• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN RETRIBUSI ANGKUTAN UMUM DAN BADAN INSTANSI SEBAGAI PIHAK PENGELOLA RETRIBUS

G. Mengukur Kinerja Retribus

1. Pengertian Efektitas dan Efisiensi

Pengukuran kinerja pajak dan retribusi dapat ditinjau dari sisi efektifitas dan sisi efisiensinya. Konsep efektifitas menurut Siagian (1990;85) adalah pencapaian tujuan suatu usaha dan kegiatan berencana, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan target yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan yang dimaksud dengan efektifitas mengandung pengertian suatu kegiatan yang dilaksanakan selalu dapat diselesaikan sesuai dengan target yang telah dilaksanakan.

Menurut Emerson (1998;90) efektifitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Jelaslah

bila sasaran atau tujuan yang telah dicapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi bila sasaran atau tujuan itu tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, maka pekerjaan itu dikatakan tidak efektif.

Sedangkan menurut Hidayat (1990;67) efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah dicapai, semakin tinggi atau besar target yang dicapai maka semakin tinggi tingkat efektifitasnya

Defenisi lain dari efektifitas diungkapkan oleh Siagian (1990;59) efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa dengan jumlah mutu tertentu tepat pada waktunya.66

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa efektifitas merupakan kemampuan optimum pencapaian target yang telah direncanakan baik dari segi hasil suatu usaha maupun ketepatan waktunya.

Efisien menurut Miratni, Spencer and Spencer (1997;57) efesien merupakan suatu proses untuk memaksimalkan kemampuan atau kompetensi yang ada.

Sedangkan menurut Todaro (1997;87) efisien adalah suatu kerangka yang dijalankan dalam setiap kegiatan dengan melakukan pengorbanan yang sekecil- kecilnya serta memanfaatkan segala potensi yang ada untuk mencapai suatu target tertentu yang diinginkan

Efisiensi mengandung makna bahwa sebenarnya memprediksi sejauh mana pengorbanan yang dilakukan, siapa yang berkinerja baik dan kurang baik yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.67

Jadi dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah bagian kepribadian yang melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan juga pekerjaan yang dijalankan dengan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran serta modal yang sesuai.

2. Efektifitas dan Efisiensi Retribusi Terminal di Kota Padangsidimpuan a. Analisis Efektifitas ( Hasil Guna )

Analisis ini untuk mengukur hubungan antara realisasi penerimaan retribusi jasa terminal terhadap potensi retribusi terminal di kota Padangsidimpuan. Untuk penelitian ini analisis efektifitas digunakan untuk formulasi sbb :

Efektifitas= Re i i Pe e i Re i i Te i

P e i Re i i Te i x 100 %

Ukuran untuk mengetahui kemampuan Retribusi Terminal terhadap Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah digunakan oleh Tim Penelitian FISIPOL Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Litbag Depdagri (1991) dalam Dasril m. Dkk, 2004 :

1) Rasio 0,00% - 10,00% (sangat kurang) 2) Rasio 10,10% - 20,00% (kurang) 3) Rasio 20,10% - 30,00% (sedang) 4) Rasio 30,10% - 40,00% (cukup) 5) Rasio 40,10% - 50,00% (baik) 6) Rasio diatas 50,00% (sangat baik)68

Untuk mengetahui efektifitas Target Penerimaan Retribusi Terminal dan Realisasi Retribusi terminal di kota Padangsidimpuan pada tahun 2011, 2012, dan 2013 disajikan dalam bentuk berikut :

Tabel 3.2 : Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal di Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2011 - 2013

Tahun Target ( Rp ) Realisasi ( Rp) Efektifitas

(%) Kriteria Efektifitas 2011 2012 2013 504.000.000 504.000.000 725.000.000 106.432.000 202.750.000 251.190,000 32,23 40,23 34.64 Cukup Baik Cukup

Sumber. Kantor Dinas Perhubungan Kominkasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan

Dari tabel yang telah disajikan di atas terlihat penerimaan retribusi terminal di kota Padangsidimpuan masih cukup efektif dalam periode tiga tahun terakhir, karena hanya mencapai 30 – 35 %, namun pada tahun 2012 retribusi terminal kelihatan baik tingkatan efektifitasnya karena mampu mencapai 40,23 % dibanding dua tahun-tahun lainnya, dan dari tabel tersebut terlihat penurunan dari tahun 2012 dengan tahun 2013 yang cukup jauh.

b. Analisis Efisiensi (Daya Guna)

Kinerja ini didasarkan atas proporsi dari pendapatan sesuatu pajak maupun retribusi daerah, yang terpakai ( dibelanjakan ) dalam berbagai tahap, sampai pengumpulan ( penagihan ). Konsep biaya pengumpulan ( collection cost ) dapat

meliputi arti langsung maupun tak langsung. Pengukuran unsur biaya pengumpulan, dengan demikian juga tidak sederhana.

Sekalipun demikian kinerja ini sangat berpengaruh untuk pemanfaatan sumber daya ekonomi secara menyeluruh ( nasional ). Bahkan erat kaitannya dengan kriteria (pedoman) evaluasi pajak yang telah lama dikenal, yaitu ekonomi sebagai satu di antara tax canons-nya ( A.Smith )

1) Unsur biaya tidak langsung meliputi

a) Biaya pembuatan keputusan ( rumusan rancangan sampai menjadi PERDA)

b) Biaya yang dikeluarkan oleh dan untuk organisasi lain dalam membantu pengumpulan pajak ( mungkin lebih dari yang tercantum sebagai upah pungut)

c) Biaya Peringatan, Penuntutan, sampai menegakkan ketentuan pajak ( law

enforcement).

