• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Hipotesis

BAB II KAJIAN TEORI, LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.3 Pengembangan Hipotesis

Dalam penelitian ini, Kerangka TOE berfungsi sebagai landasan

mengidentifikasi jumlah potensi faktor-faktor penyebab penggunaan media sosial

oleh retail tas Batam. Beberapa penelitian terdahulu telah menggunakan kerangka

TOE dalam penelitiannya terkait teknologi informasi, seperti pada penelitian yang

dilakukan oleh Schaupp & Belanger (2014), selain itu kerangka TOE juga digunakan

dalam penelitian yang dilakukan Picoto at el. (2012) untuk menilai nilai M-business

dalam konteks organisasi. Menurut Tornatzky &Fleischer (1990) dalam penelitian

Tan & Jhon (2010) konteks teknologi termasuk teknologi internal dan eksternal

yang relevan dengan organisasi. Konteks organisasi termasuk karakteristik dan

sumber daya organisasi, proses komunikasi (dengan pelanggan/karyawan)

termasuk ukuran organisasi dan struktur manajerial. Konteks lingkungan termasuk

ukuran dan struktur industri, pesaing perusahaan, konteks makroekonomi, dan

peraturan lingkungan. Konteks lingkungan termasuk ukuran dan struktur industri,

pesaing perusahaan, konteks makroekonomi, dan peraturan lingkungan.

Konteks teknologi, media sosial merupakan teknologi yang digunakan

dalam penelitian ini. Schaupp dan Belanger menemukan Kompetensi teknologi

Kompetensi teknologi terdiri dari infrastruktur teknologi dan teknologi informasi

sumber daya masnusia dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

untuk menerapkan teknologi tertentu. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh

Picoto at el. (2012) menemukan bahwa kompetensi teknologi signifikan menjadi

faktor penentu penggunaan M-Business. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa kompetensi teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi

digunakannnya media sosial, sehingga penulis berpendapat bahwa kompetensi

karyawan terkait dengan penggunaan media sosial oleh retail tas Batam.

Konteks organisasi termasuk karakteristik dan sumber daya organisasi,

termasuk ukuran organisasi dan struktur manajerial (Tan & Jhon S, 2010). Schaupp

& Belanger (2014) Hal tersebut tidak termasuk kedalam penelitian ini karena

semua sampel merupakan usaha kecil yang tidak menerapkan hal tersebut.

Penelitian ini berfokus kepada bagaimana organisasi menanggapi tekanan dari

pelanggan. Pelanggan adalah target yang dituju oleh pelaku usaha untuk

melakukan pembelian kepadanya. Kenyamanan pelanggan menjadi prioritas oleh

pelaku usaha untuk menjaga berlangsungan usahanya. Dalam perspektif

organisasi kecil berfokus pada komunikasi dengan pelanggan yaitu permintaan

pelanggan atau tekanan pelanggan yang membuat pelaku usaha menggunakan

media sosial (Schaupp & Belanger, 2014). Pada penelitian sebelumnya Shaupp dan

Belanger menyatakan bahwa tekanan pelanggan menjadi faktor penyebab

21

informasi sebagai alat komunikasi oleh banyak pelanggan, dianggap sebagai salah

satu penyebab digunakannya media sosial oleh pelaku usaha kecil.

Konteks lingkungan termasuk ukuran dan struktur industri, pesaing

perusahaan, konteks makroekonomi, dan peraturan lingkungan. Konteks

lingkungan mengacu pada lingkungan dimana pelaku usaha menjalankan

usahanya. Persaingan yang terjadi antar sesama pelaku usaha menuntut pelaku

usaha agar lebih berinovasi dalam menjalankan usahanya. Bisnis di pasar yang

lebih kompetitif lebih termotivasi untuk menggunakan teknologi canggih, seperti

media sosial (Schaupp & Belanger, 2014). Perkembangan bisnis retail tas di Batam

berkembang pesat, hal ini bisa dilihat dari retail tas yang menjamur di kota Batam.

