• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengidentifikasi Ide Teks Nonsastra dari Beberapa Sumber dengan Teknik Membaca Ekstensif

Dalam dokumen Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 1 (Halaman 126-130)

Mengidentifikasi Fakta dan Pendapat dari Berbagai Sumber dengan Membaca Ekstensif

Mengapa fakta dan pendapat dalam suatu informasi merupakan sesuatu yang begitu penting untuk kita pahami? Keyakinan masyarakat atau penerima informasi tergantung fakta-fakta dan pendapat-pendapat yang menyertai informasi tersebut. Apalagi jika fakta-fakta dan pendapat dalam suatu informasi itu, ingin kamu sampaikan kembali pada orang lain atau sumber referensi karya tulis kamu. Kamu harus dapat meneliti secara cermat kebenaran fakta dan pendapat yang kamu kumpulkan. Apalagi jika informasi yang kamu baca terdiri dari beberapa teks yang berbeda. Selain kamu harus mampu mengidentifikasi antara fakta dan pendapat secara tepat, kamu dituntut mampu menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, pendapat yang satu dengan pendapat yang lain sebagai bahan untuk melengkapi apa yang akan kamu ungkapkan atau kamu tulis.

Sebagai latihan di kelas, bacalah dua teks bacaan berikut!

Perjalanan Wisatawan Nusantara Harus Ditingkatkan

Melihat pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) masih terus negatif, maka tidak ada jalan lain selain lebih menggalakkan perputaran perjalanan wisatawan nusantara (wisnus).

Ketua Lembaga Pengembangan Informasi pariwisata Diyak Mulahela mengatakan, sejak 1997 hingga sekarang jumlah kunjungan wisatawan terus menurun. Tahun ini pun Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata hanya berani menargetkan wiswan sebesar 4,5 – 4,8 juta orang. Jumlah itu jauh menurun bila dibandingkan pencapaian 1996, yaitu 5.034.472 orang.

Melihat kondisi tersebut, Diyak berpendapat bahwa pemerintah dan industri pariwisata harus terus berupaya menggerakkan roda perjalanan wisnus. Dengan demikian, perekonomian di daerah yang datang dari sektor pariwisata dapat terus bergerak. ”Lihatlah negara lain seperti Jepang dan China. Perekonomian di daerah mereka terus berputar karena besarnya pergerakan wisatawan domestik,” kata Diyak di Jakarta baru-baru ini. Saat ini, lanjutnya, sebenarnya keinginan wisnus untuk berlibur sangat besar. Hanya saja, tidak semua memiliki daya beli tinggi. Untuk mengatasi hal itu, maka pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri pariwisata harus bekerja sama memberikan informasi yang lengkap.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama memberikan informasi objek wisata, tarif transportasi mulai angkutan umum, bus, kereta api, hingga pesawat terbang, daftar hotel dan tarifnya, restoran, warung-warung kecil, dan berbagai kebutuhan lain yang diperlukan wisnus lainnya. Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

127

127

127

127

127

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

meyakinkan wisnus bahwa destinasi wisata yang akan dituju aman dan nyaman.

”Dua hal itu harus benar-benar diperhatikan pelaksanaannya dengan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan industri pariwisata. Kementrian bisa menjadi penghubung kerja sama. Segala informasi yang didapat disebarkan pada masyarakat, sehingga mereka dapat mengkalkulasikan berapa kira-kira biaya yang harus dikeluarkan jika ingin berlibur di suatu daerah tertentu. Dengan cara ini mereka akan mendapat banyak pilihan,” tandas Diyak.

Lebih jauh Diyak menggambarkan hasil pengamatannya tentang wisata murah tetapi menarik di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Selain berhawa sejuk, Tawangmangu banyak memiliki objek wisata alam menarik, indah, dan harga yang ditawarkan sangat murah sehingga bisa dijangkau oleh kantong pelajar sekalipun,” katanya.

