• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZIKIR HARUM MANIS:

Dalam dokumen Kitab Babul Haq Barencong 1 (1) (Halaman 32-39)

Lailallailallah dzikir harum manis sani insan Lailallailallah dzikir harum manis kalbi

Lailahailallah dzikir harum badan diarak hamba

Lailahailailah dzikir harum badan lenyap dalam kalimah

Bermula suatu peri menyatakan cerita mula-mula yang dijadikan oleh Allah Ta'ala dahulu dari pada alam ini, kata Jibril kepada Rasulullah ; apakah mula-mula yang dijadikan dahulu oleh Allah Ta'ala dari pada sekalian alam ini, maka sabda Rasulullah SAW:

ِﺭ ْﻮُﻧ ْﻦِﻣ َﻚِﺒَﻧﺭﻮُﻧِءﺎَﻴْﺷَ ْﻻَﺍ َﻞْﺒَﻗ َﻒَﻠَﺧ َﷲ ﱠﻥِﺍ

Arlinya: Telah merijadikan Allah Ta'ala yang dahulu dari pada alam ini yaitu Nul' mu yakni ruh nabi. Maka yaitu ruh nabi kita Muhammad SAW. Ini dahulu dari pada segala asyia dan lagi. dijadikan dari pada zatnya ilrnunya, seperti kata Syekh Abdul Wahab Syahrani Rahmatullah :

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

31

ﻰﻠﺻ ﺪﻤﺤُﻣ ِﺭﻮﱡﻨﻟﺍ َﻦِﻣ ِﻢَﻠَﻌْﻟﺍ ُﺡ ْﻭُﺭ َﻖَﻠَﺧ َﻭ ِﻪِّﺗَﺫ ْﻦِﻣ ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﻲِﺒَﻧ ﺡ ْﻭُﺭ َﻖَﻠَﺧ

ﻞﺳﻭ ﻰﻠﻋ ﷲ

"Bahwasanya Allah Ta'ala menjadikan ruh nabi Muhammad ini dari pada

Zatnya. Menjadikan ruh sekalian alam ini dari pada nur Muhammad"

Nyatalah ruh sekalian alam ini dari pada nur Muhammad dan segala batang tubuh itu yaitu jadi dari pada Adam AS Seperti sabda nabi Mullammad SAW: "bahwasanya Allah Ta'ala menjadikan ruh nabi Muharnmad SAW itu dari pada zatnya, menjadikan ruh sekalian alam ini dari pada nur Muhammad, nyatalah ruh sekalian alam ini dari pada nur Muhammad, dan segala batang tubuh itu yaitu jadi dari pada Adam AS, seperti sabda nabi Muhammad SAW:

ﺮَﺸَﺒﻟﺍ ُﺏَﺍ ْﻡَﺩَﺍ ْﺡ َﻭ ْﺭَ ْﻻﺍ ُﺏَﺍﺎَﻧَﺍ

"Aku bapak segala ruh dan nabi Allah Adam AS itu bapak segala batang tubuh"

Maka nyatalah segala batang tubuh itu jadi dari pada Adam, tetapi Adam itu dijadikan dari pada tanah, seperti firman Allah Ta'ala :

ِﻦْﻴِﻁ ْﻦِﻣ ُﻥﺎَﺴْﻧِ ْﻻﺍ َﻖَﻠَﺧ

"Aku jadikan Adam itu dari pada tanah asalnya dari pada nur Muhammad jua"

Maka nyatalah ruh kita dan tubuh kita jadi dari pada nur Muhammad dan apabila ruh kita jadi dari padanya, nur Muhammad jua namanya. Dan ruh kita dan tubuh kita tiada lain dari pada nur Muhammad jua, maka hendaklah engkau misrakan nur Muhammad itu kepada batang tubuh dan kepada sekalian kainal. Insyaallah Ta'ala telah melihatlah keelokan zat wajibul ujud lagi suci adanya, karena tubuh kita yang kasar ini sekali-sekali tiada dapat mengenal Allah Ta'ala melainkan dengan nur Muhammad, maka jangan menda'wa perbuatan yang lain dari pada nur nabi kita tetapi barang yang telah datang kepadamu seperti firman Allah Ta'ala :

