• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengidentifikasi Ide Teks Nonsastra dari Beberapa Sumber dengan Teknik Membaca Ektensif

Dalam dokumen Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 1 (Halaman 112-115)

Membuat Intisari dari Beberapa Teks Bacaan

Pada pembelajaran yang lalu kamu telah menentukan ide pokok dari beberapa teks bacaan dengan cara membaca ekstensif. Pada pembelajaran kali ini kamu diharapkan dapat menulis intisari isi bacaan dalam bentuk ikhtisar dengan cara membaca ekstensif.

Perlu kita pahami, dalam kegiatan menulis ada dua bentuk intisari bacaan, yakni ringkasan dan ikhtisar. Keduanya merupakan suatu bentuk penyajian singkat atau intisari suatu bacaan. Namun secara teknis keduanya berbeda. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu bacaan, tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang si penulis. Sedangkan dalam ikhtisar, tidak lagi mempertahankan urutan isi aslinya. Kita dapat langsung mengemukakan pokok-pokok isi karangan mulai dari bagian mana saja. Tujuan penulisan ikhtisar adalah menyajikan intisari isi suatu teks bacaan, baik bentuk artikel maupun buku secara cepat, berdasar pemahaman si penulis. Oleh sebab itu, kamu tidak perlu mempertahankan urutan gagasan pokok serta kata- kata dan bahasa seperti teks aslinya. Hal yang terpenting, kamu dapat memahami dan menyampaikan intisari tersebut secara cepat dan tepat. Agar kamu dapat membuat ikhtisar dengan baik, perhatikan langkah atau hal-hal berikut ini.

1. Baca teks bacaan secara ekstensif untuk memahami kesan umum dan sudut pandang penulis, dengan membaca paragraf awal dan paragraf akhir teks. Pada paragraf awal dan paragraf akhir biasanya penulis menjelaskan sudut pandang dan kesimpulan permasalahan yang ia tulis.

2. Setelah kamu memahami gambaran isi teks melalui kesan umum dan kesimpulan teks yang kamu baca, carilah atau beri tanda pokok- pokok pikiran pada bagian-bagian tengah teks.

3. Susun kembali apa yang kamu dapat dari hasil membaca, dalam bentuk paragraf singkat dengan menggunakan bahasa kamu sendiri. Dalam penyusunannya kamu harus memperhatikan koherensi antarkalimat dari ikhtisar atau intisari yang kamu buat.

A

Kerjakan pelatihan dengan langkah-langkah berikut!

1. Baca dan pahami dua teks bacaan berikut dengan cara membaca ekstensif!

2. Tulislah intisari isi kedua teks bacaan tersebut dalam bentuk ikhtisar!

3. Bacakan hasil kerja kamu di depan kelas secara bergilir!

113

113

113

113

113

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

Teks 1

Harga Beras dan Perut Rakyat

Seperti yang kita rasakan, harga beras yang ada di pasar akhir- akhir ini terus meningkat. Kemarau panjang mengakibatkan tertundanya masa tanam padi bagi petani dan terjadinya paceklik pasokan beras dalam negeri. Hal itu diperburuk dengan mahalnya harga pupuk dan pestisida untuk perawatan tanaman padi.

Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini merupakan hal yang mengkhawatirkan. Harga beras secara nasional selama tiga bulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 8,86%.

Hal ini menjadi suatu masalah yang serius, terlebih karena beras merupakan bahan pokok yang tentunya bersifat tidak elastis. Berapa pun harganya, masyarakat akan tetap membeli beras untuk kebutuhan hidupnya. Bisa kita bayangkan bagaimana masyarakat kecil harus membeli beras untuk makan dengan harga yang sulit dijangkau oleh mereka.

Tindakan pemerintah dengan melakukan operasi pasar (OP) ke beberapa pasar beras di beberapa provinsi di tanah air merupakan sebuah tindakan reflektif yang wajar. Namun, sampai saat ini usaha tersebut masih belum bisa mengatasi masalah ini secara tuntas. Bahkan, jika terus dilakukan, cadangan beras nasional yang ada di bulog terancam kritis.

Impor beras merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Januari nanti, diharapkan pemerintah bisa mendatangkan beras impor untuk menutup kekurangan beras.

