• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUK"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)

Skripsi

Oleh: REZA YOHANA

NIM K5406035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 SurakartaTahun Ajaran 2009/2010)

Oleh: REZA YOHANA

NIM K5406035

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)
(4)
(5)

commit to user

ABSTRAK

Reza Yohana. K5406035. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KOMPETENSI DASAR

MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.

Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 sebanyak 39 siswa. Data diperoleh melalui dokumentasi, observasi, wawancara, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Indikator kinerja yang harus dicapai adalah ketuntasan 80% motivasi dan hasil belajar.

Hasil belajar pada siklus I menunjukan bahwa penerapan metode Teams

Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran geografi belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

Hal ini ditunjukkan pada motivasi siswa yang baru mencapai 67% dan hasil

belajar siswa mencapai 67% dari jumlah siswa. Hasil penelitian siklus II terjadi peningkatan motivasi siswa menjadi 85% dan hasil belajar belajar siswa 82%. Hasil pada siklus II tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode TGT pada pembelajaran geografi disertai dengan pemberian motivasi, penilaian terhadap hasil kerja individu dan mengoptimalkan penggunaan media seperti makromedia flash dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

(6)

ABSTRACT

REZA YOHANA. K5406035. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE GEOGRAPHY LEARNING MOTIVATION AND RESULT USING TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) LEARNING METHOD IN BASIC COMPETENCY OF ANALYZING HYDROSPHERE AND THE EFFECT ON LIFE ON THE EARTH SURFACE. (Clasroom Action Research on Class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in Academic Year 2009/ 2010).Thesis, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, August 2010.

The aim of the research is to know student motivation and student learning result on class X-4 of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in academic year 2009/2010 using Teams Games Tournament (TGT) method in basic competency of analyzing hydrosphere and the effect on life on the earth surface.

This research is Clasroom Action Research.The subject of the research is students on class X-4 in amount of 39 students. Instrument of data collecting in this research are documentation, observation, interview and test. Technique of analyzing data used is qualitative description. The indicator of work system needing to be achieved is 80% passing in learning motivation dan learning result. The learning outcome in the first cycle showed that TGT method in

motivation reached 67% and student learning result reached 67% of total student number. In second cycle result, there is an increase in student motivation into 85% and student learning result into 82%. That result showed that use of TGT method in geography learning is accompained by motivation giving

value and optimizing to use of media as makromedia flash can increase the student learning motivation and student learning result.

(7)

commit to user

MOTTO

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan

(Mario Teguh)

Jika anda dapat memimpikan dan meyakininya, anda dapat meraihnya

(8)

PERSEMBAHAN

Dalam naungan Allah SWT, kupersembahkan karya

ini untuk:

1. Ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan

menguatkanku

2. Almarhum Bapak, segala doa kupanjatkan untuk

kedamaian dan ketenanganmu di sana

3. Kedua kakakku Rosi dan Riki yang selalu

menanyakan kabar skripsiku dan

menyemangatiku tentunya

4. Seseorang yang berarti bagiku, terima kasih

telah menemani perjalananku

5. Teman- 6

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Geografi. Selain

karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin

penelitian skripsi kepada penulis.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi

kepada penulis.

3. Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

4. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan penyusunannya.

5. Bapak Dr. M. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang

dengan sabar membimbing penulis pada tahun-tahun awal studi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

8. Drs. H. Tri Kuat, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1

Surakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

(10)

9. Ibu Umi Rochyani selaku guru Geografi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1

Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian.

10.Siswa-siswi kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

11.Teman-teman seperjuangan 6 yang ikut memberikan sejarah bagi

hidupku.

12.Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini mungkin masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat

bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Oktober 2010

(11)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK INDONESIA ... v

HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Penelitian Tindakan Kelas... 9

2. Belajar Pembelajaran ... 11

3. Metode Pembelajaran ... 14

4. Motivasi Belajar ... 21

5. Hasil Belajar ... 24

6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi ... 25

B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Pemikiran ... 38

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian ... 41

B. Pendekatan Penelitian ... 42

C. Sumber Data ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Validitas Data ... 50

F. Teknik Analisis Data ... 51

G. ... 52

H. ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 55

1. Lingkungan Sekolah... 55

2. Karakteristik Guru ... 60

3. Karakteristik Siswa ... 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1. Kondisi Awal ... 62

2. Siklus I ... 64

3. Siklus II ... 79

C. Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X ... 2

2. Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap Kompetensi Dasar Tahun 2008. ... 4

3. Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD... 18

4. Tabel 4. Penelitian yang Relevan ... 36

5. Tabel 5. Jadwal Penyusunan Skripsi ... 42

6. Tabel 6. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 48

7. Tabel 7. Kategori Motivasi Belajar ... 49

8. Tabel 8. Ukuran Keberhasilan Penelitian ... 52

9. Tabel 9. Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ... 58

10. Tabel 10. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ... 58

11. Tabel 11. Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Surakarta... 59

12. Tabel 12. Motivasi Awal Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi. ... 62

13. Tabel 13. Nilai Awal Siswa ... 63

14. Tabel 14. Motivasi Siswa Siklus I ... 74

15. Tabel 15. Nilai Tes Formatif Siklus I... ... 75

16. Tabel 16. Hasil Tes Formatif Siklus I terhadap masing-masing indikator... ... 76

17. Tabel 17. Motivasi Siswa Siklus II... ... 88

18. Tabel 18. Nilai Tes Formatif Siklus II ... 89

19. Tabel 19. Perbandingan Pembelajaran Awal dan Baru yang digunakan Guru ... 91

20. Tabel 20. Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 94

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK ... 10

2. Kerangka Pemikiran... ... 39

3. Peta Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta ... 56

4. Peta Citra Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta... ... 57

5. Peta Persebaran Asal SMP Siswa Kelas X-4 Tahun Ajaran 2009/ 2010 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta... 61