ِﺭ ْﻮﱡﻨﻟﺍ َﻦِﻣ ْﻢُﻛَءﺎَﺟْﺪَﻗ

"Barang yang datanq dari pada Allah Ta'ala yaitu nur"

Dan lagi firman Allah Ta'ala :

32

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

"Barang yang datang kepada kamu yaitu hak dari pada tuhan kamu"

Dan nur itulah akan perhentian segala ambia yang mursalin dan bermula sampailah pendapat arif -billah pada martabat itu, maka hendaklah diketahui tajali .Allah Ta'ala pada martabat maka hendaktah engkau i'tikatkan bahwasanya nur itulah nyata jadi dari pada. Allah Ta'ala sekalian alam ini nyata dari pada nur Muhammad jua seperti firman Allah

َﻚِﻠَﺟَ ِﻻِءﺎَﻴْﺷَ ْﻻﺍ ُﻪْﻤَﻠَﺧ َﻭ ﻰَﻠْﺟِ ْﻻﺍ َﻚِﻠُﺗ َﻖَﻠَﺧ

"Aku jadikan engkau karenaku dan aku jadikan semesta sekalian alam karena mu ya Muhammad"

ْﻦِﻣ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺍ َﻭ ِﷲ ْﻦِﻣ َﻥَﺍ

"Aku jadikan dari pada Allah dan sesuatu yang sekalian dari padaku jua"

ُﻩُﺮَﺼَﺑ َﻭ َﻪُﻌْﻤَﺳ َﻭ ُﻪُﺣﻭَﺭ َﻭ ُﻪُﺒْﻠَﻓ ِﻭ ُﻪَﺴْﻨَﻧ َﻭ ُﻥﺎَﺴْﻧِ ْﻻﺍ ُﻢْﺴ ِﺟ ُﻢْﻴَﻈْﻋَ ْﻻﺍ َﺱ ْﻮَﻏ

ُﻩُﺮْﻴَﻏ َﻥُ ْﻻﺍ َﻮُﻫ ِﻪِﺴْﻔَﻨِﻟ ُﻪَﻟ ُﺕَﺮَﻬْﻅَﺍ َﻚِﻟَﺫ ﱠﻞُﻛ َﻭ ُﻪُﻠْﺟ ِﺭ ُﻩَﺩَﺬَﻳ َﻭ ُﻪﱠﻨُﺴِﻟ َﻭ

"Tubuh manusia dan napasnya dan hatinya dan nyawanya dan

pendengarnya dan penglihatannya dan lidahnya dan tangannya dan kakinya sekalian itu aku nyatakan dirinya bagi diriku dan insan itu tiada

lain dari padaku dan tiada lain dari padanya"

Adapun nyawa kita itu berdiri kepada rohani karena rohani itu bayang-bayang nabi Muhammad dan bayang-bayang inilah nyawa kita dan akal kita dan napas kita yang berdiri kepada hati latifah. Latifah itu hakekat yang tinggi karena tatkala ia mengetahui maka dinamai hati dan tatkala ·ada berkehendak kesana-kesini maka dinamai napsu dan tatkala ia bisa membedakan antara baik dan jahat dinamai akal dan tatkala hidup dinamai rohani dan tatkala ia akan Allah Ta'ala dan nabi Muhammad dinamai nati latifah.

Itulah yang dianugerahkan Allah Ta'ala petunjuk iman dan yang dijadikan iman itu nur zat Allah Ta'ala, itulah yang ada pada hati latifah. Membedakan pengetahuan hati dengan tiada syak dan waham tasdik, maka itulah hakekat iman kepada kita yaitulah adanya.

