• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap

a. Siklus Hidrologi dan Unsur-Unsurnya 1) Pengertian hidrosfer

Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu hydro yang berarti air dan sphere yang berarti bulatan. Jadi hidrosfer adalah daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Ilmu yang mempelajarinya disebut hidrologi.

Air di bumi tidak pernah habis dan jumlahnya relatif tetap karena terdapat siklus hidrologi. Siklus ini merupakan proses peredaran air secara berurutan dan terus-menerus. Air tersebut dapat berbentuk butir cairan, hablur es dan uap air di atmosfer. (Hestiyanto, 2004:129)

2) Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga yaitu :

a) Siklus pendek

Air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut.

b) Siklus Sedang

Air laut menguap, mengalami kondensasi dan angin membawa air, mambentuk awan dibatas daratan, jatuh sebagai hujan lalu mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.

c) Siklus Panjang

Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke laut.

(Hestiyanto, 2004:130)

Unsur-unsur utama siklus hidrologi: a) Evaporasi

Evaporasi merupakan penguapan benda-benda abiotik (benda mati) b) Transpirasi

Transpirasi merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.

c) Evapotranspirasi

Merupakan kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi. d) Kondensasi

Proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air. e) Presipitasi

Segala curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, salju, dan es.

f) Run Off (Aliran Permukaan)

Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui saluran sungai maupun anak sungai.

g) Infiltrasi

Perembesan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. (Hestiyanto, 2004:130)

commit to user

b. Perairan Darat 1) Air tanah

Air tanah (ground water) adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation). (Ariwibowo, 2007:134)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman air tanah : Permeabilitas tanah

Tanaman penutup

Jauh dekatnya laut/ danau Kemiringan lereng

Berdasarkan kemampuan meloloskan air, lapisan batuan terdiri dari: a) Lapisan kedap air

Pada lapisan ini kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehingga kemampuan meloloskan air juga sangat kecil.

b) Lapisan tak kedap air

Kadar pori tak kedap air cukup besar sehingga kemampuan dalam meneruskan air juga besar.

Berdasarkan letaknya, air tanah dibedakan menjadi : a) Air tanah dangkal (freatik)

Air dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan batuan kedap air.

b) Air tanah dalam

Air tanah dalam yaitu air tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air. Air tanah dalam merupakan sumber air yang tidak pernah kering.

2) Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai)

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar.

Pola utama saluran sungai a) Lurus (straight channels) b) Anyaman (braided channels)

c) Meander (mendering channels) (Hestiyanto, 2004:130)

Jenis Sungai Berdasarkan Asal Airnya a) Sungai hujan

b) Sungai gletser c) Sungai mata air d) Sungai campuran (Ariwibowo, 2007:142)

Jenis Sungai Berdasarkan Intensitas Aliran a) Sungai Intermitten (Periodik)

Sungai yang ada air hanya musim hujan dan kering pada musim kemarau.

b) Sungai Episodik (Perenial)

Sungai yang aliran airnya selalu ada, tetapi saat musim kemarau debit alirannya menurun.

(Ariwibowo, 2007:142)

Jenis Sungai Berdasarkan Pola Alirannya a) Pola Aliran Dendritik

Pola aliran ini berbentuk seperti pohon yang memiliki cabang atau ranting. Pola aliran merupakan pertemuan antara sungai induk dengan anak-anak sungainya yang membentuk sudut lancip/ tumpul. Pola aliran ini biasanya terdapat di daerah dataran rendah atau pantai.

b) Pola Aliran Radial

Pola aliran ini dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal (menyebar) dan radial sentripetal (memusat).

c) Pola Aliran Trelis

Pola aliran sungai ini dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku, akan tetapi induk-induk sungainya paralel dengan lembah-lembah

commit to user

pegunungan. Pola ini dijumpai pada kompleks pegunungan lipatan dan patahan.

d) Pola Aliran Rektanguler

Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku atau hampir siku-siku. Terjadi pada daerah patahan dan rekahan.

e) Pola Aliran Annular

Pola aliran ini menunjukkan ciri aliran terpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada orde dua yang melingkar. Pola aliran demikian terdapat di daerah pegunungan yang berbentuk dome.

f) Pola Aliran Paralel

Pola aliran ini sejajar. Dapat dijumpai pada daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