6. Histogram Motivasi Awal Siswa ... 63

7. Histogram Nilai Awal Siswa ... 64

8. Histogram Motivasi Siswa Siklus I ... 74

9. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus I ... 75

10 Histogram Motivasi Siswa Siklus II ... 88

11. Histogram Nilai Tes Formatif Siklus II ... 89

12. Histogram Perbandingan Kategori Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 95

(15)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Angket Motivasi Belajar

Lampiran 2. Lembar Observasi Terstruktur Untuk Siswa

Lampiran 3. Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran

yang Dilaksanakan Guru

Lampiran 4. Lembar Observasi untuk Guru

Lampiran 5. Angket Karakteristik Guru Kolaborasi

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Guru

Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Lampiran 8. Nilai UAN dan Asal Sekolah Siswa Kelas X-4 SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta

Lampiran 9. Silabus Siklus I

Lampiran 10. Silabus Siklus II

Lampiran 11. RPP Siklus I

Lampiran 12. RPP Siklus II

Lampiran 13. Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus I

Lampiran 14. Validitas Instrumen Soal Tes Formatif Siklus II

Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I

Lampiran 16. Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I

Lampiran 17. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II

Lampiran 18. Soal dan Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus II

Lampiran 19. Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus I

Lampiran 20. Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Siklus II

Lampiran 21. Peraturan Permainan Siklus I dan Siklus II

Lampiran 22. Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus I

Lampiran 23. Soal dan Kunci Jawaban Permainan Siklus II

Lampiran 24. Skor Motivasi Siswa pada Survei Awal

Lampiran 25. Rata-Rata Nilai Ulangan Siswa pada Survei Awal

(16)

Lampiran 27. Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran

yang Dilaksanakan Guru Siklus I

Lampiran 28. Hasil Observasi untuk Guru Siklus I

Lampiran 29. Skor Motivasi Siswa Siklus I

Lampiran 30. Nilai Ulangan Siswa Siklus I

Lampiran 31. Analisis Soal Tes Formatif Siklus I

Lampiran 32. Hasil Observasi Terstruktur untuk Siswa Siklus II

Lampiran 33. Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa terhadap Cara Pembelajaran

yang Dilaksanakan Guru Siklus II

Lampiran 34. Hasil Observasi untuk Guru Siklus II

Lampiran 35. Skor Motivasi Siswa Siklus II

Lampiran 36. Nilai Ulangan Siswa Siklus II

Lampiran 37. Pembagian Kelompok

Lampiran 38. Materi Hidrosfer

Lampiran 39. Dokumentasi Foto Kondisi Pembelajaran

Lampiran 40. Profil SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

(17)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan kunci masa depan suatu

bangsa. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk

mengembangkan dan membina potensi sumberdaya manusia. Pendidikan

merupakan investasi utama bagi setiap bangsa karena dari sanalah tunas muda

harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan

lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga dapat menjadi

pelopor dalam pembaharuan dan perubahan. Oleh karena itu, bidang pendidikan

perlu mendapatkan perhatian, baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya

dan juga para pengelola pendidikan pada khusunya. Tantangan untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang akan mampu meningkatkan kualitas

manusia dan meningkatkan mutu kehidupan harus dihadapi. Untuk mewujudkan

keberhasilan dalam bidang pendidikan perlu adanya perhatian terhadap proses

belajar di sekolah yang tak lepas dari peran serta guru sebagai pendidik dan siswa

swa tidak

hanya tergantung pada rencana pengajaran dan buku pelajaran yang baik saja,

melainkan bergantung pula pada orang yang berdiri di muka kelas. Kalau orang

itu mampu dan cakap menjalankan tugasnya, barulah dapat kita harapkan bahwa

kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

belajar-Sejak tahun pelajaran 2006/ 2007 pemerintah telah menerapkan kurikulum

baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapan Kurikulum

yang digunakan saat ini yaitu KTSP mengharuskan siswa untuk berperan aktif

dalam proses belajar mengajar. Kurikulum ini mulai diberlakukan sejak tahun

2006 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada kedua kurikulum ini, guru tidak

lagi mendominasi pembelajaran (teacher centered) tapi menempatkan siswa

sebagai subyek didik sehingga pendekatannya berpusat pada siswa (student

(18)

centered). Namun pembelajaran dengan konsep teacher centered nampaknya

masih sering diterapkan karena dianggap praktis dan mudah dilaksanakan.

Pembelajaran yang digunakan guru geografi kelas X di SMA Muhammadiyah 1

Surakarta juga masih menerapkan teacher centered.

Pembelajaran geografi yang dilaksanakan di kelas X SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta terutama kelas X-4 menemui kendala yaitu

menyangkut hasil dan motivasi belajar yang masih rendah. Berdasarkan data yang

diperoleh dari guru geografi kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, diketahui

bahwa kelas X-4 memiliki rata-rata nilai ulangan paling rendah bila dibandingkan

dengan kelas X yang lain. Berikut disajikan tabel rata-rata nilai ulangan harian

geografi kelas X.

Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X

Kelas Rata-Rata Nilai Ulangan

X-1 69,05

X-2 64,6

X-3 63,4

X-4 59,6

X-5 60,5

X-6 60,4

X-7 62,3

Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX

Pada saat ulangan, sebagian besar siswa kelas X-4 belum mencapai nilai

65 yang merupakan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata

pelajaran geografi. Dari 39 siswa hanya 16 siswa (41%) yang mencapai KKM

sehingga 23 siswa (59%) belum mencapai ketuntasan.

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh motivasi siswa. Jika siswa

kurang memiliki motivasi maka hasil belajarpun kurang optimal. Sesulit apapun

materi jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar.

(19)

commit to user

guru dan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010. Siswa kelas

tersebut cenderung pasif ditandai dari ketidakberanian mengungkapkan pendapat

maupun mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti. Pada

saat pembelajaran berlangsung banyak siswa tidak memperhatikan, mengantuk,

hanya ada beberapa siswa yang mencatat penjelasan dari guru dan jika diberi

tugas siswa suka mengulur waktu mengerjakannya. Sikap siswa tersebut

memperlihatkan mengenai motivasi siswa yang masih rendah terhadap

pembelajaran geografi. Motivasi siswa dapat disebabkan oleh kurangnya

kesadaran siswa akan pentingnya mata pelajaran geografi ataupun karena metode

yang sering digunakan guru kurang menimbulkan ketertarikan siswa.

Bersamaan dengan observasi motivasi siswa, peneliti juga melaksanakan

observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Berdasarkan observasi

tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran geografi kelas X masih

menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher centered) serta

penggunaan media yang kurang menarik. Guru menggunakan metode ceramah

karena dirasa metode ini mudah dalam penerapannya dan sudah sering dilakukan.

Kegiatan dalam pembelajaran banyak diisi dengan penyampaian materi sedangkan

siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru menyampaikan materi dengan

berorientasi menghabiskan materi yang sangat padat sehingga kegiatan yang

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran kurang begitu mendapat perhatian.

Dalam metode yang diterapkan guru ini, siswa hanya bersifat mendengarkan

penjelasan dari guru dan tidak ada interaksi dari siswa terhadap materi yang

diajarkan. Situasi belajar pasif yang didominasi guru menjadikan siswa cenderung

jenuh dan mengantuk sehingga tidak berkonsentrasi dalam belajar.

Berdasarkan pengalaman guru geografi mengajar kelas X, materi hidrosfer

merupakan materi yang dianggap sulit. Guru memiliki kesulitan dalam

memahamkan materi tersebut kepada siswa karena keterbatasan waktu untuk

menyampaikan materi yang begitu luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat

dan perairan laut. Selain itu, kegiatan pembelajaran berupa penyampaian materi

hidrosfer dengan metode ceramah saja dan tanpa kegiatan aktif bagi siswa untuk

(20)

siswa sulit menyerap materi. Apalagi dengan sikap siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran seperti ketidakberanian dalam mengungkapkan ketidakpahaman

melalui pertanyaan sehingga semakin menyulitkan guru untuk memahamkan

mereka. Dalam setiap ulangan harian yang diberikan sebagaian besar siswa belum

mencapai batas KKM yaitu 65, sehingga guru perlu memberikan remidi.

Berdasarkan perbandingan nilai pada tiap Kompetensi Dasar geografi kelas X

semester genap tahun 2008, diperoleh data bahwa KD Menganalisis Hidrosfer dan

Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi termasuk rendah bila

dibandingkan dengan KD lain. Berikut ini disajikan tabel perbandingan rata-rata

nilai siswa kelas X semester genap pada tiap Kompetensi Dasar.

Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap

Kompetensi Dasar Tahun 2008.

No. Kompetensi Dasar Nilai Rata-rata

1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan

litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap

kehidupan di muka bumi

65,16

2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan di muka bumi

62,36

3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan di muka bumi

59,45

Sumber: Data Guru Pengampu Mata Pelajaran Geografi KelasX

Data tersebut menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah pada

Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan

di Muka Bumi. Oleh karena itu perlu diterapkan metode pembelajaran baru

sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada KD tersebut.

Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode pembelajaran

diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered Head

Together (NHT), dan Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini

menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Metode Teams Games

(21)

commit to user

Achievement Division) yaitu dalam pembentukan kelompok dan pembagian

materi, kecuali dalam satu hal yaitu kuis-kuis diganti dengan permainan. TGT

memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menggunakan dimensi

kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan (Slavin, 2009:14)

Metode pembelajaran Teams GamesTournament (TGT) mengelompokkan siswa

secara heterogen misal dalam hal prestasi akademik dan jenis kelamin.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu

penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi, permainan (turnamen) dan reward

(penghargaan).

Tahap pertama dalam metode Teams Games Tournament (TGT) adalah

presentasi kelas. Guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Selanjutnya,

pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk

kelompok. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang

diberikan, membandingkan masing-masing jawaban dan membetulkan kesalahan

dalam memahami konsep sehingga seluruh siswa terlibat secara langsung dalam

penguasaan materi geografi. Kerja tim dipimpin oleh asisten yaitu siswa yang

memiliki kemampuan lebih daripada teman-temannya. Jika ada kesulitan maka

siswa yang merasa mampu harus mau membantu kesulitan teman sekelompoknya.

