• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenal Diri

Dalam dokumen Kitab Babul Haq Barencong 1 (1) (Halaman 45-56)

Yang dinamai diri nyawa rohani, jika kita mengetahui ilmu wali yang teguhkan orang jika dinamai walipun harus sebab mengetahui keadaan Allah Ta'ala kepada diri dan keadaan Muhammad SAW yang kita ikut

 Napas sembahyang itu niat  Kepala sembahyang itu fatihah  Tubuh sembahyang itu tuma'ninah  Tangan sembahyang itu sujud ,

 Telinga dan setengah qiyam sembahyang itu ruku'  Kaki sembahyang itu salam.

Bermula masuk di dalam kalimat napi itu LA, ka1imat napi masuk kepada nyawa. Nyawa masuk kepada ldhapi, idhapi masuk kepada Muhammad. Muhammad masuk kepada badan adalah masuk kepada kalimat. hapi masuk kalimat hapi masuk kepada Allah masuk kepada ILA masuk

kepada kalimat ﻪﺴﻣ masuk kepada hati masuk Allah masuk pada aku

Allah.

ﺔَﻔْﻳ ِﺮْﻌَﻣ ﺔَﻘْﻴِﻘَﺣ ﺔَﻘْﻳ ِﺮَﻁ ﺔَﻌْﻳ ِﺮَﺷ

ﷲ ﻻﺍ ﻪﻟﺍ ﻻ

Jalan Rahasia Jalan Nyawa Jalan Hati Jalan Tubuh

Adapun syari'at itu perkataanku, tharikat itu perbuatanku, hakikat itu kediamanku, ma'rifat itu Rahasiaku.

ﺔَﻔْﻳ ِﺮْﻌَﻣ ﺔَﻘْﻴِﻘَﺣ ﺔَﻘْﻳ ِﺮَﻁ ﺔَﻌْﻳ ِﺮَﺷ

Sifat Allah Jalan Tubuh Jalan Nabi Jalan yang luas Af'al Allah

Didalam af'al hati, didalam hati nyawa, didalam nyawa sir, didalam sir rahasia

ﻪﻧﺎﺗ

Tanah

Murat daripada tanah yaitu badan kita

ﺮﺋﺍ

Air

Murat daripada air pasang surut

darah kita

ﻦﻴﻏﺍ

Angin

Murat daripada angin yaitu kuat

keluar masuknafas kita

ﻲﻓﺍ

Api

Murat dari pada api yaitu

44

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

Hilangkan huruf alif panakan dirimu di dalam ap'al Allah. Hilangkan huruf lam awal panakan hatimu di dalam asma Allah. Hilangkan huruf lam akhir panakan rahasiamu di dalam Zat Allah. Tiada berwujud dan tiada bersifat dan tiada nama-bernama, buat-berbuat dan tiadalah syirik dan tiada niat jadi esa tauhid kita dan esa ma'rifat kita, tiadalah dua nyatalah putus jalan hakekat ma'rifat.

Hancurkan badan jadikan hati, hancurkan hati jadikan ruh. Hancurkan ruh jadikan nur, hilangkan nur jadikan aku. Sebenar-benarnya diri nyawa. benarnya nyawa itu nur Muhammad. Sebenar-benarnya nur Muhammad itu sifar Sebenar-Sebenar-benarnya sifat zat hayat (hidup Allah) firman Allah Ta'ala :

ُﺕ ْﻮَﻣ َﺖْﻧَﺍ َﻞْﺒَﻗ ُﺕ ْﻮَﻣ

"Matikan dirimu dahulu dari pada matimu,

setengah dari pada mematikan diri itu seperti dikata :

ٌﻢْﻴِّﻠَﻜَﺘُﻣَﻻﻭ ٌﺮْﻴ ِﺼَﺑَﻻ َﻭ ٌﻊِﻤَﺳَﻻ َﻭ ﱞﻲَﺣَﻻ َﻭ ٌﻢْﻴِﻠَﻋَﻻ َﻭ ٌﺮْﻳِﺪَﻗَﻻ َﻭ

"Tiada yang kuasa, tiada yang berkehendak, tiada yang tahu, tiada yang hidup, tiada yang mendengar, tiada yang melihat, tiada yang

berkata-kata".