Adapun tempat hati 1atifah itu di dalam hati sanubari yang ada di dalam dada mannsia pada kita hati latifah itulah yang sebenarnya hati karena ia bayang-bayang nur Muhammad dan nur Muhammad itu bayang bayang zat Allah Ta'ala yang sebenarnya Allah. Adapun hati itu yang dinamai dianugerahi beriman yang dijadikan iman itu nur zat artinya

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

33

bayang-bayang zat Allah Ta'ala yang bernama Allah, Adapun nur Muhammad itu dijadikan tubuh nabi Muhammad dan tubuh nabi Muhammad itu dinamai insan kamil, artinya manusia yang sempurna. Maka firman Allah Ta'ala:

ِﺮْﻴَﻏَﻻﺍ ْﻲِﺗﺎَﻔْﻴ ِﺻ َﻭ ِﺔَﻔْﻴ ِﺻ ِّﺮِﺳ ُﻥﺎَﺴْﻧِ ْﻻَﺍ

"Manusia itu sifatku dan sifatku itu tiada lain dari pada aku" Adapun nyawa Muhammad itu ruh idhapi itulah yang bernama hayat zat artinya hidup Allah maka ikut akan perkataan itu dengan tiada guru yang sempurna niscaya sesat yang amat besar dan banyak orang yang memakai jalan ini jatuh kepada syirik sampai kepada kafir tiada sempurna beroleh ilmu kepada Allah Ta'ala.

U

Persoalan :

Soal: Tatkala mengatakan Allahuakbar dimanakah Allah dan dimana Muhammad ?

Jawab : Adapun mengatakan Allahuakbar itu muhammad, dan yang empunya kata itu zat Allah·Subhanahuwata'ala.

Soal : Tatkala mengatakan Allahuakbar itu mana zat dan mana sifat ? Jawab : Adapun Allah itu zatnya dan akbar itu sifatnya

ﺭ ْﻮُﻧ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲ َﻮَﻠَﺧﺎَﻣ ُﻝ ﱠﻭَﺍ

"Bermula yang di Jadikan Allah Ta'ala itu cahaya dengan nur"

Artinya mula-mula tiada kepada ada, terlalu bersih cahayanya gilang-gemilang terlalu sempurna terang seperti manikam. Bermula ini menyatakan sifat: pada kita dan sifat pada Muhammad pada kita dan dinding tuhan dengan hambanya dan pertemuan badan dengan yang kuasa. Adapun nyawa hamba ﷲ tuhan nyawa itu di dalam badan kita, adapun tuhan itu di dalam Muhammad. Artinya: nyawa Muhammad itu yaitu lagi akan kunhijat, belum ada bernama Allah dan bernama tuhan lagi ia sendirinya.

Adapun Allah itu pada Muhammad dan Muhammad itu pada Allah Ta'ala. Karena tuhan kita berdiri sendirinya seperti alif itulah Kun hijat namanya lagi sendirinya yaitu nyawa Muhammad. Adapun Muhammad itu nyawa kita, bermula jasmani itu nyawa rohani, adapun rohani itu badan idafi Adapun idofi itu badan jasmani iaitulah Tuhan segala manusia tempatnya

34

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

di yang terang, adapun yang terang itu di dalam pandangan kita maka yaitulah yang kuasanya memberi nugraha kepada manusia.

Adapun tersebut di atas sepertinya alif yaitu siapa tahu akan kejadian alif itu maka putuslah ilmunya. Tiada tuhan yang disembah hanya Allah yang bersifat istighna yaitu tuhan yang kuasa artinya pendang dengan nyawa, dan nyawa itupun tiada aku tuhan jua pada

lainnya,( َﺚْﻨِﻋَﺍ ) kepada tuhan. Sedarah pun tiadaku tuhan lupa kepada

tuhannya seperti kata ﷲ ﻰَﻟِﺍ َﻭ Ma'rifat semata-mata nabi Muhammad

rasulullah alaihi wassallam itulah penghulu segala ma'rifat, karena Muhammad itu yang terlebih tahu akan Allah Ta'ala, air setitik ada terlindung kepada Muhammad. Allah pun ia jua sir ia jua dan cinta asa pun ia jua gerak dan diampun ia jua, berahi ia jua, ni'mat pun ia jua. Itulah hakekat nabi Muhammad Rasulullah.

