• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menulis membaca dan lain – lain

Dalam dokumen Sejarah Pendidikan Islam dari masa ke ma (Halaman 57-65)

PENDIDIKAN MASA BANI UMAWIYAH

5) Menulis membaca dan lain – lain

e. Pendidikan Badiah

Yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni. Hal ini terjadi ketika khalifah Abdul Malik ibn Marwan memprogramkan Arabisasi maka muncul istilah Badiah, yaitu dusun Badui di Padang Sahara mereka masih fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab tersebut. Sehingga banyak khalifah yang mengirimkan anaknya ke Badiah untuk belajar bahasa Arab bahkan ulama juga pergi ke sana di antaranya adalah Al Khalil ibn Ahmad.

f. Perpustakaan

Al-Hakam Ibnu Nasir (350 H/961 M) mendirikan perpustakaan yang besar di Qurthubah (Codova). Perpustakaan ini tidak dipergunakan untuk membaca buku, tetapi disediakan juga ruangan untuk proses pembelajaran yang dibimbing oleh ulama sesuai bidang keahlian97.

g. Bimaristan (Rumah Sakit)

Rumah sakit di samping berfungsi untuk mengobati dan merawat orang sakit, tetapi juga berfungsi sebagai tempat mendidik calon tenaga medis dan perawat, dan juga untuk mempelajari ilmu kedokteran98.

Perluasan negara Islam bukanlah perluasan dengan merobohkan dan menghancurkan, bahkan perluasan dengan teratur diikuti oleh ulama-ulama dan

96Ibid

97 Samsul Nizar, Op.Cit,h. 72 98Ibid

guru-guru agama yang turut bersama-sama tentara Islam. Pusat pendidikan telah tersebar di kota-kota besar sebagai berikut99:

a. Madrasah Mekkah

Guru pertama yang mengajar di Makkah, sesudah penduduk Mekkah takluk, ialah Mu’az bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al Qur’an dan mana yang halal dan haram dalam Islam. Pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan Abdullah bin Abbas pergi ke Mekkah, lalu mengajar di sana di Masjidil Haram. Ia mengajarkan tafsir, fiqh dan sastra. Abdullah bin Abbaslah pembangun madrasah Mekkah, yang termasyur seluruh negeri Islam.

b. Madrasah Madinah

Madrasah Madinah lebih termasyhur dan lebih dalam ilmunya, karena di sanalah tempat tinggal sahabat-sahabat Nabi. Berarti disana banyak terdapat ulama-ulama terkemuka.

c. Madrasah Basrah

Ulama sahabat yang termasyur di Basrah ialah Abu Musa Al-asy’ari dan Anas bin Malik. Abu Musa Al-Asy’ari adalah ahli fiqih dan ahli hadist, serta ahli Al Qur’an. Sedangkan Abas bin Malik termasyhur dalam ilmu hadis. Al-Hasan Basry sebagai ahli fiqh, juga ahli pidato dan kisah, ahli fikir dan ahli tasawuf. Ia bukan saja mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada pelajar-pelajar, bahkan juga mengajar orang banyak dengan mengadakan kisah-kisah di masjid Basrah.

d. Madrasah Kufah

Madrasah Ibnu Mas’ud di Kufah melahirkan enam orang ulama besar, yaitu: ‘Alqamah, Al-Aswad, Masroq, ‘Ubaidah, Al-Haris bin Qais dan ‘Amr bin Syurahbil. Mereka itulah yang menggantikan Abdullah bin Mas’ud menjadi guru di Kufah. Ulama Kufah, bukan saja belajar kepada Abdullah bin Mas’ud yang menjadi guru di Kufah Bahkan mereka pergi ke Madinah.

e. Madrasah Damsyik (Syam)

Setelah negeri Syam (Syria) menjadi sebagian Negara Islam dan penduduknya banyak memeluk agama Islam. Maka negeri Syam menjadi

99http://ratnatus.blogspot.com/2012/08/perkembangan-pendidikan-pada-masa .html / 2013/11/1

perhatian para Khilafah. Madrasah itu melahirkan Imam penduduk Syam, yaitu, Abdurrahman Al-Auza’iy yang sederajat ilmunya dengan Imam Malik dan Abu- Hanafiah. Mazhabnya tersebar di Syam sampai ke Magrib dan Andalusia. Tetapi kemudian mazhabnya itu lenyap, karena besar pengaruh mazhab Syafi’I dan Maliki.

f. Madrasah Fistat (Mesir)