Sebagai contoh kalkulasi, Diyak mengambil biaya pasangan suami istri dari Solo yang ingin berakhir pekan di Tawangmangu. Kalkulasi terendah dengan penginapan seharga Rp35.000, bus umum untuk dua orang pulang pergi Rp16.000, tiket masuk objek wisata Grojogan Sewu Rp6.000, makan minum dua orang tiga kali Rp12.000, maka jumlah pengeluaran seluruhnya hanya sebesar Rp69.000.

”Sangat murah. Memang tidurnya tidak di hotel bintang dan makanannya tidak di restoran. Tetapi, dengan harga seperti itu fasilitas yang diperoleh cukup layak. Kalau ingin lebih baik lagi bisa ditingkatkan sesuai dengan kondisi kantong. Apa yang saya kemukakan hanya sebagai gambaran saja. Kalau dari Jakarta misalnya, tinggal menambah biaya transportasi,” papar Diyak.

Jika perputaran perjalanan wisnus telah berkembang sedemikian rupa, maka menurut Diyak roda ekonomi di setiap daerah akan membaik. Sebagai contoh, pendapatan asli daerah DKI Jakarta yang diperoleh dari pajak hotel dan restoran pada 2001 Pemda menargetkan masukan sebesar Rp 378 miliar. Realisasinya lebih dari itu, yaitu Rp 410 miliar. Pelampauan target juga terjadi pada tahun 2002, yaitu dari Rp 410 miliar menjadi Rp 499,4 miliar.

Sumber: Media Indonesia, 14 Oktober 2003

Wisnus Akan Digarap Lebih Serius

Maraknya promosi pariwisata luar negeri, khususnya negara tetangga (Singapura dan Malaysia) membuat Pemerintah Indonesia beserta industri pariwisata bertekad untuk semakin menggalakkan wisatawan nusantara (wisnus).

”Perjalanan wisata dalam negeri sangat penting artinya dan memiliki dampak berganda yang relatif besar. Wisnus pada intinya turut menghidupkan industri kecil seperti homestay, transportasi umum, warung-warung makan mewah hingga yang sederhana,” kata Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika di Jakarta baru-baru ini.

128

128128

128128

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X Bahasa Indonesia 1 u Dia mengatakan bahwa besarnya jumlah penduduk serta luasnya wilayah Indonesia merupakan potensi yang besar bagi perjalanan wisata dalam negeri. Data BPS 2002 menyebutkan dari Rp 132 triliun pendapatan negara dari sektor pariwisata, Rp 77,6 triliun di antaranya dari perjalanan wisata domestik.

Bila potensi itu digarap lebih serius dan lebih teliti, maka Ardika yakin bahwa roda perputaran wisata dalam negeri akan bergerak lebih cepat. ”Masih banyak celah yang belum ditelusuri industri pariwisata dalam menggarap wisnus, di antaranya mengorganisasi perjalanan wisata mahasiswa. Pekerjaan ini malah banyak dikerjakan orang yang bekerja di luar biro perjalanan. Saya menerima informasi bahwa Universitas Negeri Jakarta sudah terkenal di kalangan mahasiswa sebagai organizer perjalanan wisata. Mereka bahkan sudah mengorganisasi rekan-rekan mahasiswa dari luar kota yang ingin berjalan-jalan ke Jakarta dan sekitarnya, bahkan hingga menelusuri Pulau Jawa,” katanya.

Kenyataan seperti itu, tutur Ardika, membuktikan masih banyak celah yang belum digarap biro perjalanan wisata (BPW). Karena itu, pengusaha BPW diharapkan lebih tanggap, mengingat koneksi hotel dan transportasi yang dimiliki lebih luas. Selain itu, profesionalisme BPW diyakini bisa menghasilkan paket wisata yang lebih bervariasi dan profesional.

Selain menggarap peluang pasar mahasiswa dan pelajar, Ardika juga meminta BPW untuk mengembangkan paket wisata minat khusus, misalnya bagi para pecinta fotografi. ”Setahu saya, para pecinta fotografi sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah tujuan wisata untuk mendapatkan gambar yang menarik. Ini adalah peluang yang bisa digarap BPW,” kata Ardika.