Permainan didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun

dalam pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan permainan dalam Teams Games

Tournament (TGT) memuat penambahan pengetahuan dengan konsep

pembelajaran yang menyenangkan. Kelompok yang mempunyai kinerja tinggi

diberikan penghargaan oleh guru. Penghargaan yang diberikan dapat berupa nilai,

hadiah atau piagam. Setiap anggota ikut bertanggung jawab atas keberhasilan

kelompok tersebut sehingga diperlukan kerjasama diantara anggota kelompok

dalam memahami materi dan dalam menyelesaikan masalah. Metode

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) juga memiliki keterbatasan yaitu

membutuhkan manajemen waktu yang baik dan persiapan yang rumit yaitu

mempersiapkan segala instrumen misal untuk diskusi dan permainan. Selain itu

(22)

Metode Teams Games Tournament (TGT) disesuaikan dengan kondisi

siswa kelas X-4 yang cenderung pasif dalam pembelajaran geografi seperti tidak

memperhatikan guru, jarang ada siswa yang bertanya dan mengungkapkan

pendapat. Selain itu, metode ini juga disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang

menjadi materi penelitian yaitu Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan

Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Materi hidrosfer bersifat hafalan

dan memiliki cakupan yang luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat dan

perairan laut. Pembelajaran akan membosankan dan siswa sulit menyerap materi

jika kegiatan hanya diisi penyampaian materi dengan metode ceramah. Dalam

metode Teams Games Tournament (TGT) terdapat variasi kegiatan yang

melibatkan siswa secara aktif, dan melalui permainan siswa dapat lebih mudah

memahami materi karena belajar dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan aktif

dalam metode ini menjadikan siswa mengalami proses pembelajaran secara

alamiah sehingga hasilnya akan lebih mudah diingat. Dalam metode ini

pembelajaran kelompok dilaksanakan dengan bantuan asisten sehingga siswa

yang memiliki kemampuan lebih diantara teman lainnya dapat membantu teman

sekelompoknya yang belum paham. Kegiatan permainan dalam metode ini dapat

menyajikan materi hidrosfer yang memiliki cakupan luas dan bersifat hafalan

menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih

mudah menyerap materi. Permainan disusun dengan variasi soal yang banyak

sehingga siswa dituntut untuk menguasai materi hidrosfer yang memiliki cakupan

luas. Aktivitas belajar dengan permainan membuat siswa dapat belajar lebih rileks

dan tanpa tekanan sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa. Penghargaan

diberikan sebagai pengakuan terhadap keberhasilan kinerja kelompok.

Penghargaan dapat memacu setiap siswa untuk berkompetisi dan menjalin

kerjasama dengan siswa lain.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI METODE PEMBELAJARAN

(23)

commit to user

MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010.

B. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan motivasi belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis

Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas

X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010?

2. Apakah metode pembelajaran TGT Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis

Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa kelas

X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan pokok penelitian ini

yaitu

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar geografi pada Kompetensi

Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka

Bumi siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/

2010 melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar

Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi

siswa kelas X-4 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010

(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Sumbangan untuk dunia pendidikan dalam rangka peningkatan motivasi dan

hasil belajar geografi melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT).

b. Masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Memberi peluang siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar

mengajar.

2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

geografi.

b. Bagi Guru

1) Sebagai masukan bagi guru geografi tentang pentingnya keterlibatan

siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Mendapatkan wawasan pengetahuan tentang metode pembelajaran yang

tepat untuk digunakan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa.

3) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

(25)

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh

nyata dari upaya itu. Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) menjelaskan PTK melalui

paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu :

1. Penelitian

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Tindakan adalah sesutu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian bebentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas

Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis,

karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktekkan guru dalam

tugasnya sehari-hari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benar-benar

merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Tujuan utama PTK

adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas. Kegiatan

penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahakan masalah, tetapi sekaligus

mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dapat dipecahkan dengan

tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk kegiatan nyata guru dalam

pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki

(26)

berbagai persoalan dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami

langsung dalam interaksi antara guru dengan anak didik.

Arikunto (2009:16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat

empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi.

Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto dkk, 2009: 16)

Kegiatan perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh, siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan tersebut

meliputi mengidentifikasi masalah menganalisis masalah, merumuskan masalah

dan membuat hipotesa tindakan. Tahap berikutnya setelah perencanaan adalah

pelaksanaan tindakan. Dalam PTK rincian tindakan yang dilakukan adalah

langkah-langkah yang akan dilakukan, kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh

guru dan yang diharapkan oleh siswa, serta jenis media pembelajaran dan jenis

intrumen yang akan digunakan. Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

?

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

(27)

commit to user

mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Sedangkan pada tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah

semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan

refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Salah satu ciri khas dalam PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama)

antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti (dosen,

mahasiswa, dan lain-lain). PTK juga dapat dilaksanakan sendiri oleh guru tanpa

kerjasama dengan peneliti sehingga guru berperan sebagai peneliti sekaligus

praktisi pembelajaran.

2. Belajar Pembelajaran a. Belajar

Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak ditentukan oleh proses belajar yang dialami siswa sebagai

anak didik.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:7), Belajar merupakan tindakan dan

perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa

sendiri. Kegiatan belajar tidak dapat dipaksakan dari seseorang kepada orang lain,

belajar harus dilakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa

secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar.

es usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

atu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi

(28)

pengetahuan - pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

ngan yang dipelajari siswa berupa

keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal lain

yang dapat dijadikan bahan ajar. Dengan demikian banyaknya hal yang terdapat

dalam lingkungan dapat dijadikan sebagai bahan belajar melalui proses interaksi

yang berkesinambungan. Adanya interaksi dengan lingkungan, maka fungsi

intelek semakin berkembang.

Senada dengan penjelasan di atas, pengertian belajar menurut Uno

seseorang setelah mempelajari suatu obyek (pengetahuan, sikap atau

yang terjadi pada diri seorang anak. Perubahan yang dimaksud hendakya

perubahan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat positif.

