• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Seorang Pengacara

Sejak dahulu pengacara atau advokat dipandang sebagai profesi bergengsi, berderajat tinggi, dan berlimpah penghasilan. Di Indonesia, profesi pengacara terkesan flamboyan dengan kehidupan mewah. Sampai saat ini, masyarakat menempatkan pengacara dalam lingkaran elite profesional terhormat dan sebagai perwujudan definisi sukses. Mereka menyandang status profesional yang unik dan citra glamor yang didengungkan informasi oleh media. Penampilan mereka sering kali necis, dengan mengenakan setelan jas atau batik tulis, mengendarai mobil mewah, dan menikmati pergaulan masyarakat kelas atas. Bisa dikatakan bahwa medialah yang berperan besar dalam membangun citra ini. Karena itu, wajar jika profesi ini kemudian menjadi idaman remaja yang masih bersekolah dan mahasiswa fakultas hukum.

Pengacara memiliki satu atau lebih spesialisasi di bidang hukum dan mereka pada umumnya bekerja di firma hukum, pemerintah, dan perusahaan. Mereka yang bekerja di perusahaan besar menikmati kantor mewah, dukungan staf, dan berbagai tunjangan mulai dari keanggotaan gym sampai hak istimewa untuk duduk di dereten VIP di gedung kesenian bergengsi.

Walaupun profesi ini bergengsi dan banyak diminati, tak sedikit orang yang berprasangka karena pengacara juga membela pemerkosa, koruptor, atau pelaku kejahatan lainnya di pengadilan. Prasangka ini wajar, karena bisa jadi muncul dari ketidaktahuan.

Dalam hukum pidana terdapat asas praduga tak bersalah atau presumption of innocence, yang artinya seseorang tidak dianggap bersalah sebelum hakim memvonis terdakwa dan putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Seseorang yang menyandang status tersangka atau terdakwa belum tentu dipidana, karena dalam pidana dikenal juga alasan pemaaf dan pembenar, misalnya alasan membela diri atau membela kehormatan. Dalam kasus perdata pun pengacara berperan sebagai penerima kuasa pihak yang sedang berperkara di pengadilan. Ia bertugas memberikan opini maupun fakta di muka pengadilan demi kepentingan kliennya dalam memperjuangkan hak dan kewajiban kliennya.

Pengacara memberikan nasihat hukum dan mewakili individu, perusahaan, dan kantor pemerintah dalam masalah hukum dan sengketa. Secara khusus pengacara melakukan kegiatan sebagai berikut.

 Memberikan nasihat dan mewakili klien di pengadilan untuk masalah pidana maupun perdata.

 Berkomunikasi dengan klien, kolega hakim, dan mereka yang terlibat dalam kasus yang ditangani.

 Mempersiapkan dan mengajukan dokumen hukum, seperti tuntutan hukum, banding, surat wasiat, kontrak, dan perbuatan hukum.

Pengacara bertanggung jawab menangani transaksi hukum yang rumit, membela orang yang dituduh melakukan kejahatan, dan membantu korban kejahatan mendapatkan keadilan. Beratnya tanggung jawab ini membuat praktik hukum sangat menegangkan bagi beberapa pengacara.

Penghasilan

Gaji pengacara berpengalaman bervariasi, sesuai dengan jenis, skala, dan lokasi klien. Penggajian dilakukan berdasarkan jenjang karier. Di Indonesia, gaji pengacara di firma hukum papan atas dinilai dengan dolar Amerika Serikat---bahkan untuk seorang sarjana yang baru lulus. Selepas masa latihan atau training, calon pengacara harus menjalani on the job training selama sembilan bulan. Mereka yang lulus tahap ini akan diangkat menjadi junior associate dengan gaji bulanan sekitar US$800. Dua sampai tiga tahun kemudian statusnya naik menjadi associate dengan gaji US$1.500–US$1.800 per bulan. Sementara gaji tahunan seorang pengacara di Amerika Serikat adalah US$110.590, dan pengacara top dunia menarik bayaran hingga jutaan dolar. Namun, tidak semua pengacara mendapatkan gaji tinggi, karena hal itu tergantung pada ukuran klien, tingkat pengalaman, dan wilayah geografis. Sekadar contoh,

pengacara yang memiliki spesialisasi dan bekerja pada firma hukum besar di wilayah metropolitan umumnya memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang bekerja pada firma hukum di Kota kecil.