Hanya Allah Ta'ala yang kuasa, Allah yang berkehendak, Allah Ta'ala yang tahu, Allah Ta'ala yang hidup, Allah Ta'ala yang mendengar, Allah Ta'ala melihat, Allah Ta'ala yang berkata-kata. Allah Ta'ala yang maujud, Allah yang Esa. Pana sekalian diri itu yaitu di dalam diri ahdiah Allah ya'ni di dalam ilmu Allah.

Kemudian dari pada itu, hendaklah diketahui akan sir Allah di dalam ujud insan jikalau tiada tahu senantiasa dari itu di dalam dosa, Sabda Nabi :

ٌﺐْﻧَﺫ ِﻪِﺑ ُﺙ ﺎَﻔَﻳَﻻ ٌﺐْﻧَﺫ َﻙُﺩ ْﻮُﺟ ْﻭُﺍ

"Bermula Adam itu dosa dan tiada dosa itu sebagainya"

yakni tiada sempurna mengenal Allah Ta'ala. Jikalau diri itu di dalam dosa, jikalau didalam kebaktian sekalipun tiada sempurna, karena kebaktian itu adalah makam jasad tiada dengan ruh, dan kebaktian tiada dengan ilmu maka demikianlah adanya.

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

45

Bermula insan itu rahasiaku maka firman Allab Ta'ala :

ِﺮْﻴَﻏَﻻ ِﺔَﻔ ِﺻ ﻱ ِّﺮِﺳ َﻭ ِّﺮِﺳ ُﻥﺎَﺴْﻧِ ْﻻَﺍ

"Bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku

itulah sifatku itu tiada lain dari pada aku".

Kata setengah lagi tubuh manusia dan nafasnya dan hatinya dan nyawanya dan pendengarnya dan penglihatnya dan tangannya, kakinya sekalian aku nyatakan dirinya bagi diriku dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku tiada lain dari padanya, kemudian ketahui olehmu pula bahwa hak Allah SWT di dalam Qur'an :

ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَﻤَﻨْﻳَﺍ ْﻢُﻜَﻌَﻣ َﻮُﻫ َﻭ

"Ada Tuhan kamu serta kamu"

dan firman-Nya lagi :

ْﻥ ْﻭُﺮِﺴْﻔُﺗ َﻼَﻓَﺍ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَﺍ ْﻲِﻓ َﻭ

"Di dalam diri kamu jua aku".

Maka tiadalah kamu melihat akan daku. karena aku terlebih hampir dari pada halat matamu yang putih dengan yang hitam, hampir lagi aku kepadamu maka hendaklah engkau tilik tiap-tiap sesuatu dari pada alam ini serta Allah didalamnya, Sabda Nabi Muhammad SAW:

ْﻞَﻁﺎَﺑ َﻮُﻬَﻓ ِﻪْﻴِﻓ ُﷲَﺮَﻳ ْﻢَﻟﺎَﻣًﺎْﻴَﺷ ْﻩَﺮَﺼَﻧ ْﻦَﻣ

"Barang siapa menilik kepada barang sesuatu maka tiada dilihatnya Allah didalam maka tilik itu batal ya'ni sia-sia".

Kata Syaidina Abubakar :

ُﻪَﻠْﺒَﻘُﻬﻠﻟﺍ َﺖْﻳَﺍ َﺭ َﻭ ﱠﻻِﺍ ٌﺊْﻴَﺷ ُﺖْﻳَﺍَﺭﺎَﻣ

"Tiada aku lihat akan sesuatu. melainkan aku lihat Allah dahulunya". KataSyaidina Umar :

ُﻩَﺪْﻌَﺑ ُﷲ ُﺖْﻳَﺍ َﺭ َﻭ ﱠﻻِﺍ ٌﺊْﻴَﺷ َﺖْﻳَﺍَﺭﺎَﻣ

"Tiada aku lihat akan sesuatu. melainkan aku lihat Allah kemudiannya".

Kata Syaidina Usman:

46

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

"Tiada aku lihat akan sesuatu, melainkan aku lihat Allah sertanya"

Syaidina Ali:

ِﻪْﻴِﻓ ُﷲ ُﺖْﻳَﺍ َﺭ َﻭ ﱠﻻِﺍ ٌﺊْﻴَﺷ َﺖْﻳَﺍَﺭﺎَﻣ

"Tiada kulihat akan sesuatu, melainkan aku lihat Allah di dalamnya".