Menurut Gulo (2002 : 74), Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua

potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan

mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat

emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau

tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati, adalah

dimensi-dimensi emosional yang turut terlibat dalam proses belajar tersebut.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang

dilakukan oleh orang itu sendiri. Perubahan itu berbentuk kemampuan

kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama, perubahan perubahan

tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu yang sedang belajar.

b. Pembelajaran

sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan

mengaktifkan faktor ekstern d

(29)

commit to user

kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

Sagala (2005:64) mengemu

yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Lebih lanjut

kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa

ya Dimyati

dan Mudjiono (1999:76) menyatakan bahwa pembelajaran tidak mengabaikan

karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu dalam program

dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian,

mengelola, meganalisis dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan

(1) perhatian dan motivasi belajar siswa, (2) keaktifan siswa, (3) optimalisasi

keterlibatan siswa, (4) melakukan pengulangan-pengulangan belajar

(5) pemberian tantangan agar siswa bertanggung jawab, (6) memberikan balikan

dan penguatan terhadap siswa dan (7) mengelola proses belajar sesuai perbedaan

individual siswa.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat proses belajar atau

membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor internal yang datang

dari individu dan faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.

Seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus membawa siswa ke arah

perubahan tingkah laku yang positif. Sehubungan dengan hal tersebut, guru tidak

hanya menyampaikan informasi saja, tetapi membimbing siswa ke arah perubahan

(30)

3. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua unsur pokok yaitu unsur

kegiatan guru dan unsur kegiatan murid. Dalam proses belajar mengajar, di satu

pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan dimana murid

melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan oleh guru, yaitu

kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses

membimbing dan memfasilitasi, guru memungkinkan siswa dapat belajar secara

optimal serta kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode yang

dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, metode pembelajaran

merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan belajar. Banyak penelitian yang

membuktikan bahwa siswa-siswa tidak menyukai guru karena metode yang

digunakan guru tidak tepat, dampaknya hasil belajar siswa menjadi rendah. Ada

beberapa pengertian mengenai metode pembelajaran.

Metode pembelajaran menurut Slameto (2003:65) adalah suatu cara atau

jalan yang harus dilalui di dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Uno

(2007:2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru

dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan

tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan. Seorang guru

diharapkan dapat menguasai berbagai metode serta memilih metode pembelajaran

yang tepat sehingga proses pembelajaran di kelas dan proses belajar siswa dapat

berjalan efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat disesuaikan dengan

materi yang akan disampaikan, waktu, kondisi kelas, tujuan pembelajaran yang

(31)

commit to user

b. Metode Teams Games Tournament (TGT)

1). Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang

melibatkan kerjasama dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab

bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Oickle dan Slavin

dalam Susan Bawn (2007: 4) menyatakan bahwa,

is a model of teaching to investigate for the purpose of eliminating the

achievement gap. While traditional methods focusing on individualism in

schools may attribute to the achievement gap, cooperative learning

Hal ini berarti

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan

kerjasama kelompok. Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan

hanya sekedar cara untuk mencapai tujuan. Tujuan dari pembelajaran

kooperatif adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan keberagaman dan

keterampilan sosial. Dalam kerjasama kelompok, masing-masing anggota

dituntut untuk melibatkan diri secara optimal sehingga dapat memajukan

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Hal ini berarti masing-masing

anggota harus memiliki tanggung jawab sebagai anggota kelompok yang

menentukan keberhasilan diri dan kelompoknya. Seperti yang

diungkapkan Johnson dan Johnson dalam Susan Bawn (2007: 4) bahwa,

positive interdependence. Positive interdependence is when students believe they can reach their learning goals only when other students in their cooperative group also reach their goals. Positive interdependence means that individual accountability must occur. Cooperative groups work

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu,

saling mendiskusikan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman

(32)

Dalam pembelajaran kooperatif, guru merancang struktur

kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa

untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam

penguasaan dan kemampuan memahami materi. Siswa dikondisikan untuk

mampu berperan bekerja sama dengan kelompoknya. Selama kerja

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi

dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan

Unsur pembelajaran kooperatif menurut Lie (2008:31) terdiri dari

lima unsur yaitu

(1).Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota diberi tugas berlainan kemudian bertukar informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.

(2).Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan meuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain.

(3).Tatap muka

Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompoknya. (4).Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.

(5).Evaluasi proses kelompok

Evaluasi dilaksakan untuk mengetahuai apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik.

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya

perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik.

Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:

(1). Berada dalam tugas

(2). Mengambil giliran dan berbagi tugas

(3). Mendorong partisipasi

(33)

commit to user

(5). Bertanya

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya

perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik.

Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:

Menurut Lie (2008:55), ada beberapa metode pembelajaran

kooperatif, yaitu : (1) Make a Match ( Mencari Pasangan), (2) Bertukar

Pasangan, (3) Thing Pair Share, (4) Berkirim salam dan soal, (5)

Numbered Heads (Kepala bernomor), (6) Kepala bernomor terstruktur, (7)

Dua Tamu Dua Tinggal, (8) Keliling Kelompok, (9) Kancing

Gemerincing, (10) Keliling Kelas, (11) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar,

(12) Tari Bambu, dan (13) Jigsaw

Metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11)

dibedakan menjadi :

(1). Student Teams Achievement Divisions (STAD)

(2). Teams Games Tournamet (TGT)

(3). Jigsaw

(4). Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)

(5). Teams Assisted Individualization (TAI)

2). Metode Teams Games Tournament (TGT)

