• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengomentari Kutipan Novel Remaja Terjemahan

Dalam dokumen Jilid 2 untuk SMPMTs Kelas VIII (Halaman 116-121)

Keragaman Hayat

B. Mengomentari Kutipan Novel Remaja Terjemahan

Tujuan Pembelajaran

Kamu akan mampu untuk:

• Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan).

Apakah kamu suka membaca novel?

Setelah kamu membaca sebuah novel, bagaimana kesanmu kalian? Kesan dari kegiatan membaca novel dapat berupa pujian, simpati, menarik, atau tidak menarik, rasa empati, penasaran, dan sebagainya.

Nah, mampukah kamu memberi komentar mengenai kesan setelah membaca novel? Hal apa saja yang perlu kamu komentari?

Sebagai latihan, coba baca dan pahami kutipan novel terjemahan berikut ini!

Pencuri Tunangan (The Fence Thief)

Karya Tracy South

Alec Mason bisa mencium sebuah berita. Memang, ia takkan mau mengakui kemampuannya seremeh intuisi atau sekonyol kekuatan supranatural. la bahkan takkan mengakui memiliki indra keenam bila menyangkut urusan berita, karena ia pria yang penuh kepastian dan tidak suka ungkapan- ungkapan klise. Namun tak dapat disangkal bila di sini, saat ini, ia sedang tergoda oleh aroma suatu peristiwa penting. Dan apa pun itu, berita itu sedang terbentang di kantornya ini.

Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas VIII

108

la bersandar di pintu dan memandangi ketiga wartawannya. Tampaknya mereka tidak lebih bersemangat daripada biasanya. Hank sedang menunduk ke arah keyboard komputernya, wajahnya menyiratkan ekspresi tenang seperti biasa. Lissa memainkan wajahnya ke arah komputer, dan Alec memperhatikannya saat gadis itu mengetikkan sebuah kata dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Walaupun Alec tidak bisa merasakan penderitaan gadis itu, ia mengagumi bakat Lissa yang bisa bersikap dramatis.

Alec mengalihkan perhatiannya ke arah Claire, yang sedang duduk di depan mejanya yang berantakan, sekitar dua meter dari Hank dan Lissa. Gadis itu tidak sedramatis Lissa. Claire Morgan selalu bersemangat dan serius. Alec memperhatikan gerakan tangan gadis itu di atas keyboard, dahinya berkerut, serius memperhatikan layar komputernya. Rambutnya diikat ekor kuda dan tampak acak-acakan, kacamatanya sedikit merosot di batang hidungnya saat ia mengetik.

Bagaimana gadis membosankan seperti itu bisa menjelma menjadi gadis yang cemerlang, masih tetap menjadi misteri bagi Alec. la menerima lamaran kerja Claire tanpa pemah bertemu dengannya, melainkan hanya berdasarkan potongan-potongan artikel yang dikirim gadis itu kepadanya. Peristiwa itu merupakan salah satu kejadian di saat instingnya menyesatkannya. la begitu mengagumi tulisan gadis itu, dan saat itu ia khawatir perusahaan surat kabar lain yang lebih besar akan merebut gadis itu. Karena itulah, begitu selesai membaca potongan artikel Claire, Alec langsung menelepon gadis itu dan menawarkan pekerjaan. Dari nada suara Claire yang penuh percaya diri di telepon dan dari kata-katanya yang tajam dalam artikelnya, Alec membayangkan Claire adalah jurnalis berpengalaman yang penuh semangat, keras, dan tegas. Namun kenyataannya, ia malah berhadapan dengan seekor tikus gagap. Sejauh ini ia menugaskan Claire hanya untuk meliput berita tentang gaya hidup, walaupun itu bukanlah rencananya semula saat menerima gadis itu. Claire bahkan mampu mengutip para wanita penggosip di Klub Berkebun ibu-ibu. Dan harus diakuinya, kutipannya cukup bagus. Tapi Alec tidak mungkin menugaskan Claire meliput berita sungguhan. la bisa membayangkan apa yang akan diucapkan Claire: "Permisi, Pak

Gambar 6.2Novel Pencuri Tunangan. Sumber: Dokumen Penerbit. Kosakata Keyboard [ki:b]:d] = papan tuts pada komputer

Keragaman Hayati 109

Walikota, saya minta maaf karena telah mengganggu Anda, sebenamya saya tidak bermaksud menyinggung perasaan Bapak, tapi..." Koran-koran lain mungkin sudah memuat berita itu, bahkan membuangnya ke keranjang sampah sebelum Claire menyelesaikan permintaan maafnya.

Hank dan Lissa masih belum menyadari kehadiran Alec, tapi Claire tampaknya merasakan tatapannya. Saat Claire menoleh dan melihat Alec berdiri di pintu, gadis itu terpekik pelan. Wajahnya bersemu merah dan ia kembali mengalihkan perhatiannya ke komputer, namun gerakannya membuat kedua wartawan lainnya menoleh.

"Apa aku lupa bercukur hari ini, Claire?" suara Alec menggema di ruangan yang sepi itu. "Biasanya tampangku tidak menakutkan para wanita dan anak-anak."

Gadis itu tidak melihat ke arahnya. "Maaf," ujarya pelan, "aku tidak melihatmu berdiri di situ."

"Sedang memata-matai kami, Alec?" tanya Lissa.