Maka. sekalian dalil dan hadits dan sekalian kata sahabat, maka hendaklah engkau bicarakan kepada guru yang sempurna, karena AlIah SWT itu tiada ia berhimpun dan bercerai· dengan sesuatu. Bermula martabat ketuhanan itu atas tiga perkara:

ﺔَﻳِﺪْﺣ َﻭ ﺔَﻳَﺪْﺣ َﻭ ﻪَﻳِﺪْﺣَﺍ

ﷲ ءﺎﻤﺳﺍ ﷲ ﺔﻔﺻ ﷲ ﺕﺍﺫ

Maka yaitu kadim ketiganya dan lagi azali, maka adapun martabat yang ketuhanan itu atas empat perkaraa, alam ruh, alam misal, alam jasam dan alam insan. Yaitu rupanya Muhammadnya keempatnya, tetapi tubuhnya baharu adalah martabat manusia yang empat yang muhaddas itu dengan martabat yang tiga kadim itu. Niscaya tiada akan tersunyi pada yang arif, karena adalah martabat yarg empat yang muhaddas itu nyatalah baying bayang.

Martabat yang tiga itu qadim itu jua, maka mustahil bayang-bayang itu tinggalnya dan cerainya dengan yang empumya bayang dan mustahil ujud bayang itu lain dari pada ujud yang empunya bayang, mustahil bayang-bayang akan dirinya sendiri bayang-bayang dengan tiada zat ernpunya bayang, dan mustahil pula. akan bergerak bayang-bayang dengan tiada gerak yang empunya bayang itu jua.

U

NAMA ALLAH PADA TUBUH MANUSIA

Telunjuk dan ibu tangan Hua dan rasa

bumi Af'al

Jari tengah Darah Api Asma'

Jari manis Liur Air sifat

Kelingking Nafas Angin zat

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

47

Kaki KALAM

Pinggang Pusat KURSI

Tubuh dan tangan Bahu dan badan

LUH

Kepala ARAS Artinya, M : awal jadi raja di dalam dunia.

Artinya, H : memberi rahmat bagi semua umat Artinya, M : akhir jadi raja didalam akhirat Artinya, D : jadi raja dunia dan akhirat

Keluar dari pada M : jadi nabi sakti dua laksa enam ribu. Keluar dari pada H : jadi aias dan kursi Luh .dan kalam.

Keluar dari pada M : akhir jadi sekalian makhluk matahari dan bulan. Keluar dari pada D : jadi jin manusia dan malaikat

Itulah pada menyatakan martabat hati. Adapun hati itu atas dua bahagian ; pertama hati sanubari namanya. kedua hati nurani. Hati itu cahaya namanya. Adapun hati sanubari dan hati nabati itu darah segumpal yang terhantar antara lambung kiri di dalam dada manusia Dan kedua hati cahaya namanya yaitu ada bagi beberapa nama suatu khalifah Allah artinya ganti Allah karena ia memerintahkan tubuh manusia dan Ammamubin pun namanya artinya raja yang luas dari pada suatu dan arasy Allah pun namanya jua.

Artinya mahligai Allah Ta'ala karena ia tempat tajalli Allah Ta'ala

dan

ﻖﺤﻟﺍ ﺓﺍﺮﻣ

namanya jua, artinya cermin hak Ta'ala karena ia nyata hak Ta'ala padanya dan iradatul ujud namanya jua artinya kehendak yang ada karena tiada suatu yang luput dari padanya maka hati nurani itu amat besar lagi latif, artinya halus maka itulah yang menerima tajalli zat Allah. Ta'ala dan menerima tajalli sifat Allah dan menerima tajalli ap'al Allah. Hati nurani itu memakai pakaian sifat Allah Ta'ala yang 7 ; kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama', basar dan kalam.