Untuk meningkatkan perjalanan wisata dalam negeri, saat ini pemerintah sedang berusaha melakukan kajian potensi daerah yang bisa dikembangkan, sehingga BPW diharapkan bisa menciptakan variasi paket wisata lebih menarik.

Saat ini, terang Ardika, sejumlah tim dari Kantor Menteri Budpar bekerja sama dengan pemerintah daerah sedang dikerahkan untuk mencari dan menggali potensi pariwisata daerah yang bisa dikembangkan. Berkaitan dengan kajian tersebut, dalam waktu dekat akan diluncurkan Gebyar Wisata Nusantara 27 September di Desa Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Daerah ini dipilih karena memiliki banyak objek wisata menarik, dari wisata religius, spa air panas, hingga wisata alam lainnya. Selain itu, lokasinya dianggap cukup strategis, relatif dekat dengan Jakarta.

”Selama ini warga Jakarta hanya mengenal kawasan Puncak sebagai tujuan daerah wisata, khususnya pada akhir pekan. Hal itu menyebab- kan panjangnya kemacetan lalu lintas. Dengan dikembangkannya Kabupaten Kuningan diharapkan perjalanan wisata dari Jakarta ke Puncak sedikit berkurang,” kata Ardika.

Ditemui terpisah, ketua asosiasi BPW (ASITA) Meity Robot mengatakan, ”Sebelumnya kalangan industri pariwisata sudah mencoba alternatif pengembangan wisata ke daerah lain seperti Anyer dan

129

129

129

129

129

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

Kepulauan Seribu. Tetapi sayang, masyarakat Jakarta tidak terlalu tertarik pada perjalanan wisata ke daerah yang panas. Memang banyak juga yang sekarang datang ke Anyer, tetapi belum sebanyak yang ke pulau. Umumnya suka ke daerah dingin,” tutur Maity.

Dalam peresmian promosi Gebyar Wisata Nusantara yang rencananya berlangsung selama tiga bulan (mulai 27 September 2003) juga akan diluncurkan sejumlah paket wisata yang saat ini sedang dirancang BPW Vista dan Pan Travel.

Direktur pelaksana Vista Lien Pelapory, mengatakan saat ini BPW- nya tengah menyusun rangkaian paket perjalanan wisata nusantara termasuk ke Kabupaten Kuningan. ”Saya lihat perjalanan wisata dalam negeri saat ini memiliki peluang yang bagus, apalagi kalau digarap dengan lebih baik.”

Setelah kamu membaca kedua teks berita tersebut, diskusikan dengan teman kamu dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Simak pernyataan-pernyataan berikut!

• Jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia semakin menurun.

• Untuk mengatasi permasalahan tersebut harus meningkatkan perjalanan wisata nusantara.

• Jumlah kunjungan wisman tahun 1996 mencapai 5.034.472 orang.

Tentukanlah dari pernyataan di atas yang merupakan pendapat dan jelaskan alasanmu!

2. Tentukan lima pernyataan dari kedua teks berita tersebut yang merupakan fakta?

3. Berpendapat apa saja Diyak Mahela dalam teks berita tersebut? 4. Berpendapat apa saja I Gede Ardika pada teks berita tersebut? 5. Jelaskan pendapat-pendapat tokoh lain dalam teks berita

tersebut!

6. Apakah betul dengan meningkatkan perjalanan wisata nusantara akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia?

7. Apa faktanya (dari kedua teks) bahwa industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup menguntungkan bagi negara?

8. Dengan alasan apa perjalanan wisata di Indonesia harus ditingkatkan?

9. Apa buktinya (dari kedua teks) bahwa pemerintah cukup memperhatikan sektor pariwisata di Indonesia?

10. Betulkah pendapat I Gede Ardika bahwa Biro Perjalanan Wisata (BPW) belum maksimal menggali potensi pariwisata di Indonesia?

130

130130

130130

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X Bahasa Indonesia 1 u

Membuat Pertanyaan Mengenai Isi Berita

Dalam dokumen Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 1 (Halaman 126-130)