• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengevaluasi Model Struktural (Inner Model)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Statistik Deskriptif

4.2.2 Mengevaluasi Model Struktural (Inner Model)

Dalam menilai model struktural dengan PLS dimulai dari melihat R Square

untuk setiap variabel laten dependen. Tabel 4.20 merupakan hasil estimasi R

Square dengan menggunakan SmartPLS v.03

Tabel 4.20 Nilai R Square

KONSTRUK R SQUARE

Penggunaan Media Sosial 0.474

Pelayanan Pelanggan 0.445

Operasi Internal 0.374

Penjualan 0.200

Pemasaran 0.191

Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai R Square dari variabel Penggunaan

Media Sosial (PMS) adalah sebesar 0.474, hal ini menunjukkan bahwa 47% dapat

dipengaruhi oleh variabel Kompetensi teknologi (KT), Tekanan Pelanggan (TPG),

Tekanan Kompetitif (TK), dan Lingkungan Mobile (LM), sedangkan sisanya 52%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar yang diteliti. Nilai R Square variabel Pelayanan

Pelanggan (PPP) adalah sebesar 0.445, hal ini menunjukkan bahwa 45% dapat

dipengaruhi oleh Variabel Penggunaan Media Sosial (PMS) sedangkan sisanya 55%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar yang diteliti. Nilai R Square variabel Penjualan

(PPJ) adalah sebesar 0.200, yang menunjukkan bahwa 20% dapat dipengaruhi oleh

variabel Penggunaan Media Sosial (PMS) sedangkan sisanya 80% dipengaruhi oleh

56

sebesar 0.191 yang menunjukkan bahwa 19% dapat dipengaruhi oleh variabel

Penggunaan Media Sosial (PMS) sedangkan sisanya 81% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar yang diteliti. Nilai R Square variabel Operasi Internal (POI) adalah

sebesar 0.374 yang menunjukkan bahwa 37% dapat dipengaruhi oleh variabel

Penggunaan Media Sosial (PMS) sedangkan sisanya 63% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar yang diteliti.

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat

berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang

digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai T-statistics yang terdapat pada

tabel 4.21 output Koefisien jalur berikut ini.

Tabel 4.21 Hasil Koefisien Jalur dan T-statistics

T-Table T Statistics

Kompetensi Teknologi -> Penggunaan Media Sosial 1.64 1.838

Tekanan pelanggan -> Penggunaan Media Sosial 1.64 3.208

Tekanan Kompetitif -> Penggunaan Media Sosial 1.64 1.044

Lingkungan Mobile -> Penggunaan Media Sosial 1.64 4.754

Penggunaan Media Sosial -> Operasi Internal 1.64 6.352

Penggunaan Media Sosial -> Pemasaran 1.64 1.924

Penggunaan Media Sosial -> Pelayanan Pelanggan 1.64 8.713

Penggunaan Media Sosial -> Penjualan 1.64 5.166

Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa 3 dari 4 hipotesis

pertama terdukung yang artinya positif berpengaruh sebagai faktor penyebab

penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam karena skor Statistics >

3.208 dan Lingkungan mobile sebesar 4.754. Tekanan kompetitif tidak terdukung

yang artinya tidak berpengaruh positif sebagai faktor penyebab penggunaan

media sosial oleh retail tas di Batam karena memiliki skor T-tatistics < T-Table

yaitu 1.044.

Seluruh hipotesis kedua dalam penelitian ini terdukung, artinya variabel

penggunaan media sosial positif berpengaruh terhadap persepsi nilai dalam

dimensi operasi internal, pemasaran, pelayanan pelanggan dan penjualan.

Penggunaan media sosial (PMS) memiliki skor T-Statistic > T-Table yaitu 6.352

terhadap variabel operasi internal (POI), 8.713 terhadap variabel pelayanan

pelanggan, 1.924 terhadap variabel pemasaran (PP) dan 5.166 terhadap variabel

Penjualan.

4.2.2.1 Pengaruh Kompetensi teknologi (KT) terhadap Penggunaan media sosial (PMS)

Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Kompetensi Teknologi

(KT) terhadap Penggunaan media sosial (PMS) adalah signifikan dengan

T-Statistics berada di atas 1,64 yaitu sebesar 1.838. Nilai original sample estimate (dapat dilihat di lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.243 yang menunjukkan

bahwa Kompetensi teknologi (KT) berpengaruh positif terhadap penggunaan

media sosial (PMS). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Kompetensi teknologi

berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial retail tas di Batam.”

