• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA MASYARAKAT PAKPAK KELASEN MENGIKUTI BUDAYA BATAK TOBA

3. Menglolo/Mengkata Utang (menentukan mas kawin)

Setelah tukar cincin selesai dilaksanakan, maka dilaksanakan mengkata utang

(menentukan mas kawin). Mengkata utangdilakukan setelah ada kesepakatan kedua pemuda-pemudi untuk melangkah ke jenjang pernikahan yang disampaikan kepadaorangtua masing-masing dan keluarga terdekat. Setelah ada kesepakatan dariorangtua silaki-laki, maka orangtua silaki-laki mengundang keluarga dan kerabat ( sibeltek dan anak berru). Orangtua silaki-laki akan mengutus anak berru dan perkata adat/persinabul (tokoh adat) ke rumah orangtua perempuan untuk membicarakan mas kawin tersebut. Pihak persinabul laki-laki harus terlebih dahulu mengetahui beberapa hal sebelum mereka berangkat ke rumah pihak perempuan,yaitu benda-benda apa saja yang akan dibawa ke sana sebagai mas kawin. Orangtua laki-laki akan memberikan emas dan perak (borgot, cimata, siceger ari, tali abak, dan perhiasan lainnya). Atau bisa juga dengan memberikan hewan ternak, tanah ataupersawahan, dan juga uang dan mandar

(kain sarung). Kemudian pihak persinabul juga harus tahu keberadaan atau tempat tinggal orangtua calon pengantin perempuan, dan mencari tahu siapa persinabul pihak perempuan supaya mereka dapat mencari kesepakatan dalam mengkata utang (menentukan mas kawin)

Kedatangan rombongan kerabat silaki-laki telah diberitahukan sebelumnyabahwa kerabat silaki-laki akan datang ke rumah orangtua perempuan. Orangtuaperempuan juga mengundang kerabatnya atau sibeltekna dan anak berru untuk membicarakan mas kawin anak gadisnya. Sebelum menentukan mas kawin, makaterlebih dahulu orangtua perempuan menyiapkan hidangan makanan untuk perjamuanmakan bersama sebelum membicarakan mas kawin. Menurut adat Pakpak segalapekerjaan adat terlebih dahulu dilakukan makan bersama.Setelah habis makanbersama, pihak keluarga perempuan menanyakan maksud kedatangan para kerabatsilaki-laki tersebut. Dari pihak laki-laki menjawab apa maksud dari kedatanganmereka, yaitu untuk membicarakan mas kawin dan pihak laki-laki menyerahkanmarpurun dudur (sirih). Selain sirih diberikan juga sira (garam) oleh-oleh tanda sayang, ikan asin , nitak (kue-kue), yang diberikan kepada orangtua siperempuan agar kiranya

kula-kula menerima anak mereka menjadi menantunya.

Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak mulailah dibicarakan maskawin atau disebut dengan acara mengelicing utang (menentukan uang mahar/ boli).Dalam musyawarah tersebut pihak perempuan meminta beberapa hal yang harusdipenuhi oleh pihak laki-laki. Hal-hal yang disepakati tentang mas kawin tersebut adalah:

1. Takal unjuken atauupah kesukuten.Berapa jumlah untuk takal unjuken kepada orangtua siperempuanbiasanya dalam bentuk uang, emas, tanah,sawah, yang khusus kepada orangtua siperempuan. Yang terjadi saat inidikalangan masyarakat Pakpak hanya uang dan mas saja yang diminta karenabentuk yang lainnya sudah sulit dipenuhi. Pihak laki-laki juga harusmenyerahkan

Penanda, Tandean Kela (bantal pengantin laki-laki), Olesperaleng,Oles culiknai, Olescabal-cibal, dan Oles penantum.

2. Upah Turang diserahkan kepada saudara laki-laki dari ayah si calon pengantin perempuan.Ini diberikan dalam bentuk uang, emas, dan kain.Jumlah danbesarnya tergantung kemampuan dari pihak pengantin laki-laki atau orangyang berkewajiban membayarnya.Biasanya yang menyediakan atau yangberkewajiban adalah saudara kandung laki-laki dari ayah calon pengantinlaki-laki atausaudara sepupu dari ayah calon pengantin laki-laki.

3. Togoh-togoh diserahkan kepada saudara dari ayah nomor dua. Togoh-togoh artinya yang

memberi makan sang pengantin ketika masih tinggal di rumahkeluarga sigadis. Jenisnya dapat berupa uang, emas ( sipihir-pihir) dan oles satu helai.

4. Pertadoen diserahkan kepada saudara laki-laki dari ayah nomor tiga. Jenisnya uang dan oles

satu helai.

5. Penampati diserahkan kepada saudara ayah satu kakek. Jenisnya uang dan oles satu helai.

6. Persinabulidiserahkan kepada pemerre. Jenisnya uang dan oles satu helai.

7. Upah Turang diserahkan kepada saudara laki-laki dari ibu si calon pengantin.Jumlah biayanya sama dengan upah turang. Yang menyediakannya adalahsaudara perempuan dari calon pengantin laki-laki atau saudara perempuanayah calon pengantin laki-laki.