Kemudian lagi pada jalan meesakan Allah lihat oleh kamu macam-macam gerak pada badanmu dan engkau nyatakan dengan rasamu dan pandanganmu sekira-sekira misra seesa anggotamu karena gerak itu bersuatu dengan ma'rifat dan kalam itu bersuatu dengan amal. Jika kita menyebut dzikir lailaha ilallah yaitu dengan amal bersuatu dengan amal. Jika kita menyebul dengan nafas yaitu gerak dan ma'rifat bersuatu dengan rasa batin yang bernama hak Allah Ta'ala.

Jadi ma'rifat itu yang bernama nugraha Allah Ta'ala yang kita pakai mengenal akan dia yaitu amal dengan ilmu, jadi sungsungan kepada Allah Ta'ala ma'rifat yang membawa kepada Allah Ta'ala artinya kita mengenal tiada dengan hati tiada dengan ruh hanya nugrahanya yaitu nur Muhammad. pasal pada menyatakan dari pada kitab Allah Ta'ala dan mengetahui hal tuhan kita tatkala bumi dan langit belum ada aras dan kursi belum jelas, syurga belum ada; neraka belum ada, dunia dan akhirat belum ada ruh dan kalam belum ada, dan nur Muhammad pun belum ada, maka Allah suatu terangnya maka inilah hak namanya.

Adapun di dalam yang terang itu terlalu amat hening tiada sepertinya tiada sama samanya itulah kun hijat namanya, Setelah itu maka

ada gerak di dalamnya, di dalam maklum Allah Ta'ala berdiri seperlinya

alif maka jadi jibrail. Adapun syariat kepada lidah dan tarikat kepada hati dan hakekat kepada budi (nyawa) dan ma'rifat kepada ruh illofi. adapun air itu nur, adapun tarekat itu badan Muhammad. Ma'rifat itu pandang

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

35

Muhammad maka masuklah pada alam napi dan alam sogir dan kepada alam kabir maka terhimpunlah disana menjadi Satu artinya bertemulah tuhan dengan hambanya.

Sabda nabi Muhammad SAW: amma ba'du, kemudian dari itu peri menyatakan mengenal kepada Allah Ta'ala diri kita yang tempat tajalli Alah Ta'ala, adapun yang bernama diri itu ruh inilah tempat tajalli sifat Allah dan asma Allah dan af'allAllah. Tilik tatkala berdiri sembahyang itu tiada dua dan tiada tiga itulah yang bernama sifat AlIah kepada diri kita, maka sempurnalah tilik itu dan yang menilik itupun ia jua. Karena itulah yang damping kehadiran Allah Ta'ala dan tatkala kita mengangkat takbiratul illram seolah-olah itulah yang disebut, artinya tiada kita lagi yang menyebut. Adapun yang bernama diri itu tiga perkara, pertama diri jang bardiri, kedua diri yang terperi, ketiga diri yang diperikan, diri itu badan. Diri terperi ruh yang menerima segala sifat Allah. Diri yang diperikan itu sifat,Allah yang ada pada kita.

Inilah ma'rifat segala ulama dan aribillah dan ilallah. Inilah yang dikenal dan mensyahadahkan siang dan malam tiada lain di dalam janan dan di dalam sir-nya di dalam hatinya itulah yang dipandangnya siang dan malam. Barang siapa mengenal dirinya maka sesungguhnya mengenal akan tuhannya, seperti ombak dengan laut demikian pertemuan tuhannya dengan hambanya. Adalah yang dimisalkan ombak itu makhluk dan yang dimisalkan laut itu sifat Allah Ta'ala sebenar-benarnya, ujud itu sifat Allah Ta'ala jua. Zat, sifat, asma ap'al, kudrat, iradat, hayat, sama, basyar dan kalam sebenar-benarnya ujud Allah Ta'ala itu jua.