Sahabat yang pertamakali mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah Abdurrahman bin Amr bin Al-Ash. Beliau adalah seorang ahli hadis yang bukan saja menghafal hadis-hadis nabi tapi beliau juga menuliskannya dalam catatan pribadinya, sehingga ia tidak lupa dalam meriwayatkan hadis-hadis itu kepada muridnya. Guru berikutnya yang terkenal sesudahnya adalah Yazid bin Abu Habib Al-Nuby dan Abdillah bin Abu Ja’far bin Rabi’ah. Diantara murid Yazid yang terkenal adalah Abdullah bin Lahi’ah dan Al-Lais bin Said yang dikenal sebagai ulama’ yang mempunyai madzzhab tersendiri dalam bidang fiqih sebagaimana Al-Auza’i di Syam.

g. Madrasah Hasan Al-Bashri

Madrasah Hasan Al-Bashri menjadi lebih bermakna dalam sejarah peradaban karena perdebatan antara beliau dengan Washil ibn Atha tentang kedudukan pelaku dosa besar. Suatu ketika Hasan Al-Bashri ditanya oleh seseorang dengan berkata: “ ya tuan, kahwarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar telah melakukan pelanggaran yang membuat yang bersangkutan keluar agama (kafir/murtad); sedangkan murji’ah berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah kafir karena amal bukan sendi atau rukun iman; bagaimana menurut tuan? Hasan Al-Bashri berdiam sejenak untuk memberikan jawaban. Ketika Hasan Al-Bashri bersiap-siap untuk memberikan jawaban, tiba-tiba Washil bin Atha (muridnya) menjawab: “menurutku ia bukan mukmin dan juga bukan kafir, tatapi berada diantara posisi mukmin dan kafir”. Setelah itu, Washil keluar dari Hasan Al-Bashri dan membangun pendapatnya sendiri yang merupakan sintesis dari aliran kalam yang sudah ada sebelumnya. Gagasan utamanya adalah “Al Manzilah Bain Almanzilatain”, dan gelarnya adalah Syaikh Al-Mu’tazilat Wa Qidimuha.

4. Ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang Masa Bani Umawiyah

. Perkembangan Ilmu Pengetahuan cukup signifikan, di samping melakukan ekspansi, pemerintahan dinasti umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Penguasa ikut memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuwan, para seniman, dan para ulama’ mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu. Diantara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah100: a. Ilmu agama, seperti: Al-Qur’an, Hadist, dan Fiqh. Proses pembukuan Hadist terjadi pada masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.

b. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.

c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, saraf, dan lain-lain.

d. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.

e. Ilmu Hadits dan penulisanya

Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang menggagas penulisan hadits, yang kemudian beliau memerintahkan kepada walikota Madinah Abu Bakar untuk menuliskannya, atas perintah khalifah, pengumpulan hadits pun mulai dilakukan oleh para ulama’ diantaranya adalah Abu Bakar Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah Ibnu Syihab Al-Zuhri (guru Imam Malik) akan tetapi buku hadits yang dikumpulkan oleh Imam Az-Zuhri tidak diketahui dan tidak sampai kepada kita. Dalam sejarah tercatat bahwa yang membukukan hadits pertama kali adalah Imam Al-Zuhri

f. Teologi Islam (Ilmu Kalam)

Berhadapan dengan pemikiran teologis dari agama Kristen yang sudah berkembang sebelum datangnya Islam, maka berkembang pula sistem pemikiran Islam. Timbul dalam Islam pemikiran yang bersifat teologis, yang kemudian terkenal dengan sebutan ilmu kalam. Semula ilmu kalam bertujuan untuk menolak ajaran-ajaran teologis dari agama Kristen yang sengaja dimasukkan untuk merusak akidah Islam. Kemudian berkembang menjadi ilmu yang khusus membahas tentang berbagai pola pemikiran yang berkembang dalam dunia Islam terutama masalah ketuhanan. Pada perkembangan selanjutnya muncul aliran- aliran teologis Islam yang berawal dari pertentangan politis ditubuh umat Islam yang bibitnya muncul semenjak Khalifah Ali terutama setelah terjadinya peristiwa tahkim yang dimenangkan oleh Mu’awiyyah secara licik. Aliran-aliran yang muncul pada saat itu adalah khawarij dan murji’ah.

C. Kesimpulan

Pendidikan Islam Zaman Bani Umayah mengalami kemajuan yang menentukan, karena perhatian penguasa ikut memberikan dorongan, di samping semangat keilmuan yang diusung ulama muslim yang notobenenya terinspirasi semangat dari Al-Qur’an dan Sunnah. Al-Qur’an dan Sunnah kerap memberikan tantangan dan penghargaan untuk orang yang beriman yang menunjukan kualitas akal dan memberikan tempat yang terhormat untuk orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.