Namun, operasi pasar dan impor beras bukanlah solusi yang tepat dalam mengatasi masalah kelangkaan yang berujung pada naiknya harga beras nasional. Dua upaya tersebut merupakan kebijakan jangka pendek (short run) yang bersifat sementara, sangat tidak rasional rasanya jika kita hanya mengandalkan pasokan impor beras.

Hal penting yang harus ditanggapi dengan serius yaitu masalah produktivitas pertanian dalam negeri. Hal-hal yang menjadi batu sandungan bagi para petani lokal dalam memproduksi beras tentunya harus diperbaiki oleh pemerintah, baik itu masalah modal, sumber daya pertanian, teknologi, maupun kesejahteraan bagi para petani. Jika syarat tersebut tidak diperhatikan, maka tidak mustahil, untuk ke depan, harga beras akan terus dan terus meningkat.

Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, dampak dari masalah ini bukan hanya terjadi pada aspek ekonomi rakyat Indonesia, terutama rakyat miskin, bahkan dapat menjadi stimulus munculnya gangguan sosial di masyarakat. Masalah sosial akan muncul seiring dengan sulitnya biaya hidup karena perut rakyat tak bisa dibohongi dan tak bisa ditunda-tunda; kalau lapar, ya makan, bagaimanapun caranya akan mereka lakukan.

114

114114

114114

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X Bahasa Indonesia 1 u

Teks 2

Akhirnya Impor Beras Lagi

Menyerah! Begitulah pemerintah menyikapi harga beras yang serba tak menentu akhir-akhir ini. Akhirnya, jurus impor beras lagi- lagi menjadi pilihan pertama dan terakhir. Tampak sekali bahwa sikap pemerintah begitu lembek dan sepertinya ingin menyederhanakan persoalan.

Pemikiran pemerintah sepertinya sederhana saja, harga beras naik disebabkan defisit beras. Dengan kata lain, konsumsi masyarakat begitu besar sementara jumlah produksi menurun. Menurut Deptan, penyebabnya adalah kemunduran panen raya akibat kemarau panjang. Tak ada pilihan lain bahwa pemerintah harus impor beras untuk mencukupi konsumsi beras nasional. Disebutkan, impor beras akan mengguyur tanah air mulai Januari-Maret 2007.

Perlu dicatat bahwa awal Januari 2006 lalu pemerintah juga persis mengambil jurus impor beras tak kurang dari 110 ribu ton. Ketika itu, DPR berang dan menolak impor beras, meski kenyataannya DPR bak “macan ompong’, suaranya menguap begitu saja.

Kini, polemik impor beras kembali muncul. Apakah impor beras benar-benar solusi akhir atau sebenarnya pemerintah enggan belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Sebab, bila kita mau mencatat setiap tahun kita selalu dihadapkan pada kasus kenaikan harga beras, dan hilangnya harga beras di pasaran. Sementara Deptan mencatat, bahwa setiap tahun bangsa kita selalu pada angka surplus beras. Artinya, produksi beras petani di tanah air selalu mencukupi konsumsi beras nasional. Memang, kemudian Deptan seperti disampaikan Mentan Anton Apriyantono mengakui, bahwa surplus beras adalah angka dalam setahun. Pada bulan-bulan tertentu, seperti Oktober-Desember, Deptan menyebutkan defisit beras. Repotnya, meski sudah tahu akan defisit beras, pemerintah seperti tak beranjak dari seputar impor beras.

Padahal, dalam setahun kita surplus beras, mengapa tidak melakukan cadangan beras ketika surplus yang berfungsi sebagai lumbung beras nasional. Setidaknya dengan cara demikian ketika defisit beras, beras yang ada dalam lumbung beras nasional (misalnya Bulog) dapat dikeluarkan di pasaran.

Namun faktanya kita tetap defisit beras. Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan, bahwa beras yang ada di Bulog hanya cukup untuk 6 bulan ke depan. Melihat fakta demikian, makna dari surplus beras nasional menjadi tidak relevan untuk diperbincangkan. Sebab fakta di lapangan menunjukkan, meskipun bangsa ini surplus beras, tetap saja rakyat menjerit karena harga beras makin melambung.

Sudah saatnya pemerintah tidak menggantungkan diri terus- menerus dengan impor beras, sebab hampir setiap tahun peristiwa ini terulang.

115

115

115

115

115

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

Mengungkapkan Kembali Informasi Berita

Dalam dokumen Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 1 (Halaman 112-115)