Perkembangan retail tas tentu diiringi dengan semakin ketatnya persaingan antar

pelaku usaha, hal ini menuntut pelaku usaha lebih kreatif dalam menajalankan

usahanya. Schaupp dan Belanger menyatakan bahwa tekanan pelanggan bukan

sebagai penyebab penggunaan media sosial oleh usaha kecil, berbeda dengan

hasil penelitian Picoto, Belanger dan Palma-dos-Reis (2012) yang menyatakan

bahwa tekanan kompetitif merupakan anteseden dari penggunaan m-business.

Peniliti tertarik untuk meneliti bahwa tekanan kompetitif terkait dengan

penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam.

Perkembangan mobile yang semakin menarik telah mencuri perhatian

pelaku usaha untuk menggunakannya. Harga yang bervariasi memberi

kemudahan pelaku usaha untuk memiliki mobile dan menggunakan media sosial.

penggunaan media sosial oleh small business. Teknologi informasi terus

mengalami perkembangan mulai dari komputer, laptop dan kini berupa tablet

atau mobile. Kemudahan dalam mendapatkan teknologi informasi berupa mobile

disertai dengan harga yang bervariasi dan bentuk fisik yang menarik dianggap

terkait dengan penggunaan media sosial oleh retail tas Batam.

Dari uraian diatas, maka penulis mengusulkan hipotesis berikut dalam

penelitian yang akan dilakukan:

H1a: Kompetensi teknologi berpengaruh positif terhadap penggunaan media

sosial retail tas di Batam

H1b: Tekanan pelanggan berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

retail tas di Batam

H1c: Tekanan kompetitif berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

retail tas di Batam

H1d: Lingkungan mobile berpengaruh positif terhadap penggunaan media sosial

oleh retail tas di Batam

Nilai dari penggunaan media sosial

Media sosial yang sudah memiliki banyak pelanggan akan memberikan

keuntungan bagi pelaku usaha, dimana akun media sosial tidak bisa dibeli namun

hanya diperoleh. Diperoleh melalui usaha publisitas secara rutin, hingga

menghasilkan media sosial yang dapat menguntungkan. Ini adalah nilai pemasaran

dari media sosial, menyediakan platform yang memiliki potensi untuk mengekspos

23

& Belanger, 2014). Schaupp dan Belanger dalam penelitiannya melakukan

wawancara kepada pelaku usaha pengguna media sosial untuk mengetahui nilai

dari penggunaan media sosial dan kenapa mereka menggunakannya, elemen nilai

terdiri dari empat dimensi yaitu operasi internal, pemasaran, pelayanan

pelanggan, dan penjualan. Teori RBV mendukung hubungan antara penggunaan

media sosial dengan keempat dimensi nilai untuk usaha kecil (Schaupp & Belanger,

2014). Media sosial tidak bisa dibeli, namun hanya bisa diperoleh dari hasil

publisitas terus-menerus, sehingga akan menjadi sumberdaya yang bernilai untuk

pemiliknya. Hasil temuan tersebut, peniliti tertarik untuk meneliti apakah

penggunaan media sosial terkait dengan persepsi yang akan diutarakan retail tas

Batam dalam mengutarakan nilai operasi internal, nilai pemasaran, nilai

pelayanan pelanggan dan nilai penjualan. Kerangka penelitian yang telah

dikembangkan oleh Schaupp & Belanger (2014) direplikasi pada penelitian ini

tanpa harus melakukan wawancara terlebih dahulu, dengan tujuan

mengeneralisasi penelitian terdahulu. Penulis mengusulkan hipotesis seperti

berikut:

H2a: Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif

terhadap persepsi nilai dalam dimensi operasi internal

H2b: Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif

terhadap persepsi nilai dalam dimensi pemasaran

H2c: Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif

H2d: Penggunaan media sosial oleh retail tas di Batam berpengaruh positif

terhadap persepsi nilai dalam dimensi penjualan

Gambar model penelitian terdapat pada gambar 2.2 berikut ini:

Sumber: Schaupp dan Belanger (2014)

26

Dokumen terkait