8. Upah Empung, jumlahnya setengah dari upah turang dan diserahkan kepada orangtua dari ibu calon pengantin perempuan.

9. Penelangkeen Mbelen,diserahkan kepada saudara perempuan kakek/ayah sigadis.

Penelangkeen ini disebut juga takal pegu.

10. Telangke mangemolih, diserahkan kepada saudara perempuan ayah dari sigadis. Telangke mangimolih ini disebut juga ekur pegu.

11. Upah mendedah, diserahkan kepada saudara perempuan dari ayah sigadis paling bungsu dan sering juga disebut ekur pegu.

12. Peroles,jumlahnya didasarkan pada kesepakatan bersama. Peroles yang ditunjuk dari pihak laki-laki harus menyediakan sejumlah uang dan sehelaioles (sarung). Sebaliknya dari pihak perempuan disebut simenjalo oles dan dia harus menyediakan senjalaken adat yang terdiri dari ayam satu ekor, beras, tikar dan sumpit ( kembal dan silampis).

Setelah menentukan jumlah dari mas kawin dan pembagiannya selesaidilanjutka dengan pembicaraan tentang jumlah kerabat pihak perempuan yang akanmenerima Olesyang harus dibayar pihak laki-laki kepada keluarga perempuan.Peroles terbagi atas dua jenis, yaitu Peroles Mbelgah (Kaing sisosiat) dan Peroleskedek. Peroles mbelgah kedudukannya dalam kerabat masih dekat, namun karena jumlah kaing terbatas, maka disebut peroles mbelgah.Pihak yang berhak menerima iniadalah saudara laki-laki dari pengantin perempuan yang telah berkeluarga.Jenis kedua adalah peroles kedek yang diberikan kepada pihak pengantin perempuan dari kerabat ayah dekat lainnya.

Oles merupakan mas kawin yang paling tinggi pada etnis Pakpak, karenamereka meyakini bahwa oles ini mempunyai makna magis dan nilai filosofi, yaitu sebagai penghangat jiwa dan sebagai pengikat antara seseorang dengan orang lain atau antara kerabat laki-laki dengan kerabat si perempuan. Oles juga merupakan lambang berkat bagi siapa saja yang memakainya dan menjadi pelindung bagidirinya. Untuk itu setiap berru wajib memberikan oles

dan uang kepada puang atau setiap anak kepada orangtuanya.

Penentuan pelaksanaan upacara perkawinan disepakati pada saat mengkatautang.Pada waktu dulu masyarakat Pakpak berpedoman pada kalender Pakpak ( Anggara Peltak) dimana

mereka yakin bahwa hari itu akan membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi mereka yang melaksanakan pesta perkawinan tersebut. Namunsaat ini dengan perkembangan zaman, hal itu tidak dipedulikan lagi, tergantungkesiapan dan kesepakatan kedua belah pihak.Tetapi terlebih dahulu ditanyakankepada pihak keluarga perempuan.Setelah ada kesepakatan diantara pihakperempuan, maka ditentukanlah hari pelaksanaan upacara perkawinan tersebut.

Sebagai akhir dari pembicaraan menglolo/mengkata utangadalah kedua belah pihak sama-sama membayar biaya pogo-pogo yang berasal dari pihak laki-laki yang diserahkan kepada pengetua adat pihak laki-laki dan pengetua adat pihak perempuan.Sebelum pago-pago diserahkan, terlebih dahulu persinabul pihak laki-lakimenyerahkan sebagian mas kawin (panjar) kepada orangtua perempuan.

Mengkata utang telah selesai dilaksanakan, maka disaat pihak kerabat laki-laki akan pulang, pihak kerabat perempuan akan menyerahkan seekor ayam, beras,dan tikar kepada pihak laki-laki untuk dibawa pulang ke rumah pihak laki-laki yang menandakan bahwa lamaran telah selesai dilaksanakan dan telah diterima oleh pihak kerabat perempuan

4.Muat Nakan Peradupen

Muat nakan peradupen dilakukan setelah diketahui hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh kerabat calon pengantin laki-laki, setelah pelaksanaan mengkatautang.Muat nakan peradupen adalah suatu tahapan yang biasa dilakukan oleh pihak orangtua calon pengantin laki-laki sebelum upacara perkawinan dilakukan. Mereka akan mengundang kerabat dekat (khususnya kelompok berru dan sinina untuk berkumpul, makan bersama, danmengadakan perundingan. Tujuan utamanya adalahuntuk merundingkan tentang bagaimana menghadapi kerabat calon pengantinperempuan pada saat upacara.

Kegiatan ini dipimpin oleh seorang persinabul (juru bicara) yang ditunjuk oleh

sukut.Setelah selesai acara makan bersama juru bicara akan memimpin dengan memberitahukan

tujuan undangan tersebut, yakni telah adanya kesepakatan antarakerabat calon pengantin perempuan dan kerabat calon pengantin laki-laki saatmengkata utang.Hal-hal yang dirundingkan mencakup mas kawin yang harus disediakan oleh pihak calon pengantin laki-laki, menunjuk kerabat yang akanmenyediakan atau bertanggungjawab untuk membayar kaing dan peroles,

kesediaanundangan lainnya untuk membantu secara material dan menyumbang tenaga, sertamasalah-masalah teknis lainnya.