• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2) Meningkatkan Kinerja Organisasi

Kinerja Ditjen. Bina Marga dapat dikatakan berhasil apabila dapat mewujudkan dan menjamin ketersediaan infrastruktur bidang pekerjaan umum yang handal untuk kehidupan yang nyaman, produktif dan berkelanjutan untuk semua wilayah Indonesia.

Hal tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya percepatan pembangunan infrastruktur, pencapaian penyediaan Standar Pelayanan Minimum (SPM), pengembangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) melalui bidang pekerjaan umum serta konsistensi dalam pemanfaatan ruang.

Dalam operasionalisasinya Ditjen. Bina Marga sebagai organisasi publik harus dapat menciptakan nilai yang bermakna bagi publik (public value) dalam usahanya untuk memuaskan masyarakat. Dalam posisi seperti ini, maka Ditjen. Bina Marga dituntut untuk lebih jeli menentukan pelanggan utamanya, sehinga dapat menentukan program dan kegiatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para pelanggan utamanya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No.19/m.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Pelaksanan Evaluasi Kinerja Organisasi Pemerintah, maka kriteria keberhasilan kinerja Ditjen. Bina Marga dapat diukur dari aspek imput dan outputnya yang meliputi komponen: kepemimpinan sebagai pengemudi (driver) kinerja, perencanaan kinerja yang merupakan piranti pikir (brainware) untuk merancang kinerja, organisasi, sistem manajemen SDM, dan penganggaran sebagai piranti keras (hardware) untuk mendukung pencapaian kinerja serta manajemen proses yang berfungsi sebagai piranti lunak (software) dalam pendukung pencapaian kinerja. Adapun komponen lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria keberhasilan kinerja adalah proses pengukuran, analisis, dan manajemen informasi sebagai sistem informasi yang berfungsi melakukan pencatatan, analisis, dan mengelola informasi seluruh komponen kinerja.

Upaya meningkatkan kinerja dapat dilakukan pada komponen yang nilai indek prestasinya dibawah rata-rata seluruh komponen. Oleh karena itu, pada komponen yang rendah tersebut diperlukan perhatian dalam perbaikannya kedepan yang kemudian disusun dalam program dan kegiatan road map reformasi birokrasi Ditjen. Bina Marga tahun 2010-2014.

Berikut ini adalah rangkuman hasil evaluasi kinerja Ditjen. Bina Marga berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.19/m.PAN/11/2008. Hasilnya menunjukkan bahwa Indek Prestasi pada komponen kepemimpinan, Perencanaan Kinerja dan Manajemen SDM nilainya di bawah rata-rata. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa komponen tersebut menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan diprogramkan dalam road map reformasi birokrasi Ditjen. Bina Marga pada 2011 sampai dengan 2014.

44 Tabel-1 Hasil Evaluasi per Komponen Kinerja

Namun demikian, untuk menyusun road map reformasi birokrasi Ditjen. Bina Marga tahun 2010-2014 perlu ditetapkan kondisi saat ini dan kriteria keberhasilannya agar mudah dalam melakukan pengukuran dan upaya mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa kriteria yang perlu diketahui dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi:

1. Kualitas dan kuantitas pelayanan Ditjen. Bina Marga kepada masyarakat pada saat ini.

2. Tingkat efektivitas dan efisiensi organisasi dan tata kerja Ditjen. Bina Marga. 3. Output yang telah dihasilkan kepartemen beserta outcomenya bagi masyarakat. Adanya outcome yang belum diterima, yang seharusnya telah dinikmati masyarakat, merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya gap dalam pengaturan tugas dan fungsi.

4. Tumpang tindih di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing- masing unit kerja di dalam lingkungan Ditjen. Bina Marga.

5. Kesesuaian antaraoutput unit kerja dengan yang diharapkan.

Selain hal tersebut di atas, kriteria keberhasilan kinerja organisasi dapat juga diukur dari:

1. Tersusun dan terlaksananya pedoman penyelenggaraan audit kinerja Ditjen. Bina Marga.

2. Adanya kriteria pengukuran penilaian kinerja organisasi Ditjen. Bina Marga. 3. Meningkatnya kinerja Ditjen. Bina Marga dan unit-unit kerjanya.