Pengacara ibarat penyambung lidah klien untuk memberikan argumentasi dan mencari celah hukum agar klien mendapatkan keadilan yang sesungguhnya. Perkara yang dapat ditangani oleh pengacara tidak dibatasi oleh besar kecilnya biaya. Biaya atau honorarium untuk pengacara biasanya dibagi menjadi tiga.

1. Lawyer fee, yang umumnya dibayar di muka sebagai biaya profesional seorang advokat.

2. Operational fee, yang dikeluarkan oleh klien selama penanganan perkara oleh advokat.

3. Success fee, persentasenya ditentukan berdasarkan perjanjian antara advokat dan klien.

Advokat mendapatkan success fee dari klien apabila perkaranya menang di pengadilan. Jika kalah, ia tidak mendapatkan success fee. Biaya jasa advokat yang dihitung dalam persentase merupakan komponen success fee. Besaran success fee ditentukan berdasarkan kesepakatan antara advokat dan klien. Misalnya, jika klien berkeberatan dengan success fee sebesar 40 persen, dia dapat menegosiasikannya dengan advokat.

Jadwal Kerja

Dengan menekuni profesi sebagai pengacara, seseorang memang akan mendapatkan banyak keuntungan, tetapi ada

juga beberapa kelemahan yang harus dihadapi. Penghasilan yang tinggi itu menuntut jam kerja yang panjang. Mereka sering bekerja sampai larut malam, bahkan, kalau perlu, bekerja di akhir pekanBagi sebagian orang, meniti karier sebagai pengacara adalah panggilan hati sehingga memerlukan komitmen tinggi dan investasi yang tidak sedikit. Mayoritas pengacara bekerja purna waktu, bahkan banyak di antaranya bekerja lebih dari 40 jam per minggu. Pengacara yang berpraktik secara pribadi maupun yang bergabung di perusahaan-perusahaan besar sering bekerja dengan jam ekstra, melakukan penelitian, dan menyiapkan serta mengkaji dokumen.

Memang sebagian besar pengacara bekerja di kantor. Namun, mereka juga harus melakukan kunjungan ke berbagai tempat untuk menemui klien, misalnya ke rumah klien, rumah sakit, dan bahkan lembaga pemasyarakatan. Mereka juga harus tampil di pengadilan. Wilayah kerja pengacara meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia (Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat).

Pengacara juga dapat menghadapi tekanan berat selama bekerja, antara lain ketika berada di pengadilan atau ketika berusaha memenuhi tenggat waktu.

Pengacara yang otonom memiliki kemampuan untuk mengatur jam kerja, menetapkan biaya, dan memilih klien serta daerah praktik mereka sendiri. Dalam hal ini ia memiliki fleksibilitas jam kerja yang memungkinkannya mengurus hal-hal pribadi atau menghabiskan waktu di luar Kantor jika diperlukan.

Tunjangan

Bekerja sebagai pengacara juga berarti menerima sejumlah fasilitas lainnya. Sebagai contoh, beberapa pengacara melakukan perjalanan dinas baik di dalam maupun luar negeri untuk mengikuti deposisi, arbitrase, maupun penawaran bisnis. Pengacara lainnya bersantap atau sekadar minum kopi dengan para pemimpin bisnis, politisi, tokoh olah raga, bahkan selebriti.

Membantu Sesama

Hal yang menarik dari profesi ini adalah bahwa pengacara berada pada posisi unik untuk membantu individu, kelompok, dan organisasi yang menghadapi masalah hukum. Orang-orang akan meminta bantuan pengacara di saat mereka membutuhkan. Seseorang yang terlibat kejahatan atau mungkin membutuhkan saran untuk menangani masalah hukum pribadi atau bisnis mengandalkan pengacara untuk membantu menyelesaikan kasus atau masalahnya. Adalah sebuah pengalaman emosional yang membahagiakan jika seorang pengacara dapat membantu orang lain yang sedang mengalami masalah serius. Apalagi saat ia menangani kasus hukum secara probono, yang berarti ia memberikan pelayanan hukum secara sukarela tanpa memungut biaya. Pro bono publico atau pekerjaan yang bermanfaat bagi orang banyak secara cuma-cuma adalah bagian dari kerja sosial pengacara.

