dilakukan dari bawah yang mengarahkan satelkok tinggi jauh

kebelakang didaerah garis back bouandary line. Pandangan tersebut diperkuat oleh (Grice, 2002) yang mengemukakan bahwa “servis panjang adalah servis dasar yang mengarahkan satelkok tinggi dan jauh kebelakang”

b.Pukulan Lob Betahan (Clear Lob). Subarjah & Hidayat (2009:2.53)

mengemukakan bahwa pukulan lob atau clear merupakan “pukulan dari atas

kepala yang hasil pukulannya melambung tinggi dan diarahkan kebagian belakang lapangan permainan.”

c. Pukulan Dropshot. Hidayat (2012) mengemukaka bahwa dropshotmerupakan “salah satu jenis keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan kok jatuh sedekat mungkin dengan net didaerah

permainan lawan.” Pada dasarnya pukulan dropshot sama halnya dengan

pukulan lob bertahan, hanya saja pada pukulan dropshot satelkok hanya

didorong pelan ketika perkenaan antara raket dan satelkok, sehingga jatuh

didaerah depan permainan lawan atau shortservice lineatau garis daerah servis

pendek (Hidayat, 2012; Grice, 2002; Subarjah&Hidayat, 2009).

d.Pukulan smashmerupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk

mematikan lawan (Subarjah&Hidayat, 2009:2.55). Hal tersebut diperkuat oleh

Grice (2002:85) yang mengemukakan bahwa pukulan smashmerupakan “pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas.”

Kempatteknik pukulantersebut merupakan gambaran dari keterlaksanaannya

komponen-komponen dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik pada

grip, ready position (stand), foot work, maupun stroke . sehingga dalam proses

pelaksanaan pembelajaran keempat pukulan tersebut dibagi kedalam tiga tahapan

gerakan utama yaitu tahap persiapan pukulan, tahap pelaksanaan pukulan dan

tahap penyelsaian akhir pukulan sebagai dari pembelajaran proses gerakan, serta

tahap hasil akhir pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan sebagai hasil dari

proses pembelajaran atau produk pukulan (Grice, 2002; Hidayat, 2013, Pool 1988,

(35)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

disederhanakan dalam kerangka konseptual KDBB hasil adaptasi dan modifikasi

dari hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 & Pool, 1988 yang akan disajikan

dalam bagan 3.2 pada halaman 72

Bagan 3.2Kerangka Konseptual KDBB

Berdasarkan kerangkan konseptual diatas, dimensi yang akan dikembangkan

dalam tes keterampilan bermain bulutangkis dengan sub tes servis tinggi, lob

bertahan, dropshot dan smes adalah dimensi tahapan pada proses pembelajaran

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian akhir dan hasil

pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan (Hidayat, 2014;

Kumar&Kalidasan, 2013; Grice, 2002; Subarjah, 2010& Pool, 1988)

2. Definisi Operasional KDBB

Grip

Ready Position

Foot Work

Stroke

Servis Tinggi, Lob Bertahan, Dropshot, Smesh

T. Persiapan

T. Pelaksanaan

T. Penyelesaian

(36)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan definisi konseptual diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan dasar bermain bulutangkis merupakan kemampuan seseorang dalam

menampilkan teknik gerakan melakukan pukulan pada bidang sasaran yang telah

ditetapkandan diukur dengan empat komponen utama yaitu (1) keterampilan

pegangan raket, (2) keterampilan sikap siap (3) ketarampilan gerakan kaki, (4)

keterampilan memukul. Keempatkomponen tersebut akan dituangkan kedalam

sub tes (1) servis panjang, (2) lob bertahan, (3) dropsot dan (4) smes yang terbagi

kedalam empat dimensi tahap pembalajaran yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir serta tahap hasil akhir pukulan dan

dikembangkan kedalam indikator-indikatorketercapaian untuk memudahkan dalam

penyusunan item-item atau tugas yang akan dinilai oleh para observersebagai dari

hasil belajar dan latihan selama proses pembelajaran atau pelatihan.

Skor yang diperoleh adalah jumlah skor dari item-item prilaku atau task

yang dapat ditampilkan oleh para peserta tes berdasarkan kriteria penilaian yang

sudah ditetapkan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh siswa atau atlit dalam

tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis

siswa tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin

rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut.

Tahap 2 :Menentukan Tujuan Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis

Pada dasarnya, secara umum tujuan tes keterampilan dasar bermain

bulutangkis adalah untuk mengukur penguasaan hasil belajar keterampilan dasar

bermain bulutangkis pada teknik memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot,

smash) sebagai hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pada tes ini

termasuk kedalam tujuan intruksional (Thorndike, 1982:14) yaitu suatu tes yang

dilakukan untuk melihat kemampuan individu atau kelompok dalam penguasaan

pemahaman atau pun keterampilan sebagai dari hasil belajar.Adapun tujuan secara

khusus dalam pengembangan ini akan disajikan dalam tujuan pada sub tes

Gambar

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Penyusunan Instrumen Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai hasi penelitian yang saya lakukan di SMK Muhamadiyah 2 Yogyakarta siswa yang memiliki tinggi badan lebih sangat berpengaruh dalam keterampilan bermain bulutangkis

Hal ini yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan kemampuan pukulan servis panjang dan pendek dengan keterampilan bermain tunggal bulutangkis siswa

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG

Tes yang digunakan untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Negeri Srepeng menggunakan tes keterampilan sepakbola usia 10-12

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek permasalahan adalah hubungan power tungkai, fleksibilitas , dan agilitas terhadap keterampilan bermain bulutangkis pada

Berdasarkan hasil analisis variabel bebas servis pendek dan variabel terikat keterampilan bermain bulutangkis memiliki hubungan yang signifikan pada siswa yang

Pelaksanaan tiga butir tes tersebut, yaitu tes servis, pasing dan smash dalam penelitian ini bertujuan untuk memprediksi keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra kelas X

Teknik analisis data: (1) Un- tuk menentukan peningkatan keterampilan bermain musik siswa dalam model pembela- jaran tutor sebaya digunakan tes yang diujik- an setelah