4. Tertatanya organisasi dan tata kerja (tugasdan fungsi) Ditjen. Bina Marga. 5. Ditetapkannya dokumen cetak biru Postur Ditjen. Bina Marga tahun 2025. 6. Ditetapkannya visi, misi dan strategi dalam Renstra Ditjen. Bina Marga 2010 –

2014.

7. Tertatanya program dan anggaran Ditjen. Bina Marga kearah peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan pegawai.

8. Ditetapkannya organisasi dan tata kerja Ditjen. Bina Marga yang sesuai dengan Renstra Ditjen. Bina Marga tahun 2010-2014

KOMPONEN IP NK NK MAKS GAP NK

KEPEMIMPINAN 2.7 5.42% 8% 2.58% PERENCANAAN KINERJA 2.4 7.22% 12% 4.78% ORGANISASI 2.7 4.12% 6% 1.88% MANAJEMEN SDM 2.3 4.67% 8% 3.33% PENGANGGARAN 2.6 2.62% 4% 1.38% PENGUKURAN, ANALISIS, dan

MJN INFO. KINERJA 2.6 5.77% 9% 3.23% MANAJEMEN PROSES 2.6 5.25% 8% 2.75% PENCAPAIAN HASIL 2.4 4.50% 7.5% 3.00% JUMLAH 20.40 39.55% 62.50% 22.95% RATA-RATA 2.55 4.94% 7.81% 2.87%

PROFILE KINERJA

45 10. Peningkatan kinerja lembaga

(3) Meningkatkan Kinerja IKU Ditjen. Bina Marga

Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen. Bina Marga adalah unsur utama akuntabilitas kinerja berupa perencanaan strategis dan penjabarannya yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu Perencanaan Strategis, Penganggaran Kinerja, Persetujuan Kinerja, Pengukuran Kinerja, serta Pelaporan Kinerja.

IKU Ditjen. Bina Marga harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat dan bangsa yang dilayaninya yaitu Masyarakat Pengguna Infrastruktur Ditjen. Bina Marga, Industri Jasa Konstruksi dan Instansi/Lembaga terkait. Hal ini ditujukan agar Ditjen. Bina Marga mampu memberi solusi dan menyelesaikan masalah infrastruktur pekerjaan umum bagi masyarakat dan bangsa.

Dengan demikian IKU menjadi sangat penting karena merupakan alat ukur keberhasilan, instrumen konsensus, bahasa komunikasi/koordinasi, serta informasi kinerja bagi pihak terkait. Oleh karena itu perumusan IKU seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut: (i) spesifik atau unik; (ii) dapat diukur dengan jelas, memiliki satuan pengukuran, dan jelas cara pengukurannya (iii) harus dapat dicapai oleh penanggungjawab; (iv) harus sesuai dengan visi dan misi, serta tujuan strategis organisasi; (v) harus memiliki batas waktu pencapaian; serta (vi) dikembangkan secara terus menerus agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan strategi organisasi.

Berdasarkan karakteristik rumusan IKU tersebut di atas, maka Ditjen. Bina Marga menetapkan Sasaran Strategis dan IKU sebagai berikut:

46 Tabel 2.-- Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

No Sasaran Strategis Uraian/IKU Alasan

I Program Penyelengaraan Jalan 1 Meningkatnya kualitas

layanan jalan Nasional dan pengelolaan jalan daerah

1) Tingkat kemantapan jalan Mengukur kemampuan layanan dan kondisi jalan melayani penumpang dan barang

2) Tingkat fasilitasi

penyelenggaraan jalan daerah menuju 60% kondisi mantap

Mengukur upaya fasilitasi

penyelenggaraan jalan bagi daerah 3) Tingkat penggunanan jalan

nasional Mengukur manfaat langsung yang dihasilkan jalan karena dimanfaatkan oleh kendaraan

2 Meningkatnya Kapasitas

jalan Nasional 1) Panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya (struktur dan lebar) Mengukur kemampuan peningkatan layanan jalan yang dihasilkan dari kegiatan pelebaran dan penambahan daya dukung jalan