(Ariwibowo, 2007:144)

Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi (batuan) a) Sungai Anteseden

b) Sungai Epigenesa (Hestiyanto, 2004:134)

Jenis Sungai Berdasarkan Arah Jurus Kemiringan Formasi Batuan di Bawahnya a) Sungai Konsekuen b) Sungai Subsekuen c) Sungai Obsekuen d) Sungai Resekuen e) Sungai Insekuen (Ariwibowo, 2007:143)

DAS merupakan bentuk dari kumpulan berbagai jenis sungai pada suatu tempat tertentu dan pada kurun waktu tertentu pula. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung punggung (igir igir) gunung yang menampung dan

menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya (air, sedimen, unsur hara) ke laut melalui sungai utama (satu outlet).

Penyebab kerusakan DAS antara lain pengambilan air yang berlebihan sehingga mengurangi debit aliran sungai, pembuangan limbah industri di dalam DAS, alih fungsi lahan bagian hulu dari kawasan hutan penyangga menjadi areal lahan pertanian atau permukiman, pemanfaatan yang tidak arif di bagian hulu dan erosi yang tinggi di bagian hulu karena karena tingginya kerusakan hutan akibat penebangan liar (ilegal logging). Upaya pelestarian DAS antara lain rehabilitasi hutan, perlindungan terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya erosi atau tanah longsor dan peningkatan atau pengembangan sumberdaya air. (Hadi, 2004:113)

3) Danau dan Rawa

Manfaat danau antara lain untuk irigasi, perikanan, PLTA, rekreasi, olahraga dan penampungan air untuk mencegah banjir. (Ariwibowo, 2007:137)

Jenis-jenis danau berdasarkan proses terbentuknya yaitu a) Danau Alam, terdiri dari :

Danau karst

Danau karst adalah danau yang berada di daerah berkapur. Danau tektonik

Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya penurunan daratan yang disebabkan oleh tenaga tektonik.

Danau vulkanik

Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah gunungapi. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera.

Danau tektonovulkanik

Danau tektonovulkanik yaitu danau yang terbentuk karena gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Akibat terjadi letusan gunungapi, sebagian badan gunung patah dan

commit to user

menutup lubang kepundan. Lubang kepundan yang tertutup tersebut kemudian terisi oleh air hujan.

Danau gletser

Yaitu danau yang terbentuk dari es yang mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan.

Danau ladam (tapal kuda/ oxbow lake)

Yaitu terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati.

b) Danau Buatan yang disebut dengan waduk

Danau buatan adalah danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung aliran sungai.

Rawa adalah genangan air di daratan pada cekungan yang relatif datar. Adapun manfaat rawa antara lain mencegah terjadinya banjir, sumber cadangan air, mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering, sumber energi dan sumber makanan nabati maupun hewani. (Ariwibowo, 2007:138)

Jenis rawa berdasarkan lokasi kejadiannya Rawa Pantai

Yaitu rawa yang terdapat di pinggir pantai. Rawa Payau

Yaitu rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi pasang surut air laut.

Rawa Sungai

Yaitu rawa yang terjadi karena di bagian sisi kanan-kiri sungai terdapat daerah-daerah yang rendah dimana air sungai selalu menggenanginya.

Rawa Cekungan

Yaitu rawa yang terdapat pada daerah cekungan-cekungan tertentu yang selalu terisi air.

Rawa Danau

Yaitu rawa yang terjadi akibat pasang surutnya air danau.

c. Perairan Laut

1) Pesisir dan pantai

Pantai (shore) merupakan wilayah yang dibatasi oleh pasang tertinggi dan surut terendah. Pesisir (coastal) adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir mencakup wilayah daratan sejauh masih mendapat pengaruh laut dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat). (Hestiyanto, 2004:141)

2) Klasifikasi laut

Klasifikasi laut dibedakan menjadi beberapa pembagian yaitu berdasarkan kedalamannya, letaknya, proses terjadinya dan Hukum Laut Internasional. (Ariwibowo, 2007:155-156)

Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan sebagai berikut :

Zona litoral yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara daerah pasang dan surut.

Neritik yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal) Bathyal yaitu daerah laut yang kedalamannya antara 200 2.000 m Abysal yaitu daerah laut yang kedalamannya > 2.000 m.