48

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

Hati nurani itu kenyataan dari pada zat Allah Ta'ala dan kelakuan zat Allah. Hati nurani itu kepada tubuh yang kasar nyatalah tubuh yang kasar itu berabad abad sebab dari pada hati nurani maka nyatalah hati nurani itu menyatakan keadaan yang kuasa. Tiada di atas tiada di bawah tiada di kanan tiada di kiri tidak di hadapan tiada di belakang, sunyi ia dari pada enam jihat itu dan tiada berdarah dan berdaging dan tulang. Hanya kenyataan hati nurani jua, maka nyatalah mendengar telinga penglihat mata. Segala keadaan tubuh yang kasar ini dari pada hati nurani itu. kenyataan zat yang tiada baginya rupa yang tiada berdarah dan daging inilah yang diperujud oleh sekalian yang maujud mau pada yang besar dan mau pada yang kecil.

Kata hadits lidah itu juru bahasa hati dan hati itu juru bahasa hidayah dan hidayah itu dari pada cahaya dan qadim yang dinama hidayah yaitu sifat yang tujuh yang nyata kepada hati nurani itu. Artinya cahaya yang gaib dan tuhanpun gaib adanya itulah firman Allah Ta'ala di dalam hadits qudsi, artinya yaitu maka celaka bagi orang yang berjalan di bawah bulan dan matahari, maka berbahagialah bagi barang siapa ada ia berjalan di atas bulan dan matahari yakni orang yang tiada mengenal diri dan tuhan, celaka hukumnya. Barang siapa berjalan di atas bulan dan matahari itulah orang yang berbahagia. orang yang mengenal akan dirinya dan mengenal akan tuhannya.

ِّﻖَﺤْﻟَﺍ ُﺓَﺭ ْﻮُﺳ ِّﻞَﺠَﺗ ِﻦْﻴَﻋ ﱡﻞُﻛ َﻭ ﺎَﻬِﻨْﻴَﻌِﺑ ِﻦْﻴَﻋ َﷲ ُﺖْﻳَﺍَﺭ ِّﻖَﺤْﻟﺍ ُﻞْﻫَﺍ َﻞَﻗ

"Kata ahli hak telah melihat Allah nyata dengan nyatanya bermula tiap-tiap mata melihat dan hati nyata dengan rupa yang Laysa kamislihisyai'un.

Karena matahari itu ibarat zat Allah Ta'ala dan bulan itu ibarat sir

Allah yakni cahaya Muhammad rasulullah SAW. Karena tempat mengenal zat Allah pada cahaya Muhammad karena inilah yang bernama diri yang sebenar-benarnya maka tersebut di dalam hadits ;

ِّﻖَﺤْﻟﺍُﺩ ْﻮُﺟﻭُﺍ َﻮُﻬَﻓ ﻲِﻧءَﺍَﺭ ْﻦَﻣ َﻭ ﱠﻖَﺤْﻟﺍ ءَﺍَﺭ ْﺪَﻘَﻓ ﻲِﻧَﺍَﺭ ﻦَﻣ

"Barang siapa melihat akan daku maka ﺚﺳ melihat yang sebenar-benarnya dan barang siapa melihat akan daku maka itulah ujudku yang

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

49

Tiada nyata aku pada suatu seperti nyata kepada insan Karena matahari itu pada bulan jua. Bulan itu sempurna menerima cahaya zat Allah Ta'ala, karena yang dinamai Muhammad itu hati yang gaib. Itulah yang sebenar-benarnya diri tempat kenyataan ujud Allah, karena hati yang sebenar-benarnya cahaya zat Allah Ta'ala, sebenar-benarnya hati itu yaitu menyatakan keadaan Allah Ta'ala karena hati itu tetap adanya. Bahwasanya pohon sir itu dari pada cahaya zat Allah. Sebenar-benamya sir itu nyawa dengan tiada bcrkutika maka yaitu shah ma'rifatnya yakni tiada dusta.

