• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Dalam dokumen PANDUAN KULIAH BK PRA SEKOLAH (Halaman 59-61)

Dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, Rasululah Shallallah ‘alayhi wa Sallam menggunakan beberapa metode. Itu beliau lakukan agar si anak tumbuh sebagai orang yang kuat. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut

1. Menguatkan keinginan anak

Membiasakanya menyimpan rahasia. Sebagaimana beliau lakukan pada Anas dan Abdullah bin

Ja’far radhiyallahu ‘anhum. Karena, ketika si anak belajar untuk menjaga rahasia dan tidak

membocorkannya, pada saat yang sama keinginannya tumbuh menjadi semakin kuat, sehingga rasa percaya dirinya juga menjadi semakin besar.Membiasakannya berpuasa. Ketika si anak teguh di hadapan rasa lapar dan haus dalam puasa, dia akan merasakan bahwa dia telah sanggup mengalahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, keinginannya dalam menghadapi kehidupan semakin kuat. Hal ini dapat menambah kepercayaan dirinya.

2. Membangun kepercayaan social

Ketika si anak menyelesaikan pekerjaan rumah, melaksanakan perintah kedua orangtua, berdialog dengan orang-orang dewasa, berkumpul dan bermain bersama anak-anak lainnya, saat itulah rasa percaya diri dalam bentuk sosialnya tumbuh.

3. Membangun kepercayaan ilmiah

Yaitu dengan belajar Al-Qur’an sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan sejarh hidup beliau.

4. Membangun kepercayaan fiansial

Yaitu dengan membiasakan anak melakukan transaksi jual beli dan berjalan-jalan di pasar menemani kedua orangtuanya berbelanja.

5. Panggilan yang baik

Kita perhatian bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dalam berdialog dengan anak-anak selalu mempergunakan beragam panggilan. Ini beliau lakukan untuk menarik perhatian anak dan meletakkannya dalam keadaan siap untuk menerima pembicaraan. Memanggil anak kecil dengan beragam panggilan menjadikannya merasa dianggap penting di tengah orang-orang dewasa. Ini menyebabkannya lebih mudah menurut dan mengerjakan segala perintah yang ditujukan padanya dengan segala kegembiraan.

6. Mengabulkan Keinginn dan Mengarahkan Bakat Anak

Di antara metode yang banyak berhasil di banyak kesempatan bukan seluruhnya adalah mengabulkan keinginan dan mengarahkan bakat anak. Semakin muda usia anak, semakin harus dikabulkan keinginannya. Itu dikarenakan dia merasa bahwa apa yang diminta, itulah yang dia butuhkan. Apabila dikabulkan, hatinya akan merasa sangat gembira. Apabila tidak dikabulkan, dia akan kesal dan marah serta melakukan hal-hal yang tidak baik atau tidak layak.

7. Melakukan Pengulangan Anak

Anak kecil sama halnya dengan manusia lainnya yang bias lupa. Allah Subanahu wa Ta’ala memberinya kelebihan di antara makhluk hidup lainnya berupa masa kanak-kanak panjang ini yang merupakan masa tidak adanya beban kewaiban. Yang ada hanya persiapan untuk memikul beban kewajiban.Kalau biasa memahami hal ini, tentu akan mudah bagi kita untuk meyakini dasar pengulangan, yaitu perintah lebih dari satu kali agar berpengaruh pada jiwa anak, sehingga si anak menuruti dan melaksanakan perintah.

8. Memberikan Janji dan Ancaman

Janji dan ancaman merupakan salah satu metode kejiwaan yang cukup berhasil dalam mendidik anak Metode ini cukup jelas dalam pendidikan Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Beliau menggunakannya dalam banyak kesempatan kepada anak-anak, antara lain dalam masalah berbakti kepada kedua orangtua. Beliau menganjurka untuk berbakti kepada kedua orantua dan memberikn ancaman atas perbuatan durhaka. Hal itu beliau lakukan tidak lain adalah agar si anak menurut, terpengaruh dan jiwa serta perilakunya menjadi baik.

9. Bertahap dalam Menanamkan Pendidikan

Tahap pertama : dimulai dari petama kali si anak dapat berjalan dan dapat berbicara sampai usia tujuh tahun, yaitu tahapan menyaksikan, ketika si anak menyaksikan kedua orangtuanya mengerjakan shalat dan dia pun menirunya. Apabila kedua orangtua melatihnya untuk shalat, maka itu adalah kebaikan ganda.Tahap kedua : tahap perintah, dari usia tujuh tahun hingga usia sepulh tahun, ketika kedua orangtua

memerintahkan si anak untuk mengerjakan shalat.Tahap ketiga : tahap hukuman, dari usia sepuluh tahun sampai seterusnya. Dlam tahap ini orangtua memukul anaknya apabila tidak menjalankan shalat

BAB 9

Mentalqin Anak untuk Mengucapkan Kalimat Tauhid

Nabi Shallallahu a’layhi wa Sallam bersabda, “Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak anak kalian

La ilaha illaallah, dan talqinkanlah ketika akan meninggal dengan kalimat La ilaha illaallah ibnul Qayyim rahhimahullah dalam kitab Ahkamul Maulud mengatakan, “Pada waktu mereka berbicara, mereka ditalqin dengan kalimat La ilaha illaallah Muhammad Rasulullah. Hendaknya yang masuk pertama kali dalam

telinga ereka adalah pengenalan terhadap Allah Subahanahu wa Ta’ala, menauhidkannya, bahwasanya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berada diatas A’rsy melihat dan mendengar perkataan mereka dan Allah selalu

bersama mereka dimanapun mereka berada, Bani Israil sering kali memperdengarkan kepada anak – anak

mereka ‘Emmanuel’ yang artinya ‘Tuhan bersama kita’. Oleh karena itu, nama yang paling Allah cintai

adalah Abdullah dan Abdurrahman, yang kalau si anak mengerti dan memahami artinya, dia akansadar

bahwa dia adalah hamba Allah, dan bahwa Allah adalah Rabb sekaligus Walinya.”

Setelah mendapat wahyu kenabian, Rasulullah Shallallshu a’laihi wa Salam tidak menjauhkan anak – anak dari dakwah keimanannya. Bahkan, beliau menembus batas dalam mendakwahi kabilah – kabilah Arab. Beliau pergi menemui Ali bin Abi Thallib (yang saat itu belum mencapai usia sepuluh tahun) dan mengajaknya untuk beriman. Dia pun beriman kepada beliau dan mengikuti beliau shalat secara diam – diam di perbukitan kota Mekkah bersembunyi sampai dari keluarga dan bapaknya sendiri. Demikianlah

Rasuluullah Shallahu a’laihi wa Salam memulai dakwah barubeliau dalam membentuk masyarakat Muslim. Beliau memfokuskan perhatian beliau kepada anak – anak dalam penjagaan, dakwah dan do’a. sampai Ali karramallahu wajhahu wa Salam dengan tidur di rumah beliau pada malam hijrah. Ini adalah pendidikan kenabian untuk anak – anak yang baru tumbuh agar menjadi pemimpin masa depan dan pelopor masyarakat islami.

Dalam dokumen PANDUAN KULIAH BK PRA SEKOLAH (Halaman 59-61)