• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

3. Metode Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua unsur pokok yaitu unsur kegiatan guru dan unsur kegiatan murid. Dalam proses belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan dimana murid melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses membimbing dan memfasilitasi, guru memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal serta kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode yang dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, metode pembelajaran merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan belajar. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa siswa-siswa tidak menyukai guru karena metode yang digunakan guru tidak tepat, dampaknya hasil belajar siswa menjadi rendah. Ada beberapa pengertian mengenai metode pembelajaran.

Metode pembelajaran menurut Slameto (2003:65) adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Uno (2007:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan. Seorang guru diharapkan dapat menguasai berbagai metode serta memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran di kelas dan proses belajar siswa dapat berjalan efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, waktu, kondisi kelas, tujuan pembelajaran yang diinginkan dan lain-lain.

commit to user

b. Metode Teams Games Tournament (TGT)

1). Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang melibatkan kerjasama dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Oickle dan Slavin dalam Susan Bawn (2007: 4) menyatakan bahwa,

is a model of teaching to investigate for the purpose of eliminating the achievement gap. While traditional methods focusing on individualism in schools may attribute to the achievement gap, cooperative learning

Hal ini berarti pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan kerjasama kelompok. Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan hanya sekedar cara untuk mencapai tujuan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan keberagaman dan keterampilan sosial. Dalam kerjasama kelompok, masing-masing anggota dituntut untuk melibatkan diri secara optimal sehingga dapat memajukan kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Hal ini berarti masing-masing anggota harus memiliki tanggung jawab sebagai anggota kelompok yang menentukan keberhasilan diri dan kelompoknya. Seperti yang diungkapkan Johnson dan Johnson dalam Susan Bawn (2007: 4) bahwa,

positive interdependence. Positive interdependence is when students believe they can reach their learning goals only when other students in their cooperative group also reach their goals. Positive interdependence means that individual accountability must occur. Cooperative groups work

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman mereka (Slavin, 2009:4).

Dalam pembelajaran kooperatif, guru merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi. Siswa dikondisikan untuk mampu berperan bekerja sama dengan kelompoknya. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan

Unsur pembelajaran kooperatif menurut Lie (2008:31) terdiri dari lima unsur yaitu

(1).Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota diberi tugas berlainan kemudian bertukar informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.

(2).Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan meuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain.

(3).Tatap muka

Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompoknya. (4).Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.

(5).Evaluasi proses kelompok

Evaluasi dilaksakan untuk mengetahuai apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik.

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:

(1). Berada dalam tugas

(2). Mengambil giliran dan berbagi tugas (3). Mendorong partisipasi

commit to user

(5). Bertanya

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:

Menurut Lie (2008:55), ada beberapa metode pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) Make a Match ( Mencari Pasangan), (2) Bertukar Pasangan, (3) Thing Pair Share, (4) Berkirim salam dan soal, (5)

Numbered Heads (Kepala bernomor), (6) Kepala bernomor terstruktur, (7) Dua Tamu Dua Tinggal, (8) Keliling Kelompok, (9) Kancing Gemerincing, (10) Keliling Kelas, (11) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar, (12) Tari Bambu, dan (13) Jigsaw

Metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11) dibedakan menjadi :

(1). Student Teams Achievement Divisions (STAD) (2). Teams Games Tournamet (TGT)

(3). Jigsaw

(4). Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) (5). Teams Assisted Individualization (TAI)

2). Metode Teams Games Tournament (TGT)

Metode Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja sama seperti Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, siswa dibentuk kelompok secara heterogen, kemudian guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa anggota tim telah menguasai pelajaran, selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis. TGT hampir sama dengan STAD menggantikan kuis dengan turnamen.

Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD

Metode TGT STAD

Pembentukan kelompok

kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang heterogen berdasarkan jenis kelamin, ras, nilai akademis, dan sebagainya.

kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang heterogen berdasarkan jenis kelamin, ras, nilai akademis, dan sebagainya.

Tahap-tahap - Presentasi Kelas - Kerja Kelompok - Permainan - Penghargaan - Presentasi Kelas - Kerja Kelompok - Kuis - Penghargaan Tipe pembelajaran kooperatif TGT mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan game/ permainan

STAD lebih bersifat kooperatif yang murni

Kelebihan Memotivasi siswa karena belajar dikombinasikan dengan game /menggunakan permainan dan siswa dilatih untuk bekerjasama.

Mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan

Kekurangan Dalam penerapannya membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Persiapan yang rumit.

Dalam penerapannya membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Mengacu pada belajar kelompok sehingga

kurangnya kesempatan untuk individu.

Penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen seperti dalam hal kemampuan belajar, ras, jenis kelamin dan prestasi akademik. Seperti

yan Teams Games

commit to user

group. The different groups are each heterogeneous in respect of the de group.

Kegiatan-kegiatan dalam metode ini dirancang untuk mengaktifkan siswa. Tujuan utamanya adalah kerja sama antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru. Aktivitas belajar dengan permainan dalam turnamen yang dirancang dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT):

(1). Presentasi kelas

Pada tahap ini guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di depan kelas. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan soal dengan baik dan skor mereka menentukan posisi kelompok.

(2).Tim

Tim dalam Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas 4-5 siswa dengan latar belakang yang heterogen, yaitu prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnis yang bervariasi. Pada penelitian ini kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan prestasi akademik dan jenis kelamin. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar.

(3).Turnamen atau kompetisi

Turnamen merupakan struktur game (permainan) yang dimainkan. Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan tim. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunkan permainan Roda Impian.

Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Bermain Roda Impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah. Oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerjasama kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan kreativias siswa merupakan modal untuk bertanding. Suasana yang menarik/ menyenagkan menyebabkan siswa bersemangat dan memacu untuk melakukan yang terbaik.

Turnamen biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja.

(4).Penghargaan

Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi dan diberikan hadiah sebagai motivasi belajar. Dengan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap belajar tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya.

commit to user

4. Motivasi Belajar

Dokumen terkait