• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Terapi Murattal 1. Latar Belakang dan Sejarah Terapi Murattal

5. Ayat Al Qur’an mengandung makna positif

Selain memiliki keindahan suara dari lantunan pembacaan Al Qur’an, juga terdapat kandungan makna dari setiap ayat yang ada di dalamnya. Menurut Su’dan (1997) banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur’an yang bisa digunakan untuk pengobatan maupun pencegahan terhadap gangguan rohani atau psikologis yang mengandung makna sebagai motivasi, edukasi, melatih kesabaran serta sebagai petunjuk dan merubah kesalahan dalam berfikir. Menurut Abdurrochman (2008), banyak kata di dalam Al Quran yang bermakna positif dan sebagai petunjuk bagi manusia, lalu Abdurrochman mengumpulkan bacaan (murattal) ayat-ayat tersebut dan menggunakannya sebagai terapi untuk gangguan psikologis. Dzaky (2002) mengatakan, aplikasi terapi islam terhadap berbagai persoalan salah satu langkah yang dilakukan adalah membacakan beberapa ayat Al Quran yang berhubungan dengan permasalahan, gangguan atau penyakit yang sedang dihadapi.

Menurut Mulyadi (dalam Mar'ati dan Chaer, 2016) mengatakan, di dalam Al Qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan dinamika kejiwaan manusia yang secara teoritik dapat dijadikan dasar acuan psikoterapi untuk mengatasi gangguan jiwa. Zahrani (dalam Mar'ati dan Chaer, 2016) mengatakan, Al Qur’an mengandung banyak hikmah dan nasehat, baik dengan konsep pahala, hukuman maupun kisah yang semuanya dapat menjadi pelajaran

guna mengobati gangguan jiwa. Selanjutnya Sholeh (dalam Mar'ati dan Chaer, 2016) mengatakan, teraputik Al Qur’an diperoleh dari memahami makna ayat -ayatnya melalui tafsir dan hikmahnya.

Adapun ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung makna positif yang digunakan sebagai motovasi, edukasi, melatih kesabaran dan untuk merubah kesalahan pola pikir dan memberikan penguatan positif pada orang dengan gangguan depresi adalah sebagai berikut:

1) Surat Al Imran ayat 139

اَل َو ا اوُنِهَت ا اَل َو ا اوُن َزْحَت ا اُمُتْنَأ َو ا اَن ْوَلْعَ ْلْا ا اْنِإ ا اْمُتْنُك ا اَنيِنِمْؤُم Artinya:

"Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman."

Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia untuk tidak merasa lemah dan tidak bersedih hati atas musibah yang menimpa manusia. Dalam ayat ini juga terkandung makna yang memberikan nasehat pada manusia untuk tidak meratapi orang-orang yang telah meninggal. Menurut Hawari (2002), ayat ini memberikan penguatan dan pendidikan pada manusia agar dalam menghadapi permasalahan hidup ini hendaknya tetap tegar dan tidak mudah jatuh dalam depresi.

2) Surat Al Baqarah ayat155.

لاَوا ِسُفْنَ ْلْاَواِلاَوْمَ ْلْااَنِما ٍصْقَن َواِعوُجْلاَواِف ْوَخْلااَنِماٍءْيَشِباْمُكَّنَوُلْبَنَلَو اَني ِرِباَّصلاا ِرِِّشَب َواۗاِتاَرَمَّث

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup. Shihab mengatakan bahwa sabar adalah perisai dan senjata orang-orang beriman dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Itulah ujian yang akan dihadapi manusia berupa perasaan takut pada musuh, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan. Tidak ada yang melindungi manusia dari ujian-ujian berat itu selain jiwa kesabaran.

Hawari (2002) menjelaskan, ayat di atas memberitahukan kepada manusia bahwa tiada hidup tanpa cobaan, oleh karena itu perbanyaklah kesabaran agar mempu mengatasi berbagai pengalaman hidup yang tidak selamanya menyenangkan, seperti stres, cemas dan depresi.

3) Surat Al Ankabut ayat 2-3.

اُه َوااَّنَمآااوُلوُقَياْنَأااوُك َرْتُياْنَأا ُساَّنلااَبِسَحَأ

اَنوُنَتْفُيالاْم (٢)ااوُقَدَصاَنيِذَّلااُ َّاللَّاَّنَمَلْعَيَلَفاْمِهِلْبَقاْنِماَنيِذَّلاااَّنَتَفاْدَقَل َو اَنيِبِذاَكْلااَّنَمَلْعَيَل َو Artinya:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam ayat ini Allah telah menguji umat-umat terdahulu dengan tugas-tugas keagamaan dan bermacam nikmat dan

cobaan, agar tampak perbedaan antara orang-orang yang benar-benar beriman dan berdusta sesuai dengan apa yang diketahuinya berdasarkan ilmu-Nya yang azali.