Dalam menjalankan kewajibannya, ada pengacara yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat miskin melalui organisasi bantuan hukum. Mereka membantu pencari keadilan yang kurang beruntung secara finansial, yang tidak mampu membayar pengacara.

Biasanya pengacara seperti ini bekerja secara sukarela dan berada dalam satu tim dengan paralegal, mahasiswa fakultas hukum, dan pekerja sosial lain untuk menangani diskriminasi dalam penggusuran, masalah kesejahteraan anak, korban rentenir, surat wasiat orang jompo, korban kekerasan dalam rumah tangga, dan kasus hukum lain yang menimpa kaum duafa.

Pengalaman berharga dan kepuasan pribadi seorang pengacara yang memberikan bantuan hukum secara sukarela untuk masyarakat duafa sulit diukur dengan uang. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pengalaman berharga dan kepuasan pribadi seperti itu akan menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan. Seorang pengacara yang ingin membantu masyarakat tidak hanya bekerja di lembaga bantuan hukum nirlaba, melainkan bisa juga di firma hukum yang mengadakan program pro bono.

Tantangan Intelektual

Tidak dimungkiri bahwa advokat merupakan salah satu pekerjaan yang membutuhkan intelektualitas tinggi.

Pengacara adalah pemecah masalah, penganalisis, dan pemikir inovatif yang sangat penting perannya dalam persaingan bisnis saat ini.

Pekerjaan ini menantang secara intelektual, terutama ketika advokat harus membantu mematenkan rahasia dagang dan merancang strategi persidangan untuk mendatangkan miliaran rupiah bagi seorang inovator. Dalam persaingan bisnis saat ini, rahasia dagang—misalnya formulasi produk, daftar pelanggan, dan proses manufaktur—rawan pencurian baik oleh karyawan, mitra bisnis, maupun pesaing.

Selama rahasia dagang memberi perusahaan keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan harus mampu mendapatkan laba dengan melindungi rahasia dagang mereka. Pengacara di bidang hukum perdagangan memainkan peran penting dalam membantu klien melindungi informasi rahasia dan eksklusif serta menegakkan hukum-hukum perdagangan.

Sementara itu, perkembangan baru dalam sains dan teknologi meningkatkan kebutuhan terhadap pengacara di bidang kekayaan intelektual untuk membantu melindungi kekayaan intelektual para pebisnis, penulis, penemu, musisi, dan pemilik karya kreatif lain.

Bisa jadi praktik hukum lainnya terpengaruh oleh resesi, tetapi hukum kekayaan intelektual kemungkinan besar terus berkembang. Macdonald & Lefang (2008) mengungkapkan keterlibatan pengacara dalam sebuah

inovasi. Inovasi dalam bidang biosains, misalnya, sering terjadi, dan hal ini memunculkan pekerjaan yang dinamis dan tak terduga. Sementara pengacara paten banyak berurusan dengan penemuan-penemuan baru sebelum penemuan-penemuan itu tersedia untuk umum, dan hal ini secara sekilas menunjukkan langkah pengacara di masa depan (Simmons, 2011).

Jenis dan Praktik Pengacara

Secara umum pengacara terbagi dalam dua jenis, yakni pengacara litigasi dan pengacara nonlitigasi. Pengacara litigasi adalah pengacara yang berjuang di pengadilan, baik dalam kasus pidana maupun perdata. Pengacara inilah yang sering kita saksikan di televisi ketika sedang bersidang, memberikan pernyataan pers, maupun dalam acara talk show. Pengacara litigasi membantu klien dalam menyelesaikan sengketa apa pun, mulai dari tagihan yang belum dibayar, syarat kontrak antara pemilik tanah dan penyewa, pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual, klaim terkait konstruksi, kewajiban asuransi, kasus pengiriman, produk cacat, perselisihan dalam industri hiburan, dan lain-lain—daftar ini tak ada habisnya. Itu baru di bidang komersial.

Sementara pengacara nonlitigasi adalah pengacara yang bergerak di luar pengadilan dan jarang tampil di depan publik, seperti corporate lawyer (pengacara perusahaan), pengacara pasar modal, dan pengacara hak

atas merek. Mereka memberikan nasihat hukum kepada perusahaan, melakukan legal audit, dan menyiapkan seperangkat peraturan dan undang-undang bagi perusahaan.