2) Seyogianya perlu dicatat bahwa peningkatan efisiensi ( melalui ) penekanan biaya pengumpulan dapat dipermudah, antara lain :

a) Penetapan otomatis ( persentase atas nota ), asalkan disertau dengan pembukuan yang cermat

b) pengumpulan pungutan dapat dikaitkan dengan tagihan yang lain ( biaya pemakaian listrik).

3) Biaya makin tinggi ( efisiensi minimum ) apabila :

a) tagihan relatif sangat kecil dari pada kemungkinan biaya pungutnya b) pungutan harus di tagih dari rumah ke rumah69

Analisis ini digunakan untuk mengukur bagian dari realisasi penerimaan retribusi terminal yang digunakan. Dalam analisa ini biaya pungut

dihitung sebesar 5% dari target retribusi termial, sedangkan biaya lainnya diabaikan karena termasuk dalam biaya rutin maka nilai efisiensi akan menjadi lebih besar. Rumus yang digunakan adalah:

Biaya Pungut = 5% X Target Retribusi

Efisiensi= Bi y P g Re i i Te i

e i i Re i i Te i x 100 %

Menurut Masrizal dalam bukunya mengenai Manajemen Keuangan Daerah (2008) efisien dapat dikategorikan pada empat kategori seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3 : Tabel Kategori Efisiensi

NO SKOR KRITERIA

1 0% Sampai dengan 25 % Sangat Efisien

2 25 % Sampai dengan 50 % Efisien

3 50 % Sampai dengan 75% Cukup Efisien

4 75 % Sampai dengan 100% Tidak Efisien

Sumber. Masrizal. Manajamen Keuangan Daerah ( 2008 )70

Untuk mengetahui efisiensi Target Penerimaan Retribusi Terminal dan Realisasi Retribusi Terminal di kota Padangsidimpuan pada tahun 2011,2012, dan 2013 akan disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 3.4 : Tabel Efisiensi Retribusi Terminal di Kota Padangsidimpuan Tahun 2011 - 2013 Tahun Target ( Rp ) Realisasi ( Rp) Biaya Pungut ( Rp ) Efisiensi (%) Kriteria Efisiensi 2011 2012 2013 504.000.000 504.000.000 725.000.000 106.432.000 202.750.000 251.190,000 25.200.000 25.200.000 36.250.000 23,67 12,42 14,43 Sangat efisien Sangat efisien Sangat Efisien Sumber. Kantor Dinas Perhubungan Kominkasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan

Dari tabel yang telah disajikan di atas terlihat efisiensi dari pada penerimaan retribusi terminal di Kota Padangsidimpuan sangat efisien dalam periode tiga tahun terakhir, karena hanya mencapai 12,42 % – 23,67 %, Peningkatan efisiensi dari 2011 ke tahun 2012 sangat jauh yaitu melewati angka 10 % dari 23,67 % ke 12,42 % dan sedikit menurun berkisar 2 % ke tahun 2013 yaitu 14,43 %.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Levine dkk dalam Dwiyanto (1995) mengemukakan 3 konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja organisasi public. dimana dalam hal ini adalah Kantor dinas perhubungan komunikasi dan informatika, yaitu : a. Responsivitas (responsiveness), mengacu kepada keselarasan antara program

dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Semakin banyak kebutuhan dan

b. keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik maka kinerja organisasi tersebut semakin baik.

c. Responsibilitas (responsibility), menjelaskan sejauh mana pelaksanaan

kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijaksanaan organisasi baik yang implisit maupun yang eksplisit. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan dan kebijaksanaan organisasi maka kinerjanya dinilai semakin baik.

d. Akuntabilitas (accountability), mengacu kepada seberapa besar kebijaksanaan

dan kegiatan organisasi publik tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini kinerja organisasi publik dinilai baik apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar kegiatannya didasarkan pada upaya-upaya untuk memenuhi harapan dan keinginan para wakil rakyat.71

Di samping itu Kinerja juga berhubungan beberapa hal yaitu :

a. Aspek-aspek input atau sumber-sumber dayanya (resources), antara lain :

1) pegawai (SDM); 2) anggaran;

3) sarana dan prasarana; 4) informasi; dan

5) budaya organisasi.

b. Proses manajemen, antara lain : 1) perencanaan;

2) pengorganisasian;

3) pelaksanaan; 4) penganggaran; 5) pengawasan; 6) evaluasi.72

Di samping faktor internal tersebut, perlu juga diperhatikan aspek-aspek lingkungan eksternal yang secara langsung maupun tidak ikut mempengaruhi kinerja, seperti kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, dan teknologi, juga pihak- pihak yang terkait dengan penyediaan input, misalnya wajib pajak, para pembuat kebijakan, dan sebagainya.

Setiap aspek di atas memiliki potensi yang sama untuk muncul sebagai faktor dominan yang mempengaruhi kinerja organisasi, baik yang berpengaruh secara positif maupun negatif. Selanjutnya untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi oleh organisasi berdasarkan mandat dan misi organisasi serta faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh organisasi, kita memerlukan suatu manajemen strategis, untuk merumuskan strategi dalam rangka mengelola isu-isu strategis tersebut.