Perkembangan pendidikan Islam dari segi kurikulum dan, metodenya meningkat seiring bertambah banyak ilmu-ilmu baru yang ditemukan dari luasnya daerah taklukan Islam. Daerah takhlukan banyak meninggalkan khazanah ilmu pengetahuan yang ikut menambah kekayaan ilmu-ilmu Islam. Para ilmuan tidak melewatkan kesempatan yang ada dengan memanfaatkan ilmu- ilmu yang bertumpuk-tumpuk di daerah takhlukan. Perbedaan bahasa yang digunakan dalam buku-buku ilmu yang tinggal tidak bisa menghalangi mereka. Proses penterjemahan dari bahasa Yunani tidak langsung ke bahasa Arab tapi terlebih dahulu ke dalam bahasa Suryani kemudian ke dalam bahasa Arab.

Tokoh llmuan sekaligus pengembang pendidikan Islam zaman bani Umayyah adalah : Mujahid, ‘Athak bin Abu Rabah, ‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Masruq bin Al-Ajda’, Qatadah. Ka’bul Ahbar, Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Salam, Ibnu Juraij, Abu Hurairah, ‘Aisyah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas ,Jabir bin Abdullah, Anas bin Malik. Umar bin Abu Rabiah ,Jamil al-uzri, Qys bin Mulawwah, yang dikenal dengan nama Laila Majnun, Al-Farazdaq, Jarir, dan Al Akhtal, Abu Ubaidah Muslim Ibn Ubaidah al Balansi, Abu al Qasim Abbas ibn Farnas, Ahmad ibn Iyas al Qurthubi, Al Harrani, Yahya ibn Ishaq, Abu Daud Sulaiman ibn Hassan, Abu al Qasim al Zahrawi, Abu Marwan Abd al Malik ibn Habib, Yahya ibn Hakam, Muhammad ibn Musa al razi, Abu Bakar Muhammad ibn Umar, Uraib ibn Saad, Hayyan Ibn Khallaf ibn Hayyan, Abu al Walid Abdullah ibn Muhammad ibn al faradli, Ali al Qali, Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar, Al Zabidi, Said Ibn Jabir, Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini, Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid, Ibn Hazm.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam terus tumbuh di antaranya; Khuttab, Masjid, Majelis Sastra, Pendidikan Istana, Pendidikan Badiah, Perpustakaan,

Bimaristan (Rumah Sakit), Madrasah Mekkah, Madrasah Madinah, Madrasah Basrah, Madrasah Kufah, Madrasah Damsyik (Syam, Madrasah Fistat (Mesir), Madrasah Hasan al-Bashri, yang telah mengasilkan banyak ilmuan baik agama maupun ilmu-ilmu aqliah. Para ulama sekaligus ilmuan menjadikan tempat tinggal maupun tempat bekerjanya sebagai tempat pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari lembaga pendidikan itulah munculnya cikal bakal ilmuan penerus dan mengahasilkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih mendalam di antara; Ilmu agama, seperti; al-Qur’an, Hadist, dan Fiqh, . Ilmu sejarah dan geografi, Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, saraf, Bidang filsafat, Teologi Islam (Ilmu Kalam).

Ditambah dengan perkembangan Bani Umayyah II yang berkembang di Codova (Spanyol) menambah semarak keilmuan.

Soal Latihan :

1. Jelaskanlah dua aspek perkembangan pendidikan Islam periode Bani Umayyah

2. Sebutkanlah lima tokoh ilmuan muslim dan jelaskan kontribusinya dalam perkembangan pendidikan Islam periode Umayah I dan II

3. Sebutkanlah lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkembang periode Bani Umayah

4. Jelaskanlah spesialisasi 3 pusat pendidikan Islam periode Bani Umayah Periode I

5. Uraikanlah Ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang pada Masa Bani Umayah

6. Menurut anda faktor apa yang membuat berkembangnya pendidikan Islam dengan baik pada periode Bani Umayah tersebut. Dan bagaimana relevansi dengan keadaan meredupnya perkembangan dunia pendidikan Islam dewasa ini.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://ibnu-safruddin.blogspot.com/2012/12/sejarah-pendidikan - islam-pada- masa-bani_9.html/2013/10/31 http://ahmadbarokah05.blogspot.com/2012/10/pengertian-perkembangan- dan-metode.htm/ 2013/11/1 http://politik132.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinya-dinasti - abbasiyah.html/2013/11/1 http://muhammadmuslih06.blogspot.com/2013/02/pemikiran-muhammad- abduh-tentang.html/ 2013/11/1 http://16huzna.blogspot.com/2012/12/bani-mayyah .html /2013/11/1 http://imaduddin-syukra.blogspot.com/2011/05/para-ilmuan-muslim-dan- peran-mereka.html/2013/11/1 http://ratnatus.blogspot.com/2012/08/perkembangan-pendidikan-pada- masa.html/2013/11/1

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003

Nata, Abuddin, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusinya Pendidikanya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012

Poeradisastra, S.I. Sumbangan Islam Kepada Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban, Jakarta: PM3, 1981, Cet. I

BAB V

Dalam dokumen Sejarah Pendidikan Islam dari masa ke ma (Halaman 57-65)