Berdasarkan letaknya laut dibedakan sebagai berikut : a) Laut pedalaman

b) Laut tengah c) Laut tepi

commit to user

Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan sebagai berikut : Laut transgresi adalah laut dangkal yang semula merupakan daratan. Naiknya permukaan air laut ini terjadi karena adanya pencairan es secara besar-besaran ketika berakhirnya zaman es.

Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut oleh tenaga tektonik.

Laut regresi adalah laut yang menyempit, terjadi karena permukaan air laut turun pada awal zaman es. Suhu di permukaan bumi turun sehingga banyak terjadi pembekuan air, terutama di daerah kutub. Akhirnya permukaan air laut turun atau menyempit.

Hukum Laut Internasional telah mengakui tiga wilayah laut yaitu a) Zona Laut Teritorial

Laut teritorial merupakan laut kedaulatan penuh suatu Negara. Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar sejauh 12 mil laut ke arah luar. Penarikan garis dilakukan pada peta dengan menghubungkan titik-titik pada ujung pulau-pulau terluar. Pulau-pulau yang dapat dihubungkan titik dasar adalah pulau terdekat yang memiliki jarak kurang dari 200 mil laut.

b) Landas Kontinen

Landas kontinen merupakan bagian benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini merupakan zona neritik dengan kedalaman antara 130-200 m. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua Negara berdampingan dalam satu landas kontinen dan jarak antar Negara tersebut kurang dari 200 mil laut, batas lautnya akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing.

c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari garis dasar laut lurus ke arah laut bebas sejauh 200 mil laut.

3) Morfologi laut

Morfologi laut dibedakan menjadi : a) Teras benua

Teras benua meliputi paparan benua dan lereng benua. b) Dasar lautan.

Relief lantai dasar lautan meliputi continental island, island arc, abysal plain, ridge dan rise, lubuk laut dan palung laut.

(Ariwibowo, 2007:158) 4) Gerakan air laut

Gerakan air laut dibedakan menjadi 3 yaitu arus laut, gelombang laut dan pasang surut air laut. (Ariwibowo, 2007:159-161)

a) Arus Laut

Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut : Tiupan angin

Perbedaan kadar garam/berat jenis air laut Tumbukan dengan daratan

Perbedaan suhu b) Gelombang Laut

Gelombang laut adalah gerakan air laut naik turun sehingga membentuk punggung air yang menyerupai bentuk bukit yang dapat berubah bentuk pada permukaan air. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain karena angin, menabrak pantai dan gempa bumi.

c) Pasang Surut Air Laut

Pasang surut air laut (ocean ride) yaitu perubahan ketinggian permukaan air laut yang berlangsung secara periodik dalam periode setengah hari. Penyebab terjadinya pasang surut adalah gaya tarik

commit to user

bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.

Ada dua macam pasang surut :

Pasang Purnama, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang Perbani, ialah terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.

5) Kualitas air laut

Kualitas air laut dapat diamati dan dipelajari berdasarkan sifat-sifat air laut yaitu

a) Suhu

Suhu air laut ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan sinar matahari (faktor utama), letak lintang geografis dan keadaan angin (fungsinya dapat membawa udara panas dan udara dingin di laut).

b) Kecerahan / warna laut

Sebagian besar warna laut terlihat berwarna biru. Hal ini karena sinar matahari bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain.

Laut berwarna kuning : karena dasar laut terdapat lumpur kuning. Berwarna hitam : karena di dasarnya terdapat lumpur berwarna hitam. Berwarna hijau : karena pantulan dari warna binatang koral dan tumbuhan laut.

c) Salinitas

Salinitas merupakan kadar kandungan mineral garam dalam air laut. Faktor yang mempengaruhi salinitas yaitu penguapan, curah hujan, penambahan air tawar karena pencairan pada musim panas dan penambahan air tawar yang dibawa air sungai ke laut.

6) Manfaat perairan laut

Manfaat perairan laut yaitu diantaranya :

laut merupakan sumber makanan dari binatang dan tanaman sumber mineral (fosfat berasal dari tulang-belulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, endapan metalik, seperti timah dan bauksit, garam, minyak dan gas bumi)

tempat olahraga dan rekreasi sarana transportasi

pengatur iklim. (Hestiyanto, 2006:151)

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen terkait