58

4.2.2.2 Pengaruh Tekanan Pelanggan (TPG) terhadap Penggunaan media sosial (PMS)

Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Tekanan pelanggan (TPG)

terhadap Penggunaan media sosial (PMS) adalah signifikan dengan T-Statistics

berada di atas 1,64 yaitu sebesar 3.208. Nilai original sample estimate (dapat

dilihat di lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.402 yang menunjukkan bahwa

Tekanan pelanggan (TPG) berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

(PMS). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Tekanan pelanggan berpengaruh

positif terhadap penggunaan media sosial retail tas di Batam.” terdukung.

4.2.2.3 Pengaruh Tekanan Kompetitif (TK) terhadap Penggunaan media sosial (PMS)

Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan Tekanan Kompetitif (TK) terhadap

Penggunaan media sosial (PMS) adalah tidak signifikan dengan T-Statistics berada

di bawah 1,64 yaitu sebesar 1.044. Nilai original sample estimate (dapat dilihat di

lampiran) adalah negatif yaitu sebesar -0.094 yang menunjukkan bahwa Tekanan

Kompetitif (TK) tidak berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

(PMS). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Tekanan Kompetitif berpengaruh

4.2.2.4 Pengaruh Lingkungan mobile (LM) terhadap Penggunaan media sosial (PMS)

Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Lingkungan mobile (LM)

terhadap Penggunaan media sosial (PMS) adalah signifikan dengan T-Statistics

berada di atas 1,64 yaitu sebesar 4.754. Nilai original sample estimate (dapat

dilihat di lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.360 yang menunjukkan bahwa

Lingkungan mobile (LM) berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

(PMS). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Lingkungan mobile berpengaruh positif

terhadap penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam.” terdukung.

4.2.2.5 Pengaruh Penggunaan media sosial (PMS) terhadap Operasi Internal (POI)

Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Penggunaan media sosial

(PMS) terhadap Operasi Internal (POI) adalah signifikan dengan T-Statistics berada

di atas 1,64 yaitu sebesar 6.352. Nilai original sample estimate (dapat dilihat di

lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.611 yang menunjukkan bahwa

Penggunaan media sosial (PMS) berpengaruh positif terhadap Operasi Internal

(POI). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Penggunaan media sosial oleh retail tas

di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi Operasi

60

4.2.2.6 Pengaruh Penggunaan media sosial (PMS) terhadap Pemasaran (PP) Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Penggunaan media sosial

(PMS) terhadap Pemasaran (PP) adalah signifikan dengan T-Statistics berada di

atas 1,64 yaitu sebesar 1.924. Nilai original sample estimate (dapat dilihat di

lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.438 yang menunjukkan bahwa

Penggunaan media sosial (PMS) berpengaruh positif terhadap Pemasaran (PP).

Hasil tersebut menyatakan bahwa “Penggunaan media sosial oleh retail tas di

Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi Pemasaran.”

terdukung.

4.2.2.7 Pengaruh Penggunaan Media Sosial (PMS) terhadap Tekanan Pelanggan Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Penggunaan media sosial

(PMS) terhadap Pelayanan pelanggan (PPP) adalah signifikan dengan T-Statistics

berada di atas 1,64 yaitu sebesar 8.713. Nilai original sample estimate (dapat

dilihat di lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.667 yang menunjukkan bahwa

Penggunaan media sosial (PMS) berpengaruh positif terhadap Pelayanan

pelanggan (PPP). Hasil tersebut menyatakan bahwa “Penggunaan media sosial

oleh retail tas di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi

4.2.2.8 Pengaruh Penggunaan media sosial (PMS) terhadap Penjualan (PPJ) Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan pengaruh Penggunaan media sosial

(PMS) terhadap Penjualan (PPJ) adalah signifikan dengan T-Statistics berada di

atas 1,64 yaitu sebesar 8.713. Nilai original sample estimate (dapat dilihat di

lampiran) adalah positif yaitu sebesar 0.667 yang menunjukkan bahwa

Penggunaan media sosial (PMS) berpengaruh positif terhadap Penjualan (PPJ).

Hasil tersebut menyatakan bahwa “Penggunaan media sosial oleh retail tas di

Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi Penjualan

(PPJ).” terdukung.

Tabel 4. 22 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

HIPOTESIS T-STATISTICS HASIL

H1a: Kompetensi teknologi berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial retail tas di Batam

1.838 Terdukung

H1b: Tekanan pelanggan berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial retail tas di Batam

3.208 Terdukung

H1c: Tekanan kompetitif berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial retail tas di Batam

1.044 Tidak

terdukung H1d: Lingkungan mobile berpengaruh positif terhadap

penggunaan media sosial retail tas di Batam

4.754 Terdukung

H2a:

Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi operasi internal

6.352 Terdukung

H2b:

Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi pemasaran

62

H2c:

Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi pelayanan pelanggan

8.713 Terdukung

H2d:

Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif terhadap persepsi nilai dalam dimensi penjualan

1.924 Terdukung

Sumber: Diolah sendiri

Dokumen terkait