Metode Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu

bentuk pembelajaran kooperatif. Metode ini menggunakan pelajaran yang

sama yang disampaikan guru dan tim kerja sama seperti Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, siswa dibentuk kelompok

secara heterogen, kemudian guru menyampaikan pelajaran lalu siswa

bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa anggota tim telah

menguasai pelajaran, selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis. TGT

(34)

Tabel 3. Perbandingan Metode TGT dengan Metode STAD

Tahap-tahap - Presentasi Kelas

- Kerja Kelompok

dengan game/ permainan

STAD lebih bersifat

kooperatif yang murni

Kelebihan Memotivasi siswa karena

belajar dikombinasikan

dengan game /menggunakan

permainan dan siswa dilatih

Penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu dengan

dibentuk kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen seperti dalam

hal kemampuan belajar, ras, jenis kelamin dan prestasi akademik. Seperti

yan Teams Games

(35)

commit to user

group. The different groups are each heterogeneous in respect of the

de group.

Kegiatan-kegiatan dalam metode ini dirancang untuk mengaktifkan

siswa. Tujuan utamanya adalah kerja sama antar sesama anggota

kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang

dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh

guru. Aktivitas belajar dengan permainan dalam turnamen yang dirancang

dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat

dan keterlibatan belajar.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam metode

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT):

(1). Presentasi kelas

Pada tahap ini guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok

bahasan yang diajarkan di depan kelas. Siswa harus memperhatikan

selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu

mereka mengerjakan soal dengan baik dan skor mereka menentukan

posisi kelompok.

(2).Tim

Tim dalam Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas 4-5

siswa dengan latar belakang yang heterogen, yaitu prestasi akademik,

jenis kelamin, ras, atau etnis yang bervariasi. Pada penelitian ini

kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan prestasi akademik dan

jenis kelamin. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu

untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam

pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal

bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika

teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok

ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan dalam

memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik

(36)

(3).Turnamen atau kompetisi

Turnamen merupakan struktur game (permainan) yang

dimainkan. Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya

relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian

materi dan latihan tim. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunkan permainan Roda Impian.

Roda Impian merupakan sarana permainan berupa suatu roda

bernomor yang dimainkan dengan cara diputar. Bermain Roda Impian

seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah. Oleh karena itu saat

permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik

mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi

jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya

dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerjasama

kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan

keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan kreativias siswa

merupakan modal untuk bertanding. Suasana yang menarik/

menyenagkan menyebabkan siswa bersemangat dan memacu untuk

melakukan yang terbaik.

Turnamen biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit,

setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih

dengan lembar kerja.

(4).Penghargaan

Penghargaan diberikan kepada tim yang mendapat skor tertinggi

dan diberikan hadiah sebagai motivasi belajar. Dengan metode

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diharapkan bisa

merangsang siswa untuk lebih siap belajar tanpa ada rasa takut untuk

(37)

commit to user

4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sesulit apapun materi jika siswa memiliki

motivasi yang tinggi maka siswa akan tetap belajar.

yang menjadi pendorong kegiatan

individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu

Sejalan dengan pendapat James.O.Whittaker dalam Darsono (2000:61)

men

dalam psikologi, yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal yang

mengaktifkan atau memberi kekuatan kepada organisme, dan mengarahkan

tingkah laku organisme mencapai tuj

tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan

proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah

kan menurut Sardiman (1990:75)

-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukakan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka

tumbuh dari dalam diri seseorang.

(38)

b. Jenis Motivasi

sumber yang menimbulkannya, motif

Motivasi intrinsik berasal dari dalam individu. Motivasi intrinsik merujuk pada

motivasi yang telah diinternalisasi dan menjadi penggerak untuk melakukan

sesuatu untuk keuntungan atau kebanggaan mereka sendiri. Sedangkan motivasi

ekstrinsik merujuk pada kebutuhan untuk menyelesaikan tugas atau menjalankan

suatu aktivitas karena adanya dorongan dari luar.

Motivasi intrinsik berisi : Penyesuaian tugas dengan minat Perencanaan yang penuh variasi Umpan balik atas respon siswa

Kesempatan respon peserta didik yang aktif

Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berisi :

1). Penyesuaian tugas dengan minat 2). Perencanaan yang penuh variasi 3). Respon siswa

4). Kesempatan peserta didik yang aktif

5). Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya 6). Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(Uno, (2007:9)

menjadi

motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif primer adalah motif

bawaan, tidak dipelajari. Sedangkan motif sekunder adalah motif yang diperoleh

dari belajar melalui pengalaman. Hal ini berbeda dengan motivasi primer.

Motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.

c. Fungsi Motivasi

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangatlah diperlukan. Tanpa adanya

motivasi, siswa akan pasif dan proses belajar tidak akan mencapai tujuan.

Uno (2007:27) menjelaskan ada beberapa peranan penting dari motivasi

dalam belajar pembelajaran, antara lain dalam :

(39)

commit to user

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. 2). Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

3). Menentukan ketekunan belajar.

Seorang anak yang sudah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

Sardiman (1990 : 85) mengemukakan 3 fungsi motivasi sebagai berikut :

1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2). Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatannya yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

d. Teknik Memotivasi Siswa

Guru perlu mengupayakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. Upaya terebut dapat ditempuh melalui berbagai cara, diantaranya:

1). Pernyataan penghargaan secara verbal.

2). Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3). Menimbulkan rasa ingin tahu.

4). Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

5). Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

6). Memberikan pengalaman sukses dan keberartian pada siswa.