Adapun sifat Allah Ta'ala berdiri dengan zat Allah, adapun sifat makhluk berdiri dengan sifat Allah Ta'ala itu jua, adapun zat Allah berdiri dengan sendirinya tiada berkesudahan dan tiada bertempat zat Allah itu dengan sendirinya jua. Jangan kita mengenal sembahyang karena sembahyang itu amal jasad kita. Sembahyang itu badannya dan yang disembahyangkan itu nyawanya, yang sembahyang pun ia, yang menyembahyangkan pun ia. Sembahyang itu kepada zat Allah Ta'ala maka itulah sebabnya sembahyang itu tiada dapat ditinggalkan. Sembahyang yang lebih kepada itu. yaitu yang memuji aku sesuatu di dalamnya, yakni tiada takut akan neraka dan tiada berkehendak akan sorga

36

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

ia ingat akan dirinya itu lah arti sesuatu di dalamnya. Hendak yang demikian itu yang menyembah pun hak dan yang disembah pun hak.

Barang siapa sembahyang itu hendaklah tahu artinya yang berbuat hanya Allah, pana pada sifat tiada yang hidup hanya Allah, pana kepada zat tiada maujud hanya Allah, zhahir sifat Allalh dan yang

sebenar-benarnya sifat kita yaitu Allah. Adapun zhahir zat Allahitu yaitu zat kita

yang bathin. Yang diumpamakan cermin itu badan kita, dan yang diumpamakan menilik cermin itu, kembalilah pandang yang cermin itu kepada yang menilik.

Berdiri sembahyang ingat hati akan Allah Ta'ala, sesuatu yang dikata di dalam sembahyang, kata-kata menyembah Allah Ta'ala dan bukan kata-kata adat. Berdiri, ruku, sujud, duduk, ingat hati menyembah Allah Ta'ala. Khusyu hati artinya ingat akan yang disembah dari mula sembahyang hingga akhirnya. Tetaplah anggotanya maka adalah sembahyang itu ruhnya khusyu di dalam sembahyangnya. Mengata Allahu Akbar zat, sifat, asma, ap'al; tiada 1agi hati yang menyebut dan tiada lagi lidah yang mengata hanya zat, sifat, asma, ap'al, hayat ilmu, kudrat, iradat maka inilah namanya 7 rahasia Allah Ta'ala, maka rahasia itulah yang sebenar-benarnya sir Allah Ta'ala.

Adapun aku rahasia yang memerintah ruh, dan ruh memerintah hati dan hati memerintah tubuh. Berdiri sembahyang itu Allah jua yang ada yang esa sendirinya, tiada dua dan tiada tiga. Allah memuji dirinya sendiri maka itulah pana kita, tiada kita lagi bertubuh, bathin dan zhahir, hanya Allah Ta'ala ada bertubuh Muhammad bathin dan zhahir, maka itulah bertubuh akan ruh namanya hanya Muhammad jua yang jadi tubuh kita. pada hakekat Muhammad itu, rahasia yaitu sir namanya di dalam sir itu aku Allah.

Itulah hakekat takbir ratul ihram, keputusannya hingga sampai akhir kalam itulah yang dipegang oleh Allah, engkau pergurukanlah kepada guru yang ahli hakekat daerahnya.

Jangan susah bacari bilah, bilah ada di dalam buluh. Jangan susah mencari Allah, Allah ada di dalam tubuh

37

Sifat

Wahdih(

ﻩﺪﻫﻭ

)

ma'na thabi ilu ruh

ﺡﻭﺮﻟﺍ ﻲﺒﻁﺎﻨﻌﻣ

Martabat inilah yang dinamai Ta'ban awal hakikat muhammad

Martabat inilah segala orang berbahagia

Tetapi tiada dapat dirupakan akan dia Oleh akal inilah diumpamakan laut

Yang sampai tali duga kedalamannya

Zat

Ahdiat (

ﻪﻳﺪﺣﺍ

)

Dalam dokumen Kitab Babul Haq Barencong 1 (1) (Halaman 32-39)

Dokumen terkait