"Aku mau melihat berapa kata yang bisa kau tulis sebelum kau pingsan," jawab Alec. "Kelihatannya kau belum mencapai batasmu."

"Sekarang masih pagi," tukas Lissa. "Lagi pula aku tinggal menambahkan tujuh puluh lima kata dalam tulisanku."

Hank beralih dari komputemya. "Saat ini kita belum memerlukan ambulans."

Claire tidak mengacuhkan gurauan mereka, ia kembali mengetik dengan cepat.

"Berita apa yang sedang kaukerjakan, Claire?" tanya Alec.

* * * * *

"Kalau Miranda Craig bersedia diwawancarai, aku akan membaca autobiografinya. Kalau tidak, aku merasa tak perlu bersusah payah."

"Well" ujar Lissa, jelas menuju inti ceritanya. "Claire kita cukup mendapat tempat yang bagus dalam autobiografi Miranda Craig itu."

"Claire?" Sewaktu Alec menoleh ke arahnya, gadis itu sudah melepaskan kacamatanya dan sedang melepas rambut cokelatnya dari ikatannya. Untuk sesaat, di mata Alec, Claire tampak bagai bintang wanita terseksi di seantero jagat. Kemudian gadis itu kembali memakai kacamatanya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas VIII

110

"Missy Craig pernah menjadi sahabatku," ujar Claire. Alec terbatuk kecil saat Claire berbicara. "Miranda, atau apa pun namanya, pernah menjadi sahabatmu dan kau tidak pernah mengatakannya padaku?"

Claire mengangkat bahu. Tanpa merasa bersalah sama sekali, pikir Alec.

"Kau tahu bahwa mewawancarai Miranda Craig bisa meningkatkan pengaruh koran ini?" Alec mulai berjalan mondar-mandir, tubuhnya tampak menegang dan ia mulai marah. la mungkin mengira bakal terserang flu berat kalau sensasi ini tidak dikenalnya. la sering merasakannya saat ia masih menjadi wartawan sebuah surat kabar besar di Atlanta. Beritanya kecil, tapi ia meliputnya dengan baik, dan di situlah ia belajar merasakan kebenaran sebuah berita. Saat Mick pembimbing dan dosen jurnalistik di kampusnya dulu mengajaknya menjadi editor koran mingguan yang baru saja dibelinya, Alec kembali ke Ridgeville, berharap ia akan sering merasa seperti itu. Apakah saat itu ia bisa menduga, bahwa kini ia akan mengeluarkan air liurnya hanya karena memikirkan bisa mewawancarai seorang aktris? Selain tidak profesional, kehilangan ketenangannya bertentangan dengan sifatnya. la segera menutup mulutnya.

Alec tak mampu mengartikan tatapan Claire padanya. "Kau sudah selesai?" tanya gadis itu. Saat Alec mengangguk, Claire melanjutkan, "Aku tidak menceritakan padamu tentang persahabatanku dengan Missy karena hal itu sama sekali tidak relevan."

"Tidak relevan?" Kini ketenangan Alec benar-benar hilang. "Kau bermain boneka Barbie dengan wanita paling berpengaruh di Hollywood, dan kau pikir hal itu sama sekali tidak relevan?" Alec mengacungkan telunjuknya ke arah gadis itu. "Itu lah masalahmu, Claire. Kau tidak berpikir layaknya seorang wartawan."

"Oke, aku bisa saja berpikir layaknya seorang wartawan," tukas Claire, pipinya kembali memerah dan suaranya meninggi. "Masalahnya, kau tidak menganggapku sebagai seorang wartawan."

* * * * *

Keragaman Hayati 111 Setelah membaca kutipan novel di atas, coba kamu

komentari dengan menjawab pertanyaan berikut ini!

1. Menurutmu, apa tema yang diangkat dalam novel terjemahan tersebut? Berikan alasanmu!

2. Menurutmu, di mana setting/latar ceritanya? Berikan alasanmu!

3. Dapatkah kamu memahami alur ceritaya? Berikan alasanmu dengan menyebutkan bagian-bagian cerita! 4. Menurutmu, bagaimana bahasa yang digunakan dalam novel tersebut? Mampukah kamu memahami isinya? Berikan alasanmu!

5. Coba, tunjukkan hal-hal yang membuktikan bahwa novel tersebut adalah terjemahan!

Kreatif Berlatih 2

Kerjakan di buku tugas!

Kreatif Berkelompok 2

Kerjakan tugas berikut!

1. Pergilah ke perpustakaan sekolahmu, cari dan pinjamlah sebuah novel remaja terjemahan!

2. Bacalah sebuah kutipan novel remaja terjemahan. 3. Berilah komentara terhadap kesan pada novel tersebut. 4. Ungkapkan disertai dengan kutipan dan alasan yang tepat.

5. Tukarkan dengan kelompok lain untuk ditanggapi dan diberi masukan.

No. Unsur yang dikomentari Komentarmu

1. Isi novel . . . . 2. Para pelaku dan sifatnya . . . . 3. Pesan novel . . . . 4. Budaya yang melatarbelakangi . . . . 5. Ending (akhir) cerita . . . .

Kreatif Berlatih 3

Kerjakan di buku tugas!

Coba, ungkapkan kesanmu dengan mengomentari novel di atas berdasarkan hal-hal berikut ini!

Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas VIII

112

C. Menemukan Masalah Utama dari Berita

Dalam dokumen Jilid 2 untuk SMPMTs Kelas VIII (Halaman 116-121)