2) Panjang jalan baru yang di

bangun Mengukur bertambah panjang jalan yang mampu menjangkau wilayah dan masyarakat

II Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 1 Meningkatnya koordinasi,

administrasi dan kualitas perencanaan,

pengaturan, pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

1) Jumlah dokumen perencanaan dan pemograman (Jangka Menengah dan Tahunan)

Mengukur pelaksanaan tugas dalam menyusun dokumen perencanaan dan pemrograman sesuai ketentuan dan kebutuhan

2) Jumlah dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja, keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) dan laporan triwulan

Mengukur kinerja dengan penyelesaian dokumen- dokumen; LAKIP, laporan keuangan dan BMN sesuai ketentuan 3) Jumlah peraturan perundang-

undangan Mengukur kinerja dalam menghasilkan jumlah peraturan perundang- undangan 2 Meningkatnya kualitas

kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

1) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang mendapat pendidikan dan pelatihan

Mengukur kinerja dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur melalui kemampuan

menghasilkan jumlah orang yang dilatih 2) Jumlah pegawai yang terlayani

adminsitrasi kepegawaianya serta jumlah tata laksana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disusun

Mengukur kinerja dalam kemampuan meningkatkan jumlah pegawai yang dilayani adminsitrasi kepegawaianya serta jumlah tata laksana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang selesai disusun

III Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Ditjen. Bina Marga 1 Meningkatnya kualitas

prasarana, pengelolaan data, informasi dan komunikasi publik

1) Jumlah peta profil infrastruktur dan jaringan Local Area Network (LAN)

Mengukur kinerja pengelolaan data informasi dalam bentuk peta profil infrastruktur dan jangkauan jaringan Local Area Network (LAN)

2) Jumlah layanan informasi

publik Mengukur kinerja dalam meningkatkan produk layanan informasi dan komunikasi dari jumlah pertemuan yang diselenggarakan untuk publik

47

(4) Menangani Masalah Mendesak Ditjen. Bina Marga

Dalam penanganan masalah mendesak, Ditjen. Bina Marga merencanakan menetapkan dua program prioritas penanganan. Pertama, dari sisi kelembagaan, diperlukan satu penguatan unit kerja yang dapat melakukan optimasi terhadap kebutuhan advokasi, pelayanan, dan penanganan masalah-masalah publik. Kedua, dari sisi ketatalaksanaan, akan diperkuat melalui penetapan dan penajaman prosedur kerja penerimaan, pemrosesan, dan penentuan kebijakan terkait penanganan masalah publik. Obyek Penanganan yang ada bukan saja menyangkut masalah fisik (infrastruktur), tetapi juga menyangkut sosialisasi kebijakan yang lebih komprehensif dan mengena sasaran. Dalam hal penanganan tersebut, akan diciptakan mekanisme Emergency Response dimana prosedur mulai dari penerimaan informasi/ komplain/ masalah mendesak yang harus ditangani, proses konversi kebijakan dimana diciptakan system yang dapat merenspons secara cepat terhadap input, dan mekanisme penentuan kebijakan yang akan diambil, akan dibakukan melalui suatu mekanisme yang cepat, tepat, dan akuntabel. Dalam sistem ini, sosialisasi kebijakan perlu lebih intensif dengan menjalin kerjasama informasi khususnya dengan media agar tidak terjadi miskomunikasi informasi publik. Hal ini menjadi penting ketika informasi yang diterima masyarakat kurang sesuai dengan kondisi faktual, yang pada gilirannya mengakibatkan naiknya kasus yang menjelma seolah menjadi suatu permasalahan yang sebenarnya tidak demikian ketika informasi kebijakan telah sampai kepada masyarakat terlebih dahulu. Pada kondisi ketika permasalahan yang ada menyangkut masalah infrastruktur, perlu ditetapkan prosedur penanganan baku dimana rentang aspek pengendaliannya terbentang dari aspek kebakuan dan kejelasan prosedur, ketepatan pihak/orang yang ditunjuk (liaison officer) baik sebagai juru bicara publik dan clearance house, dan mekanisme penyelesaian masalah yang responsif dan tepat.

ii) Target Kinerja 9 Program/27 Kegiatan RBPU (1) Manajemen

Dokumen terkait