7). Menjelaskan hubungan antara usaha dan strategi yang digunakan dengan hasil

yang didapatkan.

(40)

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan belajar

mengajar. Sudjana (2005

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan

masalah (Syaodih, 2003:179).

Menurut Sudjana (2005:22), Dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah

Perinciannya sebagai berikut :

1). Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

2). Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan internalisasi.

3). Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa

dalam menguasai isi bahan ajar.

Hasil belajar dapat dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

kompetensi pelajaran yang dapat dikuasai siswa. Hasil belajar siswa dapat diukur

dengan menggunakan tes yang diselenggarakan guru sendiri pada setiap akhir

pertemuan pelajaran ataupun dapat dilakukan Depdiknas yang berupa ujian akhir

(41)

commit to user

seseorang atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diperoleh suatu ukuran mengenai

karakteristik orang tersebut yang berhubungan dengan penguasaan materi

pelajaran.

Sedangkan menurut Sudjana (2005:35), Tes sebagai alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk perbuatan (tes lisan), tulisan (tes tertulis) dan

perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan dalam untuk menilai

siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan

pengajaraan.

6. Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap

Kehidupan di Muka Bumi a. Siklus Hidrologi dan Unsur-Unsurnya

1) Pengertian hidrosfer

Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata

yaitu hydro yang berarti air dan sphere yang berarti bulatan. Jadi hidrosfer

adalah daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Ilmu yang

mempelajarinya disebut hidrologi.

Air di bumi tidak pernah habis dan jumlahnya relatif tetap karena

terdapat siklus hidrologi. Siklus ini merupakan proses peredaran air secara

berurutan dan terus-menerus. Air tersebut dapat berbentuk butir cairan,

hablur es dan uap air di atmosfer. (Hestiyanto, 2004:129)

2) Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air

secara yang berurutan secara terus-menerus. Siklus hidrologi dibedakan

menjadi tiga yaitu :

a) Siklus pendek

Air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan,

(42)

b) Siklus Sedang

Air laut menguap, mengalami kondensasi dan angin membawa air,

mambentuk awan dibatas daratan, jatuh sebagai hujan lalu mengalir

melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke

laut.

c) Siklus Panjang

Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es

di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh

sebagai salju, membentuk gletser, masuk ke sungai lalu kembali ke

laut.

(Hestiyanto, 2004:130)

Unsur-unsur utama siklus hidrologi: a) Evaporasi

Evaporasi merupakan penguapan benda-benda abiotik (benda mati)

b) Transpirasi

Transpirasi merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui

bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.

c) Evapotranspirasi

Merupakan kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi.

d) Kondensasi

Proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air.

e) Presipitasi

Segala curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan

air, salju, dan es.

f) Run Off (Aliran Permukaan)

Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui saluran sungai

maupun anak sungai.

g) Infiltrasi

Perembesan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.

(43)

commit to user

b. Perairan Darat 1) Air tanah

Air tanah (ground water) adalah air yang terdapat di bawah permukaan

tanah di dalam zona jenuh (saturation). (Ariwibowo, 2007:134)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman air tanah :

Permeabilitas tanah

Tanaman penutup

Jauh dekatnya laut/ danau

Kemiringan lereng

Berdasarkan kemampuan meloloskan air, lapisan batuan terdiri dari: a) Lapisan kedap air

Pada lapisan ini kadar pori lapisan kedap sangat kecil, sehingga

kemampuan meloloskan air juga sangat kecil.

b) Lapisan tak kedap air

Kadar pori tak kedap air cukup besar sehingga kemampuan dalam

meneruskan air juga besar.

Berdasarkan letaknya, air tanah dibedakan menjadi : a) Air tanah dangkal (freatik)

Air dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan batuan

kedap air.

b) Air tanah dalam

Air tanah dalam yaitu air tanah yang terletak diantara dua lapisan

kedap air. Air tanah dalam merupakan sumber air yang tidak pernah

kering.

2) Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai)

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan

menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar.

Pola utama saluran sungai a) Lurus (straight channels)

(44)

c) Meander (mendering channels)

(Hestiyanto, 2004:130)

Jenis Sungai Berdasarkan Asal Airnya a) Sungai hujan

b) Sungai gletser

c) Sungai mata air

d) Sungai campuran

(Ariwibowo, 2007:142)

Jenis Sungai Berdasarkan Intensitas Aliran a) Sungai Intermitten (Periodik)

Sungai yang ada air hanya musim hujan dan kering pada musim

kemarau.

b) Sungai Episodik (Perenial)

Sungai yang aliran airnya selalu ada, tetapi saat musim kemarau

debit alirannya menurun.

(Ariwibowo, 2007:142)

Jenis Sungai Berdasarkan Pola Alirannya a) Pola Aliran Dendritik

Pola aliran ini berbentuk seperti pohon yang memiliki cabang atau

ranting. Pola aliran merupakan pertemuan antara sungai induk

dengan anak-anak sungainya yang membentuk sudut lancip/ tumpul.