Fuad itu pada barang yang telah nyata dilihainya karena penglihat mata hati itu tcrus tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi, dan barang penglihatanmu itu nyatalah tiada mata melihat dan tiada telinga mendengar dan lidah berkata-kata dan tiada hidung mencium dan tiada hati mengenal hanya Allah jua. Yang mengenal dirinya dan mendapat dirinya. Maka yang sampai itu sifatnya jua yaitu zatnya jua maka inilah firman Allah Ta'ala di dalam hadits qudsi :

ْﻱ ِﺮْﻴَﻏَﻻ ﻰِﺘَﻔ ِﺻ َﻭ ﻯ ِّﺮِﺳ ُﻥﺎَﺴْﻧِ ْﻻَﺍ

"Manusia itu rahasiaku dan sifatku, itu tiada lain dari padaku"

Tiada lain dari pada zatku karena sifat itu kenyataan Zat Allah yang Laishakamislihisyai'un itu seolah-olahnya. Adapun kita mengenal zat Allah Ta'ala itu dari pada diri jua tiada lain seperti firman Allah Ta'ala:

ْﻢُﺘْﻨُﻛﺎَﻤَﻨْﻳَﺍ ُﻢُﻜَﻌَﻣ َﻮُﻫ َﻭ

"Yaitu Allah Ta'ala jua beserta karnu barang di mana ada kamu"

Dan lagi firman Allah Ta'ala

َﻥ ْﻭُﺮ ِﺼْﺒُﺗ َﻞَﻓَﺍ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَﺍ ْﻲِﻓ َﻭ

"Pada diri kamu jua aku, maka tiadalah kamu lihat akan daku"

Yakni kenal keadaan Allah Ta'ala di dalam dirimu itu maha lengkap, maka firman Allah Ta'ala:

ْﺪَﻤﱠﺼﻟﺍ ُﷲ ْﺪَﺣَﺍ ُﷲ َﻮُﻫ ْﻞُﻗ

50

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

dan Allah Ta'ala melengkapi barang sesuatu yang bergerak pada hati dan mendengar pada telinga dan melihat pada mata dan sebagainya.

Artinya mengenal zat Allah Ta'ala di dalam diri dan barang kelakuan kamu, seperti baik dan jahat, seperti tertawa dan menangis dan sebagainya. Kelakuan kamu sesuatu yang tiada di hilang lagi yang nyata pada dirimu itu semuanya itu hanya kelakuan zat Allah Ta'ala jua, tiada kelakuan hamba yang empunya. Inilah ujud kita, tiada diri kita yang empunya kelakuan itu, hanya Allah Ta'ala jua, tetapi bukan ia kiri dan bukan ia kanan dan tiada di atas dan tiada di bawah dan tiada di hadapan dan tiada di belakang itulah ujud kita dunia dan akhirat tiada tuhan yang lain dari pada Allah Ta'ala yang memerintah diri kita. ketahuil olehmu bahwasanya pi'il diri itu.

Itu tempat kenyataan pi'il Allah Ta'ala maka hilangkan pi'il diri kita itu nyatalah pi'il Allah semata-mata yang berlalu, sifat diri kita itu tempat kenyataan sifat Allah, maka nyatalah hilang sifat diri itu, nyatalah sifat Allah yang berlalu semata-mata, seperti kata syekh Mahuddin ini yang meesakan Allah sifat Allah dan sifat makhluk ;

ﺕﺎَﻔ ِﺼﻟﺍ ِّﻞَﺠَﺗ ْﻲِﻨَﻌَﻣ ْﻦِﻣ ِﺔَﻔ ِّﺼﻟﺍ ُﺪْﻴ ِﺠُﻣ َﻮُﻫ َﻭ

Artinya : Meninggalkan sifalnya karena kasih akan dirinya jua yang dipandang pada zahir dirinya dan mence1a-cela dirinya dan memuji dirinya jika makan dengan dia, artinya dengan dirinya, jika tidur dengan dirinya, jika berjalan dengan dirinya tiadalah ia lupa dengan dirinva dan panalah dengan dirinya dan kekal dirinya, sabda nabi Muhammad SAW :

ُﻪَﺑ َﺮَﻓ َﺮَﻋ ْﺪَﻘَﻓ ُﻪَﺴْﻔَﻧ َﻑ َﺮَﻋ ْﻦَﻣ

"barang siapa mengenal akan dirinya, bahwasanya mengenal ia akan tuhannya",

Dan barang kelakuan dirinya jua dilihatnya dan lagi sabda nabi Muhammad SAW:

ِﺐْﻠَﻘْﻟﺍﺎِﺑ ِّﺏَﺭ ُﺖْﻳَﺍ َﺭ

Artinya penglihanmu itu penglihat Allah dan pendengarmu itu pendengar Allah dan pi'il nafsumu itu pi'il Allah dan kelakuan zat Allah, artinya Allah yang empunya penglihat bukan penglihat kita itulah dirimu dan kelakuan. Demikianlah tauhid dan ma'rifat itu akan tauhidnya jua, sabda nabi Muhammad SAW :

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

51

ﻱ ِّﺮِﺳ ﻲِﺘَﻓ ِﺮْﻌَﻤﻟَﺍ

"ma'rifat itu rahasiaku"

dan lagi

ِﺔَﻓ ِﺮْﻌَﻤﻟ ﺎَﺑ ﱠﻻِﺍ َﺓ َﻼﱠﺼﻟﺍ ُﺢ ِﺼَﻳَﻻ

"Tiada sah sembahyang itu melainkan dengan mengenal" yang

muwapakan sekalian aulia dan ambia dan ahlal kalam

Bahwasanya Allah Ta'ala tiada dua khadim dan muhaddas khaliq tiada berubah dan tiada bercert=1i dan tiada bertemu dan tiada masuk misra, dar, tiada bangsa dan tiada berkesudahan dan tiada kiri dan tiada kanan dan tiada belakang dan tiada hadapan, dan tiada berjihat yang enam, maka kata ahli Suluk Allah subhanahu wataala :

ﻁ ِﺣُﻣ ٍﺊْﻳَﺷ ِّﻝُﻛِﺑ ُﷲ َﻭ

Bermula Allah Ta'ala meliputi tiap-tiap sesuatu, itu kata setengah ulama ilmunya yang meliputi, zatnya tiada meliputi. Kata ahli suluk ilmunya meliputi dan zatnya pun meliputi jua, karena Allah Ta'ala tiada cerai ia dengan ilmunya. Karena murat ilmunya itu zatnya jua demikianlah ma'rifat ahli Allah, tiada sekutu ma'rifatnya kepada Allah Ta'ala sekalian itu, keadaan Allah dan kelakuan Allah dan nama Allah dan ap'a! Allah.

Adapun Allah SWT itu ketahui olehmu jangan ambilanmu ahdiat,

wahdat dan wahdiat Allah bukan Allah alam ruh. Bukan Allah alam misal dan Allah alam ajsam. Dan bukan Allah alam insan. Dan bukan zat Allah dan bukan sifat Allah dan bukan Allah barang yang ada bergerak pada hati dan tersebut pada lidah, bukan Allah Ta'ala yang nyata pada hatimu, itulah keadaan dan kenyataan Allah Ta'ala kepadamu. Dan barang siapa bertuhan dari pada yang tersebut itu maka nyata berhala jua hukumnya, wallahu alam wabillahitaupak.

Kata Sahil bin Abdullah; jangan kamu beri tahu akan segala orang yang baharu belajar itu, atas segala rahasia sebelumnya tetap mereka itu pada syariat dan harikat Kata nabi Isa, jangan kamu gantungkan akan mutiara pada leher babi.

 Bermula artinya syari'at itu yaitu seperti engkau sembah akan Allah Ta'ala, engkau ikut akan pesuruh Allah Ta'ala dan engkau jauhi segala larangannya, zahir syariat yaitu menyerahkan diri karena membesarkan Allah.

52

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

 Tharikat itu yaitu seperti bahwasanya engkau sahaja akan Allah dan ilmu dan amal yakni engkau amalkan barang yang kamu ketahui.

NAMA MUHAMMAD PADA TUBUH KITA

 Hakekat itu paedah keduanya seperti bahwa engkau pandang akan Allah Ta'ala dengan cahaya yang dipertaruhkan oleh Allah Ta'ala akan dia.

Sama tertengah hatimu yaitu bathin, tetapi syariat dan hakekat itu berzalim-zaliman keduanya, yakni tiada kebilangan zahir syariat itu melainkan dengan hakekat dan tiada kebilangan bathin hakekat itu melainkan dengan zahir syariat kata ulama-ulama syariat, dengan tiada hakekat itu hampa. Hakekat dengan tiada syariat itu batal. Tiap-tiap hakekat yang tiada menugerahi akan dia yaitu zindik, kata setengah arif : Barang siapa mengatakan hakekat itu bersalahan dengan syariat maka orang kafir, karena keduanya itu syariat nabi Muhammad SAW.