4) Surat Al Baqarah 286. اَع َوا ْتَبَسَكااَمااَهَلاۚااَهَعْسُوا َّلِإااًسْفَناُ َّاللَّا ُفِِّلَكُيا َل ااَنَّب َراۚااَنْأَطْخَأا ْوَأااَنيِسَنا ْنِإااَنْذ ِخاَؤُتا َلااَنَّب َراۗاْتَبَسَتْكاااَمااَهْيَل اَةَقاَطا َلااَمااَنْلِِّمَحُتا َلَوااَنَّب َراۚااَنِلْبَقا ْنِما َنيِذَّلااىَلَعاُهَتْلَمَحااَمَكااًرْصِإااَنْيَلَعا ْلِمْحَتا َل َو ااَّنَعا ُفْعا َواۖاِهِبااَنَلا اِفْغا َو اَني ِرِفاَكْلاا ِم ْوَقْلااىَلَعااَن ْرُصْناَفااَن َل ْوَماَتْنَأاۚااَنْمَح ْرا َوااَنَلا ْر Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): “Ya

Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami

memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.

Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” Menurut Jalalayn (dalam Tafsir, 2017) maksud dari ayat ini adalah bahwa Allah tidaklah memberikan beban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya, artinya sekadar kesanggupannya. Maka dari itu ayat ini bisa membangkitkan semangat dan motivasi dari orang yang sedang menghadapi masalah.

5) Surat Al Baqarah Ayat 45

اَنيِعِشاَخْلااىَلَعا َّلِإاٌة َريِبَكَلااَهَّنِإ َواِة َلََّصلاَوا ِرْبَّصلاِبااوُنيِعَتْساَو Artinya:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan yang sabar dan dengan mengerjakan solat; dan sesungguhnya solat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk”

Menurut Shihab (1999), ayat ini mengajarkan pada manusia untuk menjadikan kesabaran dan sikap menahan diri dari apa yang benci sebagai penolong dalam menjalankan beban dan masalah yang dihadapi. Salah satu caranya adalah dengan berpuasa, shalat dan berzikir. Sholat sangat besar maknanya sebagai penolong, karena sholat menyucikan hati dan mencegah kekejian dan kemungkaran.

6) Surat Al Insyirah ayat 5-6

اْلٱاَعَماَّنِإَف اًرْسُيا ِرْسُعْلٱاَعَماَّنِإا.اا ًرْسُيا ِرْسُع Artinya:

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

Menurut Shihab (1999), ayat ini memberikan penjelasan pada manusia bahwa selalu ada hikmah dibalik masalah yang dihadapi. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa setiap kesulitan ada kemudahan sehingga dapat membangkitkan semangat dan motivasi dari manusia itu sendiri untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.

7) Surat Ar-ra’d ayat 11

اَعُماُهَل اَحا ٍم ْوَقِبااَما ُرِِّيَغُيا َلاَ َّاللَّاَّنِإاۗاِ َّاللَّا ِرْمَأا ْنِماُهَنوُظَفْحَياِهِفْلَخا ْنِمَواِهْيَدَياِنْيَباْنِماٌتاَبِِّق ااَذِإ َواۗاْمِهِسُفْنَأِبااَمااوُرِِّيَغُيا ٰىَّت اْنِماِهِنوُدا ْنِماْمُهَلااَمَواۚاُهَلاَّد َرَما َلََفااًءوُساٍم ْوَقِباُ َّاللَّاَداَرَأ ا اٍلا َو Artinya:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Menurut Shihab (1999), Dari ayat di atas Allah memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada kita untuk menentukan nasib kita sendiri sesuai dengan norma dan ajaran agama, norma sosial serta norma susila. Karena sebenarnya kita sendiri-lah yang paling bertanggung jawab atas hidup dan nasib kita. Bukan karena faktor lingkungan, keadaan, kondisi, ekonomi, orang lain, orang tua, saudara, takdir, nasib dan lain sebagainya. Semua hal-hal di atas tidak bisa dijadikan alasan atau pun kambing hitam atas kegagalan yang terjadi.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa banyak ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an yang mengandung makna positif sebagai motivasi, edukasi, melatih kesabaran dan hikmah dalam menghadapi cobaan hidup yang tidak menyenangkan seperti stres, cemas, depresi dan gangguan rohani lainnya. Dalam penelitian ini, ayat Al Qur’an yang digunakan adalah surat Al Baqarah ayat 45, surat Al Baqarah ayat 155, surat Al Baqarah 286, surat Al Ankabut ayat 2, surat Ali Imran ayat 139, surat Al Insyirah ayat 5 dan surat Ar-ra’d ayat 11.

Dokumen terkait