Pola aliran ini biasanya terdapat di daerah dataran rendah atau

pantai.

b) Pola Aliran Radial

Pola aliran ini dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal

(menyebar) dan radial sentripetal (memusat).

c) Pola Aliran Trelis

Pola aliran sungai ini dicirikan dengan percabangan anak-anak

sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku, akan

(45)

commit to user

pegunungan. Pola ini dijumpai pada kompleks pegunungan lipatan

dan patahan.

d) Pola Aliran Rektanguler

Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku atau hampir

siku-siku. Terjadi pada daerah patahan dan rekahan.

e) Pola Aliran Annular

Pola aliran ini menunjukkan ciri aliran terpencar, tetapi sungai orde

satu berpusat pada orde dua yang melingkar. Pola aliran demikian

terdapat di daerah pegunungan yang berbentuk dome.

f) Pola Aliran Paralel

Pola aliran ini sejajar. Dapat dijumpai pada daerah perbukitan yang

memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

(Ariwibowo, 2007:144)

Jenis Sungai Berdasarkan Struktur Geologi (batuan) a) Sungai Anteseden

b) Sungai Epigenesa

(Hestiyanto, 2004:134)

Jenis Sungai Berdasarkan Arah Jurus Kemiringan Formasi Batuan di Bawahnya

a) Sungai Konsekuen

b) Sungai Subsekuen

c) Sungai Obsekuen

d) Sungai Resekuen

e) Sungai Insekuen

(Ariwibowo, 2007:143)

DAS merupakan bentuk dari kumpulan berbagai jenis sungai pada

suatu tempat tertentu dan pada kurun waktu tertentu pula. Daerah Aliran

Sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh

(46)

menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya (air, sedimen,

unsur hara) ke laut melalui sungai utama (satu outlet).

Penyebab kerusakan DAS antara lain pengambilan air yang

berlebihan sehingga mengurangi debit aliran sungai, pembuangan limbah

industri di dalam DAS, alih fungsi lahan bagian hulu dari kawasan hutan

penyangga menjadi areal lahan pertanian atau permukiman, pemanfaatan

yang tidak arif di bagian hulu dan erosi yang tinggi di bagian hulu karena

karena tingginya kerusakan hutan akibat penebangan liar (ilegal logging).

Upaya pelestarian DAS antara lain rehabilitasi hutan, perlindungan

terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya erosi atau

tanah longsor dan peningkatan atau pengembangan sumberdaya air. (Hadi,

2004:113)

3) Danau dan Rawa

Manfaat danau antara lain untuk irigasi, perikanan, PLTA, rekreasi,

olahraga dan penampungan air untuk mencegah banjir. (Ariwibowo,

2007:137)

Jenis-jenis danau berdasarkan proses terbentuknya yaitu

a) Danau Alam, terdiri dari : Danau karst

Danau karst adalah danau yang berada di daerah berkapur.

Danau tektonik

Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya

penurunan daratan yang disebabkan oleh tenaga tektonik.

Danau vulkanik

Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah

gunungapi. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung

pada lubang kepundan atau kaldera.

Danau tektonovulkanik

Danau tektonovulkanik yaitu danau yang terbentuk karena

gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Akibat

(47)

commit to user

menutup lubang kepundan. Lubang kepundan yang tertutup

tersebut kemudian terisi oleh air hujan.

Danau gletser

Yaitu danau yang terbentuk dari es yang mencair. Pada saat gletser

mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan

yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan.

Danau ladam (tapal kuda/ oxbow lake)

Yaitu terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander

secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga

kali mati.

b) Danau Buatan yang disebut dengan waduk

Danau buatan adalah danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara

membendung aliran sungai.

Rawa adalah genangan air di daratan pada cekungan yang relatif

datar. Adapun manfaat rawa antara lain mencegah terjadinya banjir, sumber

cadangan air, mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah, dapat menyerap

dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan

mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering,

sumber energi dan sumber makanan nabati maupun hewani. (Ariwibowo,

2007:138)

Jenis rawa berdasarkan lokasi kejadiannya Rawa Pantai

Yaitu rawa yang terdapat di pinggir pantai.

Rawa Payau

Yaitu rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi pasang surut

air laut.

Rawa Sungai

Yaitu rawa yang terjadi karena di bagian sisi kanan-kiri sungai terdapat

(48)

Rawa Cekungan

Yaitu rawa yang terdapat pada daerah cekungan-cekungan tertentu

yang selalu terisi air.

Rawa Danau

Yaitu rawa yang terjadi akibat pasang surutnya air danau.

c. Perairan Laut

1) Pesisir dan pantai

Pantai (shore) merupakan wilayah yang dibatasi oleh pasang

tertinggi dan surut terendah. Pesisir (coastal) adalah suatu wilayah yang

lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir mencakup wilayah daratan

sejauh masih mendapat pengaruh laut dan wilayah laut sejauh masih

mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat).

(Hestiyanto, 2004:141)

2) Klasifikasi laut

Klasifikasi laut dibedakan menjadi beberapa pembagian yaitu

berdasarkan kedalamannya, letaknya, proses terjadinya dan Hukum Laut

Internasional. (Ariwibowo, 2007:155-156)

Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan sebagai berikut :

Zona litoral yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara

daerah pasang dan surut.

Neritik yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal)

Bathyal yaitu daerah laut yang kedalamannya antara 200 2.000 m

Abysal yaitu daerah laut yang kedalamannya > 2.000 m.

Berdasarkan letaknya laut dibedakan sebagai berikut : a) Laut pedalaman

b) Laut tengah

Gambar

Tabel  1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X ...............
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas X
Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas X pada tiap
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

[r]

After studying and learning this chapter, coginitively students are able to know, recognize, and understand how to translate descriptive texts, affectively they can acknowledge

[r]

• Biasanya pemeriksaan pendahuluan dilakukan oleh majelis panel hakim  namun dapat juga oleh majelis hakim pleno untuk perkara yang sangat penting dan harus segera diputus..

[r]

The development of resistance to anti-malarial drugs are due to spontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparum

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Mesin di Departemen Teknik Mesin Fakultas