Syariat bathin dinamai hakekat. syari'at zahir dinamai akan dia fikih. Tiada cerai keduanya itu, jikalau diceraikan keduanya itu, niscaya memberi cidera kepada agama.

Barang siapa mengetahui ilmu fikih, yakni zahir syariat dengan tiada mengetahui ilmu tasawuf yakni ilmu hakekat yaitu bathin syariat maka orang itu pasiq. Barang siapa mengetahui ilmu tasawuf yakni ilmu hakekat, yaitu bathin syariat dengan tiada mengetahui ilmu fikih yakni zahir syariat maka sesungguhnya orang yang zindik.

Barang siapa menghimpunkan antara keduanya itu yakni ilmu fikih dan ilmu tasawuf maka sesungguhnya orang itu tahqiq yang sebenar-benarnya. Sahdan lagi adalah sesungguhnya misalnya syariat, tharikat, hakekat itu diumpamakan buah nyiur, syariat itu umpama tempurung memeliharakan isinya dan minyaknya. Tharikat itu umpama isinya, nakekat itu umpama minyaknya. Di dalam isinya maka tiada dapat akan minyaknya melainkan memecahkan akan tempurungnya dan memarahkan akan isinya. Maka itulah yang disuruhkan orang menyembunyikan dia oleh Allah Ta'ala dan rasulnya dan kepada yang bukan ahlinya yaitu dinamai rahasia.

Alhadiah adalah umpama kertas yang lapang, yang tiada suatu juapun bagi Allah Ta’ala tiada terbunyi suatu daerahnya juapun di dalam bumi dan langit misal hampirkan faham jua maha suci hak Ta'ala yakni la ta'yin yang nyata di dalamnya wahdiat itu yaitu umpama nokto di dalam

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

53

kertas demikian misalnya. itulah misalnya daerahnya ta'yin awal yang nyata suatu di dalamnya maka sampailah mendapat arif billah wahdiat itu umpamanya.

ﺩ ْﻮُﺟ ُﻮْﻟﺍ ِﻩَﺩ َﺭَﺃﺬِﺗ َﻂْﻘَﻧ ْﺪﱠﻤَﺤُﻣﺎّﻧِﺪِﻴّﺳ َﻼّﻋ ﻰِّﻠّﺻ ﱠﻢُﻫ �َﺍ

Itulah suatu di dalamnya ini, yakni hasilah seseorang memandang wahdah dan pasrah di dalamnya wahdah niscaya adalah beroleh pangkat yang tinggi daerahnya (Allah) yakni hasilah bagi seorang memandang yang kesempurnaannya, Wasiat yaitu hei anakku tiada dapat, tiada engkau ketahui serta engkau i'tikatkan di dalam hatimu yang lima (5) perkara itu ia dinamakan ilmu hakekat, artinya mengetahui dengan yakin hatinya kita lakukan dengan bacaan atau dengan perkataan, tetapi dengan dirasanya jua-dan ditetapkan dalam hatinya jua, maka tiada berpaedah dibaca dengan lidah yaitu tauhidul ap'al, kedua tauhidul sifat. ketiga tauhidul zat. Suatu riwayat fana ulaf 'al itu seperti engkau kata ~ a'ilu fi'lillah artinya tiada mempunyai sekalian perbuatan melainkan perbuatan Allah Ta’ala jua di dalam hakekat.

Adapun tauhidu sifat itu, seperti engkau kata dan engkau i'tikatkan di dalam hatimu wala kudrat, wala iradat, wala ilmu, wala hai un wala samilun, wala basirun, wala mutakallimun hua hakikatu illallah dan mempunyai kehendak dan mempunyai kuasa.

Tiada mempunyai pengetahuan, tiada mempunyai hidup) tiada mempunyai penglihat, tiada mempunyai pendengar tiada mempunyai berkata-kata di dalam hakikatnya melainkan Allah Ta'ala. Adapun tauhidu zat,seperti engkau kata seperti engkau i'tikadkan di dalam hatimu La

Dalam dokumen Kitab Babul Haq Barencong 1 (1) (Halaman 45-56)

Dokumen terkait