Jika sengketa tidak dapat diselesaikan dengan negosiasi, maka sengketa tersebut dapat dituntaskan melalui pengadilan. Bentuk penyelesaian sengketa lainnya adalah arbitrase dan mediasi. Arbitrase disukai sebagai metode yang ditetapkan dalam kontrak komersial, yang pada dasarnya adalah pengadilan perdata. Sedangkan negosiasi dilakukan secara terstruktur oleh para pihak dan diawasi oleh mediator independen. Kedua upaya alternatif penyelesaian sengketa ini masih memiliki kendala: arbitrase hampir semahal mengajukan tuntutan hukum dan mediasi tidak selalu memadai untuk hal-hal yang kompleks.

Pengacara bisa mengkhususkan diri dalam bidang tertentu. Berikut ini adalah beberapa contohnya.

 Penasihat Perusahaan

Pengacara yang bekerja di sebuah perusahaan disebut corporate counsel (penasihat perusahaan) atau in-house counsel. Pengacara ini memberi masukan dan saran kepada pengambil keputusan di perusahaan, yang berkaitan kegiatan bisnis perusahaan tersebut, seperti paten, peraturan pemerintah, kontrak dengan perusahaan lain, kepentingan properti, pajak, kesepakatan bersama,tawar-menawar dengan serikat pekerja, dan lain-lain. Pengacara perusahaan

melindungi bisnis sebuah perusahaan dengan memastikan perusahaan itu mematuhi hukum dan memastikan legalitas praktik bisnis dan transaksi. Tugasnya yang lain adalah memberikan bimbingan hukum bagi pengusaha dan klien.

Dalam menangani sebuah kasus, pengacara ini biasanya bertemu dengan klien untuk memahami detail masalah hukumnya—termasuk membaca pengajuan perusahaan (filling) dan berkonsultasi dengan pengacara lain. Setelah menilai masalah tersebut, ia melakukan penelitian atas kasus terdahulu dan mencari preseden yang disusun.

Beberapa pengacara perusahaan bekerja di ruang sidang dan mewakili klien mereka di hadapan hakim dan jaksa. Selama sidang, mereka membuat pembukaan dan penutupan argumen selain memeriksa para saksi. Pengacara perusahaan tidak selalu bekerja untuk sebuah perusahaan besar, mereka juga bisa bekerja sendiri dan menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan berbeda.

 Pengacara Bantuan Hukum

Pengacara bantuan hukum bekerja untuk organisasi nirlaba, misalnya lembaga swadaya masyarakat. Biasanya mereka menangani kasus-kasus perdata seperti sewa-menyewa, diskriminasi pekerjaan, dan sengketa upah.

Pengacara bantuan hukum membantu mereka yang tidak mampu membayar pengacara. Para pihak yang terlibat, seperti pengacara, mahasiswa hukum, dan paralegal di lembaga bantuan hukum atau klinik hukum menerima masyarakat berpenghasilan rendah, mendengarkan keluhan mereka, dan mewakili mereka dalam kasus pengadilan atau membimbing mereka supaya memahami hak hukum mereka.

Meskipun hanya pengacara yang dapat mewakili klien di pengadilan, paralegal dan mahasiswa hukum juga memainkan peran penting dalam meneliti masalah hukum yang ditangani, mempersiapkan rencana yang relevan untuk klien, dan memberikan nasihat serta masukan kepada klien. Deskripsi pekerjaan pengacara bantuan hukum bervariasi antara lembaga satu dan lainnya. Seorang pekerja bantuan hukum harus akrab dengan sumber, prinsip-prinsip, dan penerapan hukum untuk memberikan bantuan hukum.

Pengacara yang bekerja di lembaga bantuan hukum harus memiliki komitmen tinggi dalam pencarian keadilan bagi kaum duafa. Selain memberikan bantuan hukum kepada masyarakat, ia juga harus dapat bekerja sama dengan lembaga lain untuk meningkatkan kesadaran akan bantuan hukum yang diberikan. Para pencari keadilan berpenghasilan rendah sering kali memiliki pengetahuan hukum yang amat terbatas, dan tak sedikit yang berpendidikan rendah. Karena itu,

pengacara harus terus mengajukan pertanyaan dan melakukan klarifikasi untuk sampai ke akar masalah klien.

 Pengacara Lingkungan Hidup

Guna melestarikan lingkungan hidup perlu dilakukan perlindungan, yang berarti setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan.

Kegiatan manusia yang mencakup pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman, industri, transportasi, dan lain-lain menimbulkan pencemaran lingkungan. Dampak dari pengembangan industri, misalnya, adalah timbulnya limbah berupa gas, cairan, maupun benda padat yang jika tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap kehidupan manusia. Karena itu, ditetapkanlah Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur dan menentukan kegiatan manusia pada sistem geologi dan biologi.

Isu-isu seputar ekologi, keberlanjutan, tanggung jawab, dan pelayanan sering menimbulkan tindakan hukum. Pengacara lingkungan hidup menangani isu-isu terkait lingkungan ini. Mereka mewakili kelompok advokasi, perusahaan, dan lembaga pemerintah untuk memastikan mereka mematuhi hukum.

Seorang pengacara harus mempunyai latar belakang akademis lingkungan hidup, karena undang-undang lingkungan bersifat kompleks dan sering saling bertentangan. Beberapa negara memerlukan sertifikasi untuk bisa mengkhususkan diri sebagai pengacara lingkungan.

Pengacara lingkungan harus dapat berkomunikasi secara efektif baik secara lisan maupun dalam dokumen tertulis. Kemampuan untuk meyakinkan orang lain tentang pikiran dan sudut pandang tertentu sangat membantu dalam memenangkan kasus di pengadilan. Ia juga harus mampu menyiapkan dan mengonsolidasikan banyak aspek yang mendetail dalam sebuah kasus.

 Pengacara Pajak

Mereka menangani berbagai masalah pajak perorangan dan perusahaan. Pengacara pajak membantu klien memahami peraturan pajak yang rumit sehingga mereka dapat membayar pajak sesuai pendapatan, keuntungan, atau harta mereka. Misalnya, mereka memberikan masukan kepada sebuah perusahaan tentang pajak yang perlu dibayarkan dari keuntungan. Mereka menyelesaikan masalah keuangan atau hukum pajak untuk klien. Ketika masalah pajak timbul, masyarakat umumnya meminta bantuan pengacara pajak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pengacara pajak memiliki pengetahuan tentang undang-undang

pajak dan isu-isu termasuk pendapatan, properti, dan hibah. Pengacara pajak harus mengikuti peraturan dan hukum pajak serta memberikan nasihat kepada klien jika terdapat perubahan yang memengaruhi keuangan mereka. Pengacara pajak juga menyimpan catatan yang akurat dan mengembangkan rencana untuk mengatasi masalah keuangan yang memengaruhi kliennya.

Tugas dan tanggung jawab pengacara pajak meliputi poin-poin berikut.

- Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi pajak klien.

- Memahami prinsip-prinsip keuangan dan akuntansi.

- Berkomunikasi dan bernegosiasi dengan pihak pemerintah.

- Mengevaluasi dan menilai masalah pajak yang rumit.

- Meneliti dan menganalisis hukum dan peraturan daerah.

 Pengacara Kekayaan Intelektual

Pengacara kekayaan intelektual berurusan dengan hukum yang terkait dengan penemuan, paten, merek dagang, dan karya kreatif, seperti musik, buku, dan film. Mereka memberikan saran kepada klien tentang, misalnya, boleh tidaknya menggunakan materi yang dipublikasikan dalam buku klien yang akan terbit.

Pengacara kekayaan intelektual memberikan nasihat kepada klien dalam menegakkan dan melindungi modal intelektual. Kebanyakan praktik hukum kekayaan intelektual menyangkut paten, hak cipta, dan merek dagang untuk lisensi, waralaba, distribusi untuk transfer teknologi, dan proyek rahasia perdagangan. Pengacara kekayaan intelektual juga membantu perizinan penemuan, transfer teknologi eksklusif, penyusunan perjanjian lisensi, negosiasi permukiman, dan melakukan due diligence aset IP (intellectual property).

Pengacara kekayaan intelektual mengajukan tuntutan terkait kekayaan intelektual di seluruh dunia dan mewakili klien di pengadilan. Selain gelar sarjana hukum, sebagian besar pengacara kekayaan intelektual memiliki bekal pengetahuan ilmiah, teknik, dan teknologi terkait. Pendidikan sains atau teknologi dan pengalaman praktik membantu pengacara IP dalam berbagai industri, termasuk bioteknologi, farmasi, teknik komputer, nanoteknologi, Internet, dan e-commerce.

 Pengacara Sekuritas

Pengacara sekuritas berurusan dengan hukum yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan saham, obligasi, dan investasi lainnya dan memastikan bahwa semua persyaratan terpenuhi. Mereka memberikan saran kepada perusahaan-perusahaan yang tertarik

dengan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) atau untuk membeli saham perusahaan lain di bursa saham.

Seorang pengacara sekuritas menangani aset keuangan klien mereka, juga menangani masalah kecil atau tuntutan hukum. Hukum sekuritas adalah bagian khusus dari hukum bisnis.

 Pengacara Litigasi

Mereka menangani semua tuntutan hukum dan sengketa yang muncul karena kontrak, wan prestasi, cedera, atau masalah dalam real estat dan properti. Pengacara litigasi bisa bekerja sebagai pengacara umum untuk semua jenis sengketa dan tuntutan hukum dan bisa pula mengkhususkan diri dalam bidang tertentu, misalnya hukum kecelakaan.

Seorang pengacara litigasi bisa mewakili penggugat atau tergugat dalam kasus perdata. Untuk itu, pengacara litigasi akan menyelidiki kasus secara mendetail dan memutuskan untuk mengajukan gugatan atas nama penggugat atau mengumpulkan bukti yang cukup untuk mempertahankan klien terhadap gugatan. Pengacara litigasi, saksi, dan pihak-pihak lain membaca deposisi dan menganalisis informasi terkait saat mereka mempersiapkan diri untuk sidang. Beberapa pengacara litigasi sering mengkhususkan diri di daerah tertentu, seperti dalam bisnis atau real estat.

Terdapat serangkaian proses yang harus diikuti oleh pengacara litigasi dalam menjalankan pekerjaannya. Sejak awal pengacara litigasi perlu meluangkan waktu untuk melakukan pertemuan dan memberikan nasihat hukum kepada klien mereka. Mereka akan mengulas perincian kasus, dan menentukan strategi: meneruskan kasus ke pengadilan atau menyarankan klien untuk menyelesaikan kasus di luar pengadilan. Dalam kasus gugatan cedera pribadi, misalnya, pengacara litigasi perlu mengunjungi lokasi kecelakaan untuk mengumpulkan detail kasus tersebut. - Melaksanakan Kegiatan Pra-Persidangan

Setelah kasus diterima, pengacara litigasi mulai melakukan persiapan untuk maju ke sidang. Mereka akan mengumpulkan nama-nama calon saksi yang potensial, mengatur saksi ahli, mewawancarai saksi pihak lain yang terkait dengan kasus ini, dan memeriksa bukti-bukti yang dapat digunakan di pengadilan.

- Mewakili Klien di Pengadilan

Jika kasus tidak mencapai penyelesaian sebelum sidang, pengacara litigasi perlu mengembangkan strategi untuk kasus tersebut. Selama proses pengadilan, pengacara litigasi akan menyajikan bukti-bukti, membuat pernyataan pembukaan dan penutupan, memeriksa dan memeriksa silang saksi dan ahli, dan memberikan pendapat.

Pengacara litigasi perlu memiliki kemampuan analisis yang kuat, berkomunikasi secara lisan dan tertulis, melakukan penelitian, dan berorganisasi. Mereka harus berorientasi pada hasil kerja tim. Mereka juga harus mahir berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan sosial, karena mereka biasanya berbicara dengan saksi, ahli, hakim, aparat penegak hukum, dan pengacara lain.

 Pengacara Keluarga

Mereka menangani berbagai masalah hukum antarpribadi yang memiliki hubungan kekeluargaan, yang mencakup perwalian, kenakalan remaja, emansipasi, hak asuh, dukungan anak, adopsi, dan perceraian. Mereka dapat mengajukan dokumen hukum, berpartisipasi dalam sesi mediasi, dan memberikan nasihat hukum untuk klien.

Seseorang yang menekuni karier di bidang hukum keluarga harus terampil dalam diskusi, negosiasi, debat yang efektif